Sebagian Benar, Tangkapan Layar Berita tentang Aturan Seragam Sekolah yang Terbit 2021
Sumber: cekfakta.tempo.coTanggal publish: 22/02/2024
Berita
Sebuah tangkapan layar tentang aturan seragam sekolah pada tahun 2021 beredar di media sosial. Tangkapan layar berjudul "Resmi! Pemerintah Larang Sekolah Negeri Pakai Seragam Agama Tertentu" itu, dilengkapi foto Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbud Ristek) Nadiem Makarim.
Tempo kemudian mendapatkan permintaan pembaca melalui Whatsapp untuk memverifikasi tangkapan layar berita yang beredar di WhatsApp itu.
Namun, benarkah tangkapan layar berita tersebut?
Hasil Cek Fakta
Berita seperti dalam tangkapan layar tersebut memang benar pernah dipublikasikan oleh Suara.com pada 3 Februari 2021. Namun kemudian judul berita dalam tangkapan layar tersebut telah mengalami perubahan menjadi "Resmi! Pemerintah Keluarkan Aturan Penggunaan Seragam Sekolah".
Perubahan judul berita tersebut telah dijelaskan di bagian akhir artikel:Judul artikel ini telah mengalami perbaikan per 3 Februari 2021 pukul 16.08 WIB, atas pertimbangan kejelasan isi keputusan (SKB) dan menghindari potensi misinterpretasi. Demikian disampaikan. Terima kasih.
Redaktur Eksekutif Suara.com, Arsito Hidayatullah, mengatakan berita tersebut telah mendapat perubahan judul, namun isinya tetap seperti semula.
“Judul awalnya memang ternyata sempat terbit sebagaimanascreenshot tersebut. Tapi hanya beberapa saat, kurang dari 5 menit, karena waktu itu sudah segera kami perbaiki dengan kalimat yang lebih tepat,” kata Arsito.
Berita itu berisi adanya aturan baru dalam Surat Keputusan Bersama (SKB) tiga menteri, yakni Mentero Pendidikan Nadiem Makarim, Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas, dan Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian tentang seragam dan atribut pelajar sekolah negeri.
Di dalamnya terdapat poin aturan bahwa pemerintah daerah dan sekolah tidak boleh mewajibkan atau melarang siswa mengenakan pakaian atau atribut agama tertentu. Bila telah ada aturan seperti itu, harus dicabut dalam kurun waktu 30 hari.
Bila tetap terdapat aturan seperti itu di sekolah, akan diberikan sanksi secara berjenjang, dari bupati/walikota kepada sekolah, dari gubernur kepada bupati/walikota, Mendagri memberikan sanksi ke gubernur, dan Kemendikbud Ristek pada sekolah.
Namun kemudian karena adanya permohonan uji materi yang diajukan Lembaga Kerapatan Adat Alam Minangkabau (LKAAM), Sumatera Barat, Mahkamah Agung (MA) telah membatalkan peraturan tersebut. Tiga kementerian menyatakan menghormati keputusan MA.
Putusan Mahkamah Agung itu memantik kritik dari para ahli. Dikutip dari Detik.com, MA dianggap belum memahami, mempertimbangkan dimensi HAM, khususnya kebebasan beragama secara tepat dan komprehensif.
Ahli hukum dari UGM, Sri Wiyanti Eddyono, menyatakan putusan MA tersebut secara sosiologi menguatkan politisasi agama yang menggunakan dan mengontrol tubuh perempuan sebagai sandaran moral dan agama tidak dijadikan pertimbangan.
"Berbagai bentuk pelanggaran hak anak, hak perempuan, hak kelompok minoritas, dan hak pemeluk agama Islam sendiri tidak dipertimbangkan," kata Sri.
Ketua Dewan Pengurus Cahaya Guru, Henny Supolo, mengatakan bahwa kewajiban berjilbab, pembenaran tidak mencerdaskan peserta didik, bahkan cenderung meniadakan sebagian perkembangan anak yang justru sangat penting. "Membiasakan anak memilih akan menumbuhkembangkan potensi kepemimpinan berkaitan dengan kemandirian," ujar Henny.
Kesimpulan
Verifikasi Tempo menyimpulkan bahwa tangkapan layar berita tentang aturan seragam sekolah yang terbit pada 2021 adalahsebagian benar.
Berita seperti dalam tangkapan layar tersebut memang benar pernah dipublikasikan oleh Suara.com pada 3 Februari 2021. Namun kemudian judul berita dalam tangkapan layar tersebut telah mengalami perubahan menjadi Resmi! Pemerintah Keluarkan Aturan Penggunaan Seragam Sekolah.
Rujukan
- https://s3.eu-west-1.amazonaws.com/check-api-live/capi/954319749394905
- https://www.suara.com/news/2021/02/03/160453/resmi-pemerintah-larang-sekolah-negeri-pakai-seragam-agama-tertentu?__twitter_impression=true
- https://news.detik.com/berita/d-5679553/para-ahli-nilai-ma-tak-pahami-ham-karena-hapus-skb-seragam-sekolah mailto:cekfakta@tempo.co.id
Keliru, Video Cak Imin Merayakan Kemenangan Prabowo dalam Pemilu 2024
Sumber: cekfakta.tempo.coTanggal publish: 22/02/2024
Berita
Sebuah video dibagikan ke Instagram [ arsip ] pada 18 Februari 2024 dengan narasi: "Ternyata 01 diprank sama Cak Imin ternyata 02".
Video tersebut dibagikan dengan klaim bahwa Cak Imin ikut merayakan kemenangan Prabowo. Di dalam video, tampak Calon Wakil Presiden nomor urut 1 Muhaimin Iskandar atau Cak Imin berpelukan dengan Calon Presiden Prabowo Subianto serta sejumlah tokoh partai politik pendukungnya.
Hingga artikel ini dimuat, video tersebut telah mendapat 1.076 komentar. Apa benar ini video Muhaimin Iskandar Merayakan Kemenangan Prabowo?
Hasil Cek Fakta
Untuk memverifikasi klaim di atas, Tim Cek Fakta Tempo terlebih dahulu memfragmentasi video dengan menggunakan alat InVid. Selanjutnya penelusuran dilakukan dengan menggunakan reverse image Google. Hasilnya, video tersebut telah beredar di internet sejak Agustus 2023. Tepatnya saat perayaan HUT Partai Amanat Nasional atau PAN di Hotel Sultan, Jakarta Pusat, Senin, 28 Agustus 2023 malam.
Video identik pernah diunggah kanal YouTube resmi dari stasiun televisi KOMPAS TV pada 29 Agustus 2023 dengan judul, "Momen Cak Imin Disambut Pelukan Prabowo dan Zulhas saat Datang ke HUT PAN".
Video identik lainnya juga diunggah ke Youtube oleh kanal MerdekaDotCom 29 Agustus 2023 dengan judul, "Momen Zulhas Dorong Cak Imin Peluk Prabowo, Dapat Pantun Spesial di HUT Ke 25 PAN".
Mengutip Kompas.com, Ketua Umum (Ketum) Partai Gerindra Prabowo Subianto terlihat memeluk Ketum PKB Muhaimin Iskandar dalam acara perayaan hari ulang tahun (HUT) ke-25 Partai Amanat Nasional (PAN) di Hotel Sultan, Jakarta Pusat, Senin, 28 Agustus 2023 malam.
Peristiwa itu terjadi ketika pria yang karib disapa Cak Imin itu hadir saat acara sudah memasuki sambutan dari Ketua Panitia HUT PAN ke-25, Sita Anjani. Pantauan Kompas.com di lokasi, Prabowo terlihat berbincang sesaat sebelum memeluk Cak Imin. Tak hanya dengan Prabowo, Cak Imin terlihat berpelukan dengan Ketum PAN, Zulkifli Hasan.
Dalam acara itu, hadir juga Ketum Partai pendukung Prabowo, seperti Ketum Golkar Airlangga Hartarto, dan Ketum Partai Bulan Bintang (PBB) Yusril Ihza Mahendra. Selain itu, juga ada Menteri BUMN Erick Thohir, dan Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy.
Dilansir dari Liputan6.com, Ketua Umum (Ketum) PAN Zulkifli Hasan alias Zulhas sempat melontarkan candaan kepada Ketum PKB Muhaimin Iskandar alias Cak Imin saat berpidato di acara Hari Ulang Tahun (HUT) ke-25 PAN. Hal tersebut seolah menjadi sinyal hubungan koalisi yang berupaya dijaga erat.
“Tadi saya lihat Pak Prabowo, Pak Airlangga, (kepada) Cak imin peluk erat sekali. Maksudnya jangan sampai lepas lagi,” ujar Zulhas yang disambut riuh tawa kader dalam acara HUT ke-25 PAN di Hotel Sultan, Jakarta, Senin, 28 Agustus 2023 malam.
Dalam sambutannya, Cak Imin pun menjawab seloroh Zulhas. Dia menyatakan turut berharap agar koalisi ini akan tetap kuat dan tidak tergoyahkan.
“Moga-moga ini abadi, tidak goyah. Saya agak deg-degan. Kenapa saya deg-degan Pak Zul, Pak Zul setiap ketemu saya juga deg-degan,” ujar Cak Imin disambut tawa.
Sebelumnya, Wakil Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Jazilul Fawaid mengaku, belum ada komunikasi secara resmi yang dilakukan oleh partai Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR) sejak bergabungnya PAN dan Partai Golkar.
"Sejauh ini belum ada perkembangan yang signifikan, baru komunikasi saja belum duduk secara resmi empat partai yang ada. Kalau sudah duduk secara resmi, saya pikir akan lebih ada perkembangan yang lebih signifikan. Jadi sejak diumumkan belum ada yang signifikan," kata politikus senior PKB ini.
Deklarasi bakal capres-cawapres Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (Cak Imin) digelar di Hotel Majapahit Surabaya hari, Sabtu, 2 September 2023 atau sebulan setelah HUT ke-25 PAN.
Kesimpulan
Berdasarkan pemeriksaan fakta Tempo, video dengan klaim Muhaimin Iskandar Merayakan Kemenangan Prabowo adalahkeliru.
Video yang memperlihatkan Muhaimin Iskandar tau Dak Imin berpelukan dengan Prabowo terjadi saat perayaan HUT Partai Amanat Nasional atau PAN di Hotel Sultan, Jakarta Pusat, Senin, 28 Agustus 2023 malam. Sebulan sebelum deklarasi bakal capres-cawapres Anies Baswedan - Muhaimin Iskandar yang digelar di Hotel Majapahit Surabaya hari, Sabtu, 2 September 2023.
Rujukan
- https://www.instagram.com/reel/C3fDTh-PYTy/
- https://web.archive.org/save/
- https://www.instagram.com/reel/C3fDTh-PYTy/
- https://www.youtube.com/watch?v=eNyAL_ydbSI
- https://www.youtube.com/watch?v=dBE7rsVW_a0
- http://kompas.com
- https://nasional.kompas.com/read/2023/08/28/20553031/ketika-prabowo-peluk-erat-cak-imin-yang-datang-terlambat-di-hut-ke-25-pan
- http://liputan6.com
- https://www.liputan6.com/news/read/5382588/beri-peluk-erat-cak-imin-di-depan-prabowo-dan-airlangga-zulhas-jangan-sampai-lepas
- https://www.liputan6.com/tag/cak-imin
- https://www.liputan6.com/tag/prabowo
- https://www.liputan6.com/tag/zulhas
- https://www.liputan6.com/tag/pkb
- https://www.tempo.co/tag/anies
- https://www.tempo.co/tag/anies mailto:cekfakta@tempo.co.id
CEK FAKTA: Benarkah Pemecatan Prabowo Tak Terkait Kerusuhan Mei 1998?
Sumber: kompas.comTanggal publish: 21/02/2024
Berita
KOMPAS.com - Politikus Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Cheryl Tanzil menyebutkan, pemecatan Prabowo Subianto dari dinas kemiliteran tidak ada hubungannya dengan peristiwa kerusuhan Mei 1998.
Dalam acara "Pilpres Sebentar Lagi, Anak Muda Pilih Siapa?" di TvOne, pada 9 Februari 2024, juru bicara Tim Kampanye Nasional Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka ini mengutip pernyataan aktivis hak asasi manusia (HAM) Munir Said Thalib.
"Lalu saya juga ingin mengutip almarhum Munir. Di salah satu tayangan televisi, almarhum Munir pernah mengatakan bahwa betul Pak Prabowo ini dipecat tidak ada hubungannya dengan Mei 98. Ini konspirasi politik," kata Cheryl.
Bagaimana faktanya?
Pernyataan Munir terkait pemecatan Prabowo disampaikan dalam talk show atau gelar wicara di SCTV pada 8 Oktober 1999. Selain Munir, hadir pula juru bicara Prabowo, yakni Fadli Zon.
Sebagai Koordinator Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras), Munir dimintai pendapatnya mengenai tuntutan dari keluarga Djojohadikusumo.
Mereka menuntut pemerintah agar membersihkan nama mantan Panglima Komando Cadangan Strategis TNI AD (Pangkostrad) Letnan Jenderal Prabowo Subianto.
Pemecatan Prabowo diumumkan oleh Menhankam/Panglima ABRI, Wiranto, pada Senin, 24 Agustus 1998, berdasarkan rekomendasi Dewan Kehormatan Perwira (DKP) yang diketuai KSAD Jenderal Subagyo Hadisiswoyo.
Tidak hanya Prabowo, Wiranto juga membebaskan dua perwira lain dari semua tugas dan jabatan struktural di ABRI.
Mereka adalah mantan Komandan Jenderal Komando Pasukan Khusus Mayjen TNI Muchdi Purwopranjono dan mantan Komandan Grup IV Kopasuss Kol (Inf) Chairawan.
Dikutip dari Artikel Harian Kompas, 29 Desember 1998, Mereka dituduh terkait erat dengan kasus penculikan aktivis mahasiswa.
Kemudian pada Kamis, 7 Oktober 1999, pengusaha sekaligus adik kandung Prabowo, Hashim Djojohadikusumo, menyatakan, pemberhentian Prabowo merupakan tindakan yang keliru dan penuh ketidakadilan.
Ia mengatakan, hal itu menunjukkan bahwa Prabowo hanya korban fitnah, konspirasi politik, dan pembunuhan karakter. Atas dasar itu, pihak Prabowo menyusun gugatan.
Selain itu, pernyataan Hashim juga terkait surat Menteri Sekretaris Negara Muladi, pada 13 September 1999, yang ditujukan pada Ketua Komnas HAM mengenai tindak lanjut penanganan akibat kerusuhan Mei 1998.
Dilansir Harian Kompas, 8 Oktober 1999, isi surat yang menjadi perhatian Hashim yakni, "Tentang dugaan keterlibatan Letjen Prabowo Subianto dalam peristiwa kerusuhan yang terjadi pada Mei 1998, yang dimulai dengan adanya pertemuan di Markas Kostrad, berdasarkan penyelidikan yang kami lakukan, ternyata tidak terdapat cukup bukti yang memperkuat dugaan itu."
"Walaupun demikian, sebagai pejabat yang mempunyai tugas dan tanggung jawab akan keamanan dan keselamatan negara, maka dengan terjadinya peristiwa kerusuhan itu pemerintah telah memberhentikan Letjen Prabowo Subianto dari jabatannya sebagai Panglima Kostrad dan memensiunkannya sebagai anggota TNI AD."
Terkait surat ini, Fadli Zon menilai tidak tepat jika Prabowo diberhentikan karena bertanggung jawab terhadap keamanan dan keselamatan negara.
"Karena yang bertanggung jawab itu adalah urutannya adalah Presiden kemudian Menhankam/Pangab dan seterusnya," ujar Fadli.
Sementara itu, Munir menuturkan, tuduhan atas keterlibatan Prabowo seharusnya dibuktikan melalui pengadilan lebih dahulu.
Dengan demikian, pemecatan dapat dilakukan setelah Prabowo dinyatakan bersalah berdasarkan putusan pengadilan.
Mengenai surat Muladi, Munir menilai hal itu sebagai dualisme pernyataan pemerintah. Sebab, peristiwa penculikan aktivis dan kerusuhan Mei 1998 merupakan dua kasus yang berbeda.
"Tiba-tiba Pemerintah membuat keterangan seolah-olah pemecatan itu berkaitan dengan Mei. Itu kasus lain," ucap Munir.
Untuk mengurai kerancuan saat itu, Munir mengusulkan pembuktian mengenai dugaan keterlibatan Prabowo diselesaikan di pengadilan.
Munir mengatakan, kasus-kasus pelanggaran HAM hanya menjadi komoditas politik apabila tidak dituntaskan melalui pengadilan.
"Itu yang sejak awal kita sampaikan bahwa pengadilan ini yang membutuhkan tidak saja keluarga orang hilang, tidak saja masyarakat, Prabowo sendiri juga butuh pengadilan untuk membuktikan bahwa dia salah atau tidak," ucap Munir.
Lantas, bagaimana keterkaitan antara Prabowo dan peristiwa kerusuhan Mei 1998?
Berdasarkan laporan Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) Peristiwa 13-15 Mei 1998, Pemerintah perlu melakukan penyelidikan ulang terhadap pertemuan di Makostrad pada tanggal 14 Mei 1998.
Hal ini penting untuk mengetahui dan mengungkap, serta memastikan peran Prabowo dan pihak-pihak lainnya, dalam seluruh proses yang menimbulkan terjadinya kerusuhan.
TGPF menyatakan, kerusuhan 13-15 Mei 1998 terjadi karena proses pergumulan elite politik yang bertalian dengan masalah kelangsungan kekuasaan kepemimpinan nasional dan proses pemburukan ekonomi moneter.
Dalam pergumulan elite politik, ada pemeran-pemeran kunci di lapangan saat kerusuhan. Terkait hal ini, menurut TGPF, pertemuan di Makostrad pada 14 Mei 1998 patut diduga dapat mengungkap peranan pelaku dan pola kerusuhan.
Dalam acara "Pilpres Sebentar Lagi, Anak Muda Pilih Siapa?" di TvOne, pada 9 Februari 2024, juru bicara Tim Kampanye Nasional Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka ini mengutip pernyataan aktivis hak asasi manusia (HAM) Munir Said Thalib.
"Lalu saya juga ingin mengutip almarhum Munir. Di salah satu tayangan televisi, almarhum Munir pernah mengatakan bahwa betul Pak Prabowo ini dipecat tidak ada hubungannya dengan Mei 98. Ini konspirasi politik," kata Cheryl.
Bagaimana faktanya?
Pernyataan Munir terkait pemecatan Prabowo disampaikan dalam talk show atau gelar wicara di SCTV pada 8 Oktober 1999. Selain Munir, hadir pula juru bicara Prabowo, yakni Fadli Zon.
Sebagai Koordinator Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras), Munir dimintai pendapatnya mengenai tuntutan dari keluarga Djojohadikusumo.
Mereka menuntut pemerintah agar membersihkan nama mantan Panglima Komando Cadangan Strategis TNI AD (Pangkostrad) Letnan Jenderal Prabowo Subianto.
Pemecatan Prabowo diumumkan oleh Menhankam/Panglima ABRI, Wiranto, pada Senin, 24 Agustus 1998, berdasarkan rekomendasi Dewan Kehormatan Perwira (DKP) yang diketuai KSAD Jenderal Subagyo Hadisiswoyo.
Tidak hanya Prabowo, Wiranto juga membebaskan dua perwira lain dari semua tugas dan jabatan struktural di ABRI.
Mereka adalah mantan Komandan Jenderal Komando Pasukan Khusus Mayjen TNI Muchdi Purwopranjono dan mantan Komandan Grup IV Kopasuss Kol (Inf) Chairawan.
Dikutip dari Artikel Harian Kompas, 29 Desember 1998, Mereka dituduh terkait erat dengan kasus penculikan aktivis mahasiswa.
Kemudian pada Kamis, 7 Oktober 1999, pengusaha sekaligus adik kandung Prabowo, Hashim Djojohadikusumo, menyatakan, pemberhentian Prabowo merupakan tindakan yang keliru dan penuh ketidakadilan.
Ia mengatakan, hal itu menunjukkan bahwa Prabowo hanya korban fitnah, konspirasi politik, dan pembunuhan karakter. Atas dasar itu, pihak Prabowo menyusun gugatan.
Selain itu, pernyataan Hashim juga terkait surat Menteri Sekretaris Negara Muladi, pada 13 September 1999, yang ditujukan pada Ketua Komnas HAM mengenai tindak lanjut penanganan akibat kerusuhan Mei 1998.
Dilansir Harian Kompas, 8 Oktober 1999, isi surat yang menjadi perhatian Hashim yakni, "Tentang dugaan keterlibatan Letjen Prabowo Subianto dalam peristiwa kerusuhan yang terjadi pada Mei 1998, yang dimulai dengan adanya pertemuan di Markas Kostrad, berdasarkan penyelidikan yang kami lakukan, ternyata tidak terdapat cukup bukti yang memperkuat dugaan itu."
"Walaupun demikian, sebagai pejabat yang mempunyai tugas dan tanggung jawab akan keamanan dan keselamatan negara, maka dengan terjadinya peristiwa kerusuhan itu pemerintah telah memberhentikan Letjen Prabowo Subianto dari jabatannya sebagai Panglima Kostrad dan memensiunkannya sebagai anggota TNI AD."
Terkait surat ini, Fadli Zon menilai tidak tepat jika Prabowo diberhentikan karena bertanggung jawab terhadap keamanan dan keselamatan negara.
"Karena yang bertanggung jawab itu adalah urutannya adalah Presiden kemudian Menhankam/Pangab dan seterusnya," ujar Fadli.
Sementara itu, Munir menuturkan, tuduhan atas keterlibatan Prabowo seharusnya dibuktikan melalui pengadilan lebih dahulu.
Dengan demikian, pemecatan dapat dilakukan setelah Prabowo dinyatakan bersalah berdasarkan putusan pengadilan.
Mengenai surat Muladi, Munir menilai hal itu sebagai dualisme pernyataan pemerintah. Sebab, peristiwa penculikan aktivis dan kerusuhan Mei 1998 merupakan dua kasus yang berbeda.
"Tiba-tiba Pemerintah membuat keterangan seolah-olah pemecatan itu berkaitan dengan Mei. Itu kasus lain," ucap Munir.
Untuk mengurai kerancuan saat itu, Munir mengusulkan pembuktian mengenai dugaan keterlibatan Prabowo diselesaikan di pengadilan.
Munir mengatakan, kasus-kasus pelanggaran HAM hanya menjadi komoditas politik apabila tidak dituntaskan melalui pengadilan.
"Itu yang sejak awal kita sampaikan bahwa pengadilan ini yang membutuhkan tidak saja keluarga orang hilang, tidak saja masyarakat, Prabowo sendiri juga butuh pengadilan untuk membuktikan bahwa dia salah atau tidak," ucap Munir.
Lantas, bagaimana keterkaitan antara Prabowo dan peristiwa kerusuhan Mei 1998?
Berdasarkan laporan Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) Peristiwa 13-15 Mei 1998, Pemerintah perlu melakukan penyelidikan ulang terhadap pertemuan di Makostrad pada tanggal 14 Mei 1998.
Hal ini penting untuk mengetahui dan mengungkap, serta memastikan peran Prabowo dan pihak-pihak lainnya, dalam seluruh proses yang menimbulkan terjadinya kerusuhan.
TGPF menyatakan, kerusuhan 13-15 Mei 1998 terjadi karena proses pergumulan elite politik yang bertalian dengan masalah kelangsungan kekuasaan kepemimpinan nasional dan proses pemburukan ekonomi moneter.
Dalam pergumulan elite politik, ada pemeran-pemeran kunci di lapangan saat kerusuhan. Terkait hal ini, menurut TGPF, pertemuan di Makostrad pada 14 Mei 1998 patut diduga dapat mengungkap peranan pelaku dan pola kerusuhan.
Hasil Cek Fakta
Rujukan
- https://www.kompas.com/tag/prabowo-subianto
- https://www.kompas.com/tag/kerusuhan-mei-1998
- https://www.youtube.com/watch?v=jkM2OKEs4kU
- https://www.kompas.com/tag/munir-said-thalib
- https://www.youtube.com/watch?v=O8V5iof-ruE
- https://kontras.or.id/perpustakaan/temuan-tim-gabungan-pencari-fakta-peristiwa-kerusuhan-mei-1998/
- https://t.me/kompascomupdate
[HOAKS] Penumpang Whoosh Ditodong di Tegalluar
Sumber: kompas.comTanggal publish: 21/02/2024
Berita
KOMPAS.com - Tersiar informasi insiden penodongan penumpang Kereta Cepat Whoosh di Tegalluar, Kabupaten Bandung, Jawa Barat.
Berdasarkan informasi yang beredar, korban merupakan mahasiswa Universitas Padjadjaran bernama Raka yang mencari kendaraan online usai turun di Stasiun Tegalluar.
Setelah menaiki kendaraan online dan berkendara cukup jauh, sopir menodongkan pisau lalu memaksa Raka menelepon orangtuanya untuk mengirim uang Rp 20 juta.
Berdasarkan hasil penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, narasi itu hoaks.
Insiden penodongan penumpang Whoosh usai turun di Stasiun Tegalluar disebarkan oleh akun Facebook ini, ini, dan ini.
Berikut penggalan narasi yang ditulis salah satu akun:
Semalam raka naik whoosh dari Halim jam 19.15 dan sampai di stasiun Tegaluar jam 19.50. Kondisinya penumpang yg turun hanya 6 orang termasuk raka dan yg 5 dijemput kendaraan pribadi.
Hanya raka yg mencari gocar, mencari terus ga dpt² sampai 5x aplikasi muter² aja. Kondisinya di sana sangat sepi ya, walopun blm begitu malam.
...
Awalnya semua biasa aja, nggak ada yg mencurigakan. Setelah jalan agak jauh, driver minggir kiri, pasang masker, dan kemudian menodongkan pisau di perut raka, lalu minta uang 20juta.
Berdasarkan informasi yang beredar, korban merupakan mahasiswa Universitas Padjadjaran bernama Raka yang mencari kendaraan online usai turun di Stasiun Tegalluar.
Setelah menaiki kendaraan online dan berkendara cukup jauh, sopir menodongkan pisau lalu memaksa Raka menelepon orangtuanya untuk mengirim uang Rp 20 juta.
Berdasarkan hasil penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, narasi itu hoaks.
Insiden penodongan penumpang Whoosh usai turun di Stasiun Tegalluar disebarkan oleh akun Facebook ini, ini, dan ini.
Berikut penggalan narasi yang ditulis salah satu akun:
Semalam raka naik whoosh dari Halim jam 19.15 dan sampai di stasiun Tegaluar jam 19.50. Kondisinya penumpang yg turun hanya 6 orang termasuk raka dan yg 5 dijemput kendaraan pribadi.
Hanya raka yg mencari gocar, mencari terus ga dpt² sampai 5x aplikasi muter² aja. Kondisinya di sana sangat sepi ya, walopun blm begitu malam.
...
Awalnya semua biasa aja, nggak ada yg mencurigakan. Setelah jalan agak jauh, driver minggir kiri, pasang masker, dan kemudian menodongkan pisau di perut raka, lalu minta uang 20juta.
Hasil Cek Fakta
Polsek Cileunyi telah menindaklanjuti laporan yang beredar di media sosial.
Berdasarkan bukti di CCTV Stasiun Tegalluar dan riwayat perjalanan penumpang, diketahui bahwa cerita insiden penodongan merupakan rekayasa.
"Kemudian diketahui berdasarkan pemeriksaan saksi-saksi dan pengumpulan alat bukti diketahui bahwa kejadian yang disampaikan korban merupakan kejadian fiktif," kata Kepala Satuan Reserse Kriminal Kepolisian Resor Bandung Kompol Oliestha Ageng Wicaksono, Selasa (20/2/2024), dikutip dari Kompas.com.
Penumpang bernama Raka naik Whoosh dari Stasiun Jatinangor, Kabupaten Sumedang menuju Stasiun Tegalluar pada Sabtu (17/2/2024).
Raka berbohong kepada orangtuanya soal penodongan dan uang tebusan sebesar Rp 20 juta.
"Semua saya lakukan demi meminta uang kepada orangtua saya untuk kepentingan pribadi saya," kata Raka saat menyampaikan klarifikasi melalui video, didampingi Polsek Cileunyi.
Corporate Secretary PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) Eva Chairunisa memastikan kondisi Stasiun Tegalluar tidak seperti yang diceritakan dalam narasi yang beredar.
"Data pada sistem menyebutkan terdapat 22 penumpang yang turun, bukan 5-6 orang penumpang seperti pada informasi tersebut," kata Eva, Rabu (21/2/2024), dikutip dari Kompas.com.
Adapun Stasiun Tegalluar masih ramai dan moda lanjutan masih tersedia, seperti shuttle, bus DAMRI, Bluebird, serta kendaraan online.
Petugas juga berpatroli di area hall keberangkatan dan ada kendaraan polisi yang sedang patroli di Stasiun Tegalluar.
Terpantau pada CCTV, Raka melanjutkan perjalanan dari Stasiun Tegalluar menggunakan taksi Blue Bird yang sudah tersedia di Stasiun pada pukul 20.32 WIB.
Berdasarkan bukti di CCTV Stasiun Tegalluar dan riwayat perjalanan penumpang, diketahui bahwa cerita insiden penodongan merupakan rekayasa.
"Kemudian diketahui berdasarkan pemeriksaan saksi-saksi dan pengumpulan alat bukti diketahui bahwa kejadian yang disampaikan korban merupakan kejadian fiktif," kata Kepala Satuan Reserse Kriminal Kepolisian Resor Bandung Kompol Oliestha Ageng Wicaksono, Selasa (20/2/2024), dikutip dari Kompas.com.
Penumpang bernama Raka naik Whoosh dari Stasiun Jatinangor, Kabupaten Sumedang menuju Stasiun Tegalluar pada Sabtu (17/2/2024).
Raka berbohong kepada orangtuanya soal penodongan dan uang tebusan sebesar Rp 20 juta.
"Semua saya lakukan demi meminta uang kepada orangtua saya untuk kepentingan pribadi saya," kata Raka saat menyampaikan klarifikasi melalui video, didampingi Polsek Cileunyi.
Corporate Secretary PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) Eva Chairunisa memastikan kondisi Stasiun Tegalluar tidak seperti yang diceritakan dalam narasi yang beredar.
"Data pada sistem menyebutkan terdapat 22 penumpang yang turun, bukan 5-6 orang penumpang seperti pada informasi tersebut," kata Eva, Rabu (21/2/2024), dikutip dari Kompas.com.
Adapun Stasiun Tegalluar masih ramai dan moda lanjutan masih tersedia, seperti shuttle, bus DAMRI, Bluebird, serta kendaraan online.
Petugas juga berpatroli di area hall keberangkatan dan ada kendaraan polisi yang sedang patroli di Stasiun Tegalluar.
Terpantau pada CCTV, Raka melanjutkan perjalanan dari Stasiun Tegalluar menggunakan taksi Blue Bird yang sudah tersedia di Stasiun pada pukul 20.32 WIB.
Kesimpulan
Insiden penodongan penumpang Whoosh usai turun di Stasiun Tegalluar merupakan hoaks.
Seorang mahasiswa bernama Raka mengarang cerita untuk meminta uang kepada orangtuanya.
Polisi Cileunyi dan KCIC memastikan tidak ada insiden penodongan di sekitar Stasiun Tegalluar pada Sabtu (17/2/2024) malam.
Seorang mahasiswa bernama Raka mengarang cerita untuk meminta uang kepada orangtuanya.
Polisi Cileunyi dan KCIC memastikan tidak ada insiden penodongan di sekitar Stasiun Tegalluar pada Sabtu (17/2/2024) malam.
Rujukan
- https://www.facebook.com/aida.fitriana.56/posts/pfbid07r53jdSUs5ykEu3fdJVx3shqYwUpkVn7keS7m3gaBHBgSyA1G7QhNi4DbPJr4vo7l
- https://www.facebook.com/permalink.php?story_fbid=pfbid0QkELyLYf9CsW2cmca2hccESx2pH7ejw7V7Lg2CwSciAqogov42rUY3fnPxDcdeyfl&id=100076300483179
- https://www.facebook.com/syah.omar.56/posts/pfbid0KU1K2HuhqFsLnh36gpAG8NVghXgSu1FgyZBUcQitgKZWSPsag1osvvEdeaXKHgkfl
- https://bandung.kompas.com/read/2024/02/20/205628978/mahasiswa-mengaku-dirampok-taksi-online-di-stasiun-tegalluar-ternyata
- https://bandung.kompas.com/read/2024/02/21/084721778/kcic-sebut-cerita-penumpang-whoosh-ditodong-di-tegalluar-adalah-hoaks
- https://t.me/kompascomupdate
Halaman: 2771/6749