• [BENAR] Pernyataan Pihak Kepolisian Terkait Acara Peringatan 4 tahunan Jemaah Khilafatul Muslimin yang akan Diadakan di Masjid Akbar Kemayoran

    Sumber: twitter.com
    Tanggal publish: 16/11/2018

    Berita

    GAGAL MENDAPATKAN IZIN DI POLRES BOGOR MEREKA MELANJUTKAN RENCANA KE MESJID AKBAR KEMAYORAN WARGA JAKARTA NU BANSER DAN SELURUH RAKYAT YANG MENCINTAI NKRI SEGERA LAKUKAN LANGKAH AKSI MENGHADANG SEL TERORIS BERSELIMUT KHILAFAH INI ! @ZheeOmega

    Hasil Cek Fakta

    Kapolres Metro Jakarta Pusat, Kombes Pol Roma Hutajulu, membenarkan soal selebaran itu. Tapi menurutnya, pengurus Masjid Akbar sudah menolak acara tersebut.

    Rujukan

    • Mafindo
    • 1 media telah memverifikasi klaim ini

  • [SALAH] Irjen Pol Iza Fadri Dicopot sebagai Kapolda Sumsel karena Mengimbau Shalat Berjamaah

    Sumber: twitter.com
    Tanggal publish: 18/11/2018

    Berita

    “Ya Allah Ada hambamu Mu yg Sholeh Beliau di copot dari Jabatannya Hanya Krena Himbau Sholat Berjamaah di mana letak Salahnya ya Ya Rabb Smoga Bapak Kapolda Di Berikan Panjang Umur Dan Kedudukan lebih Tinggi dari KAPOLDA Aamin, #2019PrabowoPresident08,” cuit akun @CintaNKRI12, Kamis (15/11).

    Hasil Cek Fakta

    Kepala Biro Penerangan Masyarakat Polri, Brigjen Pol Dedi Prasetyo menyatakan cuitan akun Twitter @CintaNKRI12 yang menyebut Irjen Pol Iza Fadri dicopot dari jabatannya sebagai Kapolda Sumsel karena mengimbau shalat berjamaah adalah tidak benar. “Informasi yang mengatakan bahwa Kapolda Iza Fadri dicopot jabatannya karena imbau ibadah berjemaah adalah tidak benar, hoaks itu,” katanya, Sabtu (17/11). Hingga saat ini Polri masih mencari pemilik dari akun Twitter @CintaNKRI12 tersebut.

    Rujukan

  • [SALAH] Kelompok Mahasiswa Cipayung Plus Terima Uang dari BIN untuk Tidak Mengkritisi dan Dukung Jokowi – Ma’ruf Amin

    Sumber: facebook.com
    Tanggal publish: 19/11/2018

    Berita

    Assalammualaikum mas .. mohon maaf mengganggu. Saya mau minta bantuan Mas Joko. Kemarin saya ada ngetwit tentang suap dari kepala BIN kepada beberapa ormas mahasiswa (PB HMI, PMII, GMNI, GMKi, PMKRi, IMM, Hikmabudhi, KMHDI) yang masing2 ormas mendapat Rp200 juta per bulan, ketua PB masing2 Rp20 juta per bulan. Ormas Mahasiswa ini dìminta untuk atas nama organisasi agar tidak mengkritisi dan oposan terhadap pemerintahan Jokowi, minimal sampai Okt 2019. Di samping itu, mereka tanpa harus membawa nama organisasi, diminta untuk mendeklarasikan ormas relawan Jokowi bernama MADANI. Ormas Relawan ini sdh dibentuk para ketum PB dan sementara berkantor di Tebet, dekat kantor BM PAN. Harga sewa kantor Rp280 juta langsung dibayar cash oleh oknum BIN dan biaya ops tahap awal utk Madani Rp 1 miliar sdh diserahkan. KA BIN juga akan menanggung biaya deklarasi Relawan Madani (Mahasisa Pemuda untuk Jokowi) secara nasional di Surabaya pada Des 2018 sebesar Rp5 miliar daj disusul deklarasi Madani di seluruh propinsi dengan biaya dari BIN Rp500 juta per propinsi,” tulis akun Facebook @djoko.abdurrahman, Sabtu (17/11).

    Hasil Cek Fakta

    BIN dan Kelompok Mahasiswa Cipayung Plus yang terdiri dari HMI, PMII, GMNI, GMKI, PMKRI, IMM, Hikmabudhi serta KMHDI membantah kabar yang menyatakan mereka disuap oleh BIN untuk tidak mengkritisi dan mendukung Jokowi – Ma’ruf pada Pilpres 2019. Baik BIN dan Kelompok Mahasiswa Cipayung Plus menegaskan kabar yang tersebar di media sosial tersebut adalah tidak benar atau hoaks.

    Rujukan

    • Mafindo
    • 1 media telah memverifikasi klaim ini

  • [SALAH] Viral Ridwan Kamil Mereview Film ‘A Man Called Ahok’

    Sumber: facebook.com
    Tanggal publish: 19/11/2018

    Berita

    Belum lama ini, beredar di grup-grup whatsapp dan juga media sosial yang berisikan informasi mengenai Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil yang isinya tentang review film ‘A Man Called Ahok’. Dalam pesan tersebut mengklaim bahwa kang Emil Bersama keluarganya bersama-sama menonton fil yang tayang pada 8 november 2018 lalu.

    Hasil Cek Fakta

    Emil menegaskan dirinya dan keluarga besar belum menonton film yang mengisahkan eks Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) itu. Lagi pula, kata dia, review yang beredar di grup-grup WhatsApp tersebut sama sekali bukan gaya tulisannya.

    Rujukan