Akun Twitter Musni Umar (twitter.com/musniumar) meretweet tweet dari akun Vivanescom dengan narasi sebagai berikut:
“Sebaiknya pemerintah pusat membagi sembako di Jawa Barat, Banten, Jawa Tengah, Jawa Timur dan diluar Jawa. Sebab di DKI setiap keluarga sudah diberi paket bantuan sebesar Rp1,2 juta. Hanya penyaluran bantuan bertahap.”
Tweet Vivanews yang diretweet adalah tweet tautan berita berjudul “Pemerintah Pusat Mulai Distribusi Bansos ke 1,2 Juta Keluarga di DKI” yang dimuat di situs vivanews.com pada Senin, 20 April 2020.
[SALAH] “di DKI setiap keluarga sudah diberi paket bantuan sebesar Rp1,2 juta. Hanya penyaluran bantuan bertahap.”
Sumber: twitter.comTanggal publish: 20/04/2020
Berita
Hasil Cek Fakta
Berdasarkan hasil penelusuran, klaim bahwa di DKI Jakarta setiap keluarga sudah diberi paket bantuan sebesar Rp1,2 juta, hanya saja penyalurannya bertahap adalah klaim yang salah.
Bansos yang diberikan Pemerintah Provinsi DKI selama masa PSBB adalah sebesar Rp600 ribu per kepala keluarga. Dana Rp600 ribu itu juga tidak diberikan dengan uang tunai, melainkan dengan barang. Jumlah yang ditetapkan ialah sebesar Rp149.500, dan akan diberikan sebanyak 4 kali atau senilai Rp598.000. Sementara sisa uangnya tetap ada di APBD.
Hal ini disampaikan oleh Tim Gubernur untuk Percepatan Pembangunan (TGUPP) DKI Jakarta Tatak Ujiyati melalui di akun Facebook-nya.
Ia menjamin angka-angka itu kredibel, dan akan kembali ke kocek DKI jika berlebih. Ia juga menyatakan angka ini bisa diverifikasi oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) di kemudian hari.
“Angka pengeluaran riil yang Rp149.500 per paket ini yang akan dipertanggungjawabkan kemudian. Jadi bukan diumpetin apalagi dikorupsi. Soal kredibilitas penyalurannya bagaimana nanti akan dinilai kemudian oleh audit BPK,” beber dia.
Terakhir ia menyatakan hingga hari ini DKI masih belum menerima dana dari pusat untuk disalurkan kepada masyarakat. Ia berharap agar masyarakat memahami situasi yang ada dan tidak melakukan provokasi lebih lanjut.
“Dana ini dikelola oleh Kementerian Sosial dan sejauh ini belum disalurkan. Menunggu giliran setelah bansos Pemprov DKI Jakarta tahap I selesai. Demikianlah, semoga bisa meluruskan. Sangat disayangkan masih saja ada yang memprovokasi dengan memanfaatkan situasi,” tutup dia.
Ketua Komisi A DPRD DKI Mujiyono mengatakan banyak yang mempolitisasi bantuan sosial atau bansos yang diberikan Pemerintah Provinsi DKI selama masa pembatasan sosial berskala besar (PSBB). Menurut dia, ada pihak yang ingin menyesatkan pemberian bantuan yang diberikan DKI kepada warga yang membutuhkan.
Hal itu terlihat dari banyak unggahan di media sosial yang memberikan keterangan bahwa satu paket yang diberikan DKI bernilai Rp 600 ribu.
“Konversinya jangan satu paket itu dihitung Rp 600 ribu dihitung satu kali. Karena itu akan diberikan empat kali, anak kecil juga tahu kalau isi satu paket itu tidak mungkin Rp 600 ribu.” kata Mujiono saat dihubungi, Kamis, 16 April 2020.
Menurut dia, jika nilai yang dianggarkan tidak sesuai dengan yang diberikan nantinya juga bakal diperiksa oleh Badan Pemeriksa Keuangan, tahun depan. Menurut dia, pemerintah tidak bakal bermain dengan urusan bantuan tersebut.
Politikus Demokrat itu menuturkan nilai satu paket yang diberikan pemerintah adalah Rp 149.500. Nilai tersebut, kata dia, jika dihitung bakal ada sisa Rp 2 ribu. “Uang sisanya nanti harus masuk kas daerah, kalau angka dinilai kemahalan nanti juga diperiksa BPK.” ujarnya.
Dalam Siaran Pers Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta yang dipublikasikan pada situs resmi ppid.jakarta.go.id (13/04/2020) berjudul “Program Bansos PSBB Pemprov DKI Jakarta, Dari Pendataan Hingga Mekanisme Distribusi” dijelaskan bahwa Pemprov DKI Jakarta melalui Dinas Sosial Provinsi DKI Jakarta melaksanakan program Bantuan Sosial (Bansos) selama masa PSBB yang ditujukan bagi masyarakat miskin dan rentan miskin yang terdampak Covid-19. Target penerima bansos sebanyak 1,2 juta KK yang bermukim di Provinsi DKI Jakarta, dan didistribusikan selama 9-24 April 2020.
Bantuan sosial yang diberikan oleh Pemprov. DKI Jakarta ini terdiri dari paket komoditas bahan pangan pokok, yaitu beras 5 kg (1 karung), bahan makanan berprotein (2 kaleng), minyak goreng 0,9 liter (1 bungkus), biskuit (2 bungkus), masker kain (2 buah), dan sabun mandi (2 batang). Tidak ada pemberian bantuan berupa uang tunai.
Bansos yang diberikan Pemerintah Provinsi DKI selama masa PSBB adalah sebesar Rp600 ribu per kepala keluarga. Dana Rp600 ribu itu juga tidak diberikan dengan uang tunai, melainkan dengan barang. Jumlah yang ditetapkan ialah sebesar Rp149.500, dan akan diberikan sebanyak 4 kali atau senilai Rp598.000. Sementara sisa uangnya tetap ada di APBD.
Hal ini disampaikan oleh Tim Gubernur untuk Percepatan Pembangunan (TGUPP) DKI Jakarta Tatak Ujiyati melalui di akun Facebook-nya.
Ia menjamin angka-angka itu kredibel, dan akan kembali ke kocek DKI jika berlebih. Ia juga menyatakan angka ini bisa diverifikasi oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) di kemudian hari.
“Angka pengeluaran riil yang Rp149.500 per paket ini yang akan dipertanggungjawabkan kemudian. Jadi bukan diumpetin apalagi dikorupsi. Soal kredibilitas penyalurannya bagaimana nanti akan dinilai kemudian oleh audit BPK,” beber dia.
Terakhir ia menyatakan hingga hari ini DKI masih belum menerima dana dari pusat untuk disalurkan kepada masyarakat. Ia berharap agar masyarakat memahami situasi yang ada dan tidak melakukan provokasi lebih lanjut.
“Dana ini dikelola oleh Kementerian Sosial dan sejauh ini belum disalurkan. Menunggu giliran setelah bansos Pemprov DKI Jakarta tahap I selesai. Demikianlah, semoga bisa meluruskan. Sangat disayangkan masih saja ada yang memprovokasi dengan memanfaatkan situasi,” tutup dia.
Ketua Komisi A DPRD DKI Mujiyono mengatakan banyak yang mempolitisasi bantuan sosial atau bansos yang diberikan Pemerintah Provinsi DKI selama masa pembatasan sosial berskala besar (PSBB). Menurut dia, ada pihak yang ingin menyesatkan pemberian bantuan yang diberikan DKI kepada warga yang membutuhkan.
Hal itu terlihat dari banyak unggahan di media sosial yang memberikan keterangan bahwa satu paket yang diberikan DKI bernilai Rp 600 ribu.
“Konversinya jangan satu paket itu dihitung Rp 600 ribu dihitung satu kali. Karena itu akan diberikan empat kali, anak kecil juga tahu kalau isi satu paket itu tidak mungkin Rp 600 ribu.” kata Mujiono saat dihubungi, Kamis, 16 April 2020.
Menurut dia, jika nilai yang dianggarkan tidak sesuai dengan yang diberikan nantinya juga bakal diperiksa oleh Badan Pemeriksa Keuangan, tahun depan. Menurut dia, pemerintah tidak bakal bermain dengan urusan bantuan tersebut.
Politikus Demokrat itu menuturkan nilai satu paket yang diberikan pemerintah adalah Rp 149.500. Nilai tersebut, kata dia, jika dihitung bakal ada sisa Rp 2 ribu. “Uang sisanya nanti harus masuk kas daerah, kalau angka dinilai kemahalan nanti juga diperiksa BPK.” ujarnya.
Dalam Siaran Pers Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta yang dipublikasikan pada situs resmi ppid.jakarta.go.id (13/04/2020) berjudul “Program Bansos PSBB Pemprov DKI Jakarta, Dari Pendataan Hingga Mekanisme Distribusi” dijelaskan bahwa Pemprov DKI Jakarta melalui Dinas Sosial Provinsi DKI Jakarta melaksanakan program Bantuan Sosial (Bansos) selama masa PSBB yang ditujukan bagi masyarakat miskin dan rentan miskin yang terdampak Covid-19. Target penerima bansos sebanyak 1,2 juta KK yang bermukim di Provinsi DKI Jakarta, dan didistribusikan selama 9-24 April 2020.
Bantuan sosial yang diberikan oleh Pemprov. DKI Jakarta ini terdiri dari paket komoditas bahan pangan pokok, yaitu beras 5 kg (1 karung), bahan makanan berprotein (2 kaleng), minyak goreng 0,9 liter (1 bungkus), biskuit (2 bungkus), masker kain (2 buah), dan sabun mandi (2 batang). Tidak ada pemberian bantuan berupa uang tunai.
Kesimpulan
Bukan sebesar Rp1.2 juta. Menurut anggota TGUPP Anies Baswedan, bansos yang diberikan Pemprov DKI Jakarta selama masa PSBB adalah sebesar Rp600 ribu per kepala keluarga. Dana Rp600 ribu itu juga tidak diberikan dengan uang tunai, melainkan dengan barang. Jumlah yang ditetapkan ialah sebesar Rp149.500, dan akan diberikan sebanyak 4 kali atau senilai Rp598.000. Sementara sisa uangnya tetap ada di APBD.
Rujukan
- https://mobile.twitter.com/vivanewscom/status/1252070743631749120
- https://www.vivanews.com/berita/nasional/45944-pemerintah-pusat-mulai-distribusi-bansos-ke-1-2-juta-keluarga-di-dki?medium=autonext
- https://www.facebook.com/cerita.jakarta/posts/671891716969917?__tn__=K-R (
- https://perma.cc/LZS5-HBCW – Arsip)
- https://www.cnnindonesia.com/nasional/20200415141508-20-493791/tgupp-anies-jelaskan-dana-bansos-senilai-rp600-ribu-per-kk
- https://metro.tempo.co/read/1332476/dprd-tegaskan-dana-bansos-psbb-rp-600-ribu-untuk-empat-paket/full&view=ok
- https://turnbackhoax.id/2020/04/10/salah-bansos-psbb-covid-19-dari-pemda-dki-jakarta-paket-sembako-senilai-350rb-uang-tunai-150rb-500rb-rupiah/
- https://data.jakarta.go.id/jalahoaks/detail/HOAKS-ANGGARAN-BANSOS-PSBB-DKI-JAKARTA-BERPOTENSI-DIKORUPSI
[SALAH] Video “Sudah Lockdown, Sikafir China Terus Masuk Ke Indonesia”
Sumber: facebook.comTanggal publish: 20/04/2020
Berita
~”Di Seluruh Negara Lain Sudah Lockdown, Tapi Sayang Itu Semua Tidak Berlaku di Negeriku, yang Katanya Sikafir China Terus Masuk Keindonesia…..
Pak Presiden Tolong Buka Mata Dong……”
~”Pemerintah harus BERTANGGUNG JAWAB dengan MELUAS nya wabah COVID”19 di tanah air Indonesia !
Dalam keaadaan DARURAT KESEHATAN krn COVID’19 ..
Dengan BEBAS nya warga negara China berbondong bondong masuk Indonesia !!”
Pak Presiden Tolong Buka Mata Dong……”
~”Pemerintah harus BERTANGGUNG JAWAB dengan MELUAS nya wabah COVID”19 di tanah air Indonesia !
Dalam keaadaan DARURAT KESEHATAN krn COVID’19 ..
Dengan BEBAS nya warga negara China berbondong bondong masuk Indonesia !!”
Hasil Cek Fakta
Akun facebook تانكي محمد ابيدن (https://www.facebook.com/leonardo.ghagra) pada 10 April 2020 23:18WIB mengunggah video seseorang yang sedang berada di terminal 2 bandara soekarno hatta. Dalam video tersebut dikatakan ada ratusan orang china masuk lewat bandara soetta setiap pagi hari. Akun tersebut juga menambahkan narasi “Di Seluruh Negara Lain Sudah Lockdown, Tapi Sayang Itu Semua Tidak Berlaku di Negeriku, yang Katanya Sikafir China Terus Masuk Keindonesia…..
Pak Presiden Tolong Buka Mata Dong……”
Selanjutnya postingan ini juga dibagikan oleh akun Cebong Kafir Dungu (https://www.facebook.com/cebong.dungu.1069) yang menambahkan narasi “Pemerintah harus BERTANGGUNG JAWAB dengan MELUAS nya wabah COVID”19 di tanah air Indonesia !
Dalam keaadaan DARURAT KESEHATAN krn COVID’19 .. Dengan BEBAS nya warga negara China berbondong bondong masuk Indonesia !!”
Setelah melakukan periksa fakta, video tersebut sudah pernah beredar pada tahun 2018 melalui kanal youtube dengan narasi “Kok Tenaga Kerja Asing Masuk Ke Indonesia???” dan tidak terkait dengan pandemi Covid-19 dan pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang sedang diberlakukan di sebagian daerah di Indonesia.
KESIMPULAN:
Video tahun 2018, tidak terkait dengan darurat kesehatan maupun pandemi Covid-19 dan pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).
Postingan tersebut bisa dikategorikan sebagai KONTEN YANG MENYESATKAN.
Pak Presiden Tolong Buka Mata Dong……”
Selanjutnya postingan ini juga dibagikan oleh akun Cebong Kafir Dungu (https://www.facebook.com/cebong.dungu.1069) yang menambahkan narasi “Pemerintah harus BERTANGGUNG JAWAB dengan MELUAS nya wabah COVID”19 di tanah air Indonesia !
Dalam keaadaan DARURAT KESEHATAN krn COVID’19 .. Dengan BEBAS nya warga negara China berbondong bondong masuk Indonesia !!”
Setelah melakukan periksa fakta, video tersebut sudah pernah beredar pada tahun 2018 melalui kanal youtube dengan narasi “Kok Tenaga Kerja Asing Masuk Ke Indonesia???” dan tidak terkait dengan pandemi Covid-19 dan pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang sedang diberlakukan di sebagian daerah di Indonesia.
KESIMPULAN:
Video tahun 2018, tidak terkait dengan darurat kesehatan maupun pandemi Covid-19 dan pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).
Postingan tersebut bisa dikategorikan sebagai KONTEN YANG MENYESATKAN.
Kesimpulan
Video tahun 2018. Tidak terkait adanya kebijakan Lockdown maupun Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Indonesia.
Selengkapnya dibagian pen
Selengkapnya dibagian pen
Rujukan
[SALAH] Foto “Italia telah Gagal Sepenuhnya COVID-19”
Sumber: facebook.comTanggal publish: 19/04/2020
Berita
“*ITALIA SUDAH MENYERAH😭😭
Perdana Menteri Italia berkata : Penjagaan kami sudah tiada. Penyakit ini terus membunuh kami.
Segala Penyembuhan di Dunia, Sudah Tamat. …
• Semalam 427 Meninggal.
• Hari Ini 627 Meninggal.
• 1529 orang Meninggal Dalam Waktu 3 Hari.
• 5986 Kasus Baru Dalam Satu Hari!!
Italia telah Gagal Sepenuhnya..
Presiden Italia Menangis. Italia merupakan negara yang Memiliki Pertahanan Kesehatan #Terbaik di Dunia. Tapi Mereka Telah Gagal Mencegah COVID-19 Masuk ke Negaranya. Karena pada Awalnya Mereka Menganggap COVID-19 Hanyalah Gurauan belaka.
Kini Presiden mereka kembali menangis. Karena Sudah Tidak Ada Tempat Pemakaman lagi untuk mereka yg meninggal karena COVID-19.
700++ Orang Mati per harinya.
Indonesia Jangan Sampai Menjadi Seperti Ini.
Kami himbau, Tolong miliki Kesadaran Diri. Tolong Patuhi Apa Yang Sudah Ditetapkan Pemerintah. *TETAP DIAM DI RUMAH*
(Stay At Home). Hal ini juga demi Kebaikan Kalian, Keluarga Kalian, Kerabat Kalian dan Negara Indonesia.
SAYANGILAH NYAWA ANDA
SAYANGI NYAWA KELUARGA DAN KERABAT ANDA. *#StayAtHome*
*#Patuhi aturan Pemerintah, jangan sotoy#*
*#GakUsahNgeyel.. ngk usah saling nyalah in siapa yg salah .. siapa yg harus bertanggung jawab..#semoga kita semua selalu dalam lindungan Allah SWT… Aamiin
#Copas”.
Perdana Menteri Italia berkata : Penjagaan kami sudah tiada. Penyakit ini terus membunuh kami.
Segala Penyembuhan di Dunia, Sudah Tamat. …
• Semalam 427 Meninggal.
• Hari Ini 627 Meninggal.
• 1529 orang Meninggal Dalam Waktu 3 Hari.
• 5986 Kasus Baru Dalam Satu Hari!!
Italia telah Gagal Sepenuhnya..
Presiden Italia Menangis. Italia merupakan negara yang Memiliki Pertahanan Kesehatan #Terbaik di Dunia. Tapi Mereka Telah Gagal Mencegah COVID-19 Masuk ke Negaranya. Karena pada Awalnya Mereka Menganggap COVID-19 Hanyalah Gurauan belaka.
Kini Presiden mereka kembali menangis. Karena Sudah Tidak Ada Tempat Pemakaman lagi untuk mereka yg meninggal karena COVID-19.
700++ Orang Mati per harinya.
Indonesia Jangan Sampai Menjadi Seperti Ini.
Kami himbau, Tolong miliki Kesadaran Diri. Tolong Patuhi Apa Yang Sudah Ditetapkan Pemerintah. *TETAP DIAM DI RUMAH*
(Stay At Home). Hal ini juga demi Kebaikan Kalian, Keluarga Kalian, Kerabat Kalian dan Negara Indonesia.
SAYANGILAH NYAWA ANDA
SAYANGI NYAWA KELUARGA DAN KERABAT ANDA. *#StayAtHome*
*#Patuhi aturan Pemerintah, jangan sotoy#*
*#GakUsahNgeyel.. ngk usah saling nyalah in siapa yg salah .. siapa yg harus bertanggung jawab..#semoga kita semua selalu dalam lindungan Allah SWT… Aamiin
#Copas”.
Hasil Cek Fakta
SUMBER membagikan foto-foto yang TIDAK berkaitan dengan kondisi wabah COVID-19 di Italia. SUMBER menambahkan narasi yang tidak sesuai dengan konteks foto yang sesungguhnya sehingga menimbulkan kesimpulan yang salah.
Guardian @ 2 Jun 2014: “Hanggar bandara di Lampedusa berisi mayat lebih dari 300 migran yang tenggelam mencoba melintasi Mediterania pada Oktober 2013. Foto: Roberto Salomone / EPA” (deskripsi foto).
liputan6.com @ 4 Okt 2013: “Kapal nahas yang mengangkut 500 imigran terbakar lalu tenggelam, kurang dari 1 kilometer dari pantai Lampedusa. Setidaknya 103 jasad telah ditemukan, 150 orang berhasil diselamatkan. Namun nasib 200 lainnya belum diketahui. Kebanyakan imigran berasal dari Eritrea dan Somalia.”
liputan6.com @ 4 Okt 2013: “Kapal nahas yang mengangkut 500 imigran terbakar lalu tenggelam, kurang dari 1 kilometer dari pantai Lampedusa. Setidaknya 103 jasad telah ditemukan, 150 orang berhasil diselamatkan. Namun nasib 200 lainnya belum diketahui. Kebanyakan imigran berasal dari Eritrea dan Somalia.”
Guardian @ 2 Jun 2014: “Hanggar bandara di Lampedusa berisi mayat lebih dari 300 migran yang tenggelam mencoba melintasi Mediterania pada Oktober 2013. Foto: Roberto Salomone / EPA” (deskripsi foto).
liputan6.com @ 4 Okt 2013: “Kapal nahas yang mengangkut 500 imigran terbakar lalu tenggelam, kurang dari 1 kilometer dari pantai Lampedusa. Setidaknya 103 jasad telah ditemukan, 150 orang berhasil diselamatkan. Namun nasib 200 lainnya belum diketahui. Kebanyakan imigran berasal dari Eritrea dan Somalia.”
liputan6.com @ 4 Okt 2013: “Kapal nahas yang mengangkut 500 imigran terbakar lalu tenggelam, kurang dari 1 kilometer dari pantai Lampedusa. Setidaknya 103 jasad telah ditemukan, 150 orang berhasil diselamatkan. Namun nasib 200 lainnya belum diketahui. Kebanyakan imigran berasal dari Eritrea dan Somalia.”
Kesimpulan
TIDAK terkait COVID-19. Foto pertama: pengungsi tenggelam pada 2013, foto kedua: gempa bumi April 2009.
Rujukan
[SALAH] “FBI menggrebek sinagoge Yahudi di New York, tempat orang Yahudi menyembunyikan ribuan Masker”
Sumber: facebook.comTanggal publish: 18/04/2020
Berita
Akun Ayesha Rahman (fb.com/ayesha.greenisa.rahman) mengunggah sebuah video dengan narasi sebagai berikut:
“FBI menggrebek sinagoge (tempat ibadah) Yahudi di New York, tempat orang Yahudi menyembunyikan ribuan Masker yang diperlukan sangat di rumah sakit, semuanya masker jenis N95
Ini adalah moral mereka yang dikenal sejak zaman kuno”
“FBI menggrebek sinagoge (tempat ibadah) Yahudi di New York, tempat orang Yahudi menyembunyikan ribuan Masker yang diperlukan sangat di rumah sakit, semuanya masker jenis N95
Ini adalah moral mereka yang dikenal sejak zaman kuno”
Hasil Cek Fakta
Bedasarkan hasil penelusuran Tim Cek Fakta Tempo, klaim bahwa FBI menggrebek sinagoge (tempat ibadah) Yahudi di New York, tempat orang Yahudi menyembunyikan ribuan masker adlah klaim yang salah.
Penggerebekan terkait kasus penimbunan masker N95 serta perlengkapan medis lainnya itu terjadi di rumah seorang pria bernama Baruch Feldheim asal Brooklyn, Kota New York.
Untuk memeriksa klaim yang diunggah oleh akun Facebook Ayesha Rahman, Tim CekFakta Tempo mula-mula memfragmentasi video itu menjadi sejumlah gambar dengan tool InVID. Kemudian, gambar-gambar itu ditelusuri dengan reverse image tool Yandex.
Hasilnya, video yang sama pernah diunggah ke YouTube oleh kanal Euro News Amateur pada 1 April 2020. Video tersebut diberi keterangan “FBI agents return thousands of N95 masks stolen from the hospital (Agen FBI mengembalikan ribuan masker N95 yang dicuri dari rumah sakit)”.
Video serupa dari lokasi yang sama juga pernah diunggah oleh kanal YouTube milik media asing ABC News pada 2 April 2020 dengan judul “Authorities remove almost a million N95 masks and other supplies from alleged hoarder (Pihak berwenang menyita hampir satu juta masker N95 dan persediaan lainnya dari seseorang yang diduga penimbun)”.
Menurut ABC News, pihak berwenang menyita sekitar 192 ribu masker respirator N95, sekitar 600 ribu sarung tangan medis, 130 ribu masker bedah, masker prosedur, masker N100, pakaian bedah, handuk disinfektan, filter partikel, hand sanitizer, dan semprotan disinfektan setelah seorang pria asal Brooklyn, sebuah wilayah di New York, ditangkap atas dugaan penimbunan peralatan medis.
Sebuah foto yang diambil di lokasi penggerebekan di Brooklyn itu juga pernah dimuat oleh situs media NY Daily News pada 30 Maret 2020. Foto itu diberi keterangan “FBI menggerebek rumah Baruch Feldheim”. Menurut berita yang memuat foto itu, Feldheim, 43 tahun, adalah pria asal Brooklyn yang mengaku menderita infeksi virus Corona Covid-19 dan batuk di depan agen FBI yang menggerebek rumahnya.
Feldheim juga berbohong kepada FBI tentang alat perlindungan diri (APD) yang dia timbun untuk menghasilkan uang. Karena itu, Feldheim didakwa telah menyerang pejabat federal dan membuat pernyataan palsu kepada penegak hukum. Menurut jaksa penuntut, Feldheim telah menimbun respirator N95, masker bedah, pakaian medis, dan alat disinfektan, lalu menjualnya ke para profesional perawatan kesehatan dengan harga yang tinggi.
Penangkapan Feldheim bermula ketika seorang dokter di New Jersey menghubunginya melalui grup WhatsApp yang bernama “Virus2020!”. Feldheim pun setuju untuk menjual sekitar 1.000 masker N95 dan berbagai peralatan lainnya kepada dokter itu dengan harga US$ 12 ribu, jauh lebih tinggi sekitar 700 persen dari harga normal.
Kemudian, Feldheim menyuruh dokter itu mengambil pesanannya ke sebuah bengkel mobil di Irvington, New Jersey. Menurut dokter tersebut, bengkel tersebut dipenuhi dengan berbagai produk, seperti hand sanitizer, tisu basah, bahan kimia pembersih, dan perlengkapan bedah. Setelah itu, Feldheim memberi tahu dokter tersebut bahwa dia terpaksa memindahkan berbagai produk itu ke lokasi lain.
Beberapa hari kemudian, Feldheim diduga menawarkan sejumlah pakaian bedah kepada seorang perawat, dan mengarahkan perawat itu ke kediamannya di Brooklyn. Pada 25 Maret 2020, Feldheim juga menerima kiriman dari Kanada yang berisi delapan palet masker bedah. Dua hari kemudian, FBI mendapati sebuah kardus kemasan masker N95 yang sudah kosong di luar rumah Feldheim. FBI juga melihat beberapa orang yang, ketika pergi dari rumah Feldheim, membawa kotas atau tas yang diduga berisi peralatan medis.
Ketika FBI mendatangi rumahnya dan bertanya tentang peralatan medis itu, Feldheim mengaku bahwa ia menderita infeksi virus Corona Covid-19 dan batuk di depan para agen. Jaksa penuntut juga mengatakan bahwa Feldheim telah berbohong dan mengaku kepada FBI bahwa ia bekerja untuk perusahaan yang menjual APD.
Penggerebekan terkait kasus penimbunan masker N95 serta perlengkapan medis lainnya itu terjadi di rumah seorang pria bernama Baruch Feldheim asal Brooklyn, Kota New York.
Untuk memeriksa klaim yang diunggah oleh akun Facebook Ayesha Rahman, Tim CekFakta Tempo mula-mula memfragmentasi video itu menjadi sejumlah gambar dengan tool InVID. Kemudian, gambar-gambar itu ditelusuri dengan reverse image tool Yandex.
Hasilnya, video yang sama pernah diunggah ke YouTube oleh kanal Euro News Amateur pada 1 April 2020. Video tersebut diberi keterangan “FBI agents return thousands of N95 masks stolen from the hospital (Agen FBI mengembalikan ribuan masker N95 yang dicuri dari rumah sakit)”.
Video serupa dari lokasi yang sama juga pernah diunggah oleh kanal YouTube milik media asing ABC News pada 2 April 2020 dengan judul “Authorities remove almost a million N95 masks and other supplies from alleged hoarder (Pihak berwenang menyita hampir satu juta masker N95 dan persediaan lainnya dari seseorang yang diduga penimbun)”.
Menurut ABC News, pihak berwenang menyita sekitar 192 ribu masker respirator N95, sekitar 600 ribu sarung tangan medis, 130 ribu masker bedah, masker prosedur, masker N100, pakaian bedah, handuk disinfektan, filter partikel, hand sanitizer, dan semprotan disinfektan setelah seorang pria asal Brooklyn, sebuah wilayah di New York, ditangkap atas dugaan penimbunan peralatan medis.
Sebuah foto yang diambil di lokasi penggerebekan di Brooklyn itu juga pernah dimuat oleh situs media NY Daily News pada 30 Maret 2020. Foto itu diberi keterangan “FBI menggerebek rumah Baruch Feldheim”. Menurut berita yang memuat foto itu, Feldheim, 43 tahun, adalah pria asal Brooklyn yang mengaku menderita infeksi virus Corona Covid-19 dan batuk di depan agen FBI yang menggerebek rumahnya.
Feldheim juga berbohong kepada FBI tentang alat perlindungan diri (APD) yang dia timbun untuk menghasilkan uang. Karena itu, Feldheim didakwa telah menyerang pejabat federal dan membuat pernyataan palsu kepada penegak hukum. Menurut jaksa penuntut, Feldheim telah menimbun respirator N95, masker bedah, pakaian medis, dan alat disinfektan, lalu menjualnya ke para profesional perawatan kesehatan dengan harga yang tinggi.
Penangkapan Feldheim bermula ketika seorang dokter di New Jersey menghubunginya melalui grup WhatsApp yang bernama “Virus2020!”. Feldheim pun setuju untuk menjual sekitar 1.000 masker N95 dan berbagai peralatan lainnya kepada dokter itu dengan harga US$ 12 ribu, jauh lebih tinggi sekitar 700 persen dari harga normal.
Kemudian, Feldheim menyuruh dokter itu mengambil pesanannya ke sebuah bengkel mobil di Irvington, New Jersey. Menurut dokter tersebut, bengkel tersebut dipenuhi dengan berbagai produk, seperti hand sanitizer, tisu basah, bahan kimia pembersih, dan perlengkapan bedah. Setelah itu, Feldheim memberi tahu dokter tersebut bahwa dia terpaksa memindahkan berbagai produk itu ke lokasi lain.
Beberapa hari kemudian, Feldheim diduga menawarkan sejumlah pakaian bedah kepada seorang perawat, dan mengarahkan perawat itu ke kediamannya di Brooklyn. Pada 25 Maret 2020, Feldheim juga menerima kiriman dari Kanada yang berisi delapan palet masker bedah. Dua hari kemudian, FBI mendapati sebuah kardus kemasan masker N95 yang sudah kosong di luar rumah Feldheim. FBI juga melihat beberapa orang yang, ketika pergi dari rumah Feldheim, membawa kotas atau tas yang diduga berisi peralatan medis.
Ketika FBI mendatangi rumahnya dan bertanya tentang peralatan medis itu, Feldheim mengaku bahwa ia menderita infeksi virus Corona Covid-19 dan batuk di depan para agen. Jaksa penuntut juga mengatakan bahwa Feldheim telah berbohong dan mengaku kepada FBI bahwa ia bekerja untuk perusahaan yang menjual APD.
Kesimpulan
https://turnbackhoax.id/wp-content/uploads/2020/04/Screenshot_75-678x381.png
Rujukan
- https://cekfakta.tempo.co/fakta/738/fakta-atau-hoaks-benarkah-fbi-gerebek-sinagoge-yahudi-di-new-york-yang-timbun-masker-n95
- https://www.youtube.com/watch?v=RnZdPEi8xFQ
- https://www.youtube.com/watch?v=MmNqXaGuo2k
- https://abcnews.go.com/Politics/medical-supplies-seized-alleged-price-gouger-distributed-hospitals/story?id=69938363
- https://www.nydailynews.com/news/villian-selling-coronavirus-supplies-20200330-ppda2n5zoza6fcingzk3lvagha-story.html
Halaman: 5496/6686