Cek Fakta: Tidak Benar Tepung Beras Bisa Meredakan Demam pada Anak
Sumber: liputan6.comTanggal publish: 10/11/2022
Berita
Liputan6.com, Jakarta - Klaim tentang menempelkan tepung beras di tubuh bisa meredakan demam pada anak beredar di media sosial. Klaim tersebut disebarkan salah satu akun Facebook pada 31 Oktober 2022 lalu.
Akun Facebook tersebut mengunggah video berisi tata cara menggunakan tepung beras untuk menurunkan demam pada anak. Yang pertama, tepung beras dicampur dengan air hingga membentuk adonan. Adonan tepung beras tersebut kemudian ditempelkan dan diusapkan pada bagian dada dan perut anak.
"Sekarang ini lagi musim demam,saya share pengalaman ya sama teman teman,andalan mama dulu kami kecil,sampai sekarang saya bikin ke anak anak,setidaknya pertolongan pertama buat anak anak demam, supaya gak kejang kejang dan step.
K*m*k* V*v**nn* pernah panas 40 tapi masih aktif
Habis bikin tepung jangan buka ac ya,ataupun kipas,waktu bikin juga jangan buka ac dan kipas.Please nonton video sampai habis🙏
Cukup tepung campur air putih aduk kira bisa di pegang.
Bikin sampai tepung kering ya,kalau kering tandanya hawa panas badan di tarik tepung.
Pointnya yg mesti di lamakan lihat di video.
Habis bikin tepung kasi minyak kayu putih satu badan,lalu urut urut,kasi makan yg hangat hangat.
Obat tetap di minum,kalau demam bukan karena virus atau bakteri ,makaakan cepat sembuh
Selamat mencoba😊🙏🙏🙏🙏
Sharing is caring😊," tulis salah satu akun Facebook.
Konten yang disebarkan akun Facebook tersebut telah 11 ribu kali ditonton dan mendapat 161 komentar dari warganet.
Benarkah menempelkan adonan tepung beras di tubuh bisa meredakan demam pada anak? Berikut penelusurannya.
Hasil Cek Fakta
Cek Fakta Liputan6.com menelusuri klaim menempelkan adonan tepung beras di tubuh bisa meredakan demam pada anak. Penelusuran dilakukan dengan menghubungi dokter spesialis anak dari Rumah Sakit Medika BSD, dr. Yoga Yandika, Sp.A.
Dr Yoga mengatakan bahwa menempelkan adonan tepung beras di tubuh anak tidak bisa menurunkan suhu badan akibat demam.
"Itu tidak benar," kata dr Yoga kepada Liputan6.com, Kamis (10/11/2022).
Sementara, Prof Dr Retnosari Andrajati, M.S., Apt dari Fakultas Farmasi Universitas Indonesia mengungkapkan, salah satu cara untuk meredakan demam pada anak yaitu dengan mengompres anak dengan air hangat.
Informasi ini dikutip dari artikel berjudul "Cara Redakan Anak Demam Tanpa Obat" yang dimuat situs Liputan6.com pada 1 November 2022.
"Ayah bunda, kalau putranya demam, panas barangkali kita bisa kompres dengan air hangat supaya ada pemindahan panas dari tubuhnya ke kompres tadi," ujar Retno dalam Talkshow Antihoax - FFUI, Sabtu, 22 Oktober 2022.
Kompres, kata Retno, akan lebih baik jika tidak dilakukan dengan air dingin. Orangtua bisa menggunakan air dengan perbedaan suhu yang tidak terlalu kontras dengan suhu tubuh anak.
"Karena kalau dengan es, itu akan sangat kontras sekali misalnya dengan suhu tubuh anak. Jadi jangan terlalu kontras dengan suhu tubuh dari anak-anak Ayah dan Bunda. Yang penting ada perbedaan suhu temperatur dari air dengan suhu tubuh anak," jelasnya.
Disamping kompres, orangtua juga bisa memberi minum anak secara lebih sering guna menurunkan panas.
"Kemudian diberi minum air yang sering. Kalau banyak nanti susah ya, tapi lebih sering diberi air minum jadi itu seperti kompres di dalam tubuh juga ya, airnya masuk kemudian dengan sendirinya juga airnya diharapkan bisa menetralkan panasnya juga."
Retno mengatakan, tindakan mengompres juga bisa diiringi dengan pemberian obat pereda panas pada anak.
Kesimpulan
Klaim menempelkan adonan tepung beras di tubuh bisa meredakan demam pada anak ternyata tidak benar. Faktanya, hal tersebut tidak bisa meredakan demam pada anak.
[SALAH] Menkes Budi Gunadi Sadikin: “Diabetes Mudah Diobati”
Sumber: facebook.comTanggal publish: 10/11/2022
Berita
Akun Facebook bernama TH K menyebarluaskan tautan serta gambar yang memperlihatkan menkes Budi Gunadi Sadikin sedang memberikan pidato. Selain itu, di gambar tersebut dilengkapi penjelasan bahwa pidato tersebut membahas tentang semua orang Indonesia yang kaget dengan fakta bahwa diabetes mudah diobati.
Tautan dan gambar yang diunggah pada 19 Juli 2022 tersebut telah dibagikan ulang sebanyak 153 kali, serta telah direspon oleh hampir 4,000 orang.
Tautan dan gambar yang diunggah pada 19 Juli 2022 tersebut telah dibagikan ulang sebanyak 153 kali, serta telah direspon oleh hampir 4,000 orang.
Hasil Cek Fakta
Setelah dilakukan penelusuran dengan Google Reverse Image Search, gambar yang digunakan untuk melengkapi narasi tersebut dicatut dari artikel CNN yang berjudul “Menkes BGS Ungkap Kasus COVID Sempat Naik Pasca Libur Paskah”. Gambar tersebut diambil saat Menkes Budi Gunadi Sadikin memberikan pidato di Istana Kepresidenan pada 26 April 2021 silam.
Terlebih lagi, informasi serupa pernah dibahas oleh tempo.co dengan judul “Keliru, Unggahan tentang Menkes Budi Gunadi Sadikin Menyatakan Diabetes Mudah Diobati” dan dikategorikan sebagai informasi yang keliru.
Dengan demikian, informasi yang disebarluaskan oleh akun Facebook “TH K” merupakan konten yang menyesatkan.
Terlebih lagi, informasi serupa pernah dibahas oleh tempo.co dengan judul “Keliru, Unggahan tentang Menkes Budi Gunadi Sadikin Menyatakan Diabetes Mudah Diobati” dan dikategorikan sebagai informasi yang keliru.
Dengan demikian, informasi yang disebarluaskan oleh akun Facebook “TH K” merupakan konten yang menyesatkan.
Kesimpulan
Hasil periksa fakta Evarizma Zahra.
Konten yang menyesatkan. Menkes Budi Gunadi tidak pernah memberikan pernyataan tersebut dan gambar yang digunakan diambil dari artikel CNN tentang kasus COVID-19 yang meningkat saat paskah, bukan tentang diabetes.
Konten yang menyesatkan. Menkes Budi Gunadi tidak pernah memberikan pernyataan tersebut dan gambar yang digunakan diambil dari artikel CNN tentang kasus COVID-19 yang meningkat saat paskah, bukan tentang diabetes.
Rujukan
Cek Fakta: Tidak Benar Video Wanita Tertua di Dunia Berusia 399 Tahun
Sumber: liputan6.comTanggal publish: 10/11/2022
Berita
Liputan6.com, Jakarta - Sebuah video yang diklaim seorang wanita tertua di dunia berusia 399 tahun beredar di media sosial. Video tersebut disebarkan salah satu akun Facebook pada 18 April 2022.
Video berdurasi 59 detik itu memperlihatkan seseorang tengah berbaring di tempat tidur dengan kondisi yang sudah renta.
Sosok dalam video tersebut kemudian disebut-sebut sebagai wanita tertua di dunia berusia 399 tahun.
"The oldest woman in the world 399 years old 😱👏," tulis salah satu akun Facebook.
Konten yang disebarkan akun Facebook tersebut telah 384 ribu kali ditonton dan mendapat 431 komentar dari warganet.
Benarkah dalam video itu merupakan wanita tertua di dunia berusia 399 tahun? Berikut penelusurannya.
Hasil Cek Fakta
Cek Fakta Liputan6.com menelusuri video yang diklaim seorang wanita tertua di dunia berusia 399 tahun. Penelusuran dilakukan dengan mengunggah gambar tangkapan layar dari video tersebut ke situs Google Images.
Hasilnya terdapat beberapa artikel yang menjelaskan mengenai video tersebut. Satu di antaranya artikel berjudul "Who is 399 Year Old Woman? Fake Story Goes Viral on TikTok" yang dimuat situs thetealmango.com pada 1 Maret 2022.
Dalam artikel tersebut dijelaskan bahwa sosok dalam video tersebut bukan wanita tertua di dunia yang diklaim berusia 399 tahun.
Sosok dalam video itu merupakan Luang Pho Ya. Dia adalah seorang biksu Buddha yang tinggal di Thailand. Video tersebut pertama kali diunggah oleh akun TikTok @auyary13. Biksu itu berusia 109 tahun.
Luang dilaporkan lahir pada 12 Agustus 1913, dan akan berusia 109 tahun pada Agustus 2022. Ia telah mengabdi sebagai biksu Buddha selama 77 tahun, bersama dengan pendidikannya yang menyebar ke seluruh Asia dan bahkan ke tempat-tempat dunia barat.
Kesimpulan
Video yang diklaim seorang wanita tertua di dunia berusia 399 tahun ternyata tidak benar. Faktanya, sosok dalam video tersebut merupakan Luang Pho Ya, seorang biksu Buddha di Thailand. Luang dilaporkan saat ini berusia 109 tahun.
Rujukan
Cek Fakta: Tidak Benar Kondisi AS Terkena Dampak Resesi dalam Video Ini
Sumber: liputan6.comTanggal publish: 10/11/2022
Berita
Liputan6.com, Jakarta- Cek Fakta Liputan6.com mendapati klaim video kondisi Amerika Serikat atau AS terkena dampak resesi. Kabar tersebut diunggah salah satu akun Facebook, pada 22 Oktober 2022.
Unggahan klaim video kondisi AS terkena dampak resesi menampilkan situasi tepi jalan terdapat sejumlah orang tergeletak dan ada yang berjalan gontai.
Video tersebut diberi keterangan sebagai berikut.
"Ini situasi terkini di Amerika serikat Negara super power yg terkena dampak akibat resesi global yg melanda Dunia..coba klu terjadi di Indonesia para Kadrun mngoreng2 tiap hari sambil menari2 teriak2 turunkan Jokowi..😁😁"
Benarkah klaim video kondisi AS terkena dampak resesi? Simak hasil penelusuran Cek Fakta Liputan6.com.
Hasil Cek Fakta
Cek Fakta Liputan6.com menelusuri klaim video kondisi AS terkena dampak resesi, dengan menangkap layar video tersebut untuk dijadikan bahan penlusuran menggunakan Google Image.
Penelusuran mengarah pada artikel berjudul "Kensington Ave – Everything You Want To Know About Philadelphia’s Skid Row" yang dimuat situs vanlifewanderer.com.
Situs vanlifewanderer.com memuat foto yang identik dengan klaim video, artikel tersebut menyebutkan video tersebut merupakan kondisi di Kensington, Philadelphia, Amerika Serikat yang menjadi pasar narkoba.
Masuknya imigran dan rumah tangga berpenghasilan rendah , banyak dari mereka yang terjerumus menjadi pecandu narkoba.
Dalam artikel tersebut juga memuat video berjudul "Walking Kensington Ave K&A [4K]" yang diunggah akun YouTube Kensington Now, pada 26 Juli 2022. Cuplikn video yang identik ada pada menit ke 3.
Kesimpulan
Hasil penelusuran Cek Fakta Liputan6.com, klaim video kondisi AS terkena dampak resesi tidak benar.
Video tersebut menampilkan kondisi di Kensington, Philadelphia, Amerika Serikat yang menjadi pasar narkoba.
Rujukan
Halaman: 3973/6661