“Info A1. Sudah ijab qabul, semoga Samara..Aamin yra. Selamat Jendral????
Semoga bukan hoax, kalopun hoax jadilah sebuah harapan rakyat. paling2 sy diamankan sama pak @prabowo, ngga apah-apah..
????????????
#PrabowoWinRealCount
#02wintheelection”.
[BENAR] Foto Prabowo dan Titiek Soeharto
Sumber: twitter.comTanggal publish: 25/04/2019
Berita
Hasil Cek Fakta
Bukan acara ijab qabul, foto yang dibagikan oleh SUMBER adalah ketika Prabowo mengucapkan selamat ulang tahun ke Titiek. Selengkapnya di bagian PENJELASAN dan REFERENSI.
Rujukan
Ketua KPPS Diculik dan Dipukuli Oknum Timses Caleg
Sumber:Tanggal publish: 25/04/2019
Berita
Mahdan, Ketua Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) di Desa Bone Pute, Kecamatan Burau, Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan, diculik dan dipukuli oknum calon anggota legislatif dari Partai Golkar.
Dari penuturan Mahdan, Ia sebelumnya didatangi dua orang pelaku menggunakan mobil Honda Brio. Salah satunya diketahui bernama Febry Ramadani (23). Pelaku bersama seorang rekannya mendatanginya di Tempat Pemungutan Suara (TPS) dan mempertanyakan formulir C1 yang dicoret.
"Saya dipaksa naik ke mobil milik pelaku dan dibawa ke rumah Sukman Saddike. Sepanjang perjalanan, saya dipukuli, begitu juga saat tiba di rumah pelaku, saya kembali dikeroyok," kata Mahdan, belum lama ini.
Mahdan menduga peristiwa yang dialaminya terkait formulir C1 yang dipertanyakan pelaku karena menduga terjadi kecurangan.
Setelah dipukuli dan dikeroyok, korban diminta menandatangani surat pernyataan damai. Di bawah tekanan, korban terpaksa menandatangani surat tersebut. Akibat perisitwa itu, ratusan warga mendatangi Polsek Burau. Warga mendesak polisi untuk segera mengusut kasus tersebut dan menangkap para pelaku.
Akibat penganiayaan itu, Mahdan mengalami luka pada pelipis dan kepala.
Kepala Bagian Operasional Polres Luwu Timur, Komisaris Polisi, Rifai, berjanji akan segera memproses kasus tersebut. "Serahkan pada kami kasus ini segera kami tangani," kata Kompol Rifai, di hadapan warga yang mendatangi Polsek Burau.
Sementara Sukman Saddike, belum dapat dikonfirmasi.
Dari penuturan Mahdan, Ia sebelumnya didatangi dua orang pelaku menggunakan mobil Honda Brio. Salah satunya diketahui bernama Febry Ramadani (23). Pelaku bersama seorang rekannya mendatanginya di Tempat Pemungutan Suara (TPS) dan mempertanyakan formulir C1 yang dicoret.
"Saya dipaksa naik ke mobil milik pelaku dan dibawa ke rumah Sukman Saddike. Sepanjang perjalanan, saya dipukuli, begitu juga saat tiba di rumah pelaku, saya kembali dikeroyok," kata Mahdan, belum lama ini.
Mahdan menduga peristiwa yang dialaminya terkait formulir C1 yang dipertanyakan pelaku karena menduga terjadi kecurangan.
Setelah dipukuli dan dikeroyok, korban diminta menandatangani surat pernyataan damai. Di bawah tekanan, korban terpaksa menandatangani surat tersebut. Akibat perisitwa itu, ratusan warga mendatangi Polsek Burau. Warga mendesak polisi untuk segera mengusut kasus tersebut dan menangkap para pelaku.
Akibat penganiayaan itu, Mahdan mengalami luka pada pelipis dan kepala.
Kepala Bagian Operasional Polres Luwu Timur, Komisaris Polisi, Rifai, berjanji akan segera memproses kasus tersebut. "Serahkan pada kami kasus ini segera kami tangani," kata Kompol Rifai, di hadapan warga yang mendatangi Polsek Burau.
Sementara Sukman Saddike, belum dapat dikonfirmasi.
Hasil Cek Fakta
Rujukan
Dua Anak Keracunan Permen Cokelat, 1 Meninggal dan 1 Opname
Sumber:Tanggal publish: 25/04/2019
Berita
Dua anak di Kota Pekalongan diduga mengalami keracunan akibat mengkonsumi sebuah permen cokelat. Satu orang meninggal dunia dan satu orang lagi saat ini masih menjalani perawatan di rumah sakit.
Anak yang meningal dunia bernama, Jesika Putri (5) warga Panjang Wetang, Gang 1 Kecamatan Pekalongan Utara. Jesika meninggal saat masih dalam perawatan di RSUD Bendan. Sedangkan Nur Syafia Rahma (5) warga Panjang Wetan Gg. 1 B Pekalongan Utara kini masih menjalani peraatan intensif di RSU Budi Rahayu.
Kondisi Nur Syafia Rahma (5) sendiri masih nampak lemas di ruang perawatan anak RS Budi Rahayu Kota Pekalongan.
Saat ditemui di ruang perawatan anak, Syafia mengaku senang dengan permen cokelat yang dibeli di sebuah warung karena bungkus permen ada gambar putri duyung.
"Saya dan Jesika makan satu coklat, setelah itu saya pusing dan mual, " kata Syafia lemas.
Ditambahkan ibu Syafia yakni Nur Rose Firdaus (28), saat membeli permen cokelat itu pada Rabu (24/4) sore. Anaknya membeli di warung dekat dengan harga satu bungkus Rp 500.
"Ada tiga anak. Yang memakan hanya anak saya dan Jesika. Satu jam setelah makan, Jesika muntah-muntah dan beberapa menit kemudian anak saya ikut muntah-muntah," kata Nur Rose.
Ditempat yang sama dokter Shiren Amalia, dokter RSU Budi Rahayu yang menanangani Nur Syafia Rahma mengatakan kondisi pasien kini membaik.
"Kondisinya membaik, sudah bisa diajak bercanda, tidak muntah-muntah lagi," katanya.
Menurutnya, kondisi seperti itu bisa jadi karena keracunan makanan. Pihaknya saat ini akan melakukan diagnosa penyebab dari kemungkinan lainnya.
"Ya dengan kecurigaan intoksikasi atau keracunan ya karena coklat, namun kita akan diagnosa lagi," katanya.
Sementara itu, di rumah duka Jesika Putri, ayah korban yakni Taufik (42) saat ditemui pada Kamis (25/4) petang mengatakan anaknya meninggal pada Kamis pagi setelah beberapa kali muntah-muntah dan dibawa ke rumah sakit.
"Setelah makan coklat, anak saya muntah-muntah dan mengeluarkan keringat dingin," jelasnya.
Karena terus muntah-muntah dan lemas, akhirnya Taufik memutuskan untuk membawa anaknya ke RSUD Bendan pada Kamis dini hari.
"Namun tuhan memanggil anak terakhir saya itu," katanya.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Pekalongan, Slamet Budiyanto saat dihubungi detikcom Kamis (25/4) mengatakan pihaknya kini akan membawa sampel permen cokelat ke laboratirium di Semarang.
"Kepastian penyebabnya menunggu hasil Lab dimana sampel makanan baru kita sampaikan ke Balai Besar POM Semarang besok," kata Slamet Budiyanto.
Terkait kejadian tersebut pihaknya belum bisa memastikan apakah permen cokelat tersebut beracun atau tidak sebelum dilakukan uji laboratorium.
Sedangkan Kapolres Pekalongan Kota, AKBP Ferry Situpu menegaskan pihaknya masih mendalami kasus ini.
"Anggota kita masih mendalami kasus ini. Kita juga menunggu hasil labnya," jelasnya singkat.
Anak yang meningal dunia bernama, Jesika Putri (5) warga Panjang Wetang, Gang 1 Kecamatan Pekalongan Utara. Jesika meninggal saat masih dalam perawatan di RSUD Bendan. Sedangkan Nur Syafia Rahma (5) warga Panjang Wetan Gg. 1 B Pekalongan Utara kini masih menjalani peraatan intensif di RSU Budi Rahayu.
Kondisi Nur Syafia Rahma (5) sendiri masih nampak lemas di ruang perawatan anak RS Budi Rahayu Kota Pekalongan.
Saat ditemui di ruang perawatan anak, Syafia mengaku senang dengan permen cokelat yang dibeli di sebuah warung karena bungkus permen ada gambar putri duyung.
"Saya dan Jesika makan satu coklat, setelah itu saya pusing dan mual, " kata Syafia lemas.
Ditambahkan ibu Syafia yakni Nur Rose Firdaus (28), saat membeli permen cokelat itu pada Rabu (24/4) sore. Anaknya membeli di warung dekat dengan harga satu bungkus Rp 500.
"Ada tiga anak. Yang memakan hanya anak saya dan Jesika. Satu jam setelah makan, Jesika muntah-muntah dan beberapa menit kemudian anak saya ikut muntah-muntah," kata Nur Rose.
Ditempat yang sama dokter Shiren Amalia, dokter RSU Budi Rahayu yang menanangani Nur Syafia Rahma mengatakan kondisi pasien kini membaik.
"Kondisinya membaik, sudah bisa diajak bercanda, tidak muntah-muntah lagi," katanya.
Menurutnya, kondisi seperti itu bisa jadi karena keracunan makanan. Pihaknya saat ini akan melakukan diagnosa penyebab dari kemungkinan lainnya.
"Ya dengan kecurigaan intoksikasi atau keracunan ya karena coklat, namun kita akan diagnosa lagi," katanya.
Sementara itu, di rumah duka Jesika Putri, ayah korban yakni Taufik (42) saat ditemui pada Kamis (25/4) petang mengatakan anaknya meninggal pada Kamis pagi setelah beberapa kali muntah-muntah dan dibawa ke rumah sakit.
"Setelah makan coklat, anak saya muntah-muntah dan mengeluarkan keringat dingin," jelasnya.
Karena terus muntah-muntah dan lemas, akhirnya Taufik memutuskan untuk membawa anaknya ke RSUD Bendan pada Kamis dini hari.
"Namun tuhan memanggil anak terakhir saya itu," katanya.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Pekalongan, Slamet Budiyanto saat dihubungi detikcom Kamis (25/4) mengatakan pihaknya kini akan membawa sampel permen cokelat ke laboratirium di Semarang.
"Kepastian penyebabnya menunggu hasil Lab dimana sampel makanan baru kita sampaikan ke Balai Besar POM Semarang besok," kata Slamet Budiyanto.
Terkait kejadian tersebut pihaknya belum bisa memastikan apakah permen cokelat tersebut beracun atau tidak sebelum dilakukan uji laboratorium.
Sedangkan Kapolres Pekalongan Kota, AKBP Ferry Situpu menegaskan pihaknya masih mendalami kasus ini.
"Anggota kita masih mendalami kasus ini. Kita juga menunggu hasil labnya," jelasnya singkat.
Hasil Cek Fakta
Rujukan
Gatot Nurmantyo Bantah Isi Pesan Berantai Yang Mencatut Namanya
Sumber:Tanggal publish: 25/04/2019
Berita
Belum lama ini, beredar pesan berantai di aplikasi chatting Whatsapp yang mengatasnamakan mantan panglima TNI, Jendral (Purn) TNI Gatot Nurmantyo. dalam pesan berantai itu menyebut bahwa kalaupun Indonesia harus berperang melawan Negara lain dalam konteks ini adalah China, maka Indonesia hanya bisa bertahan selama 3 hari.
Hasil Cek Fakta
Menanggapi pesan berantai yang cukup panjang tersebut, Gatot Nurmantyo menegaskan bahwa tulisan yang mencatut namanya itu adalah tidak benar atau Hoaks.
Melalui akun instagram miliknya @nurmantyo_gatot, Gatot mengcapture isi pesan berantai itu disertai caption bantahan bahwa itu bukanlah statement dari dirinya.
“Beredar pesan di Whatsapp yang mengatasnamakan saya. Saya tegaskan, informasi ini bukan dari saya! Ini adalah HOAX! Mohon kiranya untuk berhenti menyebarkan pesan-pesan ujaran kebencian seperti ini.” tulisnya.
Melalui akun instagram miliknya @nurmantyo_gatot, Gatot mengcapture isi pesan berantai itu disertai caption bantahan bahwa itu bukanlah statement dari dirinya.
“Beredar pesan di Whatsapp yang mengatasnamakan saya. Saya tegaskan, informasi ini bukan dari saya! Ini adalah HOAX! Mohon kiranya untuk berhenti menyebarkan pesan-pesan ujaran kebencian seperti ini.” tulisnya.
Rujukan
Halaman: 6234/6706