Sebuah akun Twitter @99freemind membagikan cuitan yang mengklaim bahwa perusahaan multinasional produsen farmasi GlaxoSmithKline, melaporkan bahwa vaksin Covid dapat menyebabkan kemandulan.
Berikut kutipan narasinya:
“Alleged GSK insider reports that there are sterilization agents in the COVID vax which can cause sterility not only in the patient but also in the sexual partners of people who have taken the shot. It took me longer than it should have to find this evidence of the WHO putting HcG in Tetanus vaccines but here it is. Save it. #VaccineTruth #WHO #PopulationReduction #EUGENICS”
“Dugaan orang dalam GSK melaporkan bahwa terdapat agen sterilisasi dalam virus COVID yang dapat menyebabkan kemandulan tidak hanya pada pasien tetapi juga pada pasangan seksual orang yang disuntik. Butuh waktu lebih lama bagi saya untuk menemukan bukti bahwa WHO memasukkan HcG dalam vaksin Tetanus tetapi ini dia. Simpan itu. #VaccineTruth #WHO #PopulationReduction #EUGENICS”
Apakah vaksin covid membuat mandul
[SALAH] Vaksin Covid Sebabkan Mandul
Sumber: twitter.comTanggal publish: 30/08/2020
Berita
Hasil Cek Fakta
Setelah ditelusuri, GSK tidak mengembangkan vaksin untuk Covid-19 melainkan menawarkan teknologi kepada para peneliti mitra yang sedang dalam proses mengembangkan vaksin.
Asisten Profesor dan Ketua Penelitian Kanada dari Departemen Mikrobiologi Medis & Penyakit Menular di Universitas Manitoba, Jason Kindrachuk, mengatakan belum ada identifikasi masalah kesehatan terkait hormon yang dilaporkan dari uji klinis vaksin Covid-19 yang sedang berlangsung.
Melansir dari Kompas, Indonesia membeli vaksin dari Sinovac Biotech, bukan dari Novack. Indonesia akan mengimpor vaksin Covid-19 dari Sinovac Biotech Ltd sebanyak 50 juta dosis pada November 2020 sampai Maret 2021.
Sebelumnya, sebanyak 2.400 calon vaksin Covid-19 dari Sinovac tiba di Indonesia pada 19 Juli 2020. Bakal vaksin itu sedang diuji klinis di laboratorium milik Bio Farma dan Unpad, Bandung. Bakal vaksin Sinovac masuk dalam daftar calon vaksin yang dipantau WHO.
Asisten Profesor dan Ketua Penelitian Kanada dari Departemen Mikrobiologi Medis & Penyakit Menular di Universitas Manitoba, Jason Kindrachuk, mengatakan belum ada identifikasi masalah kesehatan terkait hormon yang dilaporkan dari uji klinis vaksin Covid-19 yang sedang berlangsung.
Melansir dari Kompas, Indonesia membeli vaksin dari Sinovac Biotech, bukan dari Novack. Indonesia akan mengimpor vaksin Covid-19 dari Sinovac Biotech Ltd sebanyak 50 juta dosis pada November 2020 sampai Maret 2021.
Sebelumnya, sebanyak 2.400 calon vaksin Covid-19 dari Sinovac tiba di Indonesia pada 19 Juli 2020. Bakal vaksin itu sedang diuji klinis di laboratorium milik Bio Farma dan Unpad, Bandung. Bakal vaksin Sinovac masuk dalam daftar calon vaksin yang dipantau WHO.
Kesimpulan
Belum ada identifikasi masalah kesehatan terkait hormon yang dilaporkan dari uji klinis vaksin COVID yang sedang berlangsung.
Rujukan
- https://turnbackhoax.id/2020/08/30/salah-vaksin-covid-sebabkan-mandul/
- https://www.reuters.com/article/uk-factcheck-covid-vaccine-causing-infer/fact-check-a-coronavirus-vaccine-that-makes-everyone-infertile-has-not-been-approved-for-use-idUSKBN25H20G
- https://kumparan.com/kumparannews/hoaxbuster-soal-vaksin-corona-mengakibatkan-mandul-1u5ZcqIu0SY
- https://www.kompas.com/tren/read/2020/08/28/184814965/hoaks-vaksin-covid-19-mengakibatkan-kemandulan
[SALAH] Dokumen WHO Tidak Menganjurkan untuk Memakai Masker Selama Pandemi COVID-19
Sumber: facebook.comTanggal publish: 30/08/2020
Berita
Beredar status dari akun Facebook Dan McGraw dengan sebuah foto berisikan dokumen yang diklaim sebagai dokumen WHO yang menyatakan bahwa WHO tidak menganjurkan untuk memakai masker selama pandemi COVID-19. Postingan ini telah dikomentari sebanyak 14 kali dan disebarkan kembali sebanyak 16 kali.
Berikut kutipan narasinya:
“Does the WHO recommend wearing masks in public settings? Simple answer. No.
Thx Janice Hicks”
Jika diterjemahkan akan berbunyi seperti ini :
"Apakah WHO merekomendasikan untuk memakai masker di tempat umum? Jawabannya sangat sederhana, tidak."
Berikut kutipan narasinya:
“Does the WHO recommend wearing masks in public settings? Simple answer. No.
Thx Janice Hicks”
Jika diterjemahkan akan berbunyi seperti ini :
"Apakah WHO merekomendasikan untuk memakai masker di tempat umum? Jawabannya sangat sederhana, tidak."
Hasil Cek Fakta
Berdasarkan dari artikel periksa fakta afp.com, Margaret Harris sebagai juru bicara WHO menjelaskan bahwa dokumen yang tersebar di media sosial adalah dokumen palsu. Ternyata klaim tersebut muncul dari penelitian dari Dr. Roger Chou yang dipermainkan konteksnya, penelitian ini dilakukan pada musim influenza tahun 2007 hingga 2008. Pada penelitian ini ia menemukan bahwa siswa yang memakai masker wajah dan mempraktikan kebersihan tangan bisa mengurangi tingkat penyakit yang mirip influenza bukan tentang pandemi COVID-19.
Dikutip dari artikel liputan6.com, klaim lain yang ditemukan pada dokumen tersebut adalah adanya kalimat “Petugas kesehatan yang menggunakan masker kain memiliki risiko lebih tinggi terkena covid-19 ketimbang yang memakai masker medis”. Klaim ini sebenarnya adalah kutipan studi yang dilakukan pada tahun 2015 oleh Erin Silverman sebagai Koordinator Riset Klinis di Fakultas Kedokteran Universitas Florida. Hasil studi tersebut adalah pekerja yang menggunakan masker kain memiliki tingkat infeksi virus influenza yang lebih tinggi bukan virus COVID-19.
Dikutip dari artikel liputan6.com, klaim lain yang ditemukan pada dokumen tersebut adalah adanya kalimat “Petugas kesehatan yang menggunakan masker kain memiliki risiko lebih tinggi terkena covid-19 ketimbang yang memakai masker medis”. Klaim ini sebenarnya adalah kutipan studi yang dilakukan pada tahun 2015 oleh Erin Silverman sebagai Koordinator Riset Klinis di Fakultas Kedokteran Universitas Florida. Hasil studi tersebut adalah pekerja yang menggunakan masker kain memiliki tingkat infeksi virus influenza yang lebih tinggi bukan virus COVID-19.
Kesimpulan
Dokumen tersebut adalah palsu dan bukan dokumen WHO, juru bicara WHO Margaret Harris telah mengklarifikasikan bahwa dokumen yang beredar di media sosial adalah palsu.
Rujukan
- https://turnbackhoax.id/2020/08/30/salah-dokumen-who-tidak-menganjurkan-untuk-memakai-masker-selama-pandemi-covid-19/
- https://factcheck.afp.com/fake-who-document-shared-anti-mask-posts
- https://www.liputan6.com/cek-fakta/read/4337936/cek-fakta-hoaks-dokumen-who-tidak-anjurkan-penggunaan-masker-selama-pandemi-virus-corona-covid-19
[SALAH] Kisah Azab Kematian Tragis Mustafa Kemal
Sumber: facebook.comTanggal publish: 30/08/2020
Berita
Beredar status dari akun Facebook Aisyah Ajhara Ahar Ahar dengan sebuah foto dengan klaim kematian Mustafa Kemal pada Oktober 1938 awalnya menderita penyakit kulit namun juga menderita penyakit lain, yaitu malaria, sirosis hari dan penyakit kelamin. Postingan ini telah dikomentari sebanyak 630 kali dan disukai oleh 247 akun.
Hasil Cek Fakta
Penelurusan tentang kematian Mustafa Kemal ternyata sudah pernah beredar sejak 2016 beberapa variasi lainnya yang berhubungan dengan kisah penyebab kematiannya. Menurut artikel berita kompas.com yang berjudul “Biografi Tokoh Dunia: Mustafa Kemal Ataturk, Presiden Pertama Turki” dipublikasikan pada 9 November 2018.
Artikel tersebut menjelaskan tentang biografi Mustafa Kemal dan dijelaskan bahwa pada tahun 1937, Mustafa Kemal mengalami penurunan kesehatan dan pada awal tahun 1938 saat sedang perjalanan ke Yalova, ia menderita penyakit serius sehingga ia kembali ke Istanbul untuk menjalani perawatan dan dinyatakan bahwa ia menderita sirosis hati. Mustafa Kemal meninggal pada 10 November 1938 di Istana Dolmabahce dan dimakamkan di Museum Etnografi Ankara yang kemudian dipindahkan ke sebuah sarkofagus seberat 42 ton di Mausoleum Anitkabir pada 10 November 1953. Pada biografi Mustafa Kemal maupun sumber yang valid tidak ada yang dapat membuktikan klaim kisah azab Mustafa Kemal tersebut.
Artikel tersebut menjelaskan tentang biografi Mustafa Kemal dan dijelaskan bahwa pada tahun 1937, Mustafa Kemal mengalami penurunan kesehatan dan pada awal tahun 1938 saat sedang perjalanan ke Yalova, ia menderita penyakit serius sehingga ia kembali ke Istanbul untuk menjalani perawatan dan dinyatakan bahwa ia menderita sirosis hati. Mustafa Kemal meninggal pada 10 November 1938 di Istana Dolmabahce dan dimakamkan di Museum Etnografi Ankara yang kemudian dipindahkan ke sebuah sarkofagus seberat 42 ton di Mausoleum Anitkabir pada 10 November 1953. Pada biografi Mustafa Kemal maupun sumber yang valid tidak ada yang dapat membuktikan klaim kisah azab Mustafa Kemal tersebut.
Kesimpulan
Tidak ada bukti sejarah yang valid yang dapat memperkuat kisah tersebut. Menurut sejarah Turki, Mustafa Kemal menderita sirosis hati pada awal tahun 1938, meninggal pada 10 November 1938, dan dimakamkan di Museum Etnografi Ankara yang kemudian dipindahkan ke sebuah sarkofagus seberat 42 ton di Mausoleum Anitkabir pada 10 November 1953.
Rujukan
- https://turnbackhoax.id/2020/08/30/salah-kisah-azab-kematian-tragis-mustafa-kemal/
- https://www.liputan6.com/cek-fakta/read/4010383/cek-fakta-hoaks-cerita-kematian-presiden-pertama-turki
- https://turnbackhoax.id/2016/12/13/disinformasi-kematian-presiden-turki-ataturk-yang-liberal-dan-zolim/
- https://internasional.kompas.com/read/2018/11/09/22490511/biografi-tokoh-dunia-mustafa-kemal-ataturk-presiden-pertama-turki
[SALAH] Tangkapan Layar “Ahox Tidak Akan Dicopot, Erik Tohir : Kami Punya Kepentingan Dengan Cina, Mohon Dipahami.”
Sumber: facebook.comTanggal publish: 29/08/2020
Berita
Akun Facebook Cecep Rudiana mengunggah gambar tangkapan layar judul artikel dari idtoday.co dengan judul “Ahox Tidak Akan Dicopot, Erik Tohir : Kami Punya Kepentingan Dengan Cina, Mohon Dipahami.” Pada tangkapan layar tertera tanggal penayangan 27 Agustus 2020.
Hasil Cek Fakta
Berdasarkan hasil penelusuran, tangkapan layar tersebut hasil suntingan. Sebab, artikel asli dari idtoday.co yang tayang pada 27 Agustus 2020 berjudul “Ahok Tidak Akan Dicopot, Erick Thohir: Kerugian Pertamina Masih Lebih Baik Dibanding Perusahaan Lain.”
Adapun, diketahui pula bahwa artikel itu merupakan hasil lansiran dari rmol.id dengan judul yang sama dan tayang pada tanggal 27 Agustus 2020.
Adapun, diketahui pula bahwa artikel itu merupakan hasil lansiran dari rmol.id dengan judul yang sama dan tayang pada tanggal 27 Agustus 2020.
Kesimpulan
Tangkapan layar hasil suntingan. Judul artikel sebenarnya ialah “Ahok Tidak Akan Dicopot, Erick Thohir: Kerugian Pertamina Masih Lebih Baik Dibanding Perusahaan Lain” yang tayang di idtoday.co pada 27 Agustus 2020.
Rujukan
- https://web.facebook.com/groups/fafhh/?post_id=1273371596328706
- https://turnbackhoax.id/2020/08/30/salah-tangkapan-layar-ahox-tidak-akan-dicopot-erik-tohir-kami-punya-kepentingan-dengan-cina-mohon-dipahami/
- https://news.idtoday.co/ahok-tidak-akan-dicopot-erick-thohir-kerugian-pertamina-masih-lebih-baik-dibanding-perusahaan-lain/
- https://politik.rmol.id/read/2020/08/27/449920/ahok-tidak-akan-dicopot-erick-thohir-kerugian-pertamina-masih-lebih-baik-dibanding-perusahaan-lain
Halaman: 5543/6702