Cek Fakta: Tidak Benar Gempa Turki Disebabkan Teknologi HAARP
Sumber: liputan6.comTanggal publish: 10/02/2023
Berita
Liputan6.com, Jakarta Cek Fakta Liputan6.com mendapati klaim gempa Turki disebabkan teknologi High-frequency Active Auroral Research Program (HAARP). Hal ini diunggah salah satu akun Facebook, pada 8 Februari 2023.
Unggahan klaim gempa Turki disebabkan teknologi HAARP tersebut berupa tulisan sebagai berikut.
"Ini bukan gempa alami..
Ini adalah H.A.A.R.P ...
Bahkan jalan raya terlihat tenang tanpa Getaran dan tiba-tiba gedung ambruk....
Tanker Minyak , kapal kontainer , dan kapal.kargo yang digunakan untuk mengangkut biji2an Ukraina terbakar di pelabuhan terbesar Turkey di Mediterania Timir , Iskenderun .
Ledakan yang mencurigakan ,Gempa yang mencurigakan , danSekarang kebakaran ini .Hanya ada satu penjelasan .
TURKI DISERANG !!
Sesungguhnya perang dunia ke 3 sudah dimulai tanpa menggunakan senjata....
#hanyauntukyangfahamsaja"
Benarkah klaim gempa Turki disebabkan teknologi HAARP? Simak penelusuran Cek Fakta Liputan6.com.
Hasil Cek Fakta
Cek Fakta Liputan6.com menelusuri klaim gempa Turki disebabkan teknologi HAARP, dalam Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Daryono melalui unggaham akun Twitternya menjelaskan penyebab gempa Turki
"Geologi-tektonik sumber gempa Turki, memiliki dua sumber gempa utama yaitu Sesar Anatolia Utara dan Sesar Anatolia Timur yang merupakan generator gempa dahsyat di Turki. Gempa magnitudo 7,8 berada di persimpangan 3 Lempeng aktif yaitu Anatolia, Arab, dan Afrika." cuit Daryono.
Daryono melanjutkan penjelasannya.
"Gempa susulan Turki 7,8 mendelineasi segmen patahan sepanjang ~300 km yaitu patahan East Anatolian Fault tipe left lateral strike slip. Gempa menyebabkan seluruh segmen sesar pecah semua, memicu rentetan gempa kuat yang merusak dan mematikan," lanjutnya.
Daryono pun membantah penyebab gempa Turki adalah teknologi HAARP.
"Adalah angan angan kosong, mengkait-kaitkan gempa dengan HAARP,".
Artikel berjudul "Teori Konspirasi Klaim Teknologi AS HAARP Jadi Penyebab Gempa Turki, Ini Faktanya" yang dimuat situs Liputan6.com, menyebutkan, HAARP atau dalam bahasa Indonesia Program Penelitian Auroral Aktif Frekuensi Tinggi, adalah upaya ilmiah yang ditujukan untuk mempelajari sifat dan perilaku ionosfer.
NASA mencatat, bersama dengan atmosfer atas yang netral, ionosfer membentuk batas antara atmosfer bawah Bumi--tempat kita hidup dan bernapas--dan ruang hampa udara.
"HAARP adalah pemancar berfrekuensi tinggi berkekuatan tinggi yang paling mumpuni di dunia untuk mempelajari ionosfer," tulis laman University of Alaska Fairbanks, dikutip Jumat (10/2/2023).
Pada 2015, pengoperasian fasilitas penelitian dipindahkan dari Angkatan Udara AS ke University of Alaska Fairbanks pada 11 Agustus 2015.
Ini memungkinkan HAARP untuk melanjutkan eksplorasi fenomenologi ionosfer melalui perjanjian penelitian dan pengembangan kerjasama penggunaan lahan.
Dalam informasinya, dinyatakan bahwa program HAARP berkomitmen untuk mengembangkan fasilitas penelitian ionosfer kelas dunia yang terdiri dari:
Ionospheric Research Instrument, fasilitas pemancar daya tinggi yang beroperasi dalam rentang Frekuensi Tinggi. IRI dapat digunakan untuk menggairahkan sementara area ionosfer yang terbatas untuk studi ilmiah.Serangkaian instrumen ilmiah atau diagnostik canggih yang dapat digunakan untuk mengamati proses fisik yang terjadi di wilayah tereksitasi.Pengamatan proses yang dihasilkan dari penggunaan IRI secara terkendali akan memungkinkan para ilmuwan untuk lebih memahami proses yang terjadi terus menerus di bawah rangsangan alami matahari.
"Instrumen ilmiah yang dipasang di Observatorium HAARP juga dapat digunakan untuk berbagai upaya penelitian berkelanjutan yang tidak melibatkan penggunaan IRI tetapi sangat pasif," tulis laman tersebut.
"Ini termasuk karakterisasi ionosfer menggunakan suar satelit, pengamatan teleskopik dari struktur halus di aurora dan dokumentasi variasi jangka panjang di lapisan ozon," imbuhnya.
Sumber:https://twitter.com/DaryonoBMKG
Kesimpulan
Hasil penelusuran Cek Fakta Liputan6.com, klaim gempa Turki disebabkan teknologi HAARP tidak benar.
Geologi-tektonik sumber gempa Turki, memiliki dua sumber gempa utama yaitu Sesar Anatolia Utara dan Sesar Anatolia Timur yang merupakan generator gempa dahsyat di Turki.
Cek Fakta: Satir Pembaruan Aplikasi PeduliLindungi untuk Deteksi Infeksi Jamur Cordyceps
Sumber: liputan6.comTanggal publish: 10/02/2023
Berita
Liputan6.com, Jakarta - Beredar di media sosial postingan yang mengklaim fitur di aplikasi PeduliLindungi diperbarui menyusul munculnya wabah infeksi jamur Cordyceps. Postingan ini beredar sejak beberapa waktu lalu.
Salah satu akun ada yang mempostingnya di Facebook. Akun itu mengunggahnya pada 26 Januari 2023.
Dalam postingannya terdapat gambar aplikasi PeduliLindungi berwarna merah. Selain itu terdapat fitur yang diperbarui karena adanya wabah darurat Cordyceps.
"Versi 5.1.0:
1. Deteksi dini pada infeksi jamur Cordyceps.
2. Skrining pada pasien di RS karena infeksi jamur Cordyceps.
3. Telepon darurat pada RS terdekat.
4. Imbauan untuk tetap di rumah dan lakukan telepon darurat jika merasa tidak sehat atau baru digigit orang lain."
Akun itu menambahkan narasi "Beneran jadi the last of us kah?"
Lalu benarkah postingan yang mengklaim fitur di aplikasi PeduliLindungi diperbarui menyusul munculnya wabah infeksi jamur Cordyceps?
Hasil Cek Fakta
Cek Fakta Liputan6.com menelusuri dengan membuka aplikasi PeduliLindungi di Playstore yang berbasis Android dan Appstore yang berbasis Ios.
Dalam kedua toko resmi aplikasi tersebut tidak ditemukan pembaruan fitur PeduliLindungi seperti dalam postingan. PeduliLindungi sendiri merupakan aplikasi buatan Pemerintah RI untuk melacak penyebaran covid-19.
Aplikasi ini digunakan sejak pandemi covid-19 hingga saat ini. Tak hanya untuk melacak penyebaran covid-19, PeduliLindungi juga digunakan untuk melihat riwayat vaksinasi covid-19 dan juga melihat ketersediaan ranjang untuk pasien covid-19 di Rumah Sakit.
Sementara infeksi jamur Cordyceps sendiri menjadi banyak dibicarakan usai serial The Last Of US tayang di HBO beberapa waktu lalu. Dalam serial tersebut diceritakan bahwa infeksi jamur Cordyceps pertama kali ditemukan di Indonesia.
Dalam serial itu juga diceritakan bahwa infeksi jamur Cordyceps bisa mengubah manusia menjadi zombie. Hal ini yang membuat banyak postingan parodi diunggah yang mengaitkan dengan hal tersebut.
Kesimpulan
Postingan yang mengklaim fitur di aplikasi PeduliLindungi diperbarui menyusul munculnya wabah infeksi jamur Cordyceps adalah hasil suntingan. Postingan itu bersifat satir atau parodi namun bisa mengecoh masyarakat yang tidak membacanya secara teliti.
[SALAH] “Pabrik Nuklir Turki terbakar #TurkeyEarthquake #turkeyearthquake2023”
Sumber: twitter.comTanggal publish: 09/02/2023
Berita
NARASI: “BREAKING: Pembangkit nuklir Turki terbakar. Ledakan besar telah terjadi. Seluruh dunia dalam bahaya. Bahan radioaktif dihilangkan dari pabrik dengan menular. Pergi. #PrayForTurkey #TurkeyEarthquake #turkeyearthquake2023 @Turkey #TurkeyQuake #FreeNnamdiKanu # BiafraExit”.
Hasil Cek Fakta
SUMBER membagikan konten dengan menambahkan narasi atau klaim dengan konteks yang SALAH. FAKTA: BUKAN pembangkit nuklir, TIDAK berkaitan dengan Turki dan gempa baru-baru ini (2023). Rekaman yang dibagikan adalah video ledakan gudang di Tianjin, China, pada tahun 2015.
Kesimpulan
BUKAN pembangkit nuklir, TIDAK berkaitan dengan Turki dan gempa baru-baru ini (2023). FAKTA: rekaman yang dibagikan adalah video ledakan gudang di Tianjin, Tiongkok, pada tahun 2015.
[SALAH] “#Tsunami menghantam pantai #Turki beberapa menit yang lalu setelah #Gempa Bumi”
Sumber: twitter.comTanggal publish: 08/02/2023
Berita
NARASI: “#Tsunami menghantam pantai #Turki beberapa menit yang lalu setelah #Gempa Bumi. #PrayForTurkey #زلزال #earthquaketurkey 7,5 lainnya #gempa bumi #Turkiye #Syria”.
Hasil Cek Fakta
SUMBER membagikan konten dengan menambahkan narasi atau klaim dengan konteks yang SALAH. FAKTA: TIDAK berkaitan dengan gempa baru-baru ini (2023) di Turki, rekaman yang dibagikan adalah video gempa dan tsunami Palu 2018.
Salah satu sumber video yang identik dengan konteks yang BENAR, USA TODAY pada 29 September 2018: “After just facing an earthquake and multiple aftershocks, a tsunami slams into the island of Palu. People watch from above as the giant wave obliterates anything in its path.”
Pencarian Google, kata kunci: “2018 palu indonesia tsunami”.
Pencarian Google, kata kunci: “2023 turkey earthquake”.
Salah satu sumber video yang identik dengan konteks yang BENAR, USA TODAY pada 29 September 2018: “After just facing an earthquake and multiple aftershocks, a tsunami slams into the island of Palu. People watch from above as the giant wave obliterates anything in its path.”
Pencarian Google, kata kunci: “2018 palu indonesia tsunami”.
Pencarian Google, kata kunci: “2023 turkey earthquake”.
Kesimpulan
TIDAK berkaitan dengan gempa baru-baru ini (2023) di Turki, FAKTA: rekaman yang dibagikan adalah video gempa dan tsunami Palu 2018.
Rujukan
- http[1] firstdraftnews.org: “Memahami gangguan informasi” (Google Translate),
- https://bit.ly/3wHx0lO /
- https://archive.ph/iCp3w (arsip cadangan). [2] usatoday.com: “Raw video: Tsunami swallows shoreline in central Indonesia”,
- http://bit.ly/3YbumkW /
- https://archive.ph/rDKSw (arsip cadangan). [3] google.com,
- https://bit.ly/3RBHywY /
- https://archive.ph/nQsXv (arsip cadangan). [4] google.com,
- https://bit.ly/3DLwyYc /
- https://archive.ph/hqfCC (arsip cadangan).
Halaman: 3795/6684