• [SALAH] Video Pemakaman Syeikh Ali Jaber

    Sumber: facebook.com
    Tanggal publish: 20/01/2021

    Berita

    Beredar sebuah postingan dari akun Facebook Nsuee Jannah berupa sebuah video pelayat pada pemakaman seseorang yang diklaim adalah Syeikh Ali Jaber. Postingan ini disukai sebanyak 82 kali, dikomentari sebanyak 3 kali, dan disebarkan kembali 34 kali.

    Hasil Cek Fakta

    Setelah melakukan penelurusan, video tersebut adalah suasana pelayat pada pemakaman Habib Hasan Assegaf Pasuruan pada tanggal 27 Desember 2020 dan diketahui aktivitas tersebut melanggar protokol kesehatan untuk mencegah penularan Covid-19. Syeikh Ali Jaber meninggal di Rumah Sakit Yarsi Jakarta pada tanggal 14 Januari 2021 dan dimakamkan di Pesantren Daarul Quran Cipondoh Tangerang, Banten.

    Melihat dari penjelasan tersebut, video pelayat pada pemakaman Syeikh Ali Jaber adalah tidak benar sehingga termasuk dalam kategori Konten yang Salah/False Context.

    Rujukan

    • Mafindo
    • 1 media telah memverifikasi klaim ini

  • [SALAH] Video Korban Bergelimpangan Setelah Disuntik Vaksin Sinovac

    Sumber: Facebook
    Tanggal publish: 20/01/2021

    Berita

    Cek Fakta Liputan6.com mendapati klaim video korban bergelimpangan setelah disuntik vaksin Sinovac.

    Video korban bergelimpangan setelah disuntik vaksin Sinovac diunggah akun Facebook Yasril Aril, pada 19 Januari 2021.

    Unggahan tersebut berupa tautan video YouTube berjudul "BERITA TERBARU HARI INI ~ KOR.BAN BERGELIMPANGAN, RATUSAN WARGA TERKAPAR USAI DISUNTIK SINOVAC !!" yang diunggah akun YouTube CATATAN HITAM yang diunggah, pada pada 18 Januari 2021.

    Video tersebut menampilkan seseorang yang terlihat tidak sadarkan diri sedang digendong dari sebuah mobil niaga.

    Kemudian cuplikan berikutnya terlihat sejumlah orang sedang dalam perawatan dengan selang infus ditangannya.

    Video tersebut dinarasikan sebagai berikut:

    "Korban vaksin bergelimpangan ratusan warga terkapar.

    Beredar video warga pingsan usai divaksin Covid-19"

    Kemudian video tersebut dilanjutkan dengan wawancara pada seorang Anggota DPR Netty Prasetiyani.

    Berikut transkrip wawancara tersebut:

    "dan uji klinis belum selesai, kok tiba-tiba pemerintah memutuskan membeli vaksin jadi, vaksin jadi sinovac yang menurut referensi efektivitasnya belum teruji, kan begitu.

    Nah, kemudian menurut ITAGI tadi pak menteri sampaikan tadi akan diberikan prioritas kepada tenaga kesehatan frontliners bagaimana mungkin sebuah vaksin yang belum teruji efektivitasnya,efekesinya kebermanfaatannya diberikan kepada frontliners yang hari ini untuk mencetak satu tenaga kesehatan baik dokter maupun perawat butuh waktu butuh proses yang panjang"

    Kemudian muncul tayangan seorang yang terlihat tidak sadarkan diri dikeluarkan dari ambulans.

    Tayangan berikutnya, muncul cuplikan dua orang yang sedang diwawancara oleh pembawa acara stasiun televisi.

    Cuplikan video tersebut menampilkan seorang yang dipanggil Nidom menyebut vaksin menunjukkan motif ADE (Antibody-dependent-enchancement).

    Ratusan warga terkapar usai di suntik vaksin sinovac

    Ratusan warga terkapar usai di suntik sinovac

    Hasil Cek Fakta

    Cek Fakta Liputan6.com menelusuri klaim video korban bergelimpangan setelah disuntik vaksin Sinovac, dengan menangkap layar video menampilkan seseorang yang terlihat tidak sadarkan diri sedang digendong dari sebuah mobil niaga, untuk dijadikan bahan penelusuran menggunakan Yandex.

    Penelusuran mengarah pada video akun YouTube Alavoula Chanel berjudul "Waduh Usai Di Suntik Difteri ...Puluhan Santri Di Bawa Kerumah Sakit" yang dimuat, pada 11 Februari 2018.

    Video tersebut diberi keterangan sebagai berikut:

    "Puluhan Santri dibawah kerumah sakit setelah disuntik difteri"

    Video tersebut identik dengan tayangan klaim video korban bergelimpangan setelah disuntik vaksin Sinovac.

    Dalam video akun YouTube Alavoula Chanel terlihat ambulans bertuliskan "Dinas Kesehatan kabupaten Pamekasan" dan gedung bertuliskan "Puskesmas Kadur" dan dalam video menyebutkan sejumlah orang yang mendapat perawatan medis tersebut setelah divaksin difteri.

    Ambulans bertuliskan "Dinas Kesehatan Kabupaten Pamekasan" dan gedung bertuliskan "Puskesmas Kadur" dan santri setelah divaksin difteri, dijadikan kunci untuk melanjutkan penelusuran menggunakan Google Search dengan kata kunci "santri pamekasan disuntik vaksin difentri"

    Penelusuran mengarah pada akun YouTube CNNIndonesia berjudul "Puluhan Pelajar Pingsan Usai Imunisasi Difteri" yang dimuat pada 12 Februari 2018.

    Akun YouTube CNNIndonesia mengunggah video dengan suasanan yang identik dengan klaim video.

    Video tersebut diberi keterangan sebagai berikut:

    "Warga kecamatan kadur, kabupaten pamekasan, dihebohkan dengan kejadian puluhan pelajar yang tiba-tiba pingsan usai imunisasi difteri. Diduga, para pelajar pingsan akibat keracunan imunisasi difteri."

    Penelusuran kedua

    Penelusuran dilanjutkan dengan managkap layar tampilan video wawancara Anggota DPR Netty Prasetiyani, untuk dijadikan bahan penelusuran menggunakan Google Image.

    Penelusuran mengarah pada video akun YouTube detikTV berjudul "KENAPA VAKSIN..? : PKS MINTA MENTERI KESEHATAN MENJAWAB INI" yang diunggah pada, 4 Januari 2021.

    Akun YouTube detikTV mengunggah video yang identik dengan salah satu cuplikan tayangan klaim video korban bergelimpangan setelah disuntik vaksin Sinovac.

    Dalam unggahan video akun YouTube detikTV, Anggota Komisi IX DPR RI Netty Prasetiyani memberi tanggapan terkait keamanan Vaksin Sinovac yang telah sampai di Indonesia sebanyak 1,2 juta dosis.

    Berikut transkripnya:

    "Oleh karena itu saya secara pribadi meminta penjelasan dari pak menteri karena memang yang disebutkan dalam Perpres No. 90 Tahun 2020 kemudian juga diikuti juga dengan PMK No.28. Kemudian Kemenkes 98/60 itu semuanya menunjukan bahwa Kementerian Kesehatan dalam hal ini menteri Kesehatan adalah pihak yang menentukan pada saat memilih vaksin yang akan dibeli dikerjasamakan atau kemudian ditunjuk penunjukan langsung.

    kalau kemudian tiba-tiba muncul sinovac dalam bentuk vaksin jadi, ini sebetulnya membuat kita bingung ya, boro-boro masyarkat anggota dpr ri juga bingung sebetulnya.

    Kenapa karena rapat tanggal 31 Agustus menjelaskan strategi mendapatkan vaksin itu 2, satu mengembangkan vaksin merah putih yang kedua strategi diplomasi yang waktu itu disebutkanlah vaksin sinovac yang sedang dilakukan uji klinis tahap ketiga di Indonesia dan uji klinis itu belum selesai interimnya juga baru nanti awal 2021.

    kok tiba-tiba pemerintah memutuskan membeli vaksin jadi, vaksin jadi sinovac yang menurut referensi efektivitasnya belum teruji, kan begitu.

    Nah, kemudian menurut ITAGI tadi pak menteri sampaikan tadi akan diberikan prioritas kepada tenaga kesehatan frontliners.

    Bagaimana mungkin sebuah vaksin yang belum teruji efektivitasnya,efekesinya kebermanfaatannya diberikan kepada frontliners yang hari ini untuk mencetak satu tenaga kesehatan baik dokter maupun perawat butuh waktu butuh proses yang panjang".



    Penelusuran ketiga

    Penelusuran dilanjutkan pada cuplikan video tersebut menampilkan seorang yang dipanggil Nidom menyebut vaksin menunjukkan motif ADE (Antibody-dependent-enchancement).

    Penelusuran cuplikan video tersebut dilakukan dengan menangkap layar video, untuk dijadikan bahan penelusuran menggunakan Yandex dan Google Image. Namun, tidak ada situs yang mengarah pada video tersebut.

    Penelusuran dilanjutkan menggunakan Google Search dengan kata kunci 'Nidom vaksin'. Penelusuran mengarah pada artikel berjudul "Ilmuwan Bicara Vaksin Corona: Virus Bisa Lebih Ganas" yang dimuat situs kompas.tv pada 22 Oktober 20220.

    Situs kompas.tv memuat video yang identik dengan video klaim, video tersebut membahas tentang efek ADE (Antibody-dependent-enchancement) pada vaksin, video tersebut tidak membahas 23 orang meninggal setelah divaksin corona.

    Video tersebut diberi keterangan sebagai berikut:

    "JAKARTA, KOMPAS.TV - Ketua Tim Riset Corona dan Formulasi Vaksin dari Profesor Nidom Foundation (PNF) Chairul Anwar Nidom mengatakan 50% kegagalan dan keberhasilan pada sebuah uji klinis vaksin bisa terjadi ketika tidak ada referensi.

    Covid-19 menjadi salah satu virus yang baru dan tak ada referensi sebelumnya. Bahkan percobaan pembuatan vaksin untuk virus SARS yang sudah 12 tahun silam pun belum berhasil.

    “Saudara sepupunya Covid-19 ini yaitu SARS, belum berhasil dibuat vaksin. Padahal salah satu pembuat vaksin itu adalah salah satu produsen yang akan kita impor ini,” paparnya kepada KompasTV, Rabu (21/10/2020).

    Pre-klinis vaksin Covid-19 yang disuntikkan kepada monyet tidak menunjukkan efek ADE (Antibody-dependent-enchancement) sebagaimana ketika vaksin virus SARS disuntikkan terhadap monyet.

    Efek ADE, jelas Nidom, merupakan sebuah strategi dari virus untuk menghindari jebakan antibodi dari vaksin atau dari infeksi alam.

    Padahal secara virologi, virus SARS dan Covid-19 memiliki kedekatan sekitar 80 persen.

    “Itu pada waktu dilakukan uji pre klinis pada monyet, terjadi kerusakan yang parah pada paru-parunya. Itu diduga SARS mempunyai motif ADE,” jelasnya.

    Bahayanya, apabila efek ADE terjadi kepada manusia, virus tersebut akan lebih ganas.

    “Virus itu akan lebih ganas, karena dia masuk di dalam makrovag, bukan di dalam saluran pernapasan. Jadi kalau dia berkelit bisa masuk ke makrovag, maka dia infeksinya akan lebih parah tidak seperti yang infeksi saluran pernapasan,” lanjutnya.

    Infeksi saluran pernapasan bisa terlontar melalui droplet, namun jika melalui makrovag maka bisa merusak sistem imun seseorang.

    Kementerian Kesehatan memastikan proses imunisasi Covid-19 untuk tahap pertama akan dilakukan pada akhir November 2020.

    Kesimpulan

    Hasil penelusuran Cek Fakta Liputan6.com, klaim video korban bergelimpangan setelah disuntik vaksin Sinovac tidak benar.

    Faktanya, video yang diunggah akun Facebook Yasril Aril, merupakan peristiwa gangguan kesehatan yang dialami puluhan pelajar di Kabupaten Pamekasan, Jawa Timur usai disuntik vaksin difteri. Peristiwa itu terjadi pada Februari 2018 lalu, jauh sebelum pandemi virus corona Covid-19.

    Rujukan

    • Liputan 6
    • 1 media telah memverifikasi klaim ini

  • [SALAH] Instagram Ubah Algoritma Postingan Foto

    Sumber: Instagram
    Tanggal publish: 20/01/2021

    Berita

    Beredar kembali di media sosial postingan terkait Instagram yang mengubah algoritmanya. Postingan ini kembali ramai dibagikan pada pekan ini.

    Salah satu akun yang mempostingnya bernama @dekorumahyuk. Dia mempostingnya di Instagram pada 20 Januari 2021.

    Dalam postingannya terdapat tulisan sebagai berikut:

    "Pengumuman! Instagram kembali mengubah algoritmanya, sekarang hanya 10% followers yang bisa melihat postingan kami.

    Jika kamu melihat postingan ini, tolong like dan komen "ya" itu akan membantu kami dan kalian agar bisa melihat semua yang kami posting. Terimakasih"

    Hasil Cek Fakta

    Cek Fakta Liputan6.com menelusuri dengan mengunjungi akun Twitter resmi Instagram. Di sana terdapat penjelasan terkait hal tersebut pada postingan tanggal 23 Januari 2019.

    Dalam postingannya Instagram membantah telah mengubah algoritmanya seperti yang beredar viral saat ini.

    "Kami melihat ada banyak postingan terkait Instagram yang membatasi jangkauan foto hanya menjadi tujuh persen dari followers Anda. Kami dengan senang hati akan menjelaskannya," bunyi pernyataan Instagram di Twitter.

    "Apa yang muncul dalam feed pertama Anda tergantung dari postingan dan akun lain yang paling sering berinteraksi dengan Anda. Selain itu ada faktor kontribusi lain seperti ketepatan waktu postingan, seberapa sering Anda memakai Instagram, dan berapa orang yang Anda ikuti,"

    "Kami belum membuat perubahan apa pun pada rating feed, dan kami tidak pernah menyembunyikan posting dari orang yang Anda ikuti, Jika Anda terus scroll ke bawah, Anda akan melihat semuanya. Sekali lagi, feed Anda dipersonalisasi untuk Anda dan berkembang seiring waktu berdasarkan cara Anda menggunakan Instagram."

    Selain itu kami juga pernah menuliskan artikel serupa pada 9 Juni 2019 dengan judul "Postingan Foto Instagram Cuma Dilihat 10 Persen Follower Adalah Hoaks", berikut isi artikelnya:

    "Liputan6.com, Jakarta - Beberapa waktu lalu, pengguna Instagram sempat dihebohkan dengan kabar yang menyebut bahwa ada pembatasan cakupan unggahan. Maksudnya, unggahan seorang pengguna hanya dapat dilihat oleh sekitar 7 hingga 10 persen follower-nya.

    Kabar ini pun dengan cepat menyebar dan membuat heboh sejumlah pengguna. Menanggapi hal tersebut, pada Januari 2019, Instagram pun memastikan bahwa informasi tersebut adalah hoaks.

    Melalui akun Twitter resminya, Instagram mengaku pihaknya tidak melakukan perubahan dari algoritma feed yang ada saat ini. Media sosial milik Facebook itu juga memastikan mereka tidak pernah menyembunyikan unggahan dari akun yang di-follow pengguna.

    "Konten pertama di feed ditentukan oleh postingan atau akun yang paling sering berinteraksi dengan pengguna," tulis Instagram seperti dikutip dari akun Twitter-nya, Minggu (9/6/2019).

    Adapun beberapa faktor lain yang dapat mempengaruhi feed adalah jadwal unggahan pengguna, seberapa sering pengguna memakai Instagram, termasuk jumlah akun yang di-follow.

    "Jadi, apabila kamu terus menggulirkan layar, kamu dapat melihat seluruh unggahan dari akun yang di-follow. Sekali lagi, feed-mu dipersonalisasi khusus untukmu dan berkembang seiring waktu berdasarkan caramu memakai Instagram," tulis Instagram lebih lanjut.

    Sekadar informasi, Instagram sendiri memang tidak lagi menganut feed yang diurutkan secara kronologis. Media sosial ini mengikut jejak Facebook yang menampilkan feed berdasarkan interaksi pengguna.

    Jadi, algoritma feed Instagram didesain untuk mengerti dan menampilkan konten yang dirasa paling sesuai dengan pengguna. Karenanya, tidak tertutup kemungkinan, akun yang jarang berinteraksi dengan pengguna akan ditampilkan di urutan bawah."

    Kesimpulan

    Postingan yang menyebut Instagram mengubah algoritma di feed adalah tidak benar.

    Rujukan

    • Liputan 6
    • 1 media telah memverifikasi klaim ini

  • [SALAH] Foto Banjir di Kalimantan Selatan

    Sumber: twitter.com
    Tanggal publish: 20/01/2021

    Berita

    “foto banjir di Kalimantan Selatan. Semoga pemerintah terutama pak
    @jokowi
    bisa memperhatikan dan ikut membantu warga di Kalsel, Indonesia bukan hanya pulau Jawa, kalsel juga indonesia.

    semoga airnya cepat surut, dan semua selamat, aamiin

    KalselJugaIndonesia
    PrayforKalSel”

    Hasil Cek Fakta

    Beredar sebuah postingan dari akun Twitter @conggpocongg berupa beberapa foto bencana banjir yang diklaim adalah foto banjir di Kalimantan Selatan. Postingan ini disukai sebanyak 1,5 ribu kali, dikomentari sebanyak 15 kali, dan disebarkan kembali 534 kali.

    Setelah melakukan penelurusan, foto yang digunakan ternyata adalah foto banjir yang terjadi di Krai Krasnodar, Rusia pada bulan Juli 2012. Banjir tersebut telah menghancurkan hampir 13.000 rumah dan 171 orang meninggal, banjir tersebut terjadi setelah badai yang menghantam Krasnodar serta hujan deras selama 2 hari. Sementara, banjir yang terjadi di Kalimantan Selatan terdata per 14 Januari, sebanyak 67.842 orang dan 19.452 unit rumah terdampak banjir tersebut.

    Melihat dari penjelasan tersebut, foto banjir di Kalimantan Selatan adalah tidak benar sehingga termasuk dalam kategori Konten yang Salah/False Context.

    Kesimpulan

    Hasil Periksa Fakta Natalia Kristian (Anggota Komisariat MAFINDO Universitas Indonesia).

    Informasi yang salah. Faktanya, foto tersebut adalah banjir di Krai Krasnodar pada tahun 2012.

    Rujukan

    • Mafindo
    • 1 media telah memverifikasi klaim ini