• [SALAH] 01 Mata Uang BRICS Setara 3.66000 Rupiah

    Sumber: TikTok.com
    Tanggal publish: 24/11/2024

    Berita

    Sejak Minggu (27/10/2024) beredar video [arsip] dari akun TikTok “uungsahuri2”, isinya mengeklaim “01 mata uang BRICS setara dengan 3.66000 rupiah”. Berikut narasi lengkapnya:
    “kita rayakan dan suport untuk mata uang global dari DOLAR ke BRICK menjadi mata uang dunia saat ini. 01 BRICS - 3.66000 Rupiah. hapus DOLAR dari dunia agar setabil. #thanks#futin satu brics jika dalam rupiah indonesia sangat pantastis artinya kita tidak akan di tekan oleh erofa global.. ini berlanjut kesetaraan”
    Hingga Minggu (24/11/2024), unggahan telah disukai sekitar 18 ribu pengguna TikTok dan dibagikan ulang lebih dari 1.300 kali.

    Hasil Cek Fakta

    Pemeriksa Fakta Mafindo (TurnBackHoax) mencari tahu informasi mengenai mata uang BRICS melalui kolom pencarian Google dengan kata kunci “Mata Uang BRICS”. Hasilnya, ditemukan pemberitaan antaranews.com “Apa itu mata uang BRICS dan tujuannya?”.
    Dari berita tersebut, diketahui bahwa negara blok ekonomi BRICS (Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan) berencana membuat mata uang cadangan baru untuk mengurangi dominansi dolar Amerika Serikat (AS) dalam perdagangan internasional. Namun, hingga kini mata uang BRICS masih dalam pengembangan dan belum ada pengumuman resmi tentang peluncurannya.
    Sebelumnya, TurnBackHoax telah membongkar kebenaran beragam klaim seputar BRICS, beberapa di antaranya diulas dalam artikel:
    [SALAH] Mata Uang BRICS Sudah Rilis, Ada Gambar Bendera Indonesia
    [SALAH] 159 Negara Bakal Adopsi Sistem Pembayaran BRICS

    Kesimpulan

    Unggahan berisi narasi “01 mata uang BRICS setara 3.66000 rupiah” merupakan konten yang menyesatkan (misleading content).

    (Ditulis oleh Moch. Marcellodiansyah)

    Rujukan

    • Mafindo
    • 1 media telah memverifikasi klaim ini

  • [SALAH] Dana Hibah Pandemi dan UU Kesehatan Omnibus Law Berkaitan dengan Rekayasa Pandemi Selanjutnya

    Sumber: Instagram.com
    Tanggal publish: 24/11/2024

    Berita

    Sebuah video [arsip] Instagram yang dibagikan akun “truth_seeker_jakartaa” mengumumkan informasi mengenai dana pandemi yang diterima oleh pemerintah dari Dewan Pengelola Dana Pandemi (Pandemic Fund).
    Narasi dalam unggahan menyebut penerimaan dana dan UU Kesehatan Omnibus Law yang disahkan Agustus 2023 lalu merupakan bagian dari rekayasa pandemi selanjutnya (plandemic).
    Berikut merupakan narasi lengkapnya:
    “Warning!!!! (27 Okt 2024) Indonesia akan menerima Dana Hibah Sebesar 24,9Juta Dollar (387Miliar) untuk penguatan respons pandemic termasuk peenguatan pengawasan penyakit Dan peringatan dini. Program pendanaan ini akkan berlangsung dalam 3 tahun dengan World Bank, WHO, Dan FAO. Apakah Next plandemic jilid 2 sdh dipersiapkan oleh Elit Global & Elit lokal Indonesia? dalam rekayasa kehidupan Pemaksaan melalui UU kesehatan Omnibus Law no.17/2023 Dokter Kary Mullis Sebelum meninggal berpesan untuk menghentikan Pandemic maka hentikan pendanaanya. Semoga Next Pandemic tidak akan pernah terjadi kembali. Pahlawan Kemanusiaan Dr. Kary Mullis Dr. Rashid A Buttar”
    Hingga Minggu (24/11/2024), konten disukai hampir 350 pengguna dan dihujani sekitar 40-an komentar, rata-rata percaya terhadap informasi yang termuat dalam unggahan,

    Hasil Cek Fakta

    Disadur dari artikel Cek Fakta Tempo.co.

    Dana hibah “Pandemic Fund” justru bertujuan memperkuat layanan kesehatan agar negara-negara berkembang menjadi jauh lebih tangguh, khususnya jika pandemi terjadi di masa akan datang.

    Pandemic Fund merupakan mekanisme pembiayaan multilateral yang diluncurkan pada November 2022 dalam Presidensi G20 Indonesia. Dewan Pengelola Dana Pandemic Fund menyetujui hibah putaran kedua senilai US$418 juta untuk 40 negara di enam wilayah geografis, termasuk Indonesia. Pemberian hibah ini diputuskan dalam pertemuan Dewan Pandemic Fund ke-14 yang berlangsung di Washington, D.C., Amerika Serikat pada Kamis (17/10/2024).

    Menteri Kesehatan melalui fiskal.kemenkeu.go.id menyampaikan dana pandemi akan digunakan untuk menunjukkan peran Indonesia sebagai donor dan penerima manfaat, guna memperkuat kapasitas nasional, regional, dan global dalam kesiapsiagaan serta respons terhadap krisis kesehatan di masa depan.

    UU Kesehatan Omnibus Law yang disahkan tahun lalu pun dirancang untuk mengatasi tantangan penyelarasan dan koordinasi dalam pencegahan serta penanggulangan wabah penyakit menular secara nasional. Pernyataan ini menegaskan penerimaan dana serta UU Kesehatan tidak berkaitan dengan plandemic dan tentunya tidak membahayakan masyarakat dan negara.

    Kesimpulan

    Klaim “dana hibah pandemi dan UU Kesehatan Omnibus Law berkaitan dengan rekayasa pandemi selanjutnya atau plandemic” merupakan konten yang menyesatkan (misleading content).

    (Ditulis oleh Moch. Marcellodiansyah)

    Rujukan

    • Mafindo
    • 1 media telah memverifikasi klaim ini

  • Cek Fakta: Hoaks Video Mantan Menkes Nila Moeloek Promosi Obat Prostat

    Sumber:
    Tanggal publish: 24/11/2024

    Berita


    Liputan6.com, Jakarta - Beredar di media sosial postingan video mantan Menteri Kesehatan Nila Moeloek mempromosikan obat prostat. Postingan itu beredar sejak awal bulan ini.
    Salah satu akun ada yang mengunggahnya di Facebook. Akun itu mempostingnya pada 7 November 2024.
    Dalam postingannya terdapat video Nila Moeloek sedang diwawancara Andy Noya dan membicarakan metode pengobatan prostatitis.
    Akun itu menambahkan narasi:
    "Anda boleh memesan di sini 👉🏻Semua orang membicarakannya! Prof. Nila Moeloek dianugerahi penghargaan atas keunggulannya dalam perawatan kesehatan setelah mempublikasikan metode pengobatan prostatitis yang akan menyelamatkan jutaan jiwa!"
    Lalu benarkah postingan video mantan Menteri Kesehatan Nila Moeloek mempromosikan obat prostat?

    Hasil Cek Fakta


    Cek Fakta Liputan6.com menelusuri dan menemukan video yang identik dengan postingan. Video itu diunggah dalam akun Kick Andy Show di Youtube pada 20 Maret 2019.
    Namun dalam video asli Nila Moeloek tidak membahas masalah obat prostat seperti dalam postingan. Namun membahas masalah gangguan kesehatan mata.
    Berikut narasi dalam video tersebut:
    "Menteri Kesehatan RI, Nila Djuwita F. Moeloek menjelaskan tentang upaya dan langkah pemerintah RI yang telah dilakukan dalam memberantas masalah gangguan kesehatan mata di Indonesia.
    Salah satunya dengan meningkatkan akses masyarakat pada pelayanan kesehatan yang komprehensif dan bermutu. Tentu melalui penyiapan sarana dan prasarana pelayanan kesehatan baik di Balai Kesehatan Mata masayarakat (BKMM), Puskesmas maupun di Rumah Sakit."
    Selain itu ada juga bantahan dari Kemenkes yang dimuat Liputan6.com dalam artikel berjudul "Mantan Menkes Nila Moeloek Muncul di Iklan Obat Prostat, Kemenkes: Hoaks" yang tayang 4 Januari 2024.
    Berikut isi artikelnya:
    "Liputan6.com, Jakarta - Sebuah video iklan obat prostat yang memunculkan mantan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nila Moeloek beredar di Facebook. Dalam video tersebut terlihat Nila meng-endorse produk obat prostat.
    Video iklan obat prostat ini di unggah di akun "Keseimbangan Hidup: Energi dan Kebahagiaan" tanggal 26 Desember 2023. Keterangan video iklan obat prostat bertuliskan, STOP! Jangan Biarkan Prostatitis Mengontrol Hidup Anda!
    Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI menanggapi beredarnya video iklan obat prostat atas nama mantan Menteri Kesehatan Nila Moeloek. Ditegaskan, bahwa video iklan itu adalah hoaks.
    Eks Menkes Nila Moeloek tidak pernah endorse produk kesehatan apapun di media sosial. Jadi, dipastikan bahwa iklan tersebut tidak benar ya ❌
    Kalau ada iklan serupa sebaiknya diabaikan saja ya #Healthies! ?‍♂️ Karena dipastikan tidak benar!
    Yuk, lebih berhati-hati dan selalu waspada terhadap segala informasi kesehatan yang beredar! Selalu cek dan recheck tentang kebenaran informasi yang kamu terima, pastikan dari sumber terpercaya ✨
    #Salam sehat!
    #AntiHoaksKesehatan
    Demikian penjelasan Kemenkes di atas terkait hoaks video iklan obat prostat yang mencatut nama mantan Menkes Nila Moeloek. Penjelasan Kemenkes ini diunggah pada situs Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit tanggal 3 Januari 2024."

    Kesimpulan


    Postingan video mantan Menteri Kesehatan Nila Moeloek mempromosikan obat prostat adalah hoaks.

    Rujukan

    • Liputan 6
    • 1 media telah memverifikasi klaim ini

  • [PENIPUAN] Penawaran Paylater BCA dari Tautan Tidak Resmi

    Sumber: Facebook.com
    Tanggal publish: 23/11/2024

    Berita

    Akun Facebook “BCAPaylater” pada Kamis (14/11/2024) membagikan foto [arsip] berisi informasi penawaran layanan PayLater BCA.

    Berikut narasi lengkapnya:

    “Ajukan sekarang Paylater BCA Merupakan fasilitas kredit yang dapat digunakan sebagai alternatif pembayaran. Limit kredit hingga Rp 20 juta dengan tenor cicilan sesuai kebutuhan. Bebas biaya admin. Bisa bayar scan QRIS.

    Di pastikan saldo aktif di rekening 1 juta agar: pengajuan dapat di ACC!”

    Pengunggah mencantumkan tautan https://layanan-aktivasi-paylater-id.my.id/ dan mengajak warganet mengaksesnya untuk mendapatkan layanan

    Hingga Jumat (22/11/2024) unggahan disukai oleh hampir 150 akun lainnya.

    hoax bca

    Hasil Cek Fakta

    Tim Pemeriksa Fakta Mafindo (TurnBackHoax) menelusuri tautan dalam unggahan. Diketahui, tautan pendaftaran tersebut tidak mengarah ke laman resmi Bank BCA, melainkan ke formulir pendaftaran yang meminta sejumlah data pribadi, seperti:

    nomor kontak,
    nama lengkap,
    nomor kartu debit, hingga
    nominal saldo rekening tabungan terakhir.
    Akun Facebook yang mengunggah klaim pun bukan akun resmi BCA (Facebook “Bank BCA” dan “ GoodLife BCA” yang bercentang biru).

    Kesimpulan

    Foto yang disertai narasi “penawaran layanan PayLater BCA” dengan tautan tak resmi itu merupakan konten tiruan (impostor content) untuk modus penipuan.

    Rujukan

    • Mafindo
    • 1 media telah memverifikasi klaim ini