Akun Facebook Fransisca Ruby Wijaya (fb.com/fransisca.r.wijaya.1) pada 4 Maret 2021 mengunggah sebuah video dengan narasi sebagai berikut:
“Vaksinasi di.mall T.Anggrek. Kalau spt ini ada kerumunan yg salah siapa? Kalau i lbh baik ga jd vaksin jk antri spt ini. Yg ada plg bawa penyakit”
[SALAH] Video “Vaksinasi di.mall T.Anggrek”
Sumber: facebook.comTanggal publish: 11/03/2021
Berita
Hasil Cek Fakta
Berdasarkan hasil penelusuran Tim CekFakta Tempo, klaim adanya video vaksinasi Covid-19 di Mall Taman Anggrek, Jakarta Barat, yang menciptakan kerumunan pada awal Maret 2021 adalah klaim yang salah.
Faktanya, bukan di Mall Taman Anggrek Jakarta Barat. Video itu adalah suasana vaksinasi Covid-19 bagi pedagang di Pasar Tanah Abang pada pada 23 Februari 2021.
Dikutip dari Tempo, Tim CekFakta Tempo mendapatkan petunjuk dari spanduk yang terlihat dalam video tersebut yang bertuliskan “Vaksinasi Covid-19 Pedagang Pasar Tanah”. Lewat petunjuk ini, Tempo menelusuri pemberitaan terkait di mesin pencari Google. Hasilnya, ditemukan sejumlah media yang memuat informasi soal vaksinasi Covid-19 untuk pedagang Pasar Tanah Abang yang baru digelar pada pertengahan Februari lalu.
Dalam artikel-artikel itu, terdapat pula foto yang diambil dari lokasi yang sama dengan yang terlihat dalam video itu. Beberapa di antaranya adalah artikel RRI pada 23 Februari yang berjudul “Kebanyakan Pendaftar, Vaksinasi Tanah Abang Dihentikan Sementara” dan artikel foto CNBC Indonesia yang berjudul “Ada Kerumunan, Vaksinasi Pedagang Tanah Abang Dihentikan”.
Dilansir dari Bisnis.com, pada 23 Februari, polisi menghentikan kegiatan penyuntikan vaksin Covid-19 bagi pedagang di Pasar Tanah Abang. Langkah itu diambil setelah terjadinya penumpukan pedagang yang mencapai sekitar 500 orang di lokasi vaksinasi. “Saya hentikan karena pedagang yang mengantre sudah berjubel banget, sudah diimbau mereka tidak mau, akhirnya kita hentikan,” kata Kapolsek Metro Tanah Abang Komisaris Singgih Hermawan.
Lokasi vaksinasi itu berada di Pasar Tanah Abang Blok A lantai 8. Menurut Singgih, lokasi vaksinasi ini terbilang sempit. Padahal, pedagang yang mengantre mencapai 500 orang. “Karena pedagang ini merasa vaksinnya sudah mau berakhir, makanya mereka berbondong-bondong datang,” tuturnya. Tanggal 23 Februari memang merupakan hari terakhir pelaksanaan vaksinasi Covid-19 bagi pedagang Pasar Tanah Abang.
Setelah kejadian itu, PD Pasar Jaya dan Kementerian Kesehatan memutuskan untuk mengoperasikan kembali layanan vaksinasi Covid-19 bagi pedagang Pasar Tanah Abang pada 24 Februari. Hal itu dilakukan agar mereka dapat mengatur ulang tata ruang di lokasi vaksinasi sehingga dapat mencegah kerumunan akibat antrean seperti yang terjadi pada 23 Februari.
Kepala Satpol PP Jakarta Barat Tamo Sijabat, seperti dilansir dari Kompas.com, juga telah membantah adanya kerumunan di Mall Taman Anggrek akibat pelaksanaan vaksinasi Covid-19. “Saya langsung cek ke tempat hari ini. Tidak ada itu kerumunan. Itu hoaks,” kata Tamo pada 3 Maret 2021.
Tamo juga menyatakan telah berkoordinasi dengan pihak pengelola Mall Taman Anggrek. “Saya sudah ketemu juga sama manajemen mal. Katanya dari malam sudah ada info itu, tapi tidak benar,” ujar Tamo. Menurut dia, video yang tersebar tersebut merupakan rekaman suasana penyuntikan vaksin Covid-19 yang digelar di Pasar Tanah Abang beberapa waktu lalu.
Kegiatan tersebut sempat dibubarkan oleh polisi karena melanggar protokol kesehatan, dengan terciptanya kerumunan di lokasi kegiatan. “Itu di Tanah Abang, tapi hari ini videonya viral seolah-olah di Mall Taman Anggrek. Saya banyak terima video itu,” ujar Tamo.
Faktanya, bukan di Mall Taman Anggrek Jakarta Barat. Video itu adalah suasana vaksinasi Covid-19 bagi pedagang di Pasar Tanah Abang pada pada 23 Februari 2021.
Dikutip dari Tempo, Tim CekFakta Tempo mendapatkan petunjuk dari spanduk yang terlihat dalam video tersebut yang bertuliskan “Vaksinasi Covid-19 Pedagang Pasar Tanah”. Lewat petunjuk ini, Tempo menelusuri pemberitaan terkait di mesin pencari Google. Hasilnya, ditemukan sejumlah media yang memuat informasi soal vaksinasi Covid-19 untuk pedagang Pasar Tanah Abang yang baru digelar pada pertengahan Februari lalu.
Dalam artikel-artikel itu, terdapat pula foto yang diambil dari lokasi yang sama dengan yang terlihat dalam video itu. Beberapa di antaranya adalah artikel RRI pada 23 Februari yang berjudul “Kebanyakan Pendaftar, Vaksinasi Tanah Abang Dihentikan Sementara” dan artikel foto CNBC Indonesia yang berjudul “Ada Kerumunan, Vaksinasi Pedagang Tanah Abang Dihentikan”.
Dilansir dari Bisnis.com, pada 23 Februari, polisi menghentikan kegiatan penyuntikan vaksin Covid-19 bagi pedagang di Pasar Tanah Abang. Langkah itu diambil setelah terjadinya penumpukan pedagang yang mencapai sekitar 500 orang di lokasi vaksinasi. “Saya hentikan karena pedagang yang mengantre sudah berjubel banget, sudah diimbau mereka tidak mau, akhirnya kita hentikan,” kata Kapolsek Metro Tanah Abang Komisaris Singgih Hermawan.
Lokasi vaksinasi itu berada di Pasar Tanah Abang Blok A lantai 8. Menurut Singgih, lokasi vaksinasi ini terbilang sempit. Padahal, pedagang yang mengantre mencapai 500 orang. “Karena pedagang ini merasa vaksinnya sudah mau berakhir, makanya mereka berbondong-bondong datang,” tuturnya. Tanggal 23 Februari memang merupakan hari terakhir pelaksanaan vaksinasi Covid-19 bagi pedagang Pasar Tanah Abang.
Setelah kejadian itu, PD Pasar Jaya dan Kementerian Kesehatan memutuskan untuk mengoperasikan kembali layanan vaksinasi Covid-19 bagi pedagang Pasar Tanah Abang pada 24 Februari. Hal itu dilakukan agar mereka dapat mengatur ulang tata ruang di lokasi vaksinasi sehingga dapat mencegah kerumunan akibat antrean seperti yang terjadi pada 23 Februari.
Kepala Satpol PP Jakarta Barat Tamo Sijabat, seperti dilansir dari Kompas.com, juga telah membantah adanya kerumunan di Mall Taman Anggrek akibat pelaksanaan vaksinasi Covid-19. “Saya langsung cek ke tempat hari ini. Tidak ada itu kerumunan. Itu hoaks,” kata Tamo pada 3 Maret 2021.
Tamo juga menyatakan telah berkoordinasi dengan pihak pengelola Mall Taman Anggrek. “Saya sudah ketemu juga sama manajemen mal. Katanya dari malam sudah ada info itu, tapi tidak benar,” ujar Tamo. Menurut dia, video yang tersebar tersebut merupakan rekaman suasana penyuntikan vaksin Covid-19 yang digelar di Pasar Tanah Abang beberapa waktu lalu.
Kegiatan tersebut sempat dibubarkan oleh polisi karena melanggar protokol kesehatan, dengan terciptanya kerumunan di lokasi kegiatan. “Itu di Tanah Abang, tapi hari ini videonya viral seolah-olah di Mall Taman Anggrek. Saya banyak terima video itu,” ujar Tamo.
Rujukan
- https://cekfakta.tempo.co/fakta/1279/keliru-klaim-ini-video-vaksinasi-covid-19-di-taman-anggrek-yang-ciptakan-kerumunan
- https://rri.co.id/humaniora/kesehatan/980694/kebanyakan-pendaftar-vaksinasi-tanah-abang-dihentikan-sementara
- https://www.cnbcindonesia.com/news/20210223125421-7-225464/ada-kerumuman-vaksinasi-pedagang-tanah-abang-dihentikan/7
- https://jakarta.bisnis.com/read/20210223/77/1359867/polisi-hentikan-vaksinasi-covid-19-pedagang-di-tanah-abang-ada-apa
- https://www.kompas.com/tren/read/2021/03/09/162700065/-hoaks-video-diklaim-kerumunan-di-mal-taman-anggrek
[SALAH] Foto “Prajurit Myanmar membunuh anjing di desa-desa”
Sumber: facebook.comTanggal publish: 10/03/2021
Berita
Akun Facebook ผู้หญิงคันปาก (fb.com/pomgossipgirl.s) pada 2 Maret 2021 mengunggah foto bangkai anjing di pinggir jalan dengan narasi sebagai berikut:
“ทหารพม่า ฆ่าหมาตามหมู่บ้าน เพราะมันเห่าเวลาเจ้าหน้าที่ทหารไปตามจับชาวบ้านที่ต่อต้านการยึดอำนาจ ตอนกลางคืน..” atau yang jika diterjemahkan:
“Prajurit Myanmar membunuh anjing di desa-desa karena mereka menggonggong saat petugas militer menangkap penduduk desa yang menolak pengambilalihan di malam hari..”
“ทหารพม่า ฆ่าหมาตามหมู่บ้าน เพราะมันเห่าเวลาเจ้าหน้าที่ทหารไปตามจับชาวบ้านที่ต่อต้านการยึดอำนาจ ตอนกลางคืน..” atau yang jika diterjemahkan:
“Prajurit Myanmar membunuh anjing di desa-desa karena mereka menggonggong saat petugas militer menangkap penduduk desa yang menolak pengambilalihan di malam hari..”
Hasil Cek Fakta
Berdasarkan hasil penelusuran, klaim bahwa tentara Myanmar membnuh anjing di desa-desa karena anjing tersebut menggonggong saat tentara menangkap penduduk desa adalah klaim yang salah.
Faktanya, bukan di Myanmar. Foto bangkai anjing di pinggir jalan itu adalah foto setelah pemusnahan di kota Karachi, Pakistan pada 12 Mei 2015.
Melalui penelusuran gambar Google Images, ditemukan foto yang sama diunggah situs Getty Images dan AFP Forum pada 12 Mei 2015 dengan narasi sebagai berikut:
“Pakistani commuters drive past a pile of dog carcasses at the road side in Karachi on May 12, 2015. The city municipality has launched a campaign to eliminate stray dogs whose numbers are increasing alarmingly.” atau jika diterjemahkan:
“Penglaju Pakistan melewati tumpukan bangkai anjing di pinggir jalan di Karachi pada 12 Mei 2015. Pemerintah kota telah meluncurkan kampanye untuk memusnahkan anjing liar yang jumlahnya meningkat secara mengkhawatirkan.”
Faktanya, bukan di Myanmar. Foto bangkai anjing di pinggir jalan itu adalah foto setelah pemusnahan di kota Karachi, Pakistan pada 12 Mei 2015.
Melalui penelusuran gambar Google Images, ditemukan foto yang sama diunggah situs Getty Images dan AFP Forum pada 12 Mei 2015 dengan narasi sebagai berikut:
“Pakistani commuters drive past a pile of dog carcasses at the road side in Karachi on May 12, 2015. The city municipality has launched a campaign to eliminate stray dogs whose numbers are increasing alarmingly.” atau jika diterjemahkan:
“Penglaju Pakistan melewati tumpukan bangkai anjing di pinggir jalan di Karachi pada 12 Mei 2015. Pemerintah kota telah meluncurkan kampanye untuk memusnahkan anjing liar yang jumlahnya meningkat secara mengkhawatirkan.”
Kesimpulan
BUKAN di Myanmar. Foto bangkai anjing di pinggir jalan itu adalah foto setelah pemusnahan di kota Karachi, Pakistan pada 12 Mei 2015.
Rujukan
[SALAH] Istri Pasha Ungu Meninggal Dunia
Sumber: facebook.comTanggal publish: 10/03/2021
Berita
“Innalillahi, selamat jalan untuk selamanya, Adelia Istri Pasha Ungu Semoga khusnul khotimah mohon bantuan Doanya”
Hasil Cek Fakta
Sebuah akun Facebook bernama Ferianto mengabarkan sebuah informasi mengejutkan tentang kematian istri dari Pasha Ungu. Berita ini kemudian viral karena mengunggah foto Pasha bersama istrinya, Adelia Wilhemina, dan sebuah tautan artikel dengan judul berita duka. Kabar ini sontak saja mendapat beragam respon dari masyarakat.
Namun setelah dilakukan penelusuran, ternyata kabar tersebut adalah hoaks.
Tautan yang disertakan dalam unggahan secara jelas menuliskan bahwa Adelia mengucapkan belasungkawa terhadap meninggalnya presenter Rina Gunawan.
Adelia Wilhemina pun membantah isu dirinya telah meninggal, melalui akun Instagram pribadinya.
“Ya Allah, serem banget ini beritanya kenapa bikin berita hoax gini si kadang2 judulnya ga sesuai sama isinya, jadi yang baca setengah2 ya..”
Istri dari Pasha Ungu ini pun mengaku bahwa dirinya sedang berada dalam keadaan yang sehat dan baik-baik saja.
“…alhamdulillah masih sehat walafiat.. mudah2an panjang umur aminnn doain ya.”
Jadi dapat disimpulkan bahwa kabar meninggalnya Adelia Wilhemina adalah hoaks kategori misleading content atau konten menyesatkan.
Namun setelah dilakukan penelusuran, ternyata kabar tersebut adalah hoaks.
Tautan yang disertakan dalam unggahan secara jelas menuliskan bahwa Adelia mengucapkan belasungkawa terhadap meninggalnya presenter Rina Gunawan.
Adelia Wilhemina pun membantah isu dirinya telah meninggal, melalui akun Instagram pribadinya.
“Ya Allah, serem banget ini beritanya kenapa bikin berita hoax gini si kadang2 judulnya ga sesuai sama isinya, jadi yang baca setengah2 ya..”
Istri dari Pasha Ungu ini pun mengaku bahwa dirinya sedang berada dalam keadaan yang sehat dan baik-baik saja.
“…alhamdulillah masih sehat walafiat.. mudah2an panjang umur aminnn doain ya.”
Jadi dapat disimpulkan bahwa kabar meninggalnya Adelia Wilhemina adalah hoaks kategori misleading content atau konten menyesatkan.
Kesimpulan
Hasil Periksa Fakta Gabriela Nauli Sinaga (Universitas Sumatera Utara)
Faktanya, klaim tersebut adalah hoaks dan tidak berdasar. Hal ini pun langsung dibantah sendiri oleh Adelia di akun Instagram pribadinya.
Faktanya, klaim tersebut adalah hoaks dan tidak berdasar. Hal ini pun langsung dibantah sendiri oleh Adelia di akun Instagram pribadinya.
Rujukan
[SALAH] Menghirup Uap Panas Teh Herbal Dapat Mencegah dan Menyembuhkan COVID-19
Sumber: facebook.comTanggal publish: 10/03/2021
Berita
“Tanzania: Afrika response to Covid -19 ..innovation .. build your sauna/steam challenge! Put gumtree and guava leaves in the boiling pots…mhlonyane tea and all ..smoke/steam the virus: Your health is in your hands!”
Terjemahan:
“Tanzania: Afrika merespom Covid -19 ..inovasi .. tantangan membangun sauna! Taruh gumtree dan daun jambu biji dalam panci rebus… teh mhlonyane dan semuanya .. asapi/uapi virusnya: Kesehatan ada di tangan Anda!”
Minysk kayu putih obat covid
Minyak kayu putih dan covid
Minum Minyak Kayu Putih Dapat Menyembuhkan COVID-19
Uap air panas obat covid kah
Covid mati dengan uap panas
Hoax covid menghirup uap panas
Minum air panas bisa menyembuhkan covid
Hirup air panas
Uap panas utk membunuh virus covid?
ketua satgas air panas
Terjemahan:
“Tanzania: Afrika merespom Covid -19 ..inovasi .. tantangan membangun sauna! Taruh gumtree dan daun jambu biji dalam panci rebus… teh mhlonyane dan semuanya .. asapi/uapi virusnya: Kesehatan ada di tangan Anda!”
Minysk kayu putih obat covid
Minyak kayu putih dan covid
Minum Minyak Kayu Putih Dapat Menyembuhkan COVID-19
Uap air panas obat covid kah
Covid mati dengan uap panas
Hoax covid menghirup uap panas
Minum air panas bisa menyembuhkan covid
Hirup air panas
Uap panas utk membunuh virus covid?
ketua satgas air panas
Hasil Cek Fakta
Beredar postingan di Facebook oleh akun bernama Maponga Joshua III “Farmers of Thought”. Postingan tersebut berupa video dengan disertai penjelasan bahwa menghirup uap panas dari teh herbal dapat menyembuhkan COVID-19 dalam tubuh. Dalam video tersebut memperlihatkan pria yang baru keluar dari sauna disertai kepulan uap yang panas.
Narator dalam video menanyakan kepada pria tersebut dalam Bahasa Swahili, kemudian ia menjawab “sema mvuke” yang artinya “sangat beruap”.
Setelah dilakukan pencarian fakta, cara mencegah atau mengobat COVID-19 dengan menghirup uap panas, tidak dibenarkan. Selama pandemi COVID-19 banyak beredar hoaks serupa yang merekomendasikan masyarakat untuk menghirup uap panas dari rebusan tanaman herbal untuk mengobati COVID-19.
Seperti di antaranya, memasukkan bahan bawang putih, jahe, cabai rawit, pohon teh, kayu putih, jeruk, lemon, minyak atau peppermint, dst. Artikel mengenai hoaks tersebut pernah diunggah di website turnbackhoax.id, dengan judul diantaranya “[SALAH] Terapi Uap Panas dan Minyak Kayu Putih Dapat Membunuh Virus Corona” dan “[SALAH] Uap Panas Hasil Rebusan Daun Jambu dapat Mengobati Covid-19”.
Sebuah penelitian yang diterbitkan oleh Spanish Pediatrics Association, menyatakan menghirup uap air panas justru berpotensi menimbulkan luka bakar.
Dalam website kesehatan Cochrane, telah mereview pengobatan dengan menghirup uap panas untuk penyakit pilek yang disebabkan virus rhinovirus, ditemukan bahwa pengobatan dengan cara tersebut tidak efektif. Uap panas memang bisa menghancurkan partikel virus yang menempel pada permukaan benda, namun virus tidak bisa dihancurkan jika telah masuk ke dalam tubuh manusia.
Menurut Sandy van Vuuren, seorang Profesor di Wits University di Afrika Selatan, daun umhlonyane atau artemisia yang telah digunakan oleh tabib di Afrika untuk mengobati penyakit pernapasan memang berhasil untuk penyakit yang disebabkan bakteri, tetapi tidak bisa mengobati penyakit pernapasan yang disebabkan virus, termasuk COVID-19.
Sebagai referensi pengobatan COVID-19 baiknya mengunjungi website resmi WHO (https://www.who.int/indonesia).
Berdasarkan data yang terkumpul dapat disimpulkan bahwa, klaim menghirup uap panas teh herbal dapat mencegah dan menyembuhkan COVID-19 adalah HOAX kategori Konten yang Menyesatkan.
Narator dalam video menanyakan kepada pria tersebut dalam Bahasa Swahili, kemudian ia menjawab “sema mvuke” yang artinya “sangat beruap”.
Setelah dilakukan pencarian fakta, cara mencegah atau mengobat COVID-19 dengan menghirup uap panas, tidak dibenarkan. Selama pandemi COVID-19 banyak beredar hoaks serupa yang merekomendasikan masyarakat untuk menghirup uap panas dari rebusan tanaman herbal untuk mengobati COVID-19.
Seperti di antaranya, memasukkan bahan bawang putih, jahe, cabai rawit, pohon teh, kayu putih, jeruk, lemon, minyak atau peppermint, dst. Artikel mengenai hoaks tersebut pernah diunggah di website turnbackhoax.id, dengan judul diantaranya “[SALAH] Terapi Uap Panas dan Minyak Kayu Putih Dapat Membunuh Virus Corona” dan “[SALAH] Uap Panas Hasil Rebusan Daun Jambu dapat Mengobati Covid-19”.
Sebuah penelitian yang diterbitkan oleh Spanish Pediatrics Association, menyatakan menghirup uap air panas justru berpotensi menimbulkan luka bakar.
Dalam website kesehatan Cochrane, telah mereview pengobatan dengan menghirup uap panas untuk penyakit pilek yang disebabkan virus rhinovirus, ditemukan bahwa pengobatan dengan cara tersebut tidak efektif. Uap panas memang bisa menghancurkan partikel virus yang menempel pada permukaan benda, namun virus tidak bisa dihancurkan jika telah masuk ke dalam tubuh manusia.
Menurut Sandy van Vuuren, seorang Profesor di Wits University di Afrika Selatan, daun umhlonyane atau artemisia yang telah digunakan oleh tabib di Afrika untuk mengobati penyakit pernapasan memang berhasil untuk penyakit yang disebabkan bakteri, tetapi tidak bisa mengobati penyakit pernapasan yang disebabkan virus, termasuk COVID-19.
Sebagai referensi pengobatan COVID-19 baiknya mengunjungi website resmi WHO (https://www.who.int/indonesia).
Berdasarkan data yang terkumpul dapat disimpulkan bahwa, klaim menghirup uap panas teh herbal dapat mencegah dan menyembuhkan COVID-19 adalah HOAX kategori Konten yang Menyesatkan.
Kesimpulan
Hasil Periksa Fakta Ani Nur MR (Universitas Airlangga).
Informasi salah. Tidak ada bukti penelitian yang menunjukkan menghirup uap panas teh herbal atau uap panas selainnya, dapat mencegah atau menyembuhkan COVID-19. Lebih lanjut, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tidak merekomendasikan masyarakat melakukan pengobatan COVID-19 dengan menghirup uap panas.
Informasi salah. Tidak ada bukti penelitian yang menunjukkan menghirup uap panas teh herbal atau uap panas selainnya, dapat mencegah atau menyembuhkan COVID-19. Lebih lanjut, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tidak merekomendasikan masyarakat melakukan pengobatan COVID-19 dengan menghirup uap panas.
Rujukan
Halaman: 5188/6775