• Keliru, Klaim Pernyataan WHO tentang Vaksin Covid-19 Covishield

    Sumber:
    Tanggal publish: 14/05/2024

    Berita



    Sebuah postingan di Facebook [ arsip ] berisi klaim bahwa Badan Kesehatan Dunia (WHO) mengkonfirmasi vaksin Covishield menimbulkan efek samping yang mengancam jiwa berupa sindrom trombosis dengan trombositopenia.

    Postingan yang diunggah pada 6 Mei 2024 itu berisi narasi lengkap: 

    “ ...viral seluruh dunia,, efek samping vaksin virus nggleleng 19 bernama ( astrazeneca ) memiliki efek samping yg langkah,, yaitu pembekuan darah serta trombosit yg rendah… sementara itu,, organisasi kesehatan dunia (who) mengonfirmasi,.,,covishield dapat menimbulkan efek samping yg bisa mengancam jiwa.... "efek samping sangat langka yang disebut sindrom trombosis dengan trombositopenia,,, melibatkan kejadian pembekuan darah yg tidak biasa dan parah terkait dengan jumlah trombosit rendah,,,telah dilaporkan setelah vaksinasi dengan vaksin ini," ungkap who..”



    Hingga artikel ini tulis, postingan itu sudah dibagikan 132 kali dan 581 dikomentari. Lantas benarkah WHO menyatakan vaksin Covishield memiliki efek samping yang membahayakan?

    Hasil Cek Fakta



    Juru Bicara dan Hubungan Media WHO Tarik Jasarevic, yang dihubungi TEMPO melalui pesan tertulis, mengatakan klaim yang mengatakan WHO telah menemukan bukti vaksin Covishield memiliki efek samping yang membahayakan adalah klaim yang tidak benar. 

    “Semua vaksin Covid-19 telah melalui berbagai uji klinis dan aman untuk dikonsumsi,” tulis Tarik. Daftar lengkap vaksin bisa dilihat pada situs resmi WHO.

    Covishield adalah nama merek vaksin kerja  sama Oxford dan AstraZeneca, yang diproduksi oleh Serum Institute of India. Temuan bahwa vaksin produksi Astrazeneca memiliki efek samping berupa pembekuan darah sebenarnya beredar dalam surat tanggapan astrazeneca ke Pengadilan Tinggi di Inggris yang untuk pertama kalinya mengakui bahwa vaksin Covid-19 dapat menyebabkan efek samping berupa pembekuan darah. Akan tetapi kasus tersebut jarang terjadi.

    Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengungkapkan bila semua vaksin Covid-19, sesungguhnya sangat aman diberikan. Seperti halnya obat apa pun, vaksin juga dapat menimbulkan efek samping dengan efek samping yang lebih serius mungkin terjadi tetapi sangat jarang terjadi. Saat ini lebih dari 13 miliar dosis vaksin Covid-19 telah diberikan dengan aman secara global sejak tahun 2021, sehingga mencegah jutaan kasus penyakit parah dan kematian.

    Menurut WHO, sebelum vaksin apa pun diperkenalkan di suatu negara, vaksin harus melalui pengujian yang ketat dan ketat melalui berbagai fase uji klinis. Otoritas kesehatan mengevaluasi dengan cermat hasil uji coba ini untuk membantu memastikan bahwa vaksin tersebut memenuhi standar keamanan dan kemanjuran tertinggi sebelum dianggap layak untuk digunakan.

    Setelah vaksin diperkenalkan dan digunakan di suatu negara, otoritas kesehatan nasional terus memantau keamanan vaksin untuk mendeteksi dan segera merespons potensi kekhawatiran. Jika terjadi kejadian buruk, sekelompok ahli independen akan menilai apakah kejadian tersebut ada hubungannya dengan vaksin.

    Badan Kesehatan Canada, juga menyatakan hal yang sama, bila vaksin Covid-19 termasuk AstraZeneca/Covishield tetap aman dan efektif dalam melindungi warga dari Covid-19 dan mendorong masyarakat untuk mendapatkan imunisasi dengan vaksin Covid-19 apa pun yang diizinkan. Jarang ada laporan mengenai penggumpalan darah (Vaccine Induksi Thrombotic Thrombocytopenia atau VITT) setelah vaksinasi dengan AstraZeneca di Kanada dan negara lain di dunia. Berdasarkan uji klinis, kedua vaksin Covishield ini menunjukkan perlindungan 60–80 persen terhadap infeksi Covid-19 mulai dua minggu setelah dosis kedua.

    Di Indonesia sendiri, berdasarkan catatan Komisi Nasional Pengkajian dan Penanggulangan Kejadian Ikutan Pasca-Imunisasi (Komnas PP KIPI) tidak ada kejadian sindrom trombosis dengan trombositopenia atau thrombosis with thrombocytopenia syndrome (TTS) setelah pemakaian vaksin COVID-19 AstraZeneca. Survei yang dilakukan di 14 rumah sakit di 7 provinsi tidak mencatat kejadian tersebut.

    BBC Indonesia mencatat, Covishield banyak digunakan di negara-negara miskin, melalui program vaksin Covax. Di Eropa, vaksin tersebut dijual dengan merek Vaxzevria. Singkatnya, kedua vaksin tersebut memiliki formulasi yang identik tetapi diproduksi dan didistribusikan di wilayah geografis yang berbeda. 

    Vaksin AstraZeneca dikategorikan dalam vaksin vektor adenovirus. Vaksin ini mengandung eksipien seperti L-Histidin, L-Histidine hidroklorida monohidrat, Magnesium klorida heksahidrat, Polisorbat 80, Etanol, Sukrosa, Natrium klorida dan Dinatrium edetat dihidrat (EDTA)

    Dalam jurnal Kesehatan yang berjudul “COVID-19 Vaccine-Induced Immune Thrombotic Thrombocytopenia (VITT) and Cerebral Venous Sinus Thrombosis (CVST)- Lessons for India” yang dipublikasikan National Library of Medicine -Perpustakaan Kedokteran Nasional yang berbasis di Amerika Serikat, vaksin Covishield merupakan vaksin yang paling banyak diberikan di India. Vaksin ini berbasis vektor adenovirus simpan seberkode Spike SARS-CoV-2 (S ) glikoprotein.  

    Kesimpulan



    Berdasarkan pemeriksaan fakta Tempo, klaim WHO menemukan bukti Covishield dapat menimbulkan efek samping dan mengancam jiwa adalah keliru. 

    Tarik Jasarevic, Juru Bicara dan Hubungan Media WHO yang dihubungi TEMPO melalui pesan tertulis mengatakan klaim yang mengatakan WHO telah menemukan bukti vaksin covishield memiliki efek samping yang membahayakan adalah klaim yang tidak benar.

    WHO justru mengungkapkan bila semua vaksin COVID-19, sesungguhnya sangat aman diberikan. Seperti halnya obat apa pun, vaksin juga dapat menimbulkan efek samping. Namun, gejala ini biasanya sangat kecil dan berlangsung singkat.

    Di Indonesia sendiri tidak ada laporan kejadian sindrom trombosis dengan trombositopenia atau thrombosis with thrombocytopenia syndrome (TTS) setelah pemakaian vaksin COVID-19 AstraZeneca.

    Rujukan

    • Tempo
    • 1 media telah memverifikasi klaim ini

  • [SALAH] Perusahaan Danone Aqua Dukung Israel

    Sumber: TikTok.com
    Tanggal publish: 14/05/2024

    Berita

    Sebaik2nya manusia ialah yang dapat bermanfaat untuk orang lain

    Hasil Cek Fakta

    Akun tiktok @rajobsn telah mengunggah video mengenai perusahaan Danone yang salah satu produknya ialah Aqua telah mendukung Israel. Pada akun tersebut juga memberikan statement untuk boikot produk Aqua di Indonesia. 
    Setelah dilakukan penelusuran dengan memakai keyword “boikot aqua” pada laman google terdapat beberapa artikel yang membahas hal tersebut. Dilansir dalam salah satu artikel news.republika.co.id Danone yang merupakan produsen aqua adalah produk lokal yang terang terangan mendukung Palestina melalui donasi, baik melalui kedutaan Palestina maupun melalui LazisMu (badan Zakat Muhammadiyah), Lazisnu, BAZNAS, Kedutaan Palestina, Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal, hingga TNI Angkatan Laut. 

    Corporate Communication Director Danone Indonesia Arif Mujahidin mengatakan Danone adalah perusahaan publik yang beroperasi di 120 negara. Atas hal itu pihaknya memiliki banyak karyawan dari beragam latar belakang etnis dan budaya. Danone juga menegaskan bahwa mereka tidak memiliki pabrik dan tidak beroperasi di Israel, serta tidak memiliki afiliasi politik dengan pihak manapun. 

    Dalam akun twitter resmi BDS Indonesia juga telah mengunggah daftar produk boikot terbarunya yang dikelompokkan menjadi 3 kategori, yaitu Super Jahat, Tinggalkan, dan Gausah Beli Dulu Deh. Dalam unggahan terbarunya mengenai produk boikot tersebut juga tidak ada nama Aqua maupun Danone yang masuk menjadi produk boikot. MUI sendiri menyerahkan kepada masyarakat untuk mencari informasi sendiri mana brand yang terafiliasi dengan israel.

    Kesimpulan

    Faktanya, perusahaan Danone tidak terafiliasi politik dengan pihak manapun, serta perusahaan tersebut terang terangan mendukung Palestina melalui berbagai donasi yang disalurkan. Dalam produk boikot yang di serukan oleh DBS juga tidak mencantumkan perusahaan Danone maupun Aqua.

    Rujukan

    • Mafindo
    • 1 media telah memverifikasi klaim ini

  • [SALAH] Vaksin HPV menyebabkan banyak kerusakan pada tubuh wanita

    Sumber: Twitter.com
    Tanggal publish: 14/05/2024

    Berita

    Vaksin HPV menyebabkan kanker, kemandulan, kegagalan ovarium pada wanita muda, menyebabkan anak perempuan berusia 9 dan 10 tahun mengalami menopause dini.

    Hasil Cek Fakta

    Akun twitter Banyoe Biroe telah mengunggah postingan mengenai efek samping yang terjadi setelah melakukan vaksin HPV, seperti menyebabkan kanker, kemandulan, kegagalan ovarium pada wanita muda, menyebabkan anak perempuan berusia 9 dan 10 tahun mengalami menopause dini. 

    Dilansir dalam antaranews.com, vaksin HPV merupakan pencegahan utama kanker serviks dan memiliki tingkat keberhasilan 100% bila diberikan dalam dua dosis kepada anak perempuan berusia 9 hingga 13 tahun, atau usia sekolah dasar. Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia (POGI) mendefinisikan menopause dini adalah suatu kondisi fisik dimana seorang wanita tidak mengalami menstruasi selama 12 bulan berturut-turut sebelum usia 40 tahun atau periode menstruasi berhenti lebih awal dari usia rata-rata. 

    Kementerian Kesehatan Indonesia juga telah membantah klaim bahwa vaksin HPV dapat menyebabkan menopause dini, kanker maupun kemandulan, narasi tersebut tidak didukung oleh data atau penelitian ilmiah. Juru Bicara Kemenkes Mohammad Syahril menegaskan bahwa imunisasi HPV sudah dipastikan keamanannya. 

    “Imunisasi HPV sudah dipastikan keamanannya dan pada umumnya tidak menimbulkan reaksi yang serius sesudah pemberian imunisasi," kata Syahril setelah diwawancarai tim Antara News di Jakarta, Selasa, 12 September 2023. Sehingga, narasi yang mengatakan bahwa vaksin HPV menyebabkan kanker, kemandulan, kegagalan ovarium, serta menopouse dini merupakan informasi yang tidak benar.

    Kesimpulan

    Faktanya, narasi tersebut tidak didukung oleh data atau sumber yang jelas. Melalui Kementerian Kesehatan Indonesia juga membantah klaim bahwa vaksin HPV dapat menyebabkan menopause dini, kanker maupun kemandulan.

    Rujukan

    • Mafindo
    • 1 media telah memverifikasi klaim ini

  • [SALAH] Prabowo Akan Menikahi Sofiatun Gudono

    Sumber: Twitter.com
    Tanggal publish: 14/05/2024

    Berita

    HEBOH! 20 MEI 2024 PRABOWO AKAN MENIKAH DENGAN MERTUA KAESANG ALIAS BESAN JOKOWI?

    Hasil Cek Fakta

    Akun twitter @herculep638 telah memposting sebuah foto yang menyatakan bahwa Prabowo akan menikahi mertua Kaesang, Sofiatun Gudono. Postingan tersebut telah diunggah pada  4 Mei 2024.

    Setelah dilakukan penelusuran pada google dengan kata kunci “Prabowo akan menikahi Sofiatun Gudono” terdapat artikel merdeka.com yang telah menyangkal hal tersebut. Dilansir dalam merdeka.com, Juru Bicara Presiden Terpilih 2024-2029 Prabowo Subianto, Dahnil Anzar Simanjuntak memastikan, isu Prabowo akan menikahi mertua Kaesang Pangarep, Sofiatun Gudono adalah tidak benar.

    Dilansir dalam turnbackhoax.id juga telah ditemukan konten serupa dengan media upload berupa tiktok dan mengklaim bahwa Prabowo akan menikahi Sofiatun Gudono pada tanggal 20 Mei mendatang adalah tidak benar. Dengan begitu, informasi mengenai Prabowo akan menikahi Sofiatun Gudono merupakan informasi palsu.

    Kesimpulan

    Faktanya, informasi Prabowo menikahi Sofiatun Gudono tidak benar, Juru Bicara Presiden Terpilih 2024-2029 Prabowo Subianto, Dahnil Anzar Simanjuntak telah menyangkal informasi tersebut

    Rujukan

    • Mafindo
    • 1 media telah memverifikasi klaim ini