• [HOAKS] China Akan Pindahkan Warganya ke Indonesia

    Sumber:
    Tanggal publish: 05/04/2024

    Berita

    KOMPAS.com - Beredar video dengan narasi Pemerintah China ingin segera memindahkan warganya ke beberapa provinsi di Indonesia.

    Namun, narasi tersebut keliru dan tidak sesuai konteks video.

    Video yang mengeklaim China ingin segera memindahkan warganya ke beberapa provinsi di Indonesia muncul dibagikan oleh akun Facebook ini, ini, dan Instagram ini.

    Video tersebut menampilkan seorang pejabat China sedang memberikan pernyataan dan diberikan keterangan demikian:

    *PENJAJAHAN GAYA BARU*China ingin segera memindahkan warganya ke bbrp Propinsi di IndonesiaFASILITAS :*-Pelabuhan besar sudah siap**-Bandara Kertajati, tiba2 dihidupkan dll*NITIZEN : *Mumpung bowo masih dichina.**MK mending langsung diskualifikasi 02.**Jadi yg meeting di china langsung bubar.*

    Akun Facebook Tangkapan layar Facebook video dengan narasi China ingin segera memindahkan warganya ke beberapa provinsi yang ada di Indonesia.

    Hasil Cek Fakta

    Tim Cek Fakta Kompas.com menemukan video identik di kanal YouTube IDX Channel ini yang diunggah pada 18 September 2023.

    Dalam keterangannya, pria yang sedang memberikan keterangan pers adalah Fu Linghua, juru bicara Biro Statistika Nasional China.

    Fu Linghua tidak membahas soal pemindahan warga China ke Indonesia, melainkan mengenai stimulus untuk booster ekonomi, dengan dana sekitar Rp 403 triliun pada 2023.

    Langkah ini dilakukan untuk menambah likuiditas pasar dan membantu sejumlah bank untuk bisa menstimulasi ekonomi yang sedang melambat.

    Dalam video, Fu Linghua mengatakan demikian:

    Dalam delapan bulan pertama total penjualan ritel barang konsumsi meningkat sebesar 7 % tahun ke tahun. Mempertahankan pertumbuhan pesat pada tahap berikutnya, lapangan kerja penduduk secara keseluruhan akan stabil.

    Dan kinerja perusahaan akan meningkat secara bertahap sehingga kondusif untuk meningkatkan pendapatan penduduk. Meningkatkan kemampuan konsumsi dan kemauan untuk mengonsumsi.

    Kesimpulan

    Klaim bahwa Pemerintah China ingin segera memindahkan warganya ke beberapa provinsi di Indonesia adalah hoaks.

    Video yang dibagikan memperlihatkan konferensi pers juru bicara Biro Statistika Nasional China, Fu Linghua, mengenai pemberian dana stimulus ekonomi sebesar Rp 403 triliun.

    Rujukan

    • Kompas
    • 1 media telah memverifikasi klaim ini

  • Cek Fakta: Tidak Benar Dalam Video Ini Pendaratan Tentara China di Bandara Manado

    Sumber:
    Tanggal publish: 08/04/2024

    Berita


    Liputan6.com, Jakarta - Cek Fakta Liputan6.com mendapati klaim video pendaratan tentara China di Bandara Sam Ratulangi Manado, informasi tersebut diunggah salah satu akun Facebook, pada 5 April 2024.
    Unggahan klaim video pendaratan tentara China di Bandara Sam Ratulangi Manado menampilkan, sejumlah orang mengenakan seragam hijau, helm dan menggunakan ransel sedang berbaris dan berjalan dengan latar belakang pesawat yang bertuliskan "LION".
    Dalam video tersebut terdapat tulisan sebagai berikut.
    "Tentara China sudah terang2an memakai Seragam Militer mendari di Bandara Sam Ratulangi - Manado.
    APA MAKSUDNYA INI!!!
    Mohon diviralkan dan ayo rapatkan barisan bersatulah Indonesia ku".
    Benarkah klaim video pendaratan tentara China di Bandara Manado? Simak penelusuran Cek Fakta Liputan6.com.

    Hasil Cek Fakta


    Cek Fakta Liputan6.com menelusuri klaim video pendaratan tentara China di Bandara Manado, sebelumnya Cek Fakta Liputan6.com menelusuri klaim video yang identik dalam artikel berujudul "Cek Fakta: Tidak Benar dalam Video Ini Rakyat China Berbondong-bondong Masuk Indonesia" , yang dimuat pada 27 Maret 2023.
    Penelusuran mengarah pada artikel berjudul "Heboh Video Tentara China di Bandara Naik Lion Air, Begini Penjelasan Polri" yang dimuat situs Liputan6.com, pada 3 Februari 2023. Artikel situs tersebut mengulas video yang sama dengan klaim.
    Dalam situs Liputan6.com Dansat Intel Korps Brimob Polri Kombes Pol Mulyadi menjelaskan bahwa video puluhan tentara tersebut adalah pasukan Brimob yang tiba setelah bertugas di Satgas Damai Damai Cartenz, Papua.
    "Intinya, pasukan tersebut adalah personel Brimob yang baru selesai operasi satgas Damai Cartenz Papua," kata Mulyadi saat dikonfirmasi Merdeka.com, Jumat (3/2/2023).
    Sehingga narasi dalam unggahan di media sosial yang menarasikan tentara dari China adalah salah. Karena, mereka adalah pasukan Brimob yang tiba di bandara sekitar Januari 2023 lalu.
    "(Kejadian) sekitar Januadi 2023," singkatnya.
    Dalam artikel berjudul "Respons Lion Air Usai Heboh Tentara China di Bandara Naik Pesawat Lion" yang dimuat situs  Liputan6.com, Corporate Communications Strategic Lion Air Danang Mandala Prihantoro menuturkan, penerbangan tersebut bukan membawa penumpang seperti yang dibicarakan dan ditanyakan pada perkembangan video.
    "Penerbangan tersebut bukan membawa penumpang seperti yang ditanyakan atau dibicarakan pada perkembangan video. Penerbangan dimaksud adalah rute domestik yang terjadi pada 28 dan 31 Desember 2022,” ujar dia saat dihubungi Liputan6.com lewat pesan singkat, Jumat (3/2/2023).
     

    Kesimpulan


    Hasil penelusuran Cek Fakta Liputan6.com klaim video pendaratan tentara China di Bandara Manado tidak benar.
    Dansat Intel Korps Brimob Polri yang saat itu dijabat Kombes Pol Mulyadi menjelaskan bahwa video puluhan tentara tersebut adalah pasukan Brimob yang tiba setelah bertugas di Satgas Damai Damai Cartenz, Papua.
    Penerbangan dimaksud adalah rute domestik yang terjadi pada 28 dan 31 Desember 2022
    • Liputan 6
    • 1 media telah memverifikasi klaim ini

  • Cek Fakta: Tidak Benar Mendeteksi Stroke dengan Menempelkan Jari Telunjuk dan Kelingking

    Sumber:
    Tanggal publish: 07/04/2024

    Berita


    Liputan6.com, Jakarta - Klaim tentang mendeteksi stroke dengan menempelkan jari telunjuk dan kelingking beredar di media sosial. Kabar tersebut disebarkan salah satu akun Facebook pada 3 April 2024 lalu.
    Akun Facebook tersebut mengunggah video yang diklaim sebagai cara mendeteksi stroke. Dalam video dijelaskan bahwa cara mendeteksi stroke hanya dengan menempelkan jari telunjuk dan kelingking.
    "Kalau kalian berhasil menempelkan kelingking ke telunjuk Berarti kalian jauh dari penyakit asam urat dan stroke," demikian narasi dalam video tersebut.
    "Yuk di coba ges," tulis salah satu akun Facebook.
    Konten yang disebarkan akun Facebook tersebut telah 301 kali dibagikan dan mendapat 2.200 komentar dari warganet.
    Benarkah cara mendeteksi stroke hanya dengan menempelkan jari telunjuk dan kelingking? Berikut penelusurannya.
     

    Hasil Cek Fakta


    Cek Fakta Liputan6.com menelusuri klaim tentang cara mendeteksi stroke hanya dengan menempelkan jari telunjuk dan kelingking. Penelusuran dilakukan dengan memasukkan kata kunci "mendeteksi stroke menempelkan jari" di kolom pencarian Google Search.
    Hasilnya terdapat beberapa artikel yang membantah klaim tersebut. Satu di antaranya artikel berjudul "Terungkap Fakta di Balik Viral Cek Stroke Lewat Jari, Ini Penjelasan Dokter" yang dimuat situs detik.com pada 28 Oktober 2022 lalu.
    Dalam artikel tersebut dijelaskan bahwa menempelkan dan menggerakan jari tangan tidak bisa mendeteksi seseorang menderita penyakit stroke.
    Menurut dokter spesialis saraf dari Rumah Sakit Pusat Otak Nasional Prof Dr dr Mahar Mardjono Jakarta, dr Ricky Gusanto Kurniawan, SpS, FINS, kalau hal tersebut tidak benar.
    "Untuk stroke itu hoaks, tapi kalau mau periksa saraf atau kekuatan mungkin bisa," ucapnya.
    Dikutip dari laman Kementerian Kesehatan, ayosehat.kemkes.go.id, ada beberapa gejala stroke yang bisa dikenali. Berikut ini beberapa gejala stroke.
     

    Kesimpulan


    Klaim tentang cara mendeteksi stroke dengan menempelkan jari telunjuk dan kelingking ternyata tidak benar. Faktanya, kedua hal tersebut tidak ada kaitannya.

    Rujukan

    • Liputan 6
    • 1 media telah memverifikasi klaim ini

  • Cek Fakta: Tidak Benar Dalam Video Ini Merupakan Bayi Bermata Tiga

    Sumber:
    Tanggal publish: 07/04/2024

    Berita


    Liputan6.com, Jakarta - Sebuah video yang diklaim ada bayi bermata tiga beredar di media sosial. Video tersebut disebarkan salah satu akun Facebook pada beberapa waktu lalu.
    Dalam video berdurasi 10 detik itu memperlihatkan seorang bayi yang tengah duduk di atas kereta bayi. Ia terlihat sedang menggenggam biskuit dan memakannya.
    Kondisi bayi dalam video tersebut terlihat normal seperti bayi pada umumnya, namun ada satu mata lagi di dahinya.
    "ALLAHU AKBAR! Viral bayi bermata tiga," tulis salah satu akun Facebook.
    Dalam video terdengar juga suara seorang pria yang seolah-olah terkejut dengan adanya bayi bermata tiga.
    "Allahu Akbar, semakin jelas," demikian kata pria tersebut.
    Video yang disebarkan akun Facebook tersebut telah 2.500 kali ditonton dan mendapat 38 kali respons dari warganet.
    Benarkah dalam video tersebut merupakan bayi bermata tiga? Berikut penelusurannya.
     

    Hasil Cek Fakta


    Cek Fakta Liputan6.com menelusuri video yang diklaim merupakan bayi bermata tiga. Penelusuran dilakukan dengan memasukkan kata kunci "baby three eyes" di kolom pencarian Google Search.
    Hasilnya terdapat beberapa artikel yang membantah bahwa video tersebut merupakan bayi bermata tiga. Satu di antaranya video berjudul "An edited video falsely shared as a video of Baby born with three eyes" yang dimuat situs factly.in pada 22 Juli 2020.
    Berikut gambar tangkapan layarnya.
    Dalam artikel tersebut dijelaskan bahwa video tersebut sempat beredar luas di media sosial beberapa waktu lalu dan diklaim bayi bermata tiga itu lahir di Jerman. Namun, pada mata kiri dan mata di dahi bayi tersebut sangat identik di setiap framenya.
    Diduga, video tersebut merupakan hasil editan menggunakan perangkat lunak, "After Effect". FACTLY juga telah mengedit video serupa menggunakan perangkat tersebut. Selain itu, video tersebut pertama kali diunggah oleh oleh seorang pengguna Twitter di Tiongkok pada 9 Juli 2020 lalu.
     

    Kesimpulan


    Video yang diklaim merupakan bayi bermata tiga ternyata tidak benar. Faktanya, video tersebut merupakan hasil rekayasa digital.
     

    Rujukan

    • Liputan 6
    • 1 media telah memverifikasi klaim ini