[SALAH] Korban Virus Corona
Sumber: facebook.comTanggal publish: 17/04/2020
Berita
“Korban virus corona..”
Hasil Cek Fakta
Sebuah akun facebook bernama Bintang Ramadhan mengunggah foto katak-katak mati yang disertai narasi “Korban virus corona”. postingan tersebut ia unggah di grup facebook (PSPS) Pendukung Setia PRABOWO – SANDI.
Setelah ditelusuri, klaim bahwa katak-katak tersebut mati karena virus corona adalah salah. Dilansir dari Nationalgeographic.uk, ditemukan artikel dengan foto identik dengan yang diposting akun facebook Bintang Ramadhan. Artikel tersebut berjudul “
‘Kiamat’ amfibi yang disebabkan oleh patogen paling merusak yang pernah ada’. pada 31 maret 2019.
Artikel tersebut berisi tentang kematian hewan katak secara masiv akibat infeksi jamur chytrid, yang menyebabkan penyakit menular chytridiomycosis, dimana katak-katak tersebut memakan kulit mereka sendiri dan terkena serangan jantung.
Diketahui, foto tersebut adalah hasil jeperetan fotografer National Geographic bernama Joel Sartore yang sudah beredar sejak tahun 2004. foto tersebut berlokasi di Taman Nasional King’s Canyon, California, Amerika Serikat.
Klaim yang menyebutkan bahwa foto katak-katak mati akibat virus corona adalah salah. katak-katak tersebut mati karena infeksi jamur chytrid dan foto itu diambil pada tahun 2004, jauh sebelum virus corona melanda dunia.
Setelah ditelusuri, klaim bahwa katak-katak tersebut mati karena virus corona adalah salah. Dilansir dari Nationalgeographic.uk, ditemukan artikel dengan foto identik dengan yang diposting akun facebook Bintang Ramadhan. Artikel tersebut berjudul “
‘Kiamat’ amfibi yang disebabkan oleh patogen paling merusak yang pernah ada’. pada 31 maret 2019.
Artikel tersebut berisi tentang kematian hewan katak secara masiv akibat infeksi jamur chytrid, yang menyebabkan penyakit menular chytridiomycosis, dimana katak-katak tersebut memakan kulit mereka sendiri dan terkena serangan jantung.
Diketahui, foto tersebut adalah hasil jeperetan fotografer National Geographic bernama Joel Sartore yang sudah beredar sejak tahun 2004. foto tersebut berlokasi di Taman Nasional King’s Canyon, California, Amerika Serikat.
Klaim yang menyebutkan bahwa foto katak-katak mati akibat virus corona adalah salah. katak-katak tersebut mati karena infeksi jamur chytrid dan foto itu diambil pada tahun 2004, jauh sebelum virus corona melanda dunia.
Kesimpulan
Bukan karena virus corona. Foto Katak-katak yang mati itu sudah beredar sejak 2004 jauh sebelum virus corona muncul pada akhir 2019. diketahui foto tersebut diabadikan oleh seorang fotografer National Geographic bernama Joel Sartore. lokasi foto tersebut berada di Taman Nasional King’s Canyon, . Katak-katak tersebut mati dikarenakan infeksi jamur chytrid, yang menyebabkan penyakit menular chytridiomycosis.
Rujukan
- https://www.joelsartore.com/ani076-00001/?context=dead+frogs&index=2
- https://www.nationalgeographic.co.uk/animals/2019/03/amphibian-apocalypse-caused-most-destructive-pathogen-ever
- https://www.thesun.co.uk/tech/8745728/frog-apocalypse-flesh-eating-bacteria-disease/
- https://www.nhm.ac.uk/visit/wpy/gallery/2010/images/one-earth-award/4362/the-hidden-plague.html
[SALAH] “Darurat Corona, Ma’ruf Amin Himbau Mudik Lewat Tol Langit Saja”
Sumber: facebook.comTanggal publish: 17/04/2020
Berita
“Darurat Corona, Ma’ruf Amin Himbau Mudik Lewat Tol Langit Saja”
Hasil Cek Fakta
Melalui media sosial Facebook, sebuah tangkapan layar yang memperlihatkan pemberitaan milik cnnindonesia.com beredar. Menurut tangkapan layar yang diunggah oleh group Facebook @generasimillenial, pemberitaan milik cnnindonesia.com yang terbit pada 19 Maret 2020 pukul 10:31 tersebut berjudul “Darurat Corona, Ma’ruf Amin Himbau Mudik Lewat Tol Langit Saja”.
Coba melakukan penelusuran lebih lanjut, melalui indeks pemberitaan milik cnnindonesia.com yang diterbitkan pada Kamis, 19 Maret 2020 pukul 10.31 WIB. Diketahui bahwa cnnindonesia.com tidak menerbitkan artikel seperti tangkapan layar yang berjudul “Darurat Corona, Ma’ruf Amin Himbau Mudik Lewat Tol Langit Saja”.
Artikel tersebut diketahui merupakan hasil suntingan dari artikel asli yang berjudul “Darurat Corona, Ma’ruf Amin Imbau Warga Tak Mudik”. Artikel tersebut menjelaskan bahwa Wakil Presiden Ma’ruf Amin menghimbau masyarakat agar tidak mudik saat libur lebaran Hari Raya Idul Fitri 1 Syawal 1441 Hijriah, 24-25 Mei 2020. Hal itu diharapkan mampu memutus mata rantai persebaran virus corona atau Covid-19. Wapres Ma’ruf Amin menganjurkan untuk masyarakat yang tidak mudik agar melakukan silaturahmi jarak jauh melalui sambungan telepon, video call maupun menggunakan media sosial.
Kesimpulannya adalah unggahan berupa tangkapan layar seperti di atas yakni dengan merubah judul sebuah artikel, masuk ke dalam kategori maniputaled content atau konten yang dimanipulasi. Manipulated content sendiri adalah proses penyuntingan sebuah konten baik dari segi judul, waktu, gambar dan juga logo dengan tujuan tertentu.
Coba melakukan penelusuran lebih lanjut, melalui indeks pemberitaan milik cnnindonesia.com yang diterbitkan pada Kamis, 19 Maret 2020 pukul 10.31 WIB. Diketahui bahwa cnnindonesia.com tidak menerbitkan artikel seperti tangkapan layar yang berjudul “Darurat Corona, Ma’ruf Amin Himbau Mudik Lewat Tol Langit Saja”.
Artikel tersebut diketahui merupakan hasil suntingan dari artikel asli yang berjudul “Darurat Corona, Ma’ruf Amin Imbau Warga Tak Mudik”. Artikel tersebut menjelaskan bahwa Wakil Presiden Ma’ruf Amin menghimbau masyarakat agar tidak mudik saat libur lebaran Hari Raya Idul Fitri 1 Syawal 1441 Hijriah, 24-25 Mei 2020. Hal itu diharapkan mampu memutus mata rantai persebaran virus corona atau Covid-19. Wapres Ma’ruf Amin menganjurkan untuk masyarakat yang tidak mudik agar melakukan silaturahmi jarak jauh melalui sambungan telepon, video call maupun menggunakan media sosial.
Kesimpulannya adalah unggahan berupa tangkapan layar seperti di atas yakni dengan merubah judul sebuah artikel, masuk ke dalam kategori maniputaled content atau konten yang dimanipulasi. Manipulated content sendiri adalah proses penyuntingan sebuah konten baik dari segi judul, waktu, gambar dan juga logo dengan tujuan tertentu.
Kesimpulan
Melalui media sosial Facebook, sebuah tangkapan layar yang memperlihatkan pemberitaan milik cnnindonesia.com beredar. Menurut tangkapan layar, cnnindonesia.com pada Kamis 19 Maret 2020 pukul 13.10 menerbitkan artikel berjudul “Darurat Corona, Ma’ruf Amin Himbau Mudik LewatTol Langit Saja”. Yang apabila ditelusuri lebih lanjut, diketahui bahwa judul pada tangkapan layar tidak sesuai dengan judul pada artikel asli yang diterbitkan oleh cnnindonesia.com.
Rujukan
[SALAH] Video “Obat COVID-19 Telah Ditemukan dan Siap Disebarkan ke Seluruh Indonesia”
Sumber: youtube.comTanggal publish: 17/04/2020
Berita
Youtube:
“Obat Virus Corona (COVID-19) Telah ditemukan Dan Siap Di Sebar Ke Seluruh Indonesia
Instanti Kesehatan berhasil membuat obat yang di butuhkan Pasien Covid 19 saat ini dan pada pidatonya beliau berterimakasih kepada Pemerintah atas bantuannya karena bahan baku dari obat inu sangat sulit karena rebutan dengan negara negara lain. Kami berharap dengan adanya Obat Ini Covid-19 dapat musnah dan dunia kembaki normal kembali Amin”
Facebook:
“Share Semoga Ini adalah solusi penghujung dari wabah Covid 19 Amin.
“Obat Virus Corona (COVID-19) Telah ditemukan Dan Siap Di Sebar Ke Seluruh Indonesia
Instanti Kesehatan berhasil membuat obat yang di butuhkan Pasien Covid 19 saat ini dan pada pidatonya beliau berterimakasih kepada Pemerintah atas bantuannya karena bahan baku dari obat inu sangat sulit karena rebutan dengan negara negara lain. Kami berharap dengan adanya Obat Ini Covid-19 dapat musnah dan dunia kembaki normal kembali Amin”
Facebook:
“Share Semoga Ini adalah solusi penghujung dari wabah Covid 19 Amin.
Hasil Cek Fakta
Akun Youtube Fz Time mengunggah video pada 15 April 2020, video tersebut merupakan konferensi pers Commercial Director PT Dexa Medica, Hery Sutanto yang diklaim mengumumkan telah ditemukannya obat COVID-19, kemudian unggahan itu dibagikan pada laman Facebook miliknya.
Dari hasil penelusuran, selama konferensi pers Commercial Director PT Dexa Medica, Hery Sutanto tidak menyebutkan pernyataan bahwa obat COVID-19 sudah ditemukan. Namun PT Dexa Medica akan mendonasikan obat-obatan untuk pasien COVID-19 juga perlengkapan APD.
Dikutip dari suara.com, PT Dexa Medica akan mendonasikan, 100.000 tablet obat Hydroxychloroquine 200 mg setara untuk 5.000 pasien, 240.000 tablet Chloroquine 250 mg atau setara untuk kebutuhan 12.000 pasien dan Azithromycin untuk 5.000 pasien sejumlah 50.000 tablet ke Rumah Sakit rujukan COVID-19 dan Rumah Sakit Pemerintah yang menangani pasien COVID-19 di Indonesia.
Hary juga mengatakan, dirinya berterima kasih kepada Pemerintah, BPOM, Kementerian Kesehatan, Kementerian Luar Negeri dan Kementerian Perindustrian juga instansi lain yang telah membantu untuk mendatangkan bahan baku obat tersebut yang menjadi rebutan di seluruh dunia ke Indonesia.
Dilasir dari kumparan.com, Klorokuin bukan merupakan obat utama virus Corona. Hal tersebut pernah dinyatakan oleh Presiden Joko Widodo bahwa Klorokuin merupakan obat lapis kedua atau second line, obat ini digunakan atas dasar implementasi yang sudah berjalan di sejumlah negara dalam menagani virus Corona.
Melansir dari cnnindonesia.com, kalangan profesional termasuk dokter Eugene Du, yang juga merupakan CEO Cool Quit, perusahaan yang terdiri dari tim dokter lulusan Stanford yang memerangi pandemi virus Corona ikut buka suara terkait kombinasi Hydroxychloroquine dan Azithromycin sebagai obat COVID-19, dirinya mengatakan bahwa kombinasi obat tersebut belum terbukti secara klinis aman dan efektif.
Dokter dan Direktur Institute of Molecular Biology dan Biotechnology National Institutes of Health University of the Philippines, Manila Edsel Salvana ikut memberikan pernyataan bahwa mengonsumsi Hydroxycloroquine dan Azithromycin hanya diperbolehkan dengan resep dokter, karena keduanya termasuk obat keras. Di beberapa kesempatan memang dokter menggunakan satu atau kedua obat tersebut untuk pasien COVID-19, namun dosis yang diberikan dengan perhitungan dan monitor ketat. Sebab, kombinasi kedua obat tersebut dapat menyebabkan aritmia atau gangguan irama jantung yang dapat menyebabkan kematian. Terutama jika pasien mengonsumsi obat lainnya dan memiliki riwayat penyakit jantung.
Atas penjelasan tersebut informasi yang menyebutkan bahwa obat COVID-19 telah ditemukan adalah tidak benar dan masuk ke dalam kategori Konten yang Salah.
Dari hasil penelusuran, selama konferensi pers Commercial Director PT Dexa Medica, Hery Sutanto tidak menyebutkan pernyataan bahwa obat COVID-19 sudah ditemukan. Namun PT Dexa Medica akan mendonasikan obat-obatan untuk pasien COVID-19 juga perlengkapan APD.
Dikutip dari suara.com, PT Dexa Medica akan mendonasikan, 100.000 tablet obat Hydroxychloroquine 200 mg setara untuk 5.000 pasien, 240.000 tablet Chloroquine 250 mg atau setara untuk kebutuhan 12.000 pasien dan Azithromycin untuk 5.000 pasien sejumlah 50.000 tablet ke Rumah Sakit rujukan COVID-19 dan Rumah Sakit Pemerintah yang menangani pasien COVID-19 di Indonesia.
Hary juga mengatakan, dirinya berterima kasih kepada Pemerintah, BPOM, Kementerian Kesehatan, Kementerian Luar Negeri dan Kementerian Perindustrian juga instansi lain yang telah membantu untuk mendatangkan bahan baku obat tersebut yang menjadi rebutan di seluruh dunia ke Indonesia.
Dilasir dari kumparan.com, Klorokuin bukan merupakan obat utama virus Corona. Hal tersebut pernah dinyatakan oleh Presiden Joko Widodo bahwa Klorokuin merupakan obat lapis kedua atau second line, obat ini digunakan atas dasar implementasi yang sudah berjalan di sejumlah negara dalam menagani virus Corona.
Melansir dari cnnindonesia.com, kalangan profesional termasuk dokter Eugene Du, yang juga merupakan CEO Cool Quit, perusahaan yang terdiri dari tim dokter lulusan Stanford yang memerangi pandemi virus Corona ikut buka suara terkait kombinasi Hydroxychloroquine dan Azithromycin sebagai obat COVID-19, dirinya mengatakan bahwa kombinasi obat tersebut belum terbukti secara klinis aman dan efektif.
Dokter dan Direktur Institute of Molecular Biology dan Biotechnology National Institutes of Health University of the Philippines, Manila Edsel Salvana ikut memberikan pernyataan bahwa mengonsumsi Hydroxycloroquine dan Azithromycin hanya diperbolehkan dengan resep dokter, karena keduanya termasuk obat keras. Di beberapa kesempatan memang dokter menggunakan satu atau kedua obat tersebut untuk pasien COVID-19, namun dosis yang diberikan dengan perhitungan dan monitor ketat. Sebab, kombinasi kedua obat tersebut dapat menyebabkan aritmia atau gangguan irama jantung yang dapat menyebabkan kematian. Terutama jika pasien mengonsumsi obat lainnya dan memiliki riwayat penyakit jantung.
Atas penjelasan tersebut informasi yang menyebutkan bahwa obat COVID-19 telah ditemukan adalah tidak benar dan masuk ke dalam kategori Konten yang Salah.
Kesimpulan
Hasil Periksa Fakta Riski Maulana (Anggota Komisariat MAFINDO BSI)
Video tersebut merupakan konferensi pers Hery Sutanto selaku Commercial Director PT Dexa Medica mengenai pemberian donasi obat-obatan dan APD, bukan pengumuman mengenai penemuan obat COVID-19.
Video tersebut merupakan konferensi pers Hery Sutanto selaku Commercial Director PT Dexa Medica mengenai pemberian donasi obat-obatan dan APD, bukan pengumuman mengenai penemuan obat COVID-19.
Rujukan
- http://archive.today/5s4HS
- http://archive.today/ymRWW
- https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20200322124009-255-485768/efek-samping-obat-chloroquine-dan-azithromyci-untuk-corona
- https://www.liputan6.com/news/read/4225498/dexa-medica-donasikan-obat-obatan-pasien-covid-19-melalui-bnpb-dan-rs-rujukan-amp-pemerintah
- https://www.tribunnews.com/kesehatan/2020/04/13/dexa-medica-donasikan-obat-obatan-bagi-pasien-covid-19
[SALAH] “Hati2 Alat Ini Sdh Di Setting Suhu 36-37°C Olh Komunis Cina Utk Mmbunuh Para Ulama2 Kita”
Sumber: facebook.comTanggal publish: 17/04/2020
Berita
Akun Sayuti Ibrahim membagikan sebuah video dari kanal Youtube Agung Mujahid yang diberi judul “WASPADALAH:Hati2 Alat Ini Sdh Di Setting Suhu 36-37°C Olh Komunis Cina Utk Mmbunuh Para Ulama2 Kita.” yang diunggah pada tanggal 7 April 2020.
Dalam video yang berdurasi 39 detik itu, terdengar beberapa orang yang sedang mengobrol dengan bahasa asing. Mereka juga merekam sebuah termometer tembak yang hasil pengukuran suhunya hanya berada di angka 36-37 derajat Celcius. Setelah dibongkar, di dalam termometer itu tidak ditemukan sensor pendeteksi suhu bernama thermopile sebagaimana yang seharusnya terdapat dalam sebuah termometer tembak. Di bagian akhir video, terlihat kemasan termometer itu yang tercetak merek “Haeco”.
Dalam video yang berdurasi 39 detik itu, terdengar beberapa orang yang sedang mengobrol dengan bahasa asing. Mereka juga merekam sebuah termometer tembak yang hasil pengukuran suhunya hanya berada di angka 36-37 derajat Celcius. Setelah dibongkar, di dalam termometer itu tidak ditemukan sensor pendeteksi suhu bernama thermopile sebagaimana yang seharusnya terdapat dalam sebuah termometer tembak. Di bagian akhir video, terlihat kemasan termometer itu yang tercetak merek “Haeco”.
Hasil Cek Fakta
Berdasarkan hasil penelusuran Tim Cek Fakta Tempo, klaim bahwa termoter di video itu adalah alat yang disetting oleh komunis Cina untuk membunuh para ulama adalah klaim yang keliru.
Dengan tool InVID, Tim CekFakta Tempo memfragmentasi video yang berasal dari YouTube tersebut menjadi sejumlah gambar. Gambar-gambar itu kemudian ditelusuri dengan reverse image tool untuk menemukan sumber awal dari video tersebut.
Dengan cara ini, diperoleh petunjuk bahwa video itu pernah dibagikan oleh halaman Facebook milik situs Thailand, Phuketandamannews, pada 4 April 2020. Dalam keterangannya, tertulis bahwa termometer tembak di video itu palsu. Saat dibongkar, termomer itu kosong. Hasil pengukuran suhunya pun tidak pernah melebihi angka 37 derajat Celcius.
“Selama epidemi Covid-19, produk yang banyak diminati adalah pengukur demam. Tapi jarang yang mengetahui bahwa ada barang palsu yang dijual. Hati-hati!” demikian keterangan yang ditulis oleh Phuketandamannews dalam bahasa Thailand.
Tempo pun menelusuri pemberitaan mengenai termometer palsu itu dan menemukan bahwa situs media yang berbasis di HongKong, HK 01, pernah memberitakan video termometer palsu yang sama dengan yang diunggah Phuketandamannews. Video itu disebut berasal dari unggahan seorang warganet asal Thailand pada 11 April 2020.
Menurut HK 01, warganet dari Thailand bercerita bahwa mereka membeli termometer tembak di pasar. Namun, hasil pengukuran suhu termometer itu tidak pernah lebih dari 37 derajat Celcius. Mereka pun membongkar termometer tersebut dan menemukan bahwa bagian dalamnya kosong. Bahkan, setelah dibongkar, termometer itu masih bisa mengukur suhu seperti biasa.
Ditemukannya termometer palsu itu pun dihubungkan dengan aksi polisi Thailand yang baru-baru ini membongkar sebuah gudang yang berisi sejumlah alat pelindung diri (APD) palsu yang diselundupkan dari Cina. Barang-barang yang diselundupkan itu antara lain masker, pakaian pelindung, dan termometer tembak.
Menurut laporan situs Slovenia, Times.si, dilihat dari kemasannya, Heaco adalah perusahaan asal Ukraina yang memang menjual termometer tembak. Dalam kemasan yang terlihat di video, tertulis nomor seri termometer itu, yakni MDI-908. Namun, di sebuah toko online Ukraina, model terbaru yang dijual oleh Heaco adalah seri MDI-907. Produk Heaco yang tidak resmi dengan seri MDI-908 hanya dijumpai di toko-toko di Alibaba, marketplace terbesar di Cina.
Tim CekFakta Tempo pun memverifikasi petunjuk yang ditemukan oleh Times.si itu. Berdasarkan penelusuran Tempo, Heaco adalah brand dari perusahaan yang bernama Heaco Medical Technology yang beralamat di Kiev, ibukota Ukraina. Di situs resminya, Heaco.ua, tidak ditemukan produk termometer tembak seri MDI-908. Perusahaan itu hanya memiliki dua seri termometer tembak, yakni MDI-901 dan MDI-907.
Demikian pula saat Tempo melakukan pencarian di salah satu toko online produk kesehatan di Ukraina, Medtechnika, tidak ditemukan produk termometer tembak Heaco seri MDI-908. Produk yang mereka jual adalah Heaco MDI-907. Dengan demikian, produk termometer tembak Heaco seri MDI-908 yang terlihat dalam video yang beredar itu memang bukan produk resmi dari eaco Medical Technology.
Dengan tool InVID, Tim CekFakta Tempo memfragmentasi video yang berasal dari YouTube tersebut menjadi sejumlah gambar. Gambar-gambar itu kemudian ditelusuri dengan reverse image tool untuk menemukan sumber awal dari video tersebut.
Dengan cara ini, diperoleh petunjuk bahwa video itu pernah dibagikan oleh halaman Facebook milik situs Thailand, Phuketandamannews, pada 4 April 2020. Dalam keterangannya, tertulis bahwa termometer tembak di video itu palsu. Saat dibongkar, termomer itu kosong. Hasil pengukuran suhunya pun tidak pernah melebihi angka 37 derajat Celcius.
“Selama epidemi Covid-19, produk yang banyak diminati adalah pengukur demam. Tapi jarang yang mengetahui bahwa ada barang palsu yang dijual. Hati-hati!” demikian keterangan yang ditulis oleh Phuketandamannews dalam bahasa Thailand.
Tempo pun menelusuri pemberitaan mengenai termometer palsu itu dan menemukan bahwa situs media yang berbasis di HongKong, HK 01, pernah memberitakan video termometer palsu yang sama dengan yang diunggah Phuketandamannews. Video itu disebut berasal dari unggahan seorang warganet asal Thailand pada 11 April 2020.
Menurut HK 01, warganet dari Thailand bercerita bahwa mereka membeli termometer tembak di pasar. Namun, hasil pengukuran suhu termometer itu tidak pernah lebih dari 37 derajat Celcius. Mereka pun membongkar termometer tersebut dan menemukan bahwa bagian dalamnya kosong. Bahkan, setelah dibongkar, termometer itu masih bisa mengukur suhu seperti biasa.
Ditemukannya termometer palsu itu pun dihubungkan dengan aksi polisi Thailand yang baru-baru ini membongkar sebuah gudang yang berisi sejumlah alat pelindung diri (APD) palsu yang diselundupkan dari Cina. Barang-barang yang diselundupkan itu antara lain masker, pakaian pelindung, dan termometer tembak.
Menurut laporan situs Slovenia, Times.si, dilihat dari kemasannya, Heaco adalah perusahaan asal Ukraina yang memang menjual termometer tembak. Dalam kemasan yang terlihat di video, tertulis nomor seri termometer itu, yakni MDI-908. Namun, di sebuah toko online Ukraina, model terbaru yang dijual oleh Heaco adalah seri MDI-907. Produk Heaco yang tidak resmi dengan seri MDI-908 hanya dijumpai di toko-toko di Alibaba, marketplace terbesar di Cina.
Tim CekFakta Tempo pun memverifikasi petunjuk yang ditemukan oleh Times.si itu. Berdasarkan penelusuran Tempo, Heaco adalah brand dari perusahaan yang bernama Heaco Medical Technology yang beralamat di Kiev, ibukota Ukraina. Di situs resminya, Heaco.ua, tidak ditemukan produk termometer tembak seri MDI-908. Perusahaan itu hanya memiliki dua seri termometer tembak, yakni MDI-901 dan MDI-907.
Demikian pula saat Tempo melakukan pencarian di salah satu toko online produk kesehatan di Ukraina, Medtechnika, tidak ditemukan produk termometer tembak Heaco seri MDI-908. Produk yang mereka jual adalah Heaco MDI-907. Dengan demikian, produk termometer tembak Heaco seri MDI-908 yang terlihat dalam video yang beredar itu memang bukan produk resmi dari eaco Medical Technology.
Kesimpulan
BUKAN di Indonesia. Video aslinya direkam di Thailand. Namun, termometer yang diklaim bermerek Heaco dengan seri MDI-908 tersebut bukan produk asli perusahaan Heaco Medical Technology. Penjualan termometer palsu di Thailand memang rawan terjadi di tengah pandemi virus Corona COVID-19.
Rujukan
- https://cekfakta.tempo.co/fakta/737/fakta-atau-hoaks-benarkah-termometer-ini-dibuat-oleh-cina-dan-sudah-diatur-untuk-bunuh-ulama
- https://www.facebook.com/watch/?ref=external&v=303494330613933
- https://www.hk01.com/熱爆話題/459751/新冠肺炎-泰國出現空心測溫槍-體溫讀數不超37度-拆開都用得
- http://www.times.si/tehnologija/termometer-za-prilivanje-olja-na-ogenj-epidemije-koronavirusa–05ad7d0c9955c99884a572230b6b3f100b613169.html
- https://heaco.ua/
Halaman: 5497/6686