Akun Facebook bernama Inal Sykes membagikan status pada tanggal 08/10/2020 berupa video oknum polisi sedang menindak demonstran dengan narasi “Seandainya omnisbus law itu buat yg berbaju coklat,mungkin dia yg jadi pendemonya!!”.
NARASI:
“Seandainya omnisbus law itu buat yg berbaju coklat,mungkin dia yg jadi pendemonya!!”
[SALAH] “Seandainya Omnisbus Law Itu Buat Yg Berbaju Coklat, Mungkin Dia Yg Jadi Pendemonya!!”
Sumber: facebook.comTanggal publish: 10/10/2020
Berita
Hasil Cek Fakta
Dari hasil penelusuran diketahui video tersebut bukan diambil pada saat aksi demonstrasi penolakan Omnibus Law melainkan pada saat aksi demonstrasi penggusuran Tamansari di Bandung tahun 2019. Video tersebut menunjukan aksi polisi yang sedang menindak demonstran di daerah Tamansari. Video serupa juga ditemukan di beberapa kanal Youtube seperti pada video berjudul “Polisi Brutal – TamanSari” yang diunggah pada tanggal 13/12/2019.
Dilansir dari news.detik.com Kericuhan pecah antara petugas Satpol PP Kota Bandung dan sejumlah pemuda saat eksekusi rumah warga Tamansari untuk proyek rumah deret. Bentrokan di area gusuran tersebut pecah saat petugas hendak mengoperasikan alat berat. Dari penelusuran di atas, status tersebut masuk kategori False Context/Konten yang Salah.
Dilansir dari news.detik.com Kericuhan pecah antara petugas Satpol PP Kota Bandung dan sejumlah pemuda saat eksekusi rumah warga Tamansari untuk proyek rumah deret. Bentrokan di area gusuran tersebut pecah saat petugas hendak mengoperasikan alat berat. Dari penelusuran di atas, status tersebut masuk kategori False Context/Konten yang Salah.
Rujukan
[SALAH] Menghirup Uap Panci Presto Dapat Mengobati COVID-19
Sumber: facebook.comTanggal publish: 09/10/2020
Berita
(diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia)
“Ide yang bagus…!
#corona #uap #terapiuap #indialawancorona #kreatif #ide”
“Ide yang bagus…!
#corona #uap #terapiuap #indialawancorona #kreatif #ide”
Hasil Cek Fakta
Pengguna Facebook Harish Nagaraju mengunggah sebuah video (27/9) yang menunjukkan beberapa orang di India tengah menghisap uap yang berasal dari sebuah panci presto. Uap yang disalurkan melalui pipa tersebut diklaim mampu meningkatkan suhu tubuh menjadi lebih tinggi dari 25 derajat Celcius sehingga dapat mengobati COVID-19.
Berdasarkan hasil penelusuran, membiarkan tubuh terkena paparan sinar matahari maupun temperatur yang lebih tinggi dari 25 derajat Celcius tidak mampu mencegah maupun mengobati COVID-19. WHO juga telah menegaskan bahwa hingga sekarang, masih belum ditemukan obat maupun metode perawatan yang terbukti dapat mencegah dan menyembuhkan COVID-19. Sebagai tindakan pencegahan COVID-19, WHO sangat menyarankan mencuci tangan secara teratur, menghindari menyentuh mata, mulut, dan hidung, serta senantiasa menjaga jarak dan menghindari kerumunan.
Dengan demikian, video yang diunggah oleh pengguna Facebook Harish Nagaraju tersebut dapat dikategorikan sebagai Konten yang Menyesatkan/Misleading Content.
Berdasarkan hasil penelusuran, membiarkan tubuh terkena paparan sinar matahari maupun temperatur yang lebih tinggi dari 25 derajat Celcius tidak mampu mencegah maupun mengobati COVID-19. WHO juga telah menegaskan bahwa hingga sekarang, masih belum ditemukan obat maupun metode perawatan yang terbukti dapat mencegah dan menyembuhkan COVID-19. Sebagai tindakan pencegahan COVID-19, WHO sangat menyarankan mencuci tangan secara teratur, menghindari menyentuh mata, mulut, dan hidung, serta senantiasa menjaga jarak dan menghindari kerumunan.
Dengan demikian, video yang diunggah oleh pengguna Facebook Harish Nagaraju tersebut dapat dikategorikan sebagai Konten yang Menyesatkan/Misleading Content.
Kesimpulan
Hasil Periksa Fakta Khairunnisa Andini (Universitas Diponegoro).
Informasi yang salah. Faktanya, menghirup uap panas dari panci presto tidak dapat mengobati penyakit COVID-19. WHO telah menegaskan bahwa hingga saat ini belum ada obat maupun metode perawatan yang terbukti dapat mencegah dan menyembuhkan COVID-19.
Informasi yang salah. Faktanya, menghirup uap panas dari panci presto tidak dapat mengobati penyakit COVID-19. WHO telah menegaskan bahwa hingga saat ini belum ada obat maupun metode perawatan yang terbukti dapat mencegah dan menyembuhkan COVID-19.
Rujukan
- https://www.who.int/emergencies/diseases/novel-coronavirus-2019/advice-for-public/myth-busters#climate
- https://www.who.int/docs/default-source/documents/social-determinants-of-health/covid19-advice-older-adults-qandas-cleared.pdf?sfvrsn=2e17964b_6
- https://www.kompas.com/tren/read/2020/10/01/222518065/hoaks-terapi-uap-panci-presto-dapat-usir-corona?page=all#page3
[SALAH] “MAHASISWA UIN Raden Intan Lampung MENINGGAL DUNIA setelah aksi hari ini”
Sumber: facebook.comTanggal publish: 10/10/2020
Berita
Akun Rahannie Al Jaelani (fb.com/rahannie.jaelani) mengunggah sebuah foto seorang pemuda berjas almamater hijau yang terbaring dengan wajah penuh darah dengan narasi sebagai berikut:
*INNALILLAHI WAINNA ILAIHI RAJI’UN…*
*MAHASISWA UIN Raden Intan Lampung MENINGGAL DUNIA dengan mengenaskan,akibat luka dibagian wajah dan kepala setelah aksi hari ini.*
#MahasiswaBergerak”
*INNALILLAHI WAINNA ILAIHI RAJI’UN…*
*MAHASISWA UIN Raden Intan Lampung MENINGGAL DUNIA dengan mengenaskan,akibat luka dibagian wajah dan kepala setelah aksi hari ini.*
#MahasiswaBergerak”
Hasil Cek Fakta
Berdasarkan hasil penelusuran, klaim adanya mahasiswa Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung (UIN RIL) yang tewas dalam demonstrasi menolak UU Cipta Kerja atau Omnibus Law di Gedung DPRD Lampung pada 7 Oktober 2020 adalah klaim yang salah.
Faktanya, Polda Lampung dan Humas UIN Raden Intan Lampung menyatakan tidak ada mahasiswa UIN Raden Intan Lampung yang meninggal dunia saat aksi demonstrasi UU Cipta Kerja di Gedung DPRD Lampung pada 7 Oktober 2020.
Dilansir dari Kompas, Kabid Humas Polda Lampung, Kombes Zahwani Pandra Arsyad (Pandra) mengklarifikasi hoaks yang menyebutkan ada mahasiswa yang meninggal dunia pasca-bentrok saat demonstrasi menolak omnibus law. Pandra menyayangkan ada pihak-pihak yang memanfaatkan situasi dengan menyebar hoaks tentang salah satu demonstran meninggal dunia, sehingga kabar itu membuat kisruh suasana.
“Tidak ada yang meninggal, tapi 26 mahasiswa terluka dan sudah dirawat di beberapa rumah sakit di Bandar Lampung,” kata Pandra dikutip Kompas.com, Rabu (7/10/2020) malam. Berdasarkan data kepolisian, jumlah mahasiswa yang terluka setelah bentrok dengan polisi mencapai 26 orang.
“Sebanyak 20 orang sudah diperbolehkan pulang, sedangkan enam orang masih dalam perawatan,” kata Pandra. Kepolisian juga menahan sekitar 11 orang yang diduga menjadi provokator sehingga menyebabkan demonstrasi berakhir rusuh.
Sementara itu, dikutip dari Konkrit News, humas Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung (UIN RIL), Hayatul, membenarkan mahasiswa dalam foto itu merupakan mahasiswa UIN RIL, bernama Fahrian Aji Wibisono atau kerap disapa Bembi.
“Ya, memang benar itu mahasiswa UIN Lampung,” kata Hayatul saat dikonfirmasi Konkrit News pada 8 Oktober 2020. Namun, Hayatul menjelaskan bahwa kondisi mahasiswa tersebut sudah mulai membaik dan telah diperbolehkan pulang ke rumah setelah sebelumnya dirawat di rumah sakit.
Dalam laman Facebook resminya pun, UIN RIL menjelaskan hal yang sama. “Bembi dan beberapa mahasiswa lainnya sudah diperbolehkan pulang ke rumah orang tua masing-masing. Demikian info ini kami berikan agar tidak terjadi kesimpangsiuran berita. Semoga semua baik-baik saja demi Indonesia Jaya,” demikian narasi yang diunggah oleh laman Facebook resmi UIN RIL pada 7 Oktober 2020.
Narasi ini dibagikan bersama foto saat Wakil Rektor UIN RIL Wan Jamaluddin, Dekan Fakultas Syariah UIN RIL Khairuddin Tahmid, serta Wakil Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN RIL Safari Daud menjenguk Uswatun Hasanah, mahasiswi Prodi Psikologi Fakultas Ushuluddin dan Studi Agama UIN RIL yang sedang menjalani perawatan di RSUD Dadi Tjokrodipo akibat terkena gas air mata.
Faktanya, Polda Lampung dan Humas UIN Raden Intan Lampung menyatakan tidak ada mahasiswa UIN Raden Intan Lampung yang meninggal dunia saat aksi demonstrasi UU Cipta Kerja di Gedung DPRD Lampung pada 7 Oktober 2020.
Dilansir dari Kompas, Kabid Humas Polda Lampung, Kombes Zahwani Pandra Arsyad (Pandra) mengklarifikasi hoaks yang menyebutkan ada mahasiswa yang meninggal dunia pasca-bentrok saat demonstrasi menolak omnibus law. Pandra menyayangkan ada pihak-pihak yang memanfaatkan situasi dengan menyebar hoaks tentang salah satu demonstran meninggal dunia, sehingga kabar itu membuat kisruh suasana.
“Tidak ada yang meninggal, tapi 26 mahasiswa terluka dan sudah dirawat di beberapa rumah sakit di Bandar Lampung,” kata Pandra dikutip Kompas.com, Rabu (7/10/2020) malam. Berdasarkan data kepolisian, jumlah mahasiswa yang terluka setelah bentrok dengan polisi mencapai 26 orang.
“Sebanyak 20 orang sudah diperbolehkan pulang, sedangkan enam orang masih dalam perawatan,” kata Pandra. Kepolisian juga menahan sekitar 11 orang yang diduga menjadi provokator sehingga menyebabkan demonstrasi berakhir rusuh.
Sementara itu, dikutip dari Konkrit News, humas Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung (UIN RIL), Hayatul, membenarkan mahasiswa dalam foto itu merupakan mahasiswa UIN RIL, bernama Fahrian Aji Wibisono atau kerap disapa Bembi.
“Ya, memang benar itu mahasiswa UIN Lampung,” kata Hayatul saat dikonfirmasi Konkrit News pada 8 Oktober 2020. Namun, Hayatul menjelaskan bahwa kondisi mahasiswa tersebut sudah mulai membaik dan telah diperbolehkan pulang ke rumah setelah sebelumnya dirawat di rumah sakit.
Dalam laman Facebook resminya pun, UIN RIL menjelaskan hal yang sama. “Bembi dan beberapa mahasiswa lainnya sudah diperbolehkan pulang ke rumah orang tua masing-masing. Demikian info ini kami berikan agar tidak terjadi kesimpangsiuran berita. Semoga semua baik-baik saja demi Indonesia Jaya,” demikian narasi yang diunggah oleh laman Facebook resmi UIN RIL pada 7 Oktober 2020.
Narasi ini dibagikan bersama foto saat Wakil Rektor UIN RIL Wan Jamaluddin, Dekan Fakultas Syariah UIN RIL Khairuddin Tahmid, serta Wakil Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN RIL Safari Daud menjenguk Uswatun Hasanah, mahasiswi Prodi Psikologi Fakultas Ushuluddin dan Studi Agama UIN RIL yang sedang menjalani perawatan di RSUD Dadi Tjokrodipo akibat terkena gas air mata.
Kesimpulan
TIDAK ada yang meninggal, 26 mahasiswa terluka sudah dirawat di beberapa rumah sakit di Bandar Lampung. 20 orang sudah diperbolehkan pulang, enam orang masih dalam perawatan
Rujukan
- https://cekfakta.tempo.co/fakta/1045/fakta-atau-hoaks-benarkah-mahasiswa-di-foto-ini-tewas-dalam-demo-uu-cipta-kerja-di-lampung-pada-7-oktober-2020
- https://www.kompas.com/tren/read/2020/10/08/203606665/hoaks-mahasiswa-di-lampung-meninggal-dunia-dalam-unjuk-rasa-tolak-uu-cipta
- https://www.konkritnews.com/2020/10/mahasiswa-yang-memakai-almamater-hijau.html
- https://www.facebook.com/uinradenintan/photos/a.1728761257150508/4022082124485065/ (Arsip :
- https://archive.md/MErrI)
[SALAH] Video “Rumah puan Maharani ketua umun DPR RI Dibakar para Demo”
Sumber: facebook.comTanggal publish: 09/10/2020
Berita
Akun Sopian Lbgambir (fb.com/sopian.lbgambir.7) mengunggah sebuah video dengan narasi sebagai berikut:
“Rumah puan Maharani ketua umun DPR RI Dibakar para Demo.”
Di video tersebut, terlihat massa yang melempari, membobol dan merusak sebuah gedung.
“Rumah puan Maharani ketua umun DPR RI Dibakar para Demo.”
Di video tersebut, terlihat massa yang melempari, membobol dan merusak sebuah gedung.
Hasil Cek Fakta
Berdasarkan hasil penelusuran, klaim bahwa rumah Puan Maharani, Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR-RI) dibakar oleh demonstran adalah klaim yang salah.
Faktanya, bukan rumah Puan Maharani. Gedung yang dirusak di video itu adalah gedung DPRD Kota Malang. Sebelumnya, unjuk rasa menolak Undang-Undang Cipta Kerja di Kota Malang berlangsung rusuh, Kamis (8/10/2020).
Aksi massa yang semula berlangsung damai berlanjut lempar bebatuan, mercon dan flare. Kericuhan bermula dari depan gedung DPRD Kota Malang. Massa awalnya melemparkan gelas dan botol minuman air mineral, berkembang melemparkan bebatuan.
Massa yang tidak terkendali kemudian berhasil membobol pintu utara Gedung DPRD. Massa masuk Kompleks Gedung Dewan sambil melakukan perusakan. Tampak beberapa kali ledakan dan flare diarahkan ke Gedung DPRD. Asap warna-warni terlihat mengepul dari flare yang dilempar ke lantai 2 DPRD.
Tidak hanya itu, bangunan DPRD juga jadi sasaran demonstran. Papan gedung DPRD di pinggir jalan dicoreti. Pos pengamanan Satpol PP dekat gerbang luar juga dirusak. Demonstran pun mencoret-coret dinding pos Satpol PP. Kata-kata kotor dituliskan di dinding pos tersebut. Seluruh kaca jendela sudah pecah.
Sementara itu, Sebanyak 80 orang diamankan saat demonstrasi yang berujung kericuhan di depan gedung DPRD Kota Malang pada Kamis (8/10/2020). Mereka dibawa ke markas Polresta Malang Kota untuk dimintai keterangan.
“Sekitar 80 orang. Saat ini kami lakukan pemeriksaan dulu. Kami cek perannya pada saat demo. Akan kami lihat kalau memang tidak terkait dengan pengrusakan dan pembakaran nanti kami kembalikan,” kata Kapolresta Malang Kota, Kombes Pol Leonardus Simarmata di Jalan Kahuripan, Malang, Kamis.
Leonardus mengatakan, pemicu kericuhan bukan berasal dari massa mahasiswa dan buruh. Menurutnya, ketika kericuhan terjadi massa mahasiswa dan buruh langsung mundur ke belakang. Pihaknya masih mengidentifikasi kelompok massa yang menyebabkan kericuhan di depan gedung DPRD Kota Malang.
“Ketika massa yang rusuh tadi mulai bermain. Teman-teman mahasiswa sama buruh langsung mundur ke belakang. Ini yang bermain kelompok mana ini. Karena bukan mahasiswa, bukan buruh. Masih kami identifikasi karena ada anak-anak kecil berpakaian hitam-hitam,” jelasnya.
Faktanya, bukan rumah Puan Maharani. Gedung yang dirusak di video itu adalah gedung DPRD Kota Malang. Sebelumnya, unjuk rasa menolak Undang-Undang Cipta Kerja di Kota Malang berlangsung rusuh, Kamis (8/10/2020).
Aksi massa yang semula berlangsung damai berlanjut lempar bebatuan, mercon dan flare. Kericuhan bermula dari depan gedung DPRD Kota Malang. Massa awalnya melemparkan gelas dan botol minuman air mineral, berkembang melemparkan bebatuan.
Massa yang tidak terkendali kemudian berhasil membobol pintu utara Gedung DPRD. Massa masuk Kompleks Gedung Dewan sambil melakukan perusakan. Tampak beberapa kali ledakan dan flare diarahkan ke Gedung DPRD. Asap warna-warni terlihat mengepul dari flare yang dilempar ke lantai 2 DPRD.
Tidak hanya itu, bangunan DPRD juga jadi sasaran demonstran. Papan gedung DPRD di pinggir jalan dicoreti. Pos pengamanan Satpol PP dekat gerbang luar juga dirusak. Demonstran pun mencoret-coret dinding pos Satpol PP. Kata-kata kotor dituliskan di dinding pos tersebut. Seluruh kaca jendela sudah pecah.
Sementara itu, Sebanyak 80 orang diamankan saat demonstrasi yang berujung kericuhan di depan gedung DPRD Kota Malang pada Kamis (8/10/2020). Mereka dibawa ke markas Polresta Malang Kota untuk dimintai keterangan.
“Sekitar 80 orang. Saat ini kami lakukan pemeriksaan dulu. Kami cek perannya pada saat demo. Akan kami lihat kalau memang tidak terkait dengan pengrusakan dan pembakaran nanti kami kembalikan,” kata Kapolresta Malang Kota, Kombes Pol Leonardus Simarmata di Jalan Kahuripan, Malang, Kamis.
Leonardus mengatakan, pemicu kericuhan bukan berasal dari massa mahasiswa dan buruh. Menurutnya, ketika kericuhan terjadi massa mahasiswa dan buruh langsung mundur ke belakang. Pihaknya masih mengidentifikasi kelompok massa yang menyebabkan kericuhan di depan gedung DPRD Kota Malang.
“Ketika massa yang rusuh tadi mulai bermain. Teman-teman mahasiswa sama buruh langsung mundur ke belakang. Ini yang bermain kelompok mana ini. Karena bukan mahasiswa, bukan buruh. Masih kami identifikasi karena ada anak-anak kecil berpakaian hitam-hitam,” jelasnya.
Kesimpulan
Bukan rumah Puan Maharani. Gedung yang dirusak di video itu adalah gedung DPRD Kota Malang. Sebelumnya, unjuk rasa menolak Undang-Undang Cipta Kerja di Kota Malang berlangsung rusuh, Kamis (8/10/2020).
Rujukan
- https://portalsurabaya.pikiran-rakyat.com/nasional/pr-22813018/massa-aksi-tolak-uu-cipta-kerja-di-malang-mengamuk-mobil-patwal-walikota-dibakar
- https://kabarmalang.com/11995/bus-polisi-hancur-gedung-dprd-dicoret-coret
- https://www.merdeka.com/peristiwa/demo-tolak-uu-ciptaker-sempat-ricuh-situasi-di-gedung-dprd-malang-mulai-kondusif.html
- https://regional.kompas.com/read/2020/10/08/20271931/demo-tolak-omnibus-law-di-malang-ricuh-80-orang-diamankan-4-motor-dan-1
Halaman: 5359/6624