Pada 10 Januari 2021, beberapa netizen Facebook mengunggah sebuah kabar dari Apple soal peringatan darurat di iPhone. Salah satu akun yang mengunggah klaim tersebut adalah Suzanne Marie.
Dalam klaim yang beredar di Facebook, disebutkan kalau Apple akan melakukan pelanggaran pada semua iPhone yang mematikan Sistem Siaran Darutat. Begini narasinya:
Breaking: Apple is going to do an update on all phones shutting off the Emergency Broadcast System. Turn your auto update toggle off."
Bila diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia menjadi:
"Breaking: Apple akan melakukan pembaruan pada semua ponsel yang mematikan Emergency Broadcast System. Matikan sakelar pembaruan otomatis Anda."
[SALAH] Apple Bakal Hapus Sistem Peringatan Darurat di iPhone
Sumber: FacebookTanggal publish: 18/01/2021
Berita
Hasil Cek Fakta
Untuk membuktikan klaim tersebut, Cek Fakta Liputan6.com mengunjungi situs resmi Apple. Di situs tersebut dijelaskan tentang Emergency Broadcast System. Begini penjelasannya:
"Emergency Alert System (EAS) adalah sistem peringatan publik nasional yang memungkinkan presiden untuk berbicara kepada rakyat Amerika dalam waktu 10 menit selama keadaan darurat nasional. Peringatan tersebut dikirim melalui penyiar, layanan audio digital satelit, penyedia satelit siaran langsung, televisi kabel, dan sistem kabel nirkabel."
Menurut situs webnya, baik iPhone dan Apple Watches menerima peringatan darurat, pemerintah, dan keselamatan publik. "Secara default, Peringatan Pemerintah diaktifkan untuk perangkat Anda," jelas situs web tersebut.
Namun tidak ditemukan dalam situs resmi kalau Apple akan menghapus peringatan darurat dalam pembaruan terbarunya. Pengguna iPhone, bagaimanapun, memiliki pilihan untuk mematikan peringatan ini jika mereka tidak ingin menerimanya.
Kemudian, Cek Fakta Liputan6.com menggunakan Google Search. Hasil penelusuran mengarahkan ke situs USA Today dalam artikel berjudul: "Fact check: Apple's latest iPhone update keeps Emergency Alert System active".
Dalam artikel yang dipublikasikan pada 15 Januari 2021 itu, dijelaskan, klaim tersebut beredar pada pekan ini. Klaim ini diunggah pertama kali oleh pengguna Facebook atas nama Prite Time Patriots di Facebook pada 11 Januari 2021.
Hasil penelusuran Google Search juga mengarahkan ke situs Snopes dalam artikel berjudul: "No, Apple Isn’t Shutting Off the Emergency Broadcast System".
Dijelaskan dalam artikel Snopes, klaim ini berasal dari Lin Wood, seorang pengacara dan sekutu Donald Trump. Lin Wood ini, menurut penjelasan Snopes, punya rekam jejak membuat pernyataan palsu dan menghasut.
Wood menjadi terkenal dengan membuat pernyataan publik yang menghasut dan salah. Dia adalah salah satu promotor paling vokal dari kampanye disinformasi Trump selama berbulan-bulan yang mengklaim secara keliru bahwa pemilihan presiden November 2020 dilanda penipuan, dan bahwa Trump, yang kalah, benar-benar menang. Wood juga memiliki kebiasaan membuat pernyataan yang sangat menghasut, seperti menyerukan eksekusi Wakil Presiden Mike Pence.
"Emergency Alert System (EAS) adalah sistem peringatan publik nasional yang memungkinkan presiden untuk berbicara kepada rakyat Amerika dalam waktu 10 menit selama keadaan darurat nasional. Peringatan tersebut dikirim melalui penyiar, layanan audio digital satelit, penyedia satelit siaran langsung, televisi kabel, dan sistem kabel nirkabel."
Menurut situs webnya, baik iPhone dan Apple Watches menerima peringatan darurat, pemerintah, dan keselamatan publik. "Secara default, Peringatan Pemerintah diaktifkan untuk perangkat Anda," jelas situs web tersebut.
Namun tidak ditemukan dalam situs resmi kalau Apple akan menghapus peringatan darurat dalam pembaruan terbarunya. Pengguna iPhone, bagaimanapun, memiliki pilihan untuk mematikan peringatan ini jika mereka tidak ingin menerimanya.
Kemudian, Cek Fakta Liputan6.com menggunakan Google Search. Hasil penelusuran mengarahkan ke situs USA Today dalam artikel berjudul: "Fact check: Apple's latest iPhone update keeps Emergency Alert System active".
Dalam artikel yang dipublikasikan pada 15 Januari 2021 itu, dijelaskan, klaim tersebut beredar pada pekan ini. Klaim ini diunggah pertama kali oleh pengguna Facebook atas nama Prite Time Patriots di Facebook pada 11 Januari 2021.
Hasil penelusuran Google Search juga mengarahkan ke situs Snopes dalam artikel berjudul: "No, Apple Isn’t Shutting Off the Emergency Broadcast System".
Dijelaskan dalam artikel Snopes, klaim ini berasal dari Lin Wood, seorang pengacara dan sekutu Donald Trump. Lin Wood ini, menurut penjelasan Snopes, punya rekam jejak membuat pernyataan palsu dan menghasut.
Wood menjadi terkenal dengan membuat pernyataan publik yang menghasut dan salah. Dia adalah salah satu promotor paling vokal dari kampanye disinformasi Trump selama berbulan-bulan yang mengklaim secara keliru bahwa pemilihan presiden November 2020 dilanda penipuan, dan bahwa Trump, yang kalah, benar-benar menang. Wood juga memiliki kebiasaan membuat pernyataan yang sangat menghasut, seperti menyerukan eksekusi Wakil Presiden Mike Pence.
Kesimpulan
Klaim dari Apple akan menghapus Emergency Broadcast System di iPhone merupakan informasi yang hoaks. Dari hasil penelusuran, klaim ini berasal dari Lin Wood, seorang pengacara dan sekutu Trump dengan rekam jejak membuat pernyataan palsu dan menghasut.
Rujukan
- https://www.usatoday.com/story/news/factcheck/2021/01/15/fact-check-apple-no-plans-shut-off-emergency-alert-system/4165630001/
- https://www.snopes.com/fact-check/apple-emergency-broadcast-system/
- https://support.apple.com/en-us/HT202743
- https://www.liputan6.com/cek-fakta/read/4459522/cek-fakta-hoaks-kabar-apple-bakal-hapus-sistem-peringatan-darurat-di-iphone
[SALAH] Video Seorang Pemuda Pingsan Setelah Divaksin di NTB
Sumber: FacebookTanggal publish: 18/01/2021
Berita
Cek Fakta Liputan6.com mendapati klaim video seorang pingsan setelah divaksin di NTB.
Video yang diklaim seorang pingsan setelah divaksin di NTB diunggah akun Facebook Jibril Tepi Barat, pada 17 Januari 2020.
Video tersebut menampilkan sorang diusap lengannya dengan benda menyerupai kapas seperti adegan hendak disuntik, kemudian setelah itu seorang tersebut kehilangan kesadaran.
Suasana video tersebut berada luar ruangan dihalaman sebuah gedung, terdapat tenda darurat yang bertuliskan "Menabung di Bank NTT"
Video tersebut diberi keterangan sebagai berikut:
"Kejadian Di NTB
Habis Di Suntik Vaksin
Simak Baik-Baik..👇"
Video yang diklaim seorang pingsan setelah divaksin di NTB diunggah akun Facebook Jibril Tepi Barat, pada 17 Januari 2020.
Video tersebut menampilkan sorang diusap lengannya dengan benda menyerupai kapas seperti adegan hendak disuntik, kemudian setelah itu seorang tersebut kehilangan kesadaran.
Suasana video tersebut berada luar ruangan dihalaman sebuah gedung, terdapat tenda darurat yang bertuliskan "Menabung di Bank NTT"
Video tersebut diberi keterangan sebagai berikut:
"Kejadian Di NTB
Habis Di Suntik Vaksin
Simak Baik-Baik..👇"
Hasil Cek Fakta
Cek Fakta Liputan6.com menelusuri klaim video seorang pingsan setelah divaksin di NTB, dengan menangkap layar video tersebut untuk dijadikan bahan penelusuran.
Penelusuran pun dilakukan dengan memanfaatkan perangkat Google Image dan Yandex, namun tidak ada situs yang memuat informasi tentang video tersebut.
Cek Fakta Liputan6.com pun melanjutkan penelusuran dengan meminta konfirmasi ke pihak Kementerian Kesehatan.
Juru Bicara Vaksinasi COVID-19 dari Kemenkes dr Siti Nadia Tarmizi mengatakan, perisitiwa dalam video tersebut terjadi di Nusa Tenggara Timur (NTT).
"Itu di NTT," kata Nadia saat berbicang dengan Liputan6.com.
Nadia mengungkapkan, peristiwa seorang pingsan dalam video tersebut merupakan simulasi saja, tidak ada penyuntikan vaksin pada orang tersebut.
"Itu simulasi ya," tuturnya.
Penelusuran pun dilakukan dengan memanfaatkan perangkat Google Image dan Yandex, namun tidak ada situs yang memuat informasi tentang video tersebut.
Cek Fakta Liputan6.com pun melanjutkan penelusuran dengan meminta konfirmasi ke pihak Kementerian Kesehatan.
Juru Bicara Vaksinasi COVID-19 dari Kemenkes dr Siti Nadia Tarmizi mengatakan, perisitiwa dalam video tersebut terjadi di Nusa Tenggara Timur (NTT).
"Itu di NTT," kata Nadia saat berbicang dengan Liputan6.com.
Nadia mengungkapkan, peristiwa seorang pingsan dalam video tersebut merupakan simulasi saja, tidak ada penyuntikan vaksin pada orang tersebut.
"Itu simulasi ya," tuturnya.
Kesimpulan
Hasil penelusuran Cek Fakta Liputan6.com, klaim video seorang pingsan setelah divaksin di NTB tidak benar.
Peristiwa tersebut terjadi di NTT dan hanya simulasi bukan penyuntikan vaksin sungguhan.
Peristiwa tersebut terjadi di NTT dan hanya simulasi bukan penyuntikan vaksin sungguhan.
Rujukan
[SALAH] Foto Garda Nasional yang Mengamankan Acara Pelantikan Joe Biden
Sumber: facebook.comTanggal publish: 18/01/2021
Berita
(diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia)
“Apakah ini Amerika?”
NARASI DALAM GAMBAR:
(diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia)
“Jika Anda membutuhkan 10.000 angkatan bersenjata untuk mengamankan acara pelantikan Anda dari rakyat
Mungkin Anda tidak dipilih oleh rakyat”
“Apakah ini Amerika?”
NARASI DALAM GAMBAR:
(diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia)
“Jika Anda membutuhkan 10.000 angkatan bersenjata untuk mengamankan acara pelantikan Anda dari rakyat
Mungkin Anda tidak dipilih oleh rakyat”
Hasil Cek Fakta
Pengguna Facebook RockIt News mengunggah sebuah foto (16/1) yang menunjukkan Garda Nasional Amerika Serikat tengah berbaris dengan peralatan lengkap. Dalam foto tersebut juga terdapat narasi yang menyatakan bahwa foto itu merupakan foto Garda Nasional yang bertugas mengamankan acara pelantikan Joe Biden yang akan dilaksanakan pada 21 Januari 2021 mendatang.
Berdasarkan hasil penelusuran, foto tersebut merupakan foto Garda Nasional yang tengah mengamankan monumen Memorial Lincoln saat aksi protes ‘Black Lives Matter’ pada 2 Juni 2020 yang lalu. Foto tersebut diambil oleh seorang fotografer untuk Getty Image, Win McNamee.
Informasi dengan topik serupa juga pernah dimuat dalam situs Politifact dengan judul artikel ‘Says A Photo Shows Armed Soldiers Protecting Joe Biden’s Inauguration’ dan mengkategorikannya sebagai ‘mostly false’.
Dengan demikian, narasi yang diunggah oleh pengguna Facebook RockIt News tersebut dapat dikategorikan sebagai Konteks yang Salah/False Context.
Berdasarkan hasil penelusuran, foto tersebut merupakan foto Garda Nasional yang tengah mengamankan monumen Memorial Lincoln saat aksi protes ‘Black Lives Matter’ pada 2 Juni 2020 yang lalu. Foto tersebut diambil oleh seorang fotografer untuk Getty Image, Win McNamee.
Informasi dengan topik serupa juga pernah dimuat dalam situs Politifact dengan judul artikel ‘Says A Photo Shows Armed Soldiers Protecting Joe Biden’s Inauguration’ dan mengkategorikannya sebagai ‘mostly false’.
Dengan demikian, narasi yang diunggah oleh pengguna Facebook RockIt News tersebut dapat dikategorikan sebagai Konteks yang Salah/False Context.
Kesimpulan
Hasil Periksa Fakta Khairunnisa Andini (Universitas Diponegoro).
Faktanya, foto tersebut merupakan foto Garda Nasional yang tengah mengamankan monumen Memorial Lincoln saat aksi protes ‘Black Lives Matter’ pada 2 Juni 2020 yang lalu.
Faktanya, foto tersebut merupakan foto Garda Nasional yang tengah mengamankan monumen Memorial Lincoln saat aksi protes ‘Black Lives Matter’ pada 2 Juni 2020 yang lalu.
Rujukan
[SALAH] Bantuan Pulsa Sebesar Rp200 Ribu untuk Guru, Dosen, dan Pelajar
Sumber: whatsapp.comTanggal publish: 17/01/2021
Berita
“http :// pulsa . kuotapremium . xyz/? Val=200RB
21:56:51
*RESMI
200RB Pulsa Untuk Dosen, Guru, Siswa, Mahasiswa”
Pulsa untuk dosen, guru, siswa
http://pulsa.kuotapremium.xyz/?val=200RB
05:28:57
RESMI
200RB Pulsa Untuk Dosen, Guru, Siswa, Mahasiswa
http://pulsa.kuotapremium.xyz/?val=200RB
08:41:47
RESMI
200RB Pulsa Untuk Dosen, Guru, Siswa, Mahasiswa
http://pulsa-belajar.teIkomsel.xyz/?p=200RB
15:42:11
Telkomsel
200RB Pulsa Untuk Dosen, Guru, Siswa, Mahasiswa
Kuota premium
Pulsa belajar di rumah
http://pulsa.kuotapremium.xyz/?val=200RB
04:54:03
RESMI
200RB Pulsa Untuk Dosen, Guru, Siswa, Mahasiswa
*Bantuan Pulsa 200RB dan kuota 75GB untuk dosen, guru, siswa, mahasiswa selama masa pandemi*
Bantuan pulsa 200 ribu
http://pulsa.kuotapremium.com/?v=75GB
KOMINFO
Bantuan Pulsa 200RB dan kuota 75GB untuk dosen, guru, siswa, mahasiswa selama masa pandemi
http://pulsa.kuotapremium.com/?v=75GB
KOMINFO
Bantuan Pulsa 200RB dan kuota 75GB untuk dosen, guru, siswa, mahasiswa selama masa pandemi
http://pulsa.kuotapremium.com/?v=75GB
http://pulsa.kuotapremium.com/?v=75GB
KOMINFO
Bantuan Pulsa 200RB dan kuota 75GB untuk dosen, guru, siswa, mahasiswa selama masa pandemi
Subsidi pulsa 200 ribu dan kuota
Bantuan pulsa dari KEMENDIGBUD
21:56:51
*RESMI
200RB Pulsa Untuk Dosen, Guru, Siswa, Mahasiswa”
Pulsa untuk dosen, guru, siswa
http://pulsa.kuotapremium.xyz/?val=200RB
05:28:57
RESMI
200RB Pulsa Untuk Dosen, Guru, Siswa, Mahasiswa
http://pulsa.kuotapremium.xyz/?val=200RB
08:41:47
RESMI
200RB Pulsa Untuk Dosen, Guru, Siswa, Mahasiswa
http://pulsa-belajar.teIkomsel.xyz/?p=200RB
15:42:11
Telkomsel
200RB Pulsa Untuk Dosen, Guru, Siswa, Mahasiswa
Kuota premium
Pulsa belajar di rumah
http://pulsa.kuotapremium.xyz/?val=200RB
04:54:03
RESMI
200RB Pulsa Untuk Dosen, Guru, Siswa, Mahasiswa
*Bantuan Pulsa 200RB dan kuota 75GB untuk dosen, guru, siswa, mahasiswa selama masa pandemi*
Bantuan pulsa 200 ribu
http://pulsa.kuotapremium.com/?v=75GB
KOMINFO
Bantuan Pulsa 200RB dan kuota 75GB untuk dosen, guru, siswa, mahasiswa selama masa pandemi
http://pulsa.kuotapremium.com/?v=75GB
KOMINFO
Bantuan Pulsa 200RB dan kuota 75GB untuk dosen, guru, siswa, mahasiswa selama masa pandemi
http://pulsa.kuotapremium.com/?v=75GB
http://pulsa.kuotapremium.com/?v=75GB
KOMINFO
Bantuan Pulsa 200RB dan kuota 75GB untuk dosen, guru, siswa, mahasiswa selama masa pandemi
Subsidi pulsa 200 ribu dan kuota
Bantuan pulsa dari KEMENDIGBUD
Hasil Cek Fakta
Beredar pesan berantai di WhatsApp mengenai bantuan pulsa sebesar Rp200 ribu untuk guru, dosen, serta pelajar. Dalam pesan tersebut juga disertakan sebuah tautan yang perlu dibuka untuk mengklaim bantuan pulsa tersebut.
Berdasarkan hasil penelusuran, Kemendikbud hanya memberikan bantuan pulsa dalam bentuk kuota internet, bukan pulsa seluler. Pemberian kuota internet disesuaikan dengan jenjang pendidikan, yaitu siswa PAUD mendapat bantuan pulsa sebesar 20 GB, pelajar tingkat dasar dan menengah sebesar 35 GB, guru tingkat dasar dan menengah sebesar 42 GB, serta dosen dan mahasiswa sebesar 50 GB. Bantuan tersebut hanya bisa diakses melalui http://kuota-belajar.kemdikbud.go.id/.
Dengan demikian, pesan berantai yang beredar di WhatsApp tersebut dapat dikategorikan sebagai Konten Palsu/Fabricated Content.
Berdasarkan hasil penelusuran, Kemendikbud hanya memberikan bantuan pulsa dalam bentuk kuota internet, bukan pulsa seluler. Pemberian kuota internet disesuaikan dengan jenjang pendidikan, yaitu siswa PAUD mendapat bantuan pulsa sebesar 20 GB, pelajar tingkat dasar dan menengah sebesar 35 GB, guru tingkat dasar dan menengah sebesar 42 GB, serta dosen dan mahasiswa sebesar 50 GB. Bantuan tersebut hanya bisa diakses melalui http://kuota-belajar.kemdikbud.go.id/.
Dengan demikian, pesan berantai yang beredar di WhatsApp tersebut dapat dikategorikan sebagai Konten Palsu/Fabricated Content.
Kesimpulan
Hasil Periksa Fakta Khairunnisa Andini (Universitas Diponegoro).
Faktanya, Kemendikbud hanya memberikan bantuan pulsa dalam bentuk kuota internet, bukan pulsa seluler. Pemberian kuota internet disesuaikan dengan jenjang pendidikan dan hanya dapat diakses melalui http://kuota-belajar.kemdikbud.go.id/.
Faktanya, Kemendikbud hanya memberikan bantuan pulsa dalam bentuk kuota internet, bukan pulsa seluler. Pemberian kuota internet disesuaikan dengan jenjang pendidikan dan hanya dapat diakses melalui http://kuota-belajar.kemdikbud.go.id/.
Rujukan
- https://www.medcom.id/telusur/cek-fakta/8N0jLgOk-cek-fakta-bantuan-pulsa-rp200-ribu-untuk-mahasiswa-siswa-dosen-dan-guru-ini-faktanya
- https://www.tribunnews.com/nasional/2021/01/05/kemendikbud-lanjutkan-subsidi-kuota-internet-untuk-pembelajaran-jarak-jauh-pada-2021
- https://teknologi.bisnis.com/read/20210107/101/1339821/subsidi-kuota-internet-gratis-bagi-pelajar-dilanjutkan-tahun-ini
Halaman: 5278/6775