[SALAH]: “Pertalite dihapus dan digantikan Green Pertamax”
Sumber: twitter.comTanggal publish: 15/05/2024
Berita
Selamat Menikmati BBM Harga Baru dipaksakan tadi malam tgl 4.5.24 Petralite dihapus, PLN naik tgl 2.5.24, Selamat Menikmati Pajak2 yang Naik, Selamat Menikmati Sembako Naik, Barang dn Jasa Naik, Transportasi Naik. Mari kita terus BERSYUKUR atas NIKMAT yg diberikan oleh pemerintah
Hasil Cek Fakta
Sebuah akun Twitter/X dengan nama akun “Area_Netizen” yang mengunggah foto dengan narasi Pertalite dihapus dan digantikan Green Pertamax.
Setelah melakukan penelusuran, Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga Irto Ginting menyatakan isu tersebut tidak benar. Irto memastikan sebagian besar SPBU tetap menjual Pertalite karena statusnya masih produk penugasan atau JBKP.
Irto tidak menampik bahwa terdapat beberapa SPBU yang sudah tidak lagi menjual BBM subsidi seperti Pertalite. Namun, ia memastikan jumlahnya belum masif dan produk tersebut masih tersedia.
Hal itu dikarenakan tidak semua SPBU mendapatkan alokasi BBM subsidi, meski jumlahnya tidak sebanyak SPBU yang masih menyediakan BBM subsidi.
Berdasarkan penjelasan di atas klaim tentang Pertalite dihapus dan digantikan Green Pertamax adalah keliru dan masuk kategori konten yang menyesatkan.
Setelah melakukan penelusuran, Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga Irto Ginting menyatakan isu tersebut tidak benar. Irto memastikan sebagian besar SPBU tetap menjual Pertalite karena statusnya masih produk penugasan atau JBKP.
Irto tidak menampik bahwa terdapat beberapa SPBU yang sudah tidak lagi menjual BBM subsidi seperti Pertalite. Namun, ia memastikan jumlahnya belum masif dan produk tersebut masih tersedia.
Hal itu dikarenakan tidak semua SPBU mendapatkan alokasi BBM subsidi, meski jumlahnya tidak sebanyak SPBU yang masih menyediakan BBM subsidi.
Berdasarkan penjelasan di atas klaim tentang Pertalite dihapus dan digantikan Green Pertamax adalah keliru dan masuk kategori konten yang menyesatkan.
Kesimpulan
Hasil periksa fakta Yudho Ardi
Informasi yang menyesatkan, Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga Irto Ginting menyatakan isu tersebut tidak benar. Irto memastikan sebagian besar SPBU tetap menjual Pertalite karena statusnya masih produk penugasan atau JBKP.
Informasi yang menyesatkan, Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga Irto Ginting menyatakan isu tersebut tidak benar. Irto memastikan sebagian besar SPBU tetap menjual Pertalite karena statusnya masih produk penugasan atau JBKP.
Rujukan
Hoaks! Video Verrell Bramasta ditangkap terkait kasus narkoba
Sumber:Tanggal publish: 14/05/2024
Berita
Jakarta (ANTARA/JACX) – Sebuah unggahan video di TikTok menarasikan bahwa aktor sekaligus anggota DPR RI FPAN terpilih 2024, Verrell Bramasta ditangkap karena kedapatan membawa barang terlarang seberat 1,72 gram.
Berikut transkrip video tersebut:
“Varrell tertangkap pada saat membawa barang terlarang seberat 1,72 gram dan varrell tengah kedapatan membawa barang terlarang pada saat dilakukan operasi pekat sekitar pukul 16.30 WIB. Pada saat petugas menggeladah polisi menemukan barang terlarang seberat 1,72 gram yang terbungkus dengan koran dari dalam tas Varrell dari interogasi awal, varrell mengaku sebagai pemakai bukan pengedar,”
Namun, benarkah Video Verrell Bramasta ditangkap terkait kasus narkoba tersebut?
Berikut transkrip video tersebut:
“Varrell tertangkap pada saat membawa barang terlarang seberat 1,72 gram dan varrell tengah kedapatan membawa barang terlarang pada saat dilakukan operasi pekat sekitar pukul 16.30 WIB. Pada saat petugas menggeladah polisi menemukan barang terlarang seberat 1,72 gram yang terbungkus dengan koran dari dalam tas Varrell dari interogasi awal, varrell mengaku sebagai pemakai bukan pengedar,”
Namun, benarkah Video Verrell Bramasta ditangkap terkait kasus narkoba tersebut?
Hasil Cek Fakta
Berdasarkan penelusuran, potongan video tersebut merupakan sinetron di RCTI yang berjudul “Gawat! Kenzie Disiksa Di Penjara! - KARENA AKU SAYANG” (https://www.youtube.com/watch?v=-49miDjoC8g) pada detik 0:55. Dalam episode tersebut, Verrell Bramasta berperan sebagai Kenzie telah ditangkap polisi dikarenakan telah memukul wartawan yang hendak mewawancarainya.
Sehingga klaim video Verrell Bramasta ditangkap terkait kasus narkoba merupakan hoaks.
Klaim: Video Verrell Bramasta ditangkap terkait kasus narkoba
Rating: Hoaks
Pewarta: Tim JACX
Editor: Indriani
Copyright © ANTARA 2024
Sehingga klaim video Verrell Bramasta ditangkap terkait kasus narkoba merupakan hoaks.
Klaim: Video Verrell Bramasta ditangkap terkait kasus narkoba
Rating: Hoaks
Pewarta: Tim JACX
Editor: Indriani
Copyright © ANTARA 2024
Rujukan
[KLARIFIKASI] Tidak Benar Prabowo Bantah Janjinya di Pilpres 2024
Sumber:Tanggal publish: 14/05/2024
Berita
KOMPAS.com - Sebuah video diklaim menampilkan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto membantah janjinya pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.
Namun, setelah ditelusuri, video tersebut keliru dan salah konteks.
Video yang diklaim menampilkan Prabowo membantah janjinya pada Pilpres 2024 dibagikan oleh akun Instagram ini, pada 17 Maret 2024. Akun tersebut membagikan dua klip singkat.
Klip pertama menampilkan adik Prabowo sekaligus Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Hashim Djojohadikusumo.
Ia meminta masyarakat mencatat janji-janji yang disampaikan Prabowo.
Klip lainnya menampilkan Prabowo yang menyatakan tidak ingin membohongi rakyat dengan memberikan janji-janji.
Video tersebut diberi keterangan demikian:
gak tau lagi siapa yang bohong, tapi selalu di suguhkan, dan koplak nya ada yang masih percaya. 2 beradik ada beda isi kepala.
Namun, setelah ditelusuri, video tersebut keliru dan salah konteks.
Video yang diklaim menampilkan Prabowo membantah janjinya pada Pilpres 2024 dibagikan oleh akun Instagram ini, pada 17 Maret 2024. Akun tersebut membagikan dua klip singkat.
Klip pertama menampilkan adik Prabowo sekaligus Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Hashim Djojohadikusumo.
Ia meminta masyarakat mencatat janji-janji yang disampaikan Prabowo.
Klip lainnya menampilkan Prabowo yang menyatakan tidak ingin membohongi rakyat dengan memberikan janji-janji.
Video tersebut diberi keterangan demikian:
gak tau lagi siapa yang bohong, tapi selalu di suguhkan, dan koplak nya ada yang masih percaya. 2 beradik ada beda isi kepala.
Hasil Cek Fakta
Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, video tersebut menggabungkan dua klip dengan konteks yang berbeda.
Klip yang menampilkan Hashim identik dengan unggahan di akun TikTok ini dan YouTube ini.
Dalam video itu yang diunggah pada September 2023 itu, Hashim sedang berkunjung ke Toraja dan menyampaikan janji Prabowo sebagai calon presiden pada Pilpres 2024.
Sementara, klip yang menampilkan Prabowo serupa dengan unggahan di kanal YouTube Kompas TV ini, diunggah pada 2019.
Video itu memperlihatkan momen Prabowo membantah soal janji kenaikan gaji guru sampai Rp 20 juta jika terpilih pada Pilpres 2019.
Seperti diberitakan Kompas.com, pada Pilpres 2019 Prabowo berjanji akan memperbaiki gaji tenaga pendidikan dan tenaga kesehatan.
Hal tersebut disampaikan Prabowo dalam pidato "Indonesia Menang" di Jakarta Convention Center, Senayan, Jakarta, pada 14 Januari 2019.
Prabowo meyakini, dengan menaikkan gaji guru dan tenaga kesehatan, maka kualitas pendidikan dan pelayanan kesehatan akan meningkat.
Klip yang menampilkan Hashim identik dengan unggahan di akun TikTok ini dan YouTube ini.
Dalam video itu yang diunggah pada September 2023 itu, Hashim sedang berkunjung ke Toraja dan menyampaikan janji Prabowo sebagai calon presiden pada Pilpres 2024.
Sementara, klip yang menampilkan Prabowo serupa dengan unggahan di kanal YouTube Kompas TV ini, diunggah pada 2019.
Video itu memperlihatkan momen Prabowo membantah soal janji kenaikan gaji guru sampai Rp 20 juta jika terpilih pada Pilpres 2019.
Seperti diberitakan Kompas.com, pada Pilpres 2019 Prabowo berjanji akan memperbaiki gaji tenaga pendidikan dan tenaga kesehatan.
Hal tersebut disampaikan Prabowo dalam pidato "Indonesia Menang" di Jakarta Convention Center, Senayan, Jakarta, pada 14 Januari 2019.
Prabowo meyakini, dengan menaikkan gaji guru dan tenaga kesehatan, maka kualitas pendidikan dan pelayanan kesehatan akan meningkat.
Kesimpulan
Cuplikan video Hashim dan Prabowo disebarkan dengan konteks yang keliru. Dua klip itu tidak berkaitan dan memiliki konteks yang berbeda.
Dalam video itu, Hashim berkunjung ke Toraja dan menyampaikan janji Prabowo sebagai calon presiden pada Pilpres 2024.
Sedangkan, klip lainnya berisi bantahan Prabowo soal janji kenaikan gaji guru sampai Rp 20 juta jika terpilih pada Pilpres 2019.
Dalam video itu, Hashim berkunjung ke Toraja dan menyampaikan janji Prabowo sebagai calon presiden pada Pilpres 2024.
Sedangkan, klip lainnya berisi bantahan Prabowo soal janji kenaikan gaji guru sampai Rp 20 juta jika terpilih pada Pilpres 2019.
Rujukan
- https://www.instagram.com/p/C4myJwexiN4/?utm_source=ig_embed&utm_campaign=embed_video_watch_again
- https://www.tiktok.com/@dekade_08/video/7275542498410319122
- https://www.youtube.com/watch?v=zsazKK5UQBg&t=6s
- https://www.youtube.com/watch?v=bbKQD2XJ3F0
- https://nasional.kompas.com/read/2019/01/15/08203281/prabowo-janji-perbaiki-gaji-guru-dan-tenaga-kesehatan#google_vignette
- https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D
Sebagian Benar, Pernyataan KPAI soal Online Game sebagai Penyebab Kasus Kriminal Anak
Sumber:Tanggal publish: 14/05/2024
Berita
Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), Kawiyan, menyebut bahwa online game sebagai penyebab kasus kriminal anak. Pihaknya menilai sudah banyak kasus yang terjadi akibat dampak game online ke anak, mulai kasus pornografi anak di Soetta dalam perkembangannya juga disangkakan sebagai kejahatan perdagangan orang. Selain itu, dia menyebutkan beberapa kasus pembunuhan berawal dari game online.
"Selain kasus di Soetta, ada kasus anak membunuh orang tuanya, semua berawal dari game online, dan masih banyak lagi kasus-kasus kriminal karena dampak dari game online,” kata Kawiyan dalam keterangannya, Senin, 8 April 2024.
KPAI, kata dia, meminta Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kominfo) bertindak tegas terkait peredaran game online yang berbau kekerasan dan seksualitas. KPAI juga mendesak Kominfo memblokir game yang terbukti memberikan dampak buruk terhadap anak-anak.
Benarkah pernyataan komisioner KPAI tersebut?
Hasil Cek Fakta
Dosen Departemen Kriminologi Universitas Indonesia, Bhakti Eko Nugroho, membenarkan premis komisioner KPAI soal dampak game online. Sebagian riset mengidentifikasi keterpaparan generasi muda dan anak-anak dengan materi/konten video game bernuansa kekerasan berkaitan dengan peningkatan agresivitas.
Salah satu riset yang terbit pada 2010, menyatakan bahwa naiknya tingkat agresivitas anak-anak berhubungan dengan keterpaparan mereka-anak dengan konten-konten gim daring. Peneliti dalam riset itu menyebutkan, permainan daring dapat menurunkan komitmen individu terhadap perilaku pro-sosial, dan mengancam kesehatan mental mereka secara serius.
Namun, Bhakti menggarisbawahi bahwa riset-riset di atas memiliki keterbatasan karena mengabaikan variabel lain yang mempengaruhi perilaku agresif. “Faktor sosial lain yang juga berpengaruh antara lain adalah nilai dan pengalaman kekerasan yang diperoleh dari lingkungan sosial fisik sehari-hari,” tuturnya.
Selain itu, terdapat studi lainnya yang menelaah keterbatasan riset-riset yang tidak membedakan secara jelas tingkat “keseriusan” atau “keparahan” perilaku kekerasan yang dilakukan anak.
“Karena itu, pernyataan Kawiyan mengenai kasus kriminal anak sebagai dampak dari game online, cenderung mengabaikan ragam penyebab seseorang, termasuk anak dan remaja, terlibat dalam perilaku agresif,” jelas Bhakti.
Kesimpulan
Pernyataan Komisioner KPAI, Kawiyan, yang menuding online game sebagai penyebab kasus kriminal anak adalah sebagian benar.
Tingkat agresivitas anak-anak memang berhubungan dengan keterpaparan mereka-anak dengan konten-konten gim daring. Namun terdapat variabel atau faktor sosial lain yang mempengaruhi perilaku agresif, di antaranya nilai dan pengalaman kekerasan yang diperoleh dari lingkungan sosial fisik sehari-hari.
**Punya informasi atau klaim yang ingin Anda cek faktanya? Hubungi ChatBot kami. Anda juga bisa melayangkan kritik, keberatan, atau masukan untuk artikel Cek Fakta ini melalui email cekfakta@tempo.co.id
Artikel ini merupakan hasil kolaborasi program Panel Ahli Cek Fakta The Conversation Indonesia bersama Kompas.com dan Tempo.co, didukung oleh Aliansi Jurnalis Independen (AJI)
Rujukan
Halaman: 1853/6749