Pada 26 September 2024 lalu muncul sebuah unggahan video di Youtube memberikan sebuah klaim banjir bak lautan sapu Bandung dan Bogor.

Namun, setelah disimak isi dan video berbeda dengan judul yang diangkat. Narator dalam video hanya membacakan sebuah artikel yang diunggah oleh Okezone yang berjudul “Diguyur Hujan Deras, Puluhan Rumah di Cibinong Terendam Banjir”.

Artikel tersebut memberitakan mengenai puluhan rumah warga di kecamatan Pabuaran Mekar, Kecamatan Cibinong, Kabupaten Bogor terendam banjir. Banjir disebabkan oleh hujan deras yang mengguyur dengan cukup lama. Dari temuan tersebut dapat disimpulkan bahwa klaim yang mengatakan banjir bak lautan sapu Bandung dan Bogor adalah tidak benar.

Klaim yang mengatakan banjir bak lautan sapu Bandung dan Bogor adalah tidak benar. Faktanya, banjir yang terjadi hanya sebabkan puluhan rumah warga di kecamatan Pabuaran Mekar, Kecamatan Cibinong, Kabupaten Bogor terendam.

Ditemukan sebuah video dari Tiktok yang bernama @pinjaman.bank.bni32 yang berisi mengenai pengajuan pinjaman secara online hanya dengan menghubungi nomor Whatsapp yang ada di bio profil akun Tiktok.

Namun jika dicek di Tiktok maka akun ini bukan merupakan akun resmi milik BNI, nama akun Tiktok BNI yang asli adalah @bni46 dan di akun Tiktok BNI yang resmi ini tidak tertera nomor Whatsapp apapun untuk mengajukan pinjaman.

Sebagai informasi, pinjaman secara online oleh BNI paling aman hanya dapat dilakukan dengan melalui situs resmi BNI di bni.co.id atau dapat juga diakses melalui aplikasi BNI Mobile Banking.

BNI tidak pernah menginfokan nomor Whatsapp apapun sebagai media untuk mengajukan pinjaman uang, sehingga akun tiruan BNI ini dapat diwaspadai sebagai sarana penipuan.

Video yang berisi tentang pengajuan pinjaman BNI dengan menghubungi nomor Whatsapp yang tertera di bio akun Tiktok tersebut, akun tersebut dapat diwaspadai sebagai media untuk melakukan penipuan online.

Sebuah akun di media sosial Facebook mengunggah video program Kabar Petang berlogo TVOne yang menyiarkan obat tekanan darah tinggi dari Cina. Tayangan itu menghadirkan konsultan dokter spesialis jantung, Dr. Radityo Prakoso, SpJP(K).

Presenter dalam video itu, Tysa Novenny menyampaikan bahwa Radityo bersama ahli jantung terbaik di Beijing menciptakan teknik unik untuk mengobati hipertensi dalam 24 jam. Radityo juga memberikan testimoni, tentang obat temuan mereka yang diklaim sudah menyembuhkan ribuan orang di Cina dan Indonesia dalam tempo 24 jam.

Namun, setelah dilakukan pencarian gambar, video tersebut mirip dengan unggahan di kanal Youtube Heartology Cardiovascular Hospital pada Mei 2021 yang berjudul “Tatalaksana intervensi non bedah pada penyakit jantung bawaan”. Pada video tersebut, Radityo menjelaskan tentang tatalaksana intervensi non bedah pada penyakit jantung bawaan. Menurutnya, kasus baru Penyakit Jantung Bawaan (PJB) di Indonesia berkisar 43.200 per tahunnya. Dengan majunya perkembangan medis, kasus PJB dapat ditangani tanpa pembedahan.

Sementara itu, dilansir dari Instagram presenter Kabar Petang TVOne, Tysa Novenny mengatakan bahwa ia tidak pernah menyiarkan berita tersebut. Tysa mengatakan wajah dan suaranya dicatut untuk bisnis obat. Malui penelusuran tersebut maka dapat disimpulkan klaim program Kabar Petang berlogo TVOne yang menyiarkan obat tekanan darah tinggi dari Cina adalah salah.

Video yang menyiarkan dan mempromosikan obat tekanan darah tinggi oleh TVOne adalah tidak benar. Video tersebut merupakan hasil rekayasa teknik AI-generated audio.

Ditemukan sebuah video yang diunggah di Facebook menampilkan video seekor hewan yang disebut dengan “sapi laut” sedang terdampar di pantai Bangkalan, Madura. Hewan ini memiliki ciri fisik menyerupai anjing laut, tapi memiliki tanduk kepala seperti seekor sapi.

Untuk memastikan kebenaran dari video tersebut, dilakukan pengecekan di beberapa seperti situs Sightengine, AI Detect Content, dan situs Hugging Face. Pengecekan ini dilakukan untuk mengetahui apakah video tersebut dibuat dengan menggunakan AI atau tidak.

Berdasarkan situs Sightengine video tersebut mendapatkan persentase sebesar 98% dibuat menggunakan AI, pada situs AI Detect Content mendapatkan persentase 62%, sedangkan pada situs Hugging Face menunjukan jika video tersebut memiliki persentase sebanyak 97% dibuat dengan AI.

Berdasarkan data tersebut maka disimpulkan jika video yang beredar mengenai penemuan hewan yang dinamai sapi laut tersebut merupakan video yang dimanipulasi menggunakan AI.

Berdasarkan dua situs pendeteksi AI menyebutkan hasil jika video yang menampilkan hewan yang dinamai sapi laut tersebut adalah video yang dibuat dengan manipulasi AI.