[SALAH] Alat Vital Mahasiswa Ditendang Polisi Sampai Meninggal
Sumber: Twitter.comTanggal publish: 14/10/2020
Berita
“😭😭😭😭😭😭😭😭😭Itu Kemaluannya (Alat Vital Mahasiswa) Di Tendang SADIS OLEH Polisi Syetan Komunis… Sampai Meninggal… Semoga Polisi Yang Menyiksanya Allah Adzab Dunia Akhirat Aamiin… !!!!!!!!!! Gerakan Tangkap Polisi Yang Menyiksa Mahasiswa ini… VIRALKAN!!!”
Hasil Cek Fakta
Akun Twitter SiToingDungu (@DunguToing) mengunggah cuitan berupa narasi dengan disertai video hasil perekaman layar unggahan Facebook yang menginformasikan meninggalnya mahasiswa STKIP BIMA bernama Ufron saat aksi unjuk rasa tolak UU Cipta Kerja. Cuitan yang diunggah pada 14 Oktober 2020 itu telah mendapat respon sebanyak 612 retweet dan 758 suka.
Berdasarkan hasil penelusuran, narasi tersebut tidak benar. Mengutip dari portal berita Kabar Harian Bima, Korlap Aksi GERAM, Asmudiyanto menyampaikan bahwa unggahan video di Facebook itu merupakan hoaks yang dapat meresahkan seluruh warga Bima, khususnya pihak keluarga Ufran. Pada kenyataannya, kondisi Ufran dalam kondisi sehat dan berada di Polres Bima pada 9 Oktober 2020.
“Itu status hoax, Ufran sedang bersama kami di Polres sekarang dalam keadaan sehat,” ungkapnya.
Mengutip dari portal berita Antara NTB, video hoaks meninggalnya mahasiswa STISIP BIMA bernama Gufran (21) asal Desa Hidirasa, Kecamatan Lambu, Kabupaten Bima, disebarkan oleh AR melalui media sosial Facebook. Akibat unggahannya tersebut, tim Puma Satuan Reskrim Polres Bima Kota melakukan penangkapan terhadap AR sekitar Pukul 17.15 WITA. Dalam penangkapan itu diamankan barang bukti satu unit handphone dan satu sim card.
“Sudah kami amankan di polres guna dimintai keterangan lebih lanjut,” ujar kapolres.
Dengan demikian, unggahan akun Twitter SiToingDungu (@DunguToing) dapat dikategorikan sebagai Konten yang Menyesatkan karena Korlap Aksi GERAM, Asmudiyanto menyampaikan bahwa unggahan video tersebut merupakan hoaks dan Ufran dalam kondisi sehat.
Berdasarkan hasil penelusuran, narasi tersebut tidak benar. Mengutip dari portal berita Kabar Harian Bima, Korlap Aksi GERAM, Asmudiyanto menyampaikan bahwa unggahan video di Facebook itu merupakan hoaks yang dapat meresahkan seluruh warga Bima, khususnya pihak keluarga Ufran. Pada kenyataannya, kondisi Ufran dalam kondisi sehat dan berada di Polres Bima pada 9 Oktober 2020.
“Itu status hoax, Ufran sedang bersama kami di Polres sekarang dalam keadaan sehat,” ungkapnya.
Mengutip dari portal berita Antara NTB, video hoaks meninggalnya mahasiswa STISIP BIMA bernama Gufran (21) asal Desa Hidirasa, Kecamatan Lambu, Kabupaten Bima, disebarkan oleh AR melalui media sosial Facebook. Akibat unggahannya tersebut, tim Puma Satuan Reskrim Polres Bima Kota melakukan penangkapan terhadap AR sekitar Pukul 17.15 WITA. Dalam penangkapan itu diamankan barang bukti satu unit handphone dan satu sim card.
“Sudah kami amankan di polres guna dimintai keterangan lebih lanjut,” ujar kapolres.
Dengan demikian, unggahan akun Twitter SiToingDungu (@DunguToing) dapat dikategorikan sebagai Konten yang Menyesatkan karena Korlap Aksi GERAM, Asmudiyanto menyampaikan bahwa unggahan video tersebut merupakan hoaks dan Ufran dalam kondisi sehat.
Kesimpulan
Hasil Periksa Fakta Renanda Dwina Putri (Anggota Komisariat MAFINDO Universitas Pendidikan Indonesia)
Narasi yang salah. Faktanya, Korlap Aksi GERAM, Asmudiyanto menyampaikan bahwa unggahan video tersebut merupakan hoaks dan Ufran dalam kondisi sehat.
Narasi yang salah. Faktanya, Korlap Aksi GERAM, Asmudiyanto menyampaikan bahwa unggahan video tersebut merupakan hoaks dan Ufran dalam kondisi sehat.
Rujukan
[SALAH] Aksi Penjarahan di Thamrin City pada Malam Hari
Sumber: Twitter.comTanggal publish: 14/10/2020
Berita
“BREAKING news : mlm ini masa di THAMRIN CITY Mall sdh chaos & terjadi penjarahan oleh masa. Wilayah Kwitang siaga 1 krna di serang oleh pihak kepolisian dgn gas air mata krna mengejar masa demo yg berlari ke wilayah Kwitang & sktrnya.”
Hasil Cek Fakta
Akun Twitter ™MUJAHID 212™ (@212ThePowerOff1) mengunggah cuitan berupa narasi yang menginformasikan kerusuhan dan penjarahan oleh massa di Thamrin City serta wilayah Kwitang siaga 1 karena diserang oleh pihak kepolisian. Cuitan tersebut telah mendapatkan respon sebanyak 61 retweet, 28 balasan, dan 156 suka.
Berdasarkan hasil penelusuran, narasi cuitan tersebut tidak tepat. Mengutip dari portal berita Realita Rakyat, massa pendemo yang menolak UU Cipta Kerja sempat berkerumun dan menyusup ke Thamrin City, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Selasa (13/10/2020) malam. Kapolres Metro Jakarta Pusat, Kombes Pol Heru Novianto menegaskan, tidak ada kerusuhan dan penjarahan yang dilakukan oleh massa di Thamrin City.
“Tidak benar. Saya di TKP (Tempat Kejadian Perkara),” ujarnya.
Kapolsek Tanah Abang, AKBP Raden Muhammad Jauhari menepis kabar tersebut. Ia mengakui sempat ada gesekan antara massa dengan pasukan kepolisian. Aparat mencoba membubarkan massa yang masih berkerumun di lokasi tersebut.
“Ya gesekan saja, tembakan gas air mata aja, jadi enggak ada pembakaran dan penjarahan enggak ada,” ucapnya.
Mengutip dari portal berita Republika, Soraya Nurhuda Nelson, salah satu penghuni di Apartemen Thamrin City, juga membantah adanya aksi penjarahan. Ia juga menyebut hanya ada aksi bakar-bakar.
“Ini ada yang sebar hoax bahwa Thamrin City dijarah. Begitu mudahnya informasi tidak benar tersebar di masyarakat,” ujar Soraya, yang juga pemilik satu toko di Thamrin City.
Dengan demikian, narasi dari cuitan akun Twitter ™MUJAHID 212™ (@212ThePowerOff1) dapat dikategorikan sebagai Konten yang Menyesatkan karena tidak ada aksi penjarahan yang dilakukan oleh massa pendemo UU Cipta Kerja di Thamrin City, Jakarta Pusat.
Berdasarkan hasil penelusuran, narasi cuitan tersebut tidak tepat. Mengutip dari portal berita Realita Rakyat, massa pendemo yang menolak UU Cipta Kerja sempat berkerumun dan menyusup ke Thamrin City, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Selasa (13/10/2020) malam. Kapolres Metro Jakarta Pusat, Kombes Pol Heru Novianto menegaskan, tidak ada kerusuhan dan penjarahan yang dilakukan oleh massa di Thamrin City.
“Tidak benar. Saya di TKP (Tempat Kejadian Perkara),” ujarnya.
Kapolsek Tanah Abang, AKBP Raden Muhammad Jauhari menepis kabar tersebut. Ia mengakui sempat ada gesekan antara massa dengan pasukan kepolisian. Aparat mencoba membubarkan massa yang masih berkerumun di lokasi tersebut.
“Ya gesekan saja, tembakan gas air mata aja, jadi enggak ada pembakaran dan penjarahan enggak ada,” ucapnya.
Mengutip dari portal berita Republika, Soraya Nurhuda Nelson, salah satu penghuni di Apartemen Thamrin City, juga membantah adanya aksi penjarahan. Ia juga menyebut hanya ada aksi bakar-bakar.
“Ini ada yang sebar hoax bahwa Thamrin City dijarah. Begitu mudahnya informasi tidak benar tersebar di masyarakat,” ujar Soraya, yang juga pemilik satu toko di Thamrin City.
Dengan demikian, narasi dari cuitan akun Twitter ™MUJAHID 212™ (@212ThePowerOff1) dapat dikategorikan sebagai Konten yang Menyesatkan karena tidak ada aksi penjarahan yang dilakukan oleh massa pendemo UU Cipta Kerja di Thamrin City, Jakarta Pusat.
Kesimpulan
Hasil Periksa Fakta Renanda Dwina Putri (Anggota Komisariat MAFINDO Universitas Pendidikan Indonesia)
Narasi yang salah. Faktanya, pihak kepolisian dan satu orang saksi menyatakan tidak ada aksi penjarahan yang dilakukan oleh massa pendemo UU Cipta Kerja di Thamrin City, Jakarta Pusat.
Narasi yang salah. Faktanya, pihak kepolisian dan satu orang saksi menyatakan tidak ada aksi penjarahan yang dilakukan oleh massa pendemo UU Cipta Kerja di Thamrin City, Jakarta Pusat.
Rujukan
[SALAH] Mahasiswa Universitas Pelita Bangsa Meninggal dalam Aksi Tolak UU Cipta
Sumber: facebook.comTanggal publish: 14/10/2020
Berita
Beredar informasi di media sosial Facebook yang diunggah oleh @Us Ardi bahwa mahasiswa Universitas Pelita Bangsa meninggal dunia.
[NARASI]:
“sakit didalam perjuangan hanya untuk sementara tapi apa bila kita menyerah maka rasa sakit itu akan terasa selamanya
Selamat jalan adikku dari Universitas pelita bangsa Cikarang Jawa Barat semoga Allah SWT menempatkanmu disisinya
Dan kami rakyat Indonesia selalu mengenang perjuanganmu
Semoga Allah SWT menghancurkan mereka semua para penghianat bangsa dan penghianat rakyat Indonesia sebelum mereka menghancurkan semuanya.”
[NARASI]:
“sakit didalam perjuangan hanya untuk sementara tapi apa bila kita menyerah maka rasa sakit itu akan terasa selamanya
Selamat jalan adikku dari Universitas pelita bangsa Cikarang Jawa Barat semoga Allah SWT menempatkanmu disisinya
Dan kami rakyat Indonesia selalu mengenang perjuanganmu
Semoga Allah SWT menghancurkan mereka semua para penghianat bangsa dan penghianat rakyat Indonesia sebelum mereka menghancurkan semuanya.”
Hasil Cek Fakta
Berdasarkan hasil penelusuran, diketahui terkait dengan beredarnya unggahan di media sosial bahwa mahasiswa Universitas Pelita Bangsa meninggal dunia adalah salah. BEM Pebis Universitas Pelita Bangsa Suhendar, dengan tegas menyatakan bahwa informasi mahasiswa Pelita Bangsa meninggal dunia adalah tidak benar.
“jika ada informasi bahwa mahasiswa Pelita Bangsa meninggal, itu tidak ada kata Suhendar, dalam video yang di akun Instagram BEM PEBIS UPB,” Kamis 08 Oktober 2020.
“Informasi yang disebarkan oleh RA itu tidak benar. Mahasiswa bernama Ufran tidak meninggal. Di adalah peserta demo yang sempat diamankan saat aksi unjuk rasa di DPRD Kota Bima, kemarin saudara Ufran bersama mahasiswa lainnya telah diperbolehkan pulang dengan kondisi yang baik” ujar dia.
Klarifikasi serupa juga di sampaikan oleh pihak berwajid. Melalui media sosial Intagram, Divisi Humas Polri turut menyatakan informasi tersebut salah.
Dalam status Instagram pada Jumat, 09 Oktober 2020 Divisi Humas Polri menegaskan mengenai seorang mahasiswa Universitas Pelita Bangsa meninggal dunia adalah hoaks.
Dengan demikian, informasi dalam unggahan @Us Ardi yang menyatakan bahwa mahasiswa Universitas Pelita Bangsa meninggal dunia adalah salah dan termasuk dalam konten menyesatkan
“jika ada informasi bahwa mahasiswa Pelita Bangsa meninggal, itu tidak ada kata Suhendar, dalam video yang di akun Instagram BEM PEBIS UPB,” Kamis 08 Oktober 2020.
“Informasi yang disebarkan oleh RA itu tidak benar. Mahasiswa bernama Ufran tidak meninggal. Di adalah peserta demo yang sempat diamankan saat aksi unjuk rasa di DPRD Kota Bima, kemarin saudara Ufran bersama mahasiswa lainnya telah diperbolehkan pulang dengan kondisi yang baik” ujar dia.
Klarifikasi serupa juga di sampaikan oleh pihak berwajid. Melalui media sosial Intagram, Divisi Humas Polri turut menyatakan informasi tersebut salah.
Dalam status Instagram pada Jumat, 09 Oktober 2020 Divisi Humas Polri menegaskan mengenai seorang mahasiswa Universitas Pelita Bangsa meninggal dunia adalah hoaks.
Dengan demikian, informasi dalam unggahan @Us Ardi yang menyatakan bahwa mahasiswa Universitas Pelita Bangsa meninggal dunia adalah salah dan termasuk dalam konten menyesatkan
Rujukan
- https://www.instagram.com/p/CGE-NxNJGLO/?igshid=19e6njvkjy09i
- https://regional.kompas.com/read/2020/10/10/14041511/penyebar-hoaks-mahasiswa-tewas-saat-demo-ricuh-di-dprd-kota-bima-ditangkap?page=all
- https://www.kompas.com/tren/read/2020/10/10/142342665/hoaks-mahasiswa-universitas-pelita-bangsa-meninggal-dalam-aksi-tolak-uu?page=all
[SALAH] “Pidato Sang Gubernur Sumut Edy Rahmayadi, serukan JIHAD dan Revolusi terhadap Rezim Busuk!”
Sumber: facebook.comTanggal publish: 14/10/2020
Berita
Akun Iskandariah Harahapll (fb.com/iskandariah.harahapll) mengunggah foto Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi dengan narasi sebagai berikut:
“MERINDING!! GUBERNUR SUMUT SERUKAN JIHAD DAN REVOLUSI!! TEGASKAN BAHWA REZIM INI ADALAH REZIM BUSUK!
Gubernur Sumut, Letnan Jenderal Purnawirawan TNI H. Edy Rahmayadi, serukan JIHAD dan Revolusi terhadap Rezim Busuk!
Pidato Sang Gubernur yang dekat dengan ulama ini begitu membakar masa.
===============================
“Kita tidak bisa dikalahkan dengan senjata-senjata yang dihadapkan kepada kita. Maka saya ingin menyampaikan kepada Bapa-Bapa TNI, kepada Bapa-Bapa Polisi, BERPIHAKLAH kepada rakyat. Karena siapapun yang jadi Presiden kalian tetap polisi. Kalian tetap tentara.”
“TNI, TNI kalian telah membuat pilihan yang benar.”
“Tapi Kepada polisi, kepada polisi, Anda saudara kami, Anda keluarga kami, Anda mungkin juga tetangga kami, Anda mungkin bahkan jamaah pengajian saya, TAPI REZIM ini, TELAH MEMBUAT ANDA DIBENCI OLEH RAKYAT. Rezim ini yang SALAH. Rezim ini yang keliru bukan Anda. Tapi karena KEBUSUKAN REZIM INI maka Anda DIBENCI OLEH RAKYAT. Warna pakaian Anda bahkan menjadi warna yang dibenci oleh semua orang. Maka berpihaklah pada rakyat”
“MERINDING!! GUBERNUR SUMUT SERUKAN JIHAD DAN REVOLUSI!! TEGASKAN BAHWA REZIM INI ADALAH REZIM BUSUK!
Gubernur Sumut, Letnan Jenderal Purnawirawan TNI H. Edy Rahmayadi, serukan JIHAD dan Revolusi terhadap Rezim Busuk!
Pidato Sang Gubernur yang dekat dengan ulama ini begitu membakar masa.
===============================
“Kita tidak bisa dikalahkan dengan senjata-senjata yang dihadapkan kepada kita. Maka saya ingin menyampaikan kepada Bapa-Bapa TNI, kepada Bapa-Bapa Polisi, BERPIHAKLAH kepada rakyat. Karena siapapun yang jadi Presiden kalian tetap polisi. Kalian tetap tentara.”
“TNI, TNI kalian telah membuat pilihan yang benar.”
“Tapi Kepada polisi, kepada polisi, Anda saudara kami, Anda keluarga kami, Anda mungkin juga tetangga kami, Anda mungkin bahkan jamaah pengajian saya, TAPI REZIM ini, TELAH MEMBUAT ANDA DIBENCI OLEH RAKYAT. Rezim ini yang SALAH. Rezim ini yang keliru bukan Anda. Tapi karena KEBUSUKAN REZIM INI maka Anda DIBENCI OLEH RAKYAT. Warna pakaian Anda bahkan menjadi warna yang dibenci oleh semua orang. Maka berpihaklah pada rakyat”
Hasil Cek Fakta
Faktanya, bukan pidato Gubernur Edy Rahmayadi. Kalimat di klaim tersebut berasal dari Ustaz Heriansyah dari GNPF Ulama Sumut yang disampaikan pada bulan Mei 2019.
Dikutip dari artikel berjudul “[SALAH] Gubernur Sumut, Edy Rahmayadi, serukan JIHAD dan Revolusi terhadap Rezim Busuk”, Pemerintah Provinsi Sumatera Utara pun telah memberikan bantahan secara resmi terkait video yang menyebut Gubernur Sumut Edy Rahmayadi menyerukan jihad dan revolusi.
“Pemprov Sumut memastikan suara pria dalam video tersebut bukan suara Gubernur Edy Rahmayadi. Seruan jihad dan revolusi yang mengatasnamakan Gubernur Edy Rahmayadi itu adalah hoaks,” kata Kepala Bagian Humas Pemprov Sumut Muhammad Ikhsan kepada Tempo pada Jumat, 27 September 2019.
Ikhsan menuturkan video itu adalah video lama yang diambil pada Mei 2019 usai pemilihan presiden. “Sekitar Mei 2019 dan sudah pernah dibantah oleh Pak Edy Rahmayadi. Kenapa bisa muncul lagi? Pemprov Sumut mohon video itu tidak dipercaya dan mohon bantahan ini disebarluaskan,” ujar Ikhsan. Menurut Ikhsan, suara pria dalam video itu sudah pernah diklarifikasi. Suara itu merupakan suara Ustaz Heriansyah dari GNPF Ulama.
Bantahan ini disampaikan juga melalui akun media sosial Humas Sumatera Utara.
“Dihimbau agar seluruh masyarakat lebih berhati hati dalam menerima dan menyebarkan berita dan informasi yang tidak benar atau hoax, Gubernur Edy Rahmayadi tidak pernah mengeluarkan pernyataan jihad dan revolusi seperti akun di bawah ini.
mari lebih bijak dalam menggunakan dan menyebarluaskan informasi” tulis akun Humas Sumut pada 29 September 2020.
Dikutip dari artikel berjudul “[SALAH] Gubernur Sumut, Edy Rahmayadi, serukan JIHAD dan Revolusi terhadap Rezim Busuk”, Pemerintah Provinsi Sumatera Utara pun telah memberikan bantahan secara resmi terkait video yang menyebut Gubernur Sumut Edy Rahmayadi menyerukan jihad dan revolusi.
“Pemprov Sumut memastikan suara pria dalam video tersebut bukan suara Gubernur Edy Rahmayadi. Seruan jihad dan revolusi yang mengatasnamakan Gubernur Edy Rahmayadi itu adalah hoaks,” kata Kepala Bagian Humas Pemprov Sumut Muhammad Ikhsan kepada Tempo pada Jumat, 27 September 2019.
Ikhsan menuturkan video itu adalah video lama yang diambil pada Mei 2019 usai pemilihan presiden. “Sekitar Mei 2019 dan sudah pernah dibantah oleh Pak Edy Rahmayadi. Kenapa bisa muncul lagi? Pemprov Sumut mohon video itu tidak dipercaya dan mohon bantahan ini disebarluaskan,” ujar Ikhsan. Menurut Ikhsan, suara pria dalam video itu sudah pernah diklarifikasi. Suara itu merupakan suara Ustaz Heriansyah dari GNPF Ulama.
Bantahan ini disampaikan juga melalui akun media sosial Humas Sumatera Utara.
“Dihimbau agar seluruh masyarakat lebih berhati hati dalam menerima dan menyebarkan berita dan informasi yang tidak benar atau hoax, Gubernur Edy Rahmayadi tidak pernah mengeluarkan pernyataan jihad dan revolusi seperti akun di bawah ini.
mari lebih bijak dalam menggunakan dan menyebarluaskan informasi” tulis akun Humas Sumut pada 29 September 2020.
Rujukan
- https://turnbackhoax.id/2019/09/28/salah-gubernur-sumut-edy-rahmayadi-serukan-jihad-dan-revolusi-terhadap-rezim-busuk/
- https://www.facebook.com/birohumasdankeprotokolan/posts/3080439168695928
- https://www.medcom.id/telusur/cek-fakta/4KZzeXWK-gubernur-edy-serukan-jihad-dan-revolusi-terhadap-rezim-busuk-ini-faktanya
Halaman: 5386/6664