[PENIPUAN] Metro TV Siarkan Dokter Malaysia Temukan Obat Mata
Sumber: Facebook.comTanggal publish: 26/09/2024
Berita
PENGLIHATAN 100% TANPA OPERASI ATAU LASER! BAHKAN PADA USIA 90 TAHUN. 99% ORANG TIDAK MENGETAHUI HAL INI
Hasil Cek Fakta
Artikel disadur dari Kompas.
Sebuah akun di media sosial Facebook mengunggah video yang diklaim bersumber dari Metro TV berisi klaim tentang penemuan obat mata dan pengobatan mata oleh dokter Malaysia. Video tersebut memperlihatkan presenter stasiun Metro TV yang menayangkan tentang dokter asal Malaysia yang mendapat penghargaan karena menemukan metode pemulihan dan pengobatan mata dari katarak dan glaukoma tanpa operasi. Dokter tersebut mengklaim obat temuannya dapat menyembuhkan pasien 100 persen.
Namun, setelah dilakukan pencarian gambar, video tersebut diketahui merupakan gabungan dua video dengan peristiwa dan waktu yang berbeda. Pada detik pertama hingga 00:25 video identik dengan unggahan kanal Youtube Metro TV pada 10 Mei 2024 dengan judul “Cuti Bersama, Tol Japek Terpantau Ramai Lancar”
Pada detik ke-29 hingga menit ke-02:03 video aslinya dipublikasikan di kanal Youtube KPJ Kajang Specialist Hospital pada 24 Mei 2024 dengan judul “(Covid-19) Kenapa saya perlu divaksin? - Dr Onn Akbar Ali”. Dalam kedua video tersebut tidak ditemukan pernyataan terkait metode pengobatan mata tanpa operasi.
Malui penelusuran tersebut maka dapat disimpulkan video yang memperlihatkan siaran stasiun Metro TV tentang penemuan metode pengobatan mata pakar kesehatan asal Malaysia adalah tidak benar.
Sebuah akun di media sosial Facebook mengunggah video yang diklaim bersumber dari Metro TV berisi klaim tentang penemuan obat mata dan pengobatan mata oleh dokter Malaysia. Video tersebut memperlihatkan presenter stasiun Metro TV yang menayangkan tentang dokter asal Malaysia yang mendapat penghargaan karena menemukan metode pemulihan dan pengobatan mata dari katarak dan glaukoma tanpa operasi. Dokter tersebut mengklaim obat temuannya dapat menyembuhkan pasien 100 persen.
Namun, setelah dilakukan pencarian gambar, video tersebut diketahui merupakan gabungan dua video dengan peristiwa dan waktu yang berbeda. Pada detik pertama hingga 00:25 video identik dengan unggahan kanal Youtube Metro TV pada 10 Mei 2024 dengan judul “Cuti Bersama, Tol Japek Terpantau Ramai Lancar”
Pada detik ke-29 hingga menit ke-02:03 video aslinya dipublikasikan di kanal Youtube KPJ Kajang Specialist Hospital pada 24 Mei 2024 dengan judul “(Covid-19) Kenapa saya perlu divaksin? - Dr Onn Akbar Ali”. Dalam kedua video tersebut tidak ditemukan pernyataan terkait metode pengobatan mata tanpa operasi.
Malui penelusuran tersebut maka dapat disimpulkan video yang memperlihatkan siaran stasiun Metro TV tentang penemuan metode pengobatan mata pakar kesehatan asal Malaysia adalah tidak benar.
Kesimpulan
Video yang memperlihatkan siaran stasiun Metro TV tentang penemuan metode pengobatan mata pakar kesehatan asal Malaysia adalah tidak benar. Video tersebut merupakan hasil rekayasa digital yang menggabungkan dua video dengan peristiwa dan waktu yang berbeda.
Rujukan
[SALAH] Video “Bapak Paus Fransiskus berkunjung ke Kedutaan Besar Takhta Vatikan”
Sumber: Instagram.comTanggal publish: 26/09/2024
Berita
“Bapak Paus FRANSISKUS berkunjung ke kedutaan besar takta vatikan, Jakarta Pusat”
Hasil Cek Fakta
Artikel disadur dari AFP.
Beredar sebuah video yang menunjukkan Paus Fransiskus disebutkan saat dirinya sedang berkunjung ke Kedutaan Besar Takhta Suci Vatikan di Jakarta Pusat.
Namun setelah ditelusuri oleh AFP, klaim tersebut tidak benar. Pencarian gambar dengan Google Lens ditemukan video asli telah diunggah pada akun Instagram @vaticannewspt, video tersebut diambil di Istana Apostolik Vatikan saat Paus Fransiskus memimpin pertemuan formal para kardinal. Tidak ada kaitannya dengan kunjungan Paus Fransiskus di Jakarta.
Dengan demikian, video Paus Fransiskus sedang berada di Kedutaan Besar Takhta Suci Vatikan di Jakarta adalah tidak benar dengan kategori Konteks yang Salah.
Beredar sebuah video yang menunjukkan Paus Fransiskus disebutkan saat dirinya sedang berkunjung ke Kedutaan Besar Takhta Suci Vatikan di Jakarta Pusat.
Namun setelah ditelusuri oleh AFP, klaim tersebut tidak benar. Pencarian gambar dengan Google Lens ditemukan video asli telah diunggah pada akun Instagram @vaticannewspt, video tersebut diambil di Istana Apostolik Vatikan saat Paus Fransiskus memimpin pertemuan formal para kardinal. Tidak ada kaitannya dengan kunjungan Paus Fransiskus di Jakarta.
Dengan demikian, video Paus Fransiskus sedang berada di Kedutaan Besar Takhta Suci Vatikan di Jakarta adalah tidak benar dengan kategori Konteks yang Salah.
Kesimpulan
Hasil periksa fakta Moch. Marcellodiansyah
Faktanya video tersebut diambil di Istana Apostolik Vatikan saat Paus Fransiskus memimpin pertemuan formal para kardinal.
Faktanya video tersebut diambil di Istana Apostolik Vatikan saat Paus Fransiskus memimpin pertemuan formal para kardinal.
Rujukan
[SALAH] Video “Misa Umat Katolik Bersama Bapak Paus Fransiskus di GBK”
Sumber: Instagram.comTanggal publish: 26/09/2024
Berita
“Misa Umat Katolik Bersama Bapak Paus Fransiskus Di GBK”
Hasil Cek Fakta
Sebuah video yang diklaim merupakan momen pada saat perayaan misa umat Kristen Katolik bersama Paus Fransiskus di GBK. Seperti yang diketahui dari Tempo.co, misa akbar yang dipimpin oleh Pemimpin Tertinggi Gereja Katolik dan dihadiri oleh lebih dari 86.000 umat Katolik tersebut dilaksanakan di GBK pada 5 September 2024.
Setelah ditelusuri oleh Pemeriksa Fakta Mafindo di turnbackhoax.id yang juga disadur dari AFP, diketahui bahwa video tersebut merupakan momen saat perayaan Natal Tiberias 2023 di GBK.
Dilansir dari AntarNews, perayaan Natal Tiberias 2023 di GBK diadakan oleh Gereja Tiberias Indonesia (GTI). Kemudian, diketahui dari detak.co, GTI sendiri merupakan salah satu sinode gereja Kristen Protestan di Indonesia.
Sehingga dapat dipastikan bahwa perayaan natal dalam video tersebut juga tidak ada kaitannya dengan umat Kristen Katolik seperti yang disebutkan dalam video.
Dengan demikian, video misa umat Katolik bersama Paus Fransiskus di GBK adalah tidak benar dengan kategori Konteks yang Salah.
Setelah ditelusuri oleh Pemeriksa Fakta Mafindo di turnbackhoax.id yang juga disadur dari AFP, diketahui bahwa video tersebut merupakan momen saat perayaan Natal Tiberias 2023 di GBK.
Dilansir dari AntarNews, perayaan Natal Tiberias 2023 di GBK diadakan oleh Gereja Tiberias Indonesia (GTI). Kemudian, diketahui dari detak.co, GTI sendiri merupakan salah satu sinode gereja Kristen Protestan di Indonesia.
Sehingga dapat dipastikan bahwa perayaan natal dalam video tersebut juga tidak ada kaitannya dengan umat Kristen Katolik seperti yang disebutkan dalam video.
Dengan demikian, video misa umat Katolik bersama Paus Fransiskus di GBK adalah tidak benar dengan kategori Konteks yang Salah.
Kesimpulan
Hasil periksa fakta Moch. Marcellodiansyah
Faktanya video tersebut merupakan momen saat perayaan Natal Tiberias 2023 di GBK yang diadakan oleh Gereja Tiberias Indonesia (GTI). GTI sendiri merupakan salah satu sinode gereja Kristen Protestan di Indonesia, sehingga dapat dipastikan pelaksanaan dalam video tersebut bukan ibadah dari umat Kristen Katolik.
Faktanya video tersebut merupakan momen saat perayaan Natal Tiberias 2023 di GBK yang diadakan oleh Gereja Tiberias Indonesia (GTI). GTI sendiri merupakan salah satu sinode gereja Kristen Protestan di Indonesia, sehingga dapat dipastikan pelaksanaan dalam video tersebut bukan ibadah dari umat Kristen Katolik.
Rujukan
- https://turnbackhoax.id/2024/09/13/salah-video-misa-bersama-paus-fransiskus-di-gbk/
- https://nasional.tempo.co/read/1912642/ini-susunan-acara-misa-akbar-paus-fransiskus-di-gbk
- https://www.antaranews.com/berita/3863814/200-ribu-umat-hadiri-perayaan-natal-gereja-tiberias-di-gbk
- https://detak.co/kategori/megapolitan/gereja-tiberias-indonesia-salah-satu-gereja-pentakostal-karismatik-terbesar-di-jakarta/
[SALAH] Biopsi Tumor Menyebabkan Kanker Tumbuh Cepat
Sumber: Facebook.comTanggal publish: 26/09/2024
Berita
Kanker adalah tanda-tanda kita memiliki begitu banyak racun dalam tubuh yang bisa membunuh kita, Jadi tubuh membangun sebuah gelembung yang disebut tumor. Tumor mengumpulkan semua racun dalam satu tempat agar tidak mengganggu kerusakan. Akan sangat berbahaya kalau seseorang menusukan jarum (biopsi), racun menyebar ke sistem tubuh. Akibatnya tiba-tiba Anda memiliki kanker yang tumbuh sangat cepat, kanker yang sangat agresif yang tidak Anda miliki sebelumnya.
Hasil Cek Fakta
Artikel disadur dari Tempo.
Beredar unggahan di media sosial Facebook mengklaim bahwa biopsi untuk mengatasi tumor, dianggap malah berbahaya karena dapat mendorong kanker tumbuh sangat cepat. Alasannya, kanker bukan penyakit dan justru menjaga agar manusia tetap hidup.
Dilansir dari Tempo, dosen dan peneliti genetik kanker dari Universitas Yarsi, Ahmad Rusdan Handoyo Utomo PhD, tidak benar jika disebut kanker bukan penyakit. Sebaliknya, kanker adalah penyakit akibat akumulasi mutasi genetik. Kombinasi mutasi berbagai gen yang berbeda juga bisa menghasilkan kanker dengan tingkat keganasan berbeda.
Ahmad juga menjelaskan bahwa klaim biopsi menyebabkan kanker tumbuh agresif, juga keliru. Derajat keganasan tumor atau kanker dipengaruhi oleh mutasi gen tertentu. Sehingga jika tumor tersebut memang agresif, maka tetap akan berkembang, baik ditusuk atau tidak. Biopsi adalah prosedur pemeriksaan yang dilakukan dengan mengambil sebagian kecil jaringan, sel, atau cairan tubuh pasien untuk diperiksa menggunakan mikroskop.
Ahmad menjelaskan, dengan perkembangan teknik biopsi, para dokter kini bisa membedakan tipe kanker yang dimiliki pasien. Tanpa biopsi, tentu dokter sulit merencanakan terapi. Dokter juga bisa mendeteksi mutasi gen tertentu, apakah jenis kanker tersebut lebih mudah diobati (sensitif) atau sulit diobati (resisten) ketika diberikan obat terapi target. Tentu saja informasi pilihan obat yang tepat (precision medicine) mustahil dilakukan tanpa biopsi.
Melalui penelusuran tersebut dapat disimpulkan bahwa klaim biopsi untuk mengatasi tumor, dianggap malah berbahaya karena dapat mendorong kanker tumbuh sangat cepat adalah tidak benar.
Beredar unggahan di media sosial Facebook mengklaim bahwa biopsi untuk mengatasi tumor, dianggap malah berbahaya karena dapat mendorong kanker tumbuh sangat cepat. Alasannya, kanker bukan penyakit dan justru menjaga agar manusia tetap hidup.
Dilansir dari Tempo, dosen dan peneliti genetik kanker dari Universitas Yarsi, Ahmad Rusdan Handoyo Utomo PhD, tidak benar jika disebut kanker bukan penyakit. Sebaliknya, kanker adalah penyakit akibat akumulasi mutasi genetik. Kombinasi mutasi berbagai gen yang berbeda juga bisa menghasilkan kanker dengan tingkat keganasan berbeda.
Ahmad juga menjelaskan bahwa klaim biopsi menyebabkan kanker tumbuh agresif, juga keliru. Derajat keganasan tumor atau kanker dipengaruhi oleh mutasi gen tertentu. Sehingga jika tumor tersebut memang agresif, maka tetap akan berkembang, baik ditusuk atau tidak. Biopsi adalah prosedur pemeriksaan yang dilakukan dengan mengambil sebagian kecil jaringan, sel, atau cairan tubuh pasien untuk diperiksa menggunakan mikroskop.
Ahmad menjelaskan, dengan perkembangan teknik biopsi, para dokter kini bisa membedakan tipe kanker yang dimiliki pasien. Tanpa biopsi, tentu dokter sulit merencanakan terapi. Dokter juga bisa mendeteksi mutasi gen tertentu, apakah jenis kanker tersebut lebih mudah diobati (sensitif) atau sulit diobati (resisten) ketika diberikan obat terapi target. Tentu saja informasi pilihan obat yang tepat (precision medicine) mustahil dilakukan tanpa biopsi.
Melalui penelusuran tersebut dapat disimpulkan bahwa klaim biopsi untuk mengatasi tumor, dianggap malah berbahaya karena dapat mendorong kanker tumbuh sangat cepat adalah tidak benar.
Kesimpulan
Klaim biopsi untuk mengatasi tumor, dianggap malah berbahaya karena dapat mendorong kanker tumbuh sangat cepat adalah tidak benar. Biopsi bisa menghasilkan pengetahuan tentang jenis kanker, agresivitas kanker dan pilihan obatnya.
Rujukan
Halaman: 941/6613