Pada Senin (18/1/2021), sejumlah netizen mengunggah postingan yang menyebut vaksin Sinovac untuk melawan covid-19 dipasang chip agar mengetahui posisi orang setelah divaksinasi.
Salah satu akun Facebook yang mengunggah klaim tersebut adalah Jamilha Amar. Begini narasi yang menyebut vaksin Sinovac dipasang sebuah chip:
Sinovac ternyata juga sbg jps /chip yg utk mngetahui keberadaan seseorang yg telah di vaksin."
Dia mengunggah klaim itu dengan sebuah video wawancara Najwa Sihab dengan Menteri BUMN, Erick Thohir.
[SALAH] Vaksin Sinovac di Indonesia Dipasang Chip
Sumber: FacebookTanggal publish: 19/01/2021
Berita
Hasil Cek Fakta
Untuk membuktikan klaim tersebut, Cek Fakta Liputan6.com menghubungi Juru Bicara Vaksin Covid-19 dari Kementerian Kesehatan, dr Siti Nadia Tarmizi. Dia memastikan klaim ini hoaks.
"Itu tidak benar, hoaks," katanya melalui WhatsApp, Selasa (19/1/2020).
Cek Fakta Liputan6.com juga menghubungi Juru Bicara PT Bio Farma (Persero), Bambang Heriyanto. Dia memastikan informasi itu tidak benar.
"Itu hoaks. Di kita, kalau partikel saja tidak boleh ada (di vaksinnya), apalagi chip," ucap Bambang saat dihubungi Cek Fakta Liputan6.com.
Lebih lanjut, Bambang mengatakan, ke depan, Bio Farma bakal memasang barcode dalam kemasan vaksin Sinovac. Barcode ini berfungsi sebagai identitas vaksin.
"Vaksin ini kan berjuta-juta, kita perlu barcode untuk mengetahui sudah sejauh mana proses distribusinya. Seperti nomor urut, identitas vaksin yang ke berapa, hanya sebatas itu. Barcode ini untuk melacak vaksin Sinovac, bukan posisi manusia ya," katanya.
Sebelumnya, Bambang Heriyanto memastikan kalau vaksin sinovac sangat aman digunakan untuk melawan virus corona covid-19.
"Vaksin Sinovac sudah mendapatkan persetujuan izin penggunaan darurat oleh BPOM dengan telah dikeluarkannya EUA (Emergency Use Authorization)."
"Hal ini membuktikan vaksin tersebut telah memenuhi persyaratan dan standar yang berlaku, baik nasional maupun internasional (WHO) sehingga vaksin telah aman, berkualitas, dan berkhasiat untuk dapat digunakan. Vaksin Sinovac telah memenuhi syarat kehalalannya oleh MUI," kata Bambang kepada Cek Fakta Liputan6.com.
Selanjutnya, Cek Fakta Liputan6.com menemukan artikel berjudul: "Erick Thohir Buktikan Tidak Ada Chip di Vaksin Covid-19". Artikel itu dipublikasikan Liputan6.com pada 19 Januari 2020.
Dalam artikel tersebut, Erick Thohir memastikan tidak ada chip dalam vaksin Covid-19 yang disuntikkan kepada para tenaga kesehatan.
"Ada isinya dan tidak ada chip," jelas Erick seperti dikutip dari video dokumentasi Kementerian BUMN, Selasa (19/1/2021).
Erick melanjutkan, para tenaga kesehatan, pelayan publik, dan masyarakat bisa divaksinasi tanpa keraguan. Vaksin Sinovac aman, berkhasiat, dan halal.
"Saya optimistis, vaksinasi para nakes tak hanya menguatkan sekaligus melindungi kesehatan dan jiwa mereka, namun juga akan makin meningkatkan pelayanan seoptimal mungkin kepada para pasien Covid-19," ujar dia.
"Itu tidak benar, hoaks," katanya melalui WhatsApp, Selasa (19/1/2020).
Cek Fakta Liputan6.com juga menghubungi Juru Bicara PT Bio Farma (Persero), Bambang Heriyanto. Dia memastikan informasi itu tidak benar.
"Itu hoaks. Di kita, kalau partikel saja tidak boleh ada (di vaksinnya), apalagi chip," ucap Bambang saat dihubungi Cek Fakta Liputan6.com.
Lebih lanjut, Bambang mengatakan, ke depan, Bio Farma bakal memasang barcode dalam kemasan vaksin Sinovac. Barcode ini berfungsi sebagai identitas vaksin.
"Vaksin ini kan berjuta-juta, kita perlu barcode untuk mengetahui sudah sejauh mana proses distribusinya. Seperti nomor urut, identitas vaksin yang ke berapa, hanya sebatas itu. Barcode ini untuk melacak vaksin Sinovac, bukan posisi manusia ya," katanya.
Sebelumnya, Bambang Heriyanto memastikan kalau vaksin sinovac sangat aman digunakan untuk melawan virus corona covid-19.
"Vaksin Sinovac sudah mendapatkan persetujuan izin penggunaan darurat oleh BPOM dengan telah dikeluarkannya EUA (Emergency Use Authorization)."
"Hal ini membuktikan vaksin tersebut telah memenuhi persyaratan dan standar yang berlaku, baik nasional maupun internasional (WHO) sehingga vaksin telah aman, berkualitas, dan berkhasiat untuk dapat digunakan. Vaksin Sinovac telah memenuhi syarat kehalalannya oleh MUI," kata Bambang kepada Cek Fakta Liputan6.com.
Selanjutnya, Cek Fakta Liputan6.com menemukan artikel berjudul: "Erick Thohir Buktikan Tidak Ada Chip di Vaksin Covid-19". Artikel itu dipublikasikan Liputan6.com pada 19 Januari 2020.
Dalam artikel tersebut, Erick Thohir memastikan tidak ada chip dalam vaksin Covid-19 yang disuntikkan kepada para tenaga kesehatan.
"Ada isinya dan tidak ada chip," jelas Erick seperti dikutip dari video dokumentasi Kementerian BUMN, Selasa (19/1/2021).
Erick melanjutkan, para tenaga kesehatan, pelayan publik, dan masyarakat bisa divaksinasi tanpa keraguan. Vaksin Sinovac aman, berkhasiat, dan halal.
"Saya optimistis, vaksinasi para nakes tak hanya menguatkan sekaligus melindungi kesehatan dan jiwa mereka, namun juga akan makin meningkatkan pelayanan seoptimal mungkin kepada para pasien Covid-19," ujar dia.
Kesimpulan
Klaim tentang vaksin Sinovac dipasang chip untuk mengetahui posisi orang yang sudah divaksinasi adalah hoaks. Sinovac dipastikan aman karena sudah mendapat restu dari BPOM dan MUI.
Rujukan
[SALAH] Akun Facebook dan Situs E-Commerce Polytron Indonesia
Sumber: facebook.comTanggal publish: 19/01/2021
Berita
akun Facebook Polytron Indonesia dengan nama pengguna ‘Polytron Indonesia’ ( https://www.facebook.com/Polytron-Indonesia-103953771609370/ )
Hasil Cek Fakta
Beredar akun Facebook Polytron Indonesia dengan nama pengguna ‘Polytron Indonesia’ ( https://www.facebook.com/Polytron-Indonesia-103953771609370/ ). Akun tersebut secara rutin mengunggah informasi terkait produk-produk elektronik dari Polytron serta menyebarkan situs e-commerce polytronindo . com.
Pihak Polytron Indonesia melalui akun Facebook serta Twitter resminya telah menegaskan bahwa akun serta situs tersebut adalah palsu. Polytron Indonesia hanya memiliki akun Facebook dengan nama pengguna ‘Polytron’ ( https://www.facebook.com/polytronindonesia ) dan dua situs e-commerce resmi yaitu http://polytronstore.com dan http://polytron.co.id. Lebih lanjut, akun Facebook resmi Polytron Indonesia telah mendapat tanda verifikasi dari Facebook.
Dengan demikian, akun Facebook serta situs e-commerce yang mengatasnamakan Polytron Indonesia tersebut dapat dikategorikan sebagai Konten Tiruan/Imposter Content.
Pihak Polytron Indonesia melalui akun Facebook serta Twitter resminya telah menegaskan bahwa akun serta situs tersebut adalah palsu. Polytron Indonesia hanya memiliki akun Facebook dengan nama pengguna ‘Polytron’ ( https://www.facebook.com/polytronindonesia ) dan dua situs e-commerce resmi yaitu http://polytronstore.com dan http://polytron.co.id. Lebih lanjut, akun Facebook resmi Polytron Indonesia telah mendapat tanda verifikasi dari Facebook.
Dengan demikian, akun Facebook serta situs e-commerce yang mengatasnamakan Polytron Indonesia tersebut dapat dikategorikan sebagai Konten Tiruan/Imposter Content.
Kesimpulan
Hasil Periksa Fakta Khairunnisa Andini (Universitas Diponegoro).
Pihak Polytron Indonesia melalui akun Facebook serta Twitter resminya telah menegaskan bahwa akun serta situs tersebut adalah palsu. Polytron Indonesia hanya memiliki akun Facebook resmi dengan nama pengguna ‘Polytron’ ( https://www.facebook.com/polytronindonesia ) dan dua situs e-commerce resmi yaitu http://polytronstore.com dan http://polytron.co.id.
Pihak Polytron Indonesia melalui akun Facebook serta Twitter resminya telah menegaskan bahwa akun serta situs tersebut adalah palsu. Polytron Indonesia hanya memiliki akun Facebook resmi dengan nama pengguna ‘Polytron’ ( https://www.facebook.com/polytronindonesia ) dan dua situs e-commerce resmi yaitu http://polytronstore.com dan http://polytron.co.id.
Rujukan
[SALAH] Jenazah Gempa di Mamuju Dibungkus dengan Daun Pisang
Sumber: facebook.comTanggal publish: 19/01/2021
Berita
“Gempa bumi dimamuju menimbulkan krisis kain kafan. Sebegitu banyaknya korban gempa yang meninggal akhirnya korban dibungkus dengan kain daun pisang dan sarung”.
Hasil Cek Fakta
Beredar foto di media sosial berupa prosesi shalat jenazah korban gempa bumi di Mamuju dengan narasi jenazah korban gempa hanya dibungkus daun pisang.
Dari hasil penelusuran diketahui informasi tersebut tidak benar. Dilansir dari laman Facebook organisasi kemanusiaan Aksi Cepat Tanggap DIY (@AksiCepatTanggapDIY), terlihat mulanya foto beredar di Whatsapp yang menyebut tidak ada kain kafan di Mamuju, sehingga menggunakan daun pisang untuk membungkus jenazah. Namun setelah dikonfirmasi lebih lanjut oleh pihak ACT, benda berwarna hijau yang membungkus jenazah sebenarnya adalah plastik berwarna hijau. Plastik digunakan untuk mencegah jenazah basah terkena air.
“Innalillahi wa inna ilaihi raji’un. Begini kondisi shalat jenazah di tenda pengungsian di Mamuju.
Setelah mendapat informasi dari warga Mamuju, perlu kami sampaikan, bahwa warna hijau yang menyelimuti jenazah bukanlah daun pisang, melainkan plastik yang berwarna hijau. Plastik ini digunakan oleh warga Mamuju khususnya, untuk mencegah jenazah basah karena terkena air,” tulis akun Facebook ACT DIY, 16 Januari 2021.
Dilansir dari beritasidrap.com pada 16 Januari 2021, kerabat korban mengatakan jenazah telah dibungkus kain kafan terlebih dahulu, hanya saja di bagian luar jenazah juga ditutupi terpal berwarnah hijau mirip daun pisang.
“Sekali lagi, Almarhumah Hj. Kiki, Hj. Ririn, Hj. Atty & yang lainnya tidak dibungkus daun pisang tetapi terpal warna hijau yang di dalamnya tetap memakai kain kafan, jenazah dimakamkan dengan sangat layak oleh keluarga,” ujar kerabat korban. Dari penelusuran di atas, dapat disimpulkan status tersebut masuk kategori Konten yang Menyesatkan.
Dari hasil penelusuran diketahui informasi tersebut tidak benar. Dilansir dari laman Facebook organisasi kemanusiaan Aksi Cepat Tanggap DIY (@AksiCepatTanggapDIY), terlihat mulanya foto beredar di Whatsapp yang menyebut tidak ada kain kafan di Mamuju, sehingga menggunakan daun pisang untuk membungkus jenazah. Namun setelah dikonfirmasi lebih lanjut oleh pihak ACT, benda berwarna hijau yang membungkus jenazah sebenarnya adalah plastik berwarna hijau. Plastik digunakan untuk mencegah jenazah basah terkena air.
“Innalillahi wa inna ilaihi raji’un. Begini kondisi shalat jenazah di tenda pengungsian di Mamuju.
Setelah mendapat informasi dari warga Mamuju, perlu kami sampaikan, bahwa warna hijau yang menyelimuti jenazah bukanlah daun pisang, melainkan plastik yang berwarna hijau. Plastik ini digunakan oleh warga Mamuju khususnya, untuk mencegah jenazah basah karena terkena air,” tulis akun Facebook ACT DIY, 16 Januari 2021.
Dilansir dari beritasidrap.com pada 16 Januari 2021, kerabat korban mengatakan jenazah telah dibungkus kain kafan terlebih dahulu, hanya saja di bagian luar jenazah juga ditutupi terpal berwarnah hijau mirip daun pisang.
“Sekali lagi, Almarhumah Hj. Kiki, Hj. Ririn, Hj. Atty & yang lainnya tidak dibungkus daun pisang tetapi terpal warna hijau yang di dalamnya tetap memakai kain kafan, jenazah dimakamkan dengan sangat layak oleh keluarga,” ujar kerabat korban. Dari penelusuran di atas, dapat disimpulkan status tersebut masuk kategori Konten yang Menyesatkan.
Kesimpulan
Hasil periksa fakta Rizqi Abdul Azis (Anggota Komisariat MAFINDO Universitas Pendidikan Indonesia).
Bukan daun pisang. Warna hijau yang membungkus jenazah sebenarnya adalah plastik berwarna hijau, plastik digunakan untuk mencegah jenazah basah setelah dikafani.
Bukan daun pisang. Warna hijau yang membungkus jenazah sebenarnya adalah plastik berwarna hijau, plastik digunakan untuk mencegah jenazah basah setelah dikafani.
Rujukan
- https://wartakota.tribunnews.com/2021/01/16/viral-foto-jenazah-disalatkan-hanya-pakai-daun-pisang-tanpa-kafanini-kata-warga-korban-gempa-mamuju
- https://beritasidrap.com/read/16864/hoaks-jenazah-korban-gempa-sulbar-dibungkus-daun-pisang/amp
- https://facebook.com/story.php?story_fbid=2714352405494586&id=1445748445688328
[SALAH] Video “Setelah disuntik vaksin pingsan tak sadarkan diri”
Sumber: facebook.comTanggal publish: 19/01/2021
Berita
“Setelah di suntik Vaksin pingsan tak sadarkan diri.”
Pingsan setelah divaksin corona
Ada yang pingsan setelah vaksin corona di Kupang
Pingsan di NTT karena vaksin
Pingsan setelah divaksin corona
Ada yang pingsan setelah vaksin corona di Kupang
Pingsan di NTT karena vaksin
Hasil Cek Fakta
Akun Facebook Angkasa Udara mengunggah video disertai dengan narasi yang mengklaim bahwa video tersebut merupakan penyuntikan vaksin yang mengakibatkan pasien pingsan tak sadarkan diri. Unggahan tersebut telah dibagikan sebanyak 3 kali.
Berdasarkan hasil penelusuran, video tersebut direkam saat proses simulasi vaksinasi COVID-19 yang digelar oleh tim vaksinator RSUD Prof WZ Johannes dengan tim Dinas Kesehatan NTT di halaman Gedung Sasando, Kantor Gubernur NTT pada Rabu, 13 Januari 2021. Simulasi yang digelar 1 hari sebelum pelaksanaan vaksinasi perdana ini ditujukan para tenaga medis dan pejabat Pemprov NTT. Menurut Wakil Direktur Bidang Pelayanan RSUD W Z Johannes Kupang, Stef Soka mengatakan, simulasi vaksinasi ini diadakan agar setiap faskes dapat melakukan vaksinasi dengan baik dan lancar.
“Jadi setiap Faskes seyoganya harus melakukan Simulasi sebelum melakukan proses Vaksinasi Covid 19,” ujarnya dikutip dari Victory News.
Sebagai tambahan, menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) versi daring, simulasi diartikan sebagai metode pelatihan yang meragakan sesuatu dalam bentuk tiruan yang mirip dengan keadaan yang sesungguhnya.
Dengan demikian, unggahan akun Facebook Angkasa Udara dikategorikan sebagai Konten yang Salah karena video tersebut hanyalah simulasi vaksinasi yang dilakukan untuk para pejabat lingkup Pemprov Nusa Tenggara Timur pada Rabu, 13 Januari 2021.
Berdasarkan hasil penelusuran, video tersebut direkam saat proses simulasi vaksinasi COVID-19 yang digelar oleh tim vaksinator RSUD Prof WZ Johannes dengan tim Dinas Kesehatan NTT di halaman Gedung Sasando, Kantor Gubernur NTT pada Rabu, 13 Januari 2021. Simulasi yang digelar 1 hari sebelum pelaksanaan vaksinasi perdana ini ditujukan para tenaga medis dan pejabat Pemprov NTT. Menurut Wakil Direktur Bidang Pelayanan RSUD W Z Johannes Kupang, Stef Soka mengatakan, simulasi vaksinasi ini diadakan agar setiap faskes dapat melakukan vaksinasi dengan baik dan lancar.
“Jadi setiap Faskes seyoganya harus melakukan Simulasi sebelum melakukan proses Vaksinasi Covid 19,” ujarnya dikutip dari Victory News.
Sebagai tambahan, menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) versi daring, simulasi diartikan sebagai metode pelatihan yang meragakan sesuatu dalam bentuk tiruan yang mirip dengan keadaan yang sesungguhnya.
Dengan demikian, unggahan akun Facebook Angkasa Udara dikategorikan sebagai Konten yang Salah karena video tersebut hanyalah simulasi vaksinasi yang dilakukan untuk para pejabat lingkup Pemprov Nusa Tenggara Timur pada Rabu, 13 Januari 2021.
Kesimpulan
Hasil Periksa Fakta Renanda Dwina Putri (Anggota Komisariat MAFINDO Universitas Pendidikan Indonesia)
Faktanya, video tersebut hanyalah bagian dari simulasi vaksinasi perdana untuk para pejabat lingkup Pemprov Nusa Tenggara Timur yang digelar di halaman Gedung Sasando, Kantor Gubernur NTT pada Rabu, 13 Januari 2021.
Faktanya, video tersebut hanyalah bagian dari simulasi vaksinasi perdana untuk para pejabat lingkup Pemprov Nusa Tenggara Timur yang digelar di halaman Gedung Sasando, Kantor Gubernur NTT pada Rabu, 13 Januari 2021.
Rujukan
Halaman: 5275/6775