Laman daring aljazera.online menaikan sebuah artikel berjudul berjudul “Info Dari Turki: Erdogan Tidak Pernah Akui Kemenangan Jokowi” pada 20 April 2019. Dalam artikel tersebut dituliskan sejumlah kepala negara sudah memberikan selamat kepada Calon Presiden Nomor Urut 01, Joko Widodo.
Namun, di akhir artikel terdapat informasi bahwa Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, menolak dan tidak mengucapkan selamat atas kemenangan Jokowi pada Pemilu 2019 berdasarkan hasil hitung cepat sejumlah lembaga survei.
Erdogan Tidak Pernah Akui Kemenangan Jokowi
Sumber: aljazera.onlineTanggal publish: 25/04/2019
Berita
Hasil Cek Fakta
Berdasarkan hasil penelusuran, diketahui bahwa artikel tersebut memelintir artikel berita dari laman detik.com yang berjudul “Sudah 21 Kepala Negara Ucap Selamat ke Jokowi, Erdogan Juga akan Telepon.” Perbedaan antara artikel tersebut dengan detik.com ada pada bagian akhir.
Pada artikel aljazera.online menyertakan komentar seorang pengguna akun Twitter @hasmi_bakhtiar yang mengaku memiliki info langsung dari Turki kalau Erdogan tidak pernah mengakui kemenangan Jokowi. Sedangkan, dalam artikel aslinya di detik.com, tidak ada kutipan tersebut. Berikut perbandingan kedua artikel tersebut:
Artikel di aljazera.online:
[…] Info Dari Turki : Erdogan Tidak Pernah Akui Kemenangan Jokowi
Sehari setelah pencoblosan, calon presiden petahana Joko Widodo (Jokowi) mendapat banyak panggilan telepon dari kepala negara asing. Mereka mengucapkan selamat kepada Jokowi.
Jokowi mengatakan sudah ada 21 kepala negara yang menghubunginya via telepon. Semua memberikan ucapan selamat kepada dirinya, yang menurut berbagai lembaga survei menang atas rivalnya, Prabowo Subianto.
"Baru saja tadi PM Singapura telepon juga menyampaikan (selamat). Masih ada beberapa negara yang akan menelepon," kata Jokowi saat wawancara dengan detikcom di Istana Negara, Kamis (18/4/2019).
Salah satu kepala negara yang hendak menelepon Jokowi adalah Presiden Turki Racep Tayyip Erdogan. Total sudah ada 21 kepala negara yang memberikan ucapan selamat kepada Jokowi.
"Tadi Presiden Erdogan juga. Dan sudah 21 negara sampaikan ucapan selamat," katanya.
Momen Jokowi menerima ucapan selamat dari kepala negara sahabat adalah saat Perdana Menteri (PM) Singapura Lee Hsien Loong menelepon. Saat itu Jokowi tengah diwawancarai wartawan, ajudan presiden melaporkan ada telepon masuk dari PM Lee.
"Yes, PM Lee. Thank you," kata Jokowi saat berbincang dengan PM Lee via telepon seluler.
Dari obrolan tersebut, terdengar pembahasan hasil hitung cepat lembaga survei. "Yes, ninety nine percent yes PM Lee," kata Jokowi soal akurasi hitung cepat lembaga survei.
Namun seorang warganet bernama Hasmi Bakhtiar langsung menuliskan komentar mengejutkan di akun medsos Presiden Jokowi.
Ia menyebutkan mendapat info dari Turki, bahwa Erdogan tidak pernah mengakui kemenangan Jokowi.
Semua kepala negara masih menunggu hasil resmi yang akan keluar tanggal 22 Mei nanti.
Di akhir kalimat, Hasmi mengecam Jokowi agar jangan pakai jabatan sebagai presiden untuk mengelabui publik. […]
Lalu, ini artikel dari detik.com:
[…] Sudah 21 Kepala Negara Ucap Selamat ke Jokowi, Erdogan Juga akan Telepon
Jakarta - Sehari setelah pencoblosan, calon presiden petahana Joko Widodo (Jokowi) mendapat banyak panggilan telepon dari kepala negara asing. Mereka mengucapkan selamat kepada Jokowi.
Jokowi mengatakan sudah ada 21 kepala negara yang menghubunginya via telepon. Semua memberikan ucapan selamat kepada dirinya, yang menurut berbagai lembaga survei menang atas rivalnya, Prabowo Subianto.
"Baru saja tadi PM Singapura telepon juga menyampaikan (selamat). Masih ada beberapa negara yang akan menelepon," kata Jokowi saat wawancara dengan detikcom di Istana Negara, Kamis (18/4/2019).
Salah satu kepala negara yang hendak menelepon Jokowi adalah Presiden Turki Racep Tayyip Erdogan. Total sudah ada 21 kepala negara yang memberikan ucapan selamat kepada Jokowi.
"Tadi Presiden Erdogan juga. Dan sudah 21 negara sampaikan ucapan selamat," katanya.
Momen Jokowi menerima ucapan selamat dari kepala negara sahabat adalah saat Perdana Menteri (PM) Singapura Lee Hsien Loong menelepon. Saat itu Jokowi tengah diwawancarai wartawan, ajudan presiden melaporkan ada telepon masuk dari PM Lee.
"Yes, PM Lee. Thank you," kata Jokowi saat berbincang dengan PM Lee via telepon seluler.
Dari obrolan tersebut, terdengar pembahasan hasil hitung cepat lembaga survei. "Yes, ninety nine percent yes PM Lee," kata Jokowi soal akurasi hitung cepat lembaga survei. […]
Dari perbandingan isi artikel sudah jelas ada tambahan di akhir artikel aljazera.online. Terkait laman daring aljazera.online juga bukan bagian dari Al Jazeera Media Network. Bantahan itu pernah diutarakan oleh Kepala Biro Jakarta Al Jazeera Media Network Sohaib Jassim ketika laman tersebut menuliskan artikel dengan informasi salah berjudul “Petir Menggelegar Setelah Presiden Indonesia Masuk Kabah” pada 15 April 2019 dan sudah dicek kebenarannya oleh liputan6.com di cekfakta.com pada tanggal 16 April 2019.
Berikut bantahan Al Jazeera Media Network terkait laman aljazera.online:
[…] Dalam pernyataan yang disebar grup percakapan Whatsapp para jurnalis, Sohaib Jassim, Kepala Biro Jakarta Al Jazeera Media Network menegaskan, www.aljazera.online tak terkait dengan pihaknya.
Berikut isi keterangan tersebut:
Salam,
Sehubungan dengan beredarnya sebuah tulisan berjudul "Petir Menggelegar Setelah Presiden Indonesia Masuk ke Kabah" yang dipublikasikan oleh situs bernama aljazera.online kemarin, Al Jazeera Media Network Biro Jakarta bermaksud menyampaikan keterangan sebagai berikut:
1. Al Jazeera Media Network tidak pernah memproduksi tulisan itu dan tidak memiliki hubungan apapun dengan pengelola situs tersebut
2. Al Jazeera Media Network mengecam keras penggunaan nama situs yang seolah-olah mirip dengan nama media kami
3. Al Jazeera Media Network mendesak agar pengelola situs aljazera.online dan situs-situs lain yang mencatut nama kami agar segera mengganti nama karena sangat merugikan Al Jazeera Media Network
4. Al Jazeera Media Network tidak memiliki situs berita online berbahasa Indonesia hingga saat ini
Sebagai informasi tambahan, Al Jazeera Media Network merupakan jaringan media internasional berbasis di Qatar yang menaungi stasiun televisi Al Jazeera English Channel, Al Jazeera Arabic Channel, Al Jazeera Documentary, Al Jazeera Mubasher (Live), aljazeera.com (Bahasa Inggris), aljazeera.net (Bahasa Arab), AJ+, dan lainnya.
Demikian pernyataan ini kami sampaikan. Terima kasih.
Sohaib Jassim
Kepala Biro Jakarta Al Jazeera Media Network […]
Pada artikel aljazera.online menyertakan komentar seorang pengguna akun Twitter @hasmi_bakhtiar yang mengaku memiliki info langsung dari Turki kalau Erdogan tidak pernah mengakui kemenangan Jokowi. Sedangkan, dalam artikel aslinya di detik.com, tidak ada kutipan tersebut. Berikut perbandingan kedua artikel tersebut:
Artikel di aljazera.online:
[…] Info Dari Turki : Erdogan Tidak Pernah Akui Kemenangan Jokowi
Sehari setelah pencoblosan, calon presiden petahana Joko Widodo (Jokowi) mendapat banyak panggilan telepon dari kepala negara asing. Mereka mengucapkan selamat kepada Jokowi.
Jokowi mengatakan sudah ada 21 kepala negara yang menghubunginya via telepon. Semua memberikan ucapan selamat kepada dirinya, yang menurut berbagai lembaga survei menang atas rivalnya, Prabowo Subianto.
"Baru saja tadi PM Singapura telepon juga menyampaikan (selamat). Masih ada beberapa negara yang akan menelepon," kata Jokowi saat wawancara dengan detikcom di Istana Negara, Kamis (18/4/2019).
Salah satu kepala negara yang hendak menelepon Jokowi adalah Presiden Turki Racep Tayyip Erdogan. Total sudah ada 21 kepala negara yang memberikan ucapan selamat kepada Jokowi.
"Tadi Presiden Erdogan juga. Dan sudah 21 negara sampaikan ucapan selamat," katanya.
Momen Jokowi menerima ucapan selamat dari kepala negara sahabat adalah saat Perdana Menteri (PM) Singapura Lee Hsien Loong menelepon. Saat itu Jokowi tengah diwawancarai wartawan, ajudan presiden melaporkan ada telepon masuk dari PM Lee.
"Yes, PM Lee. Thank you," kata Jokowi saat berbincang dengan PM Lee via telepon seluler.
Dari obrolan tersebut, terdengar pembahasan hasil hitung cepat lembaga survei. "Yes, ninety nine percent yes PM Lee," kata Jokowi soal akurasi hitung cepat lembaga survei.
Namun seorang warganet bernama Hasmi Bakhtiar langsung menuliskan komentar mengejutkan di akun medsos Presiden Jokowi.
Ia menyebutkan mendapat info dari Turki, bahwa Erdogan tidak pernah mengakui kemenangan Jokowi.
Semua kepala negara masih menunggu hasil resmi yang akan keluar tanggal 22 Mei nanti.
Di akhir kalimat, Hasmi mengecam Jokowi agar jangan pakai jabatan sebagai presiden untuk mengelabui publik. […]
Lalu, ini artikel dari detik.com:
[…] Sudah 21 Kepala Negara Ucap Selamat ke Jokowi, Erdogan Juga akan Telepon
Jakarta - Sehari setelah pencoblosan, calon presiden petahana Joko Widodo (Jokowi) mendapat banyak panggilan telepon dari kepala negara asing. Mereka mengucapkan selamat kepada Jokowi.
Jokowi mengatakan sudah ada 21 kepala negara yang menghubunginya via telepon. Semua memberikan ucapan selamat kepada dirinya, yang menurut berbagai lembaga survei menang atas rivalnya, Prabowo Subianto.
"Baru saja tadi PM Singapura telepon juga menyampaikan (selamat). Masih ada beberapa negara yang akan menelepon," kata Jokowi saat wawancara dengan detikcom di Istana Negara, Kamis (18/4/2019).
Salah satu kepala negara yang hendak menelepon Jokowi adalah Presiden Turki Racep Tayyip Erdogan. Total sudah ada 21 kepala negara yang memberikan ucapan selamat kepada Jokowi.
"Tadi Presiden Erdogan juga. Dan sudah 21 negara sampaikan ucapan selamat," katanya.
Momen Jokowi menerima ucapan selamat dari kepala negara sahabat adalah saat Perdana Menteri (PM) Singapura Lee Hsien Loong menelepon. Saat itu Jokowi tengah diwawancarai wartawan, ajudan presiden melaporkan ada telepon masuk dari PM Lee.
"Yes, PM Lee. Thank you," kata Jokowi saat berbincang dengan PM Lee via telepon seluler.
Dari obrolan tersebut, terdengar pembahasan hasil hitung cepat lembaga survei. "Yes, ninety nine percent yes PM Lee," kata Jokowi soal akurasi hitung cepat lembaga survei. […]
Dari perbandingan isi artikel sudah jelas ada tambahan di akhir artikel aljazera.online. Terkait laman daring aljazera.online juga bukan bagian dari Al Jazeera Media Network. Bantahan itu pernah diutarakan oleh Kepala Biro Jakarta Al Jazeera Media Network Sohaib Jassim ketika laman tersebut menuliskan artikel dengan informasi salah berjudul “Petir Menggelegar Setelah Presiden Indonesia Masuk Kabah” pada 15 April 2019 dan sudah dicek kebenarannya oleh liputan6.com di cekfakta.com pada tanggal 16 April 2019.
Berikut bantahan Al Jazeera Media Network terkait laman aljazera.online:
[…] Dalam pernyataan yang disebar grup percakapan Whatsapp para jurnalis, Sohaib Jassim, Kepala Biro Jakarta Al Jazeera Media Network menegaskan, www.aljazera.online tak terkait dengan pihaknya.
Berikut isi keterangan tersebut:
Salam,
Sehubungan dengan beredarnya sebuah tulisan berjudul "Petir Menggelegar Setelah Presiden Indonesia Masuk ke Kabah" yang dipublikasikan oleh situs bernama aljazera.online kemarin, Al Jazeera Media Network Biro Jakarta bermaksud menyampaikan keterangan sebagai berikut:
1. Al Jazeera Media Network tidak pernah memproduksi tulisan itu dan tidak memiliki hubungan apapun dengan pengelola situs tersebut
2. Al Jazeera Media Network mengecam keras penggunaan nama situs yang seolah-olah mirip dengan nama media kami
3. Al Jazeera Media Network mendesak agar pengelola situs aljazera.online dan situs-situs lain yang mencatut nama kami agar segera mengganti nama karena sangat merugikan Al Jazeera Media Network
4. Al Jazeera Media Network tidak memiliki situs berita online berbahasa Indonesia hingga saat ini
Sebagai informasi tambahan, Al Jazeera Media Network merupakan jaringan media internasional berbasis di Qatar yang menaungi stasiun televisi Al Jazeera English Channel, Al Jazeera Arabic Channel, Al Jazeera Documentary, Al Jazeera Mubasher (Live), aljazeera.com (Bahasa Inggris), aljazeera.net (Bahasa Arab), AJ+, dan lainnya.
Demikian pernyataan ini kami sampaikan. Terima kasih.
Sohaib Jassim
Kepala Biro Jakarta Al Jazeera Media Network […]
Kesimpulan
Dengan demikian, laman tersebut bukanlah bagian dari media Al Jazeera. Selain itu, laman tersebut juga tidak menyertakan nama penulisnya. Berbeda dengan artikel asli di detik.com yang menyertakan nama penulis aslinya. Oleh sebab itu, isi artikelnya tidak dapat dipertanggungjawabkan.
Rujukan
- https://www.facebook.com/groups/fafhh/permalink/880327085633161/
- https://turnbackhoax.id/2019/04/25/salah-erdogan-tidak-pernah-akui-kemenangan-jokowi/
- https://news.detik.com/berita/d-4516379/sudah-21-kepala-negara-ucap-selamat-ke-jokowi-erdogan-juga-akan-telepon
- https://jurnalpolitik.id/2019/04/cek-fakta-erdogan-tak-akui-kemenangan-jokowi-di-pilpres-2019
- https://www.suara.com/news/2019/04/23/155138/cek-fakta-presiden-turki-erdogan-tak-akui-kemenangan-jokowi-di-pilpres
- https://cekfakta.tempo.co/fakta/253/fakta-atau-hoaks-benarkah-presiden-erdogan-tidak-mengakui-kemenangan-jokowi-pada-pilpres-2019
- https://cekfakta.com/focus/1824
Polling Untuk Membangun KUIL atau MASJID di Atas Tapak Masjid Babri yang diruntuhkan Polling to Build Temple or Mosque over Demolished Babri Mosque
Sumber: Whatsapp.comTanggal publish: 16/03/2018
Berita
Pemerintah India ingin mendapatkan banyak suara untuk membangun KUIL atau MASJID di atas tapak masjid Babri yang diruntuhkan. Mari kita mengambil suara untuk membangun masjid.
Sampai 15 Maret 2018 jam 08.04 WIB hasil pemungutan suara sementara adalah:
KUIL: 47,7%
MASJID: 47,4%
....
Sampai 15 Maret 2018 jam 08.04 WIB hasil pemungutan suara sementara adalah:
KUIL: 47,7%
MASJID: 47,4%
....
Hasil Cek Fakta
The Economic Times: “Situs web palsu pemerintahan UP menjalankan poll jajak pendapat mengenai kuil Ram”, Hindustan Times: ” Situs web palsu pemerintahan UP mengadakan poll mengenai sengketa Ram Mandir – Masjid Babri”. Sudah ada setidaknya dua media kredibel yang menginformasikan bahwa poll tersebut palsu, untuk pesan yang beredar di Indonesia sudah diterjemahkan dan tautan dirubah ke http://indiavoting.org/ayodhya/.
The Economics Times: “Fake UP govt website runs opinion poll on Ram Temple”, Hindustan Times: “Fake UP govt website conducts poll on Ram Mandir-Babri Masjid dispute”. There are already at least two credible media informed that the poll is fake, for the message circulating in Indonesia it is already translated to Bahasa Indonesia and URL changed to http://indiavoting.org/ayodhya/.
The Economics Times: “Fake UP govt website runs opinion poll on Ram Temple”, Hindustan Times: “Fake UP govt website conducts poll on Ram Mandir-Babri Masjid dispute”. There are already at least two credible media informed that the poll is fake, for the message circulating in Indonesia it is already translated to Bahasa Indonesia and URL changed to http://indiavoting.org/ayodhya/.
Rujukan
Buat Video yang Sudutkan Bank BRI, Pegawai Bawaslu DKI Minta Maaf
Sumber:Tanggal publish: 25/04/2019
Berita
Seorang pegawai Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) DKI Jakarta, Andi Maulana, menjadi korban penipuan yang menyebabkan saldo tabungannya terkuras, menyambangi Polda Metro Jaya guna mengklarifikasi perkataannya dalam sebuah video.
“Saya berniat menyampaikan klarifikasi. Bahwa pada Rabu,14 Maret pukul 15.35 WIB itu peristiwanya. Saya Andi Maulana sebagai Tim Asistensi Bawaslu menyampaikan video itu secara pribadi saya minta maaf atas video tersebut yang mengganggu dan meresahkan masyarakat,” katanya di Mapolda Metro Jaya, Jumat.
Ia mengaku tak bermaksud mencemarkan nama baik Bank BRI dengan rekaman video tersebut.
“Saya berniat menyampaikan klarifikasi. Bahwa pada Rabu,14 Maret pukul 15.35 WIB itu peristiwanya. Saya Andi Maulana sebagai Tim Asistensi Bawaslu menyampaikan video itu secara pribadi saya minta maaf atas video tersebut yang mengganggu dan meresahkan masyarakat,” katanya di Mapolda Metro Jaya, Jumat.
Ia mengaku tak bermaksud mencemarkan nama baik Bank BRI dengan rekaman video tersebut.
Hasil Cek Fakta
Rujukan
Batu Calcium Oxalate di Ginjal Karena Suka Sekali Konsumsi Soft Drinks
Sumber: Whatsapp.comTanggal publish: 17/03/2018
Berita
Ginjal seorang pasien yg baru diangkat krn mengalami pembengkakan. Dalam ginjal ditemukan banyak sekali batu/calcium oxalat. Pasien ini suka sekali mengkonsumsi soft drinks. Smoga jd pembelajaran buat kita semua. Anak2 harap dihindarkan dari soft drinks
Hasil Cek Fakta
Melansir KidneyStoners.org, secara keseluruhan risiko pembentukan batu dari minuman soda tampaknya dipertanyakan. Jika benar, risiko ini hanya berlaku untuk asam fosfat yang mengandung soda, kebanyakan ditemukan dalam soda berwarna gelap.
Rujukan
Halaman: 6236/6705