Cawapres nomor urut 01, Cak Imin dalam menyampaikan visi misinya menyebut anggaran sektor iklim di bawah sektor lainnya. Benarkah?
Artikel ini sudah tayang di VIVA.co.id pada hari Minggu, 21 Januari 2024 - 19:45 WIB
Judul Artikel : Cek Fakta: Cak Imin Sebut Anggaran Sektor Iklim di Bawah Sektor Lainnya
Link Artikel : https://www.viva.co.id/berita/nasional/1679684-cek-fakta-cak-imin-sebut-anggaran-sektor-iklim-di-bawah-sektor-lainnya?page=all
Oleh : Deddy Setiawan
Cek Fakta: Cak Imin Sebut Anggaran Sektor Iklim di Bawah Sektor Lainnya
Sumber:Tanggal publish: 21/01/2024
Berita
Hasil Cek Fakta
Berdasarkan laporan Kementerian Keuangan (Kemenkeu), pemerintah telah mengalokasikan anggaran perubahan iklim sebesar Rp307,94 triliun sepanjang 2018 hingga 2020. Ini artinya, kata Kemenkeu, rata-rata alokasi anggarannya bisa menyentuh Rp102,65 triliun per tahun. Alokasi 2018-2020 setara 4,3% dari total APBN periode tersebut. Dari dana yang dialokasikan itu, pemerintah telah membelanjakan anggaran perubahan iklim sebesar Rp209,57 triliun atau 91,1% dari alokasi APBN kumulatif 2018-2019. Meski demikian, secara tren alokasi anggaran perubahan iklim di Indonesia terus menurun sepanjang 2018 hingga 2020. Ilustrasi perubahan iklim. Photo : Unsplash Kemenkeu mencatat, alokasi anggaran perubahan iklim pada 2018 sebesar Rp132,47 triliun. Dari jumlah tersebut, anggaran yang berhasil direalisasikan sebesar Rp126,04 triliun atau 95,14% dari total alokasi anggaran periode tersebut. Kemudian, alokasi anggaran perubahan iklim pada 2019 turun 26,27% dari tahun sebelumnya (year-on-year/yoy) menjadi Rp97,66 triliun. Tercatat, anggaran yang berhasil terealisasi mencapai Rp83,54 triliun (85,54%). Selanjutnya, pemerintah mengalokasikan anggaran mitigasi dan adaptasi perubahan iklim sebesar Rp77,81 triliun sesuai APBN Perpres Nomor 72 Tahun 2020. Jumlah tersebut turun 20,32% (yoy) dari alokasi anggaran pada 2019. Kemenkeu mengatakan, sejak 2018 sampai 2019, anggaran perubahan iklim lebih banyak dibelanjakan untuk anggaran mitigasi yang mencapai Rp129,93 triliun atau sebesar 62% dari total realisasi anggaran perubahan iklim pada periode tersebut. Di sisi lain, menurut Kemenkeu, pemerintah konsisten dalam hal belanja kegiatan adaptasi perubahan iklim dengan total selama 2018-2019 mencapai Rp66,64 triliun (31,8%) atau secara rata-rata mencapai Rp33,32 per tahun. Kemenkeu mencatat, kegiatan co-benefit secara akumulatif dari 2018 sampai 2019 mencapai Rp13,01 triliun (6,2%). Sementara, pada 2020 pemerintah mengalokasikan anggaran belanja perubahan iklim sebesar Rp77,71 triliun dengan komposisi anggaran mitigasi sebesar Rp41,65 triliun (53,5%), anggaran adaptasi sebesar Rp33,30 triliun (42,8%), dan anggaran co-benefit mencapai Rp2,86 triliun (3,7%).
Artikel ini sudah tayang di VIVA.co.id pada hari Minggu, 21 Januari 2024 - 19:45 WIB
Judul Artikel : Cek Fakta: Cak Imin Sebut Anggaran Sektor Iklim di Bawah Sektor Lainnya
Link Artikel : https://www.viva.co.id/berita/nasional/1679684-cek-fakta-cak-imin-sebut-anggaran-sektor-iklim-di-bawah-sektor-lainnya?page=all
Oleh : Deddy Setiawan
Artikel ini sudah tayang di VIVA.co.id pada hari Minggu, 21 Januari 2024 - 19:45 WIB
Judul Artikel : Cek Fakta: Cak Imin Sebut Anggaran Sektor Iklim di Bawah Sektor Lainnya
Link Artikel : https://www.viva.co.id/berita/nasional/1679684-cek-fakta-cak-imin-sebut-anggaran-sektor-iklim-di-bawah-sektor-lainnya?page=all
Oleh : Deddy Setiawan
Kesimpulan
Dari dana yang dialokasikan itu, pemerintah telah membelanjakan anggaran perubahan iklim sebesar Rp209,57 triliun atau 91,1% dari alokasi APBN kumulatif 2018-2019.
Artikel ini sudah tayang di VIVA.co.id pada hari Minggu, 21 Januari 2024 - 19:45 WIB
Judul Artikel : Cek Fakta: Cak Imin Sebut Anggaran Sektor Iklim di Bawah Sektor Lainnya
Link Artikel : https://www.viva.co.id/berita/nasional/1679684-cek-fakta-cak-imin-sebut-anggaran-sektor-iklim-di-bawah-sektor-lainnya?page=all
Oleh : Deddy Setiawan
Artikel ini sudah tayang di VIVA.co.id pada hari Minggu, 21 Januari 2024 - 19:45 WIB
Judul Artikel : Cek Fakta: Cak Imin Sebut Anggaran Sektor Iklim di Bawah Sektor Lainnya
Link Artikel : https://www.viva.co.id/berita/nasional/1679684-cek-fakta-cak-imin-sebut-anggaran-sektor-iklim-di-bawah-sektor-lainnya?page=all
Oleh : Deddy Setiawan
Rujukan
Cek Fakta Debat Cawapres 2024: Klaim Gibran Angka Desa Tertinggal Turun
Sumber:Tanggal publish: 21/01/2024
Berita
Pada debat keempat calon wakil presiden (cawapres) untuk Pilpres 224 di Jakarta Convention Centre (JCC), Senayan, Jakarta, Minggu (21/1/2024) malam, cawapres nomor urut 02 Gibran Rakabuming Raka mengklaim jumlah desa tertinggal di Indonesia sudah menurun.
“Dana desa terbukti menurunkan angka desa tertinggal dan meningkatkan angka desa berkembang dan mandiri,” ujar Gibran pada segmen pertama.
“Dana desa terbukti menurunkan angka desa tertinggal dan meningkatkan angka desa berkembang dan mandiri,” ujar Gibran pada segmen pertama.
Hasil Cek Fakta
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah desa tertinggal memang menurun pada 2018 dibandingkan pada 2014. Pada 2014, ada 20.432 desa tertinggal, sedangkan pada 2018 turun menjadi 13.232 desa.
Untuk desa mandiri, juga ada peningkatan. Ada 2.894 desa mandiri pada 2014 dan naik menjadi 5.559 desa mandiri pada 2018.
Dengan begitu, klaim Gibran pada debat keempat cawapres untuk Pilpres 2024 bisa disimpulkan sebagai fakta jika mengacu pada data BPS tersebut.
Perlu diketahui, cebat keempat cawapres untuk Pilpres 2024 kali ini adalah pembangunan berkelanjutan, sumber daya alam, lingkungan hidup, energi, pangan, agraria, masyarakat adat dan desa.
Untuk desa mandiri, juga ada peningkatan. Ada 2.894 desa mandiri pada 2014 dan naik menjadi 5.559 desa mandiri pada 2018.
Dengan begitu, klaim Gibran pada debat keempat cawapres untuk Pilpres 2024 bisa disimpulkan sebagai fakta jika mengacu pada data BPS tersebut.
Perlu diketahui, cebat keempat cawapres untuk Pilpres 2024 kali ini adalah pembangunan berkelanjutan, sumber daya alam, lingkungan hidup, energi, pangan, agraria, masyarakat adat dan desa.
Rujukan
[SALAH] Dr. Zakir Naik Telah Diracun oleh Seorang Tak Dikenal di Malaysia
Sumber: Twitter.comTanggal publish: 21/01/2024
Berita
“Kabar Gembira… . :siren: Malaysia :flag-my:
Bpk.Zakir Naik telah diracun oleh seorang pria tak dikenal di Malaysia. Siapa pun pelakunya yang tidak dikenal ini, ingin rasanya memberi salam hormat padanya setinggi-tingginya.”
“Breakdown Terbesar…..Malaysia Zakir Naik telah diracuni oleh pria tak dikenal di Malaysia. Siapapun pria tak dikenal ini aku ingin memberi hormat padanya.”
Bpk.Zakir Naik telah diracun oleh seorang pria tak dikenal di Malaysia. Siapa pun pelakunya yang tidak dikenal ini, ingin rasanya memberi salam hormat padanya setinggi-tingginya.”
“Breakdown Terbesar…..Malaysia Zakir Naik telah diracuni oleh pria tak dikenal di Malaysia. Siapapun pria tak dikenal ini aku ingin memberi hormat padanya.”
Hasil Cek Fakta
Beredar kabar di Twitter yang mengabarkan bahwa Dr. Zakir Naik telah diracun oleh seorang pria tak dikenal di Malaysia. Informasi tersebut mulai beredar sejak 9 Januari 2024.
Namun setelah ditelusuri tidak ditemukan bukti dan sumber berita valid yang membenarkan kabar tersebut. Akun Instagram dan Twitter Dr. Zakir Naik masih aktif membagikan informasi mengenai dakwahnya. Pada 16 Desember 2024 dalam video yang dibagikan, Dr. Zakir Naik terlihat memberikan informasi mengenai cara mendapatkan naskah dakwahnya.
Dengan demikian, Dr. Zakir Naik diracun oleh seorang pria tak dikenal adalah tidak benar dengan kategori Konten yang Menyesatkan.
Namun setelah ditelusuri tidak ditemukan bukti dan sumber berita valid yang membenarkan kabar tersebut. Akun Instagram dan Twitter Dr. Zakir Naik masih aktif membagikan informasi mengenai dakwahnya. Pada 16 Desember 2024 dalam video yang dibagikan, Dr. Zakir Naik terlihat memberikan informasi mengenai cara mendapatkan naskah dakwahnya.
Dengan demikian, Dr. Zakir Naik diracun oleh seorang pria tak dikenal adalah tidak benar dengan kategori Konten yang Menyesatkan.
Kesimpulan
Hasil periksa fakta Moch. Marcellodiansyah
Tidak ditemukan bukti serta sumber valid yang memberitakan klaim tersebut. Melalui akun Instagram dan Twitter pribadinya, Dr. Zakir Naik masih aktif membagikan informasi mengenai dakwahnya.
Tidak ditemukan bukti serta sumber valid yang memberitakan klaim tersebut. Melalui akun Instagram dan Twitter pribadinya, Dr. Zakir Naik masih aktif membagikan informasi mengenai dakwahnya.
Rujukan
Cek Fakta: Klaim Cadangan Nikel Indonesia Terbesar di Dunia, Timah Terbesar Kedua
Sumber:Tanggal publish: 21/01/2024
Berita
Calon wakil presiden nomor urut 2, Gibran Rakabuming Raka menyebut bahwa cadangan nikel Indonesia merupakan yang terbesar di dunia. Selain itu, Gibran juga mengatakan, cadangan timah Indonesia terbesar kedua di dunia.
Hal ini disampaikan Gibran saat memaparkan visi-misinya dalam acara debat cawapres di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, Minggu (21/1/2024).
"Indonesia punya sumber daya alam yang sangat kaya, di antaranya kita punya cadangan nikel terbesar di dunia. Timah, terbesar nomor dua," kata Gibran.
Hal ini disampaikan Gibran saat memaparkan visi-misinya dalam acara debat cawapres di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, Minggu (21/1/2024).
"Indonesia punya sumber daya alam yang sangat kaya, di antaranya kita punya cadangan nikel terbesar di dunia. Timah, terbesar nomor dua," kata Gibran.
Hasil Cek Fakta
Dikutip dari artikel berjudul "Deretan Negara Penghasil Nikel Terbesar di Dunia pada 2022, Indonesia Nomor Satu!" yang dimuat situs databoks.katadata.co.id ada 2 Maret 2023, Indonesia menempati posisi pertama sebagai negara dengan cadangan nikel terbesar di dunia.
Prospek nikel di masa depan bisa dibilang cukup cerah. Komoditas ini merupakan bahan baku penting dalam pembuatan baterai pada industri kendaraan listrik (EV), yang industrinya tengah tumbuh secara eksponensial.
Menurut laporan Badan Survei Geologi Amerika Serikat (USGS), produksi nikel di dunia diperkirakan mencapai 3,3 juta metrik ton pada 2022. Jumlah itu meningkat 20,88% dibandingkan pada 2021 yang sebanyak 2,73 juta metrik ton.
Dalam laporan tersebut, Indonesia adalah produsen nikel terbesar di dunia pada 2022. Total produksinya diperkirakan mencapai 1,6 juta metrik ton atau menyumbang 48,48% dari total produksi nikel global sepanjang tahun lalu.
Selanjutnya, ada Filipina yang berada di peringkat kedua dengan produksi nikel sebesar 330 ribu metrik ton. Lalu, total nikel yang diproduksi dari Rusia tercatat sebesar 220 ribu metrik ton.
Berikutnya, produksi nikel di Kaledonia Baru dan Australia masing-masing sebesar 190 ribu metrik ton dan 160 ribu metrik ton.
Selain unggul sebagai produsen, Indonesia tercatat sebagai pemilik cadangan nikel terbesar di dunia pada 2022 yakni mencapai 21 juta metrik ton. Posisinya setara dengan Australia. Ada pula Brasil sebagai pemilik cadangan nikel terbesar dunia berikutnya sebanyak 16 juta metrik ton.
Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) berencana untuk menghentikan kegiatan ekspor timah, khususnya yang berbentuk balok hasil pemurnian (timah ingot) pada akhir 2022. Hal itu sebagai tindak lanjut atas arahan Presiden Joko Widodo untuk membangun hilirisasi serta industri berbasis energi baru terbarukan (EBT).
Rencana laporan ekspor timah oleh Indonesia otomatis akan mempengaruhi stok dunia. Sebab, Indonesia merupakan salah satu produsen timah terbesar di dunia. Pada tahun 2021, konsumsi timah global mencapai 390,9 ribu ton, yang 48 persennya digunakan sebagai solder pada industri elektronik dan 17 persen sebagai timah kimia untuk keperluan industri keramik, kaca dan lain-lain.
Berikut ini adalah beberapa negara penghasil timah terbesar di dunia yang sudah dilansir dari berbagai sumber:
1. China
Produksi pertambangan di negara Cina pada tahun 2021 mencapai 91 ribu ton. Pada tahun sebelumnya, negeri tirai bambu ini memproduksi timah hingga 84 ribu ton. Artinya jika dibandingkan pada tahun 2020, produksi timah di negara Cina mulai mengalami pertumbuhan 8,33 persen. Cadangan timah milik Cina saat ini mencapai 1,1 juta ton. Itu menjadikannya sebagai negara penghasil timah terbesar di dunia.
2. Indonesia
Produksi tambah timah di negara Indonesia pada tahun 2021 mencapai 71 ribu ton. Jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya, produksi timah di Indonesia hanya 53 ribu ton, yang artinya mengalami peningkatan 33,9 persen. Adapun cadangan untuk timah Indonesia yang telah diketahui, angkanya mencapai 800 ribu ton.
3. Myanmar
Negara tetangga Indonesia ini pada tahun 2021 berhasil menambang timah sebanyak 28 ribu ton. Jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya, penurunannya mencapai 3,45 persen. Cadangan timah milik Myanmar saat ini mencapai 700 ribu ton yang artinya masih banyak lagi yang belum dieksplorasi.
4. Kongo
Kongo memiliki tambang timah di wilayah Walikale yang Bernama Bisie. Tambang Bisie didirikan setelah seorang pemburu menemukan kasiterit disana. Tambang tersebut sebelumnya merupakan sumber illegal dari sekitar 15 ribu ton timah, atau 4 persen dari produksi global. Pada tahun 2016, produksi timah di negara Kongo adalah sebesar 5.200MT yang mana jumlah turun lebih dari 18 persen dibandingkan dengan 6.400MT pada tahun 2015.
5. Thailand
Pada awal tahun 1970-an, rata-rata produksi timah Thailand adalah sebesar 29.000 ton per tahun. Pada pertengahan 1970-an, jumlah tersebut turun menjadi 22 ribu ton, disusul pada tahun 1980 naik menjadi 46 ribu ton, dan pada tahun 1985 produksi timah turun menjadi sekitar 23 ribu ton. Meskipun produksinya yang melimpah, industri pertambangan timah telah menghasilkan sejumlah kontroversi politik, kerusuhan sosial dan aktivitas illegal sejak tahun 1970-an hingga pertengahan 1980-an.
Prospek nikel di masa depan bisa dibilang cukup cerah. Komoditas ini merupakan bahan baku penting dalam pembuatan baterai pada industri kendaraan listrik (EV), yang industrinya tengah tumbuh secara eksponensial.
Menurut laporan Badan Survei Geologi Amerika Serikat (USGS), produksi nikel di dunia diperkirakan mencapai 3,3 juta metrik ton pada 2022. Jumlah itu meningkat 20,88% dibandingkan pada 2021 yang sebanyak 2,73 juta metrik ton.
Dalam laporan tersebut, Indonesia adalah produsen nikel terbesar di dunia pada 2022. Total produksinya diperkirakan mencapai 1,6 juta metrik ton atau menyumbang 48,48% dari total produksi nikel global sepanjang tahun lalu.
Selanjutnya, ada Filipina yang berada di peringkat kedua dengan produksi nikel sebesar 330 ribu metrik ton. Lalu, total nikel yang diproduksi dari Rusia tercatat sebesar 220 ribu metrik ton.
Berikutnya, produksi nikel di Kaledonia Baru dan Australia masing-masing sebesar 190 ribu metrik ton dan 160 ribu metrik ton.
Selain unggul sebagai produsen, Indonesia tercatat sebagai pemilik cadangan nikel terbesar di dunia pada 2022 yakni mencapai 21 juta metrik ton. Posisinya setara dengan Australia. Ada pula Brasil sebagai pemilik cadangan nikel terbesar dunia berikutnya sebanyak 16 juta metrik ton.
Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) berencana untuk menghentikan kegiatan ekspor timah, khususnya yang berbentuk balok hasil pemurnian (timah ingot) pada akhir 2022. Hal itu sebagai tindak lanjut atas arahan Presiden Joko Widodo untuk membangun hilirisasi serta industri berbasis energi baru terbarukan (EBT).
Rencana laporan ekspor timah oleh Indonesia otomatis akan mempengaruhi stok dunia. Sebab, Indonesia merupakan salah satu produsen timah terbesar di dunia. Pada tahun 2021, konsumsi timah global mencapai 390,9 ribu ton, yang 48 persennya digunakan sebagai solder pada industri elektronik dan 17 persen sebagai timah kimia untuk keperluan industri keramik, kaca dan lain-lain.
Berikut ini adalah beberapa negara penghasil timah terbesar di dunia yang sudah dilansir dari berbagai sumber:
1. China
Produksi pertambangan di negara Cina pada tahun 2021 mencapai 91 ribu ton. Pada tahun sebelumnya, negeri tirai bambu ini memproduksi timah hingga 84 ribu ton. Artinya jika dibandingkan pada tahun 2020, produksi timah di negara Cina mulai mengalami pertumbuhan 8,33 persen. Cadangan timah milik Cina saat ini mencapai 1,1 juta ton. Itu menjadikannya sebagai negara penghasil timah terbesar di dunia.
2. Indonesia
Produksi tambah timah di negara Indonesia pada tahun 2021 mencapai 71 ribu ton. Jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya, produksi timah di Indonesia hanya 53 ribu ton, yang artinya mengalami peningkatan 33,9 persen. Adapun cadangan untuk timah Indonesia yang telah diketahui, angkanya mencapai 800 ribu ton.
3. Myanmar
Negara tetangga Indonesia ini pada tahun 2021 berhasil menambang timah sebanyak 28 ribu ton. Jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya, penurunannya mencapai 3,45 persen. Cadangan timah milik Myanmar saat ini mencapai 700 ribu ton yang artinya masih banyak lagi yang belum dieksplorasi.
4. Kongo
Kongo memiliki tambang timah di wilayah Walikale yang Bernama Bisie. Tambang Bisie didirikan setelah seorang pemburu menemukan kasiterit disana. Tambang tersebut sebelumnya merupakan sumber illegal dari sekitar 15 ribu ton timah, atau 4 persen dari produksi global. Pada tahun 2016, produksi timah di negara Kongo adalah sebesar 5.200MT yang mana jumlah turun lebih dari 18 persen dibandingkan dengan 6.400MT pada tahun 2015.
5. Thailand
Pada awal tahun 1970-an, rata-rata produksi timah Thailand adalah sebesar 29.000 ton per tahun. Pada pertengahan 1970-an, jumlah tersebut turun menjadi 22 ribu ton, disusul pada tahun 1980 naik menjadi 46 ribu ton, dan pada tahun 1985 produksi timah turun menjadi sekitar 23 ribu ton. Meskipun produksinya yang melimpah, industri pertambangan timah telah menghasilkan sejumlah kontroversi politik, kerusuhan sosial dan aktivitas illegal sejak tahun 1970-an hingga pertengahan 1980-an.
Kesimpulan
Indonesia adalah produsen nikel terbesar di dunia pada 2022. Total produksinya diperkirakan mencapai 1,6 juta metrik ton atau menyumbang 48,48% dari total produksi nikel global sepanjang tahun lalu.
Indonesia: 1,6 juta metrik ton
Filipina: 330 ribu metrik ton
Rusia: 220 ribu metrik ton
Kaledonia Baru: 190 ribu metrik ton
Australia: 160 ribu metrik ton
Kanada: 130 ribu metrik ton
Tiongkok: 110 ribu metrik ton
Brasil: 83 ribu metrik ton
Amerika Serikat: 18 ribu metrik ton
Negara Lainnya: 440 ribu metrik ton
Selain itu, mengenai cadangan Timah, Indonesia berada di peringkat kedua. Informasi ini dikutip dari artikel berjudul "Ini 5 Negara Penghasil Timah Terbesar di Dunia Ada Indonesia" yang dimuat situs kabar24.bisnis.com pada 17 September 2022.
Indonesia: 1,6 juta metrik ton
Filipina: 330 ribu metrik ton
Rusia: 220 ribu metrik ton
Kaledonia Baru: 190 ribu metrik ton
Australia: 160 ribu metrik ton
Kanada: 130 ribu metrik ton
Tiongkok: 110 ribu metrik ton
Brasil: 83 ribu metrik ton
Amerika Serikat: 18 ribu metrik ton
Negara Lainnya: 440 ribu metrik ton
Selain itu, mengenai cadangan Timah, Indonesia berada di peringkat kedua. Informasi ini dikutip dari artikel berjudul "Ini 5 Negara Penghasil Timah Terbesar di Dunia Ada Indonesia" yang dimuat situs kabar24.bisnis.com pada 17 September 2022.
Rujukan
Halaman: 3010/6774