“Selamat pagi lur… Dalem banget nih kalimatnya kayak sumur bor.
.
.
#warungsastra”
Narasi dalam gambar:
“Semua yang kita dengar adalah opini, bukan fakta. Semua yang kita lihat adalah perspektif, bukan kebenaran.”
[SALAH] Kutipan Marcus Aurelius tentang Opini dan Perspektif
Sumber: instagram.comTanggal publish: 05/10/2020
Berita
Hasil Cek Fakta
Akun Instagram Sastra Semua Bangsa (@warungsastra) mengunggah narasi yang disertai dengan foto kutipan dari Marcus Aurelius. Unggahan tersebut telah mendapat respon sebanyak 9.057 suka dan 37 komentar.
Berdasarkan hasil penelusuran, mengutip dari AAP FactCheck, dua akademisi Klasik mengatakan bahwa kutipan tersebut tidak ada dalam tulisan Marcus Aurelius mana pun yang diketahui. Dosen Kajian Klasik Universitas Nasional Australia Dr. Chris Bishop mengatakan, kutipan itu tidak dikatakan oleh Aurelius.
“Yang paling dekat (dengan kutipan tersebut) yang bisa saya pikirkan adalah akhir dari buku empat, bagian tiga dari Meditasinya di mana dia merenungkan hakikat keberadaan dan menyimpulkan: ‘Alam semesta adalah perubahan, dan hidup adalah opini’,” ungkapnya.
Profesor studi Filosofi dan Gender di University of Tasmania Australia Dirk Baltzly mengungkapkan bahwa kutipan tersebut tidak ada dalam “Meditasi” karya Marcus Aurelius. Kutipan tersebut juga tentunya akan ditolak oleh Marcus yang merupakan seorang filsuf Stoa.
“Jadi, jika Anda harus memiliki slogan atau filosofi stiker bemper yang akan disetujui Marcus Aurelius, itu mungkin:“ Jika Anda percaya terlalu banyak hal di internet, Anda hanya akan memiliki opini – bukan pengetahuan. Pelajari beberapa filosofi dan mulailah berpikir kritis!” tegasnya.
Sebagai tambahan, Marcus Aurelius adalah kaisar yang memerintah Roma dari tahun 161 hingga 180 Masehi. Ia juga seorang pendukung dan praktisi Stoisisme, sebuah filosofi yang menekankan pendekatan hidup yang rasional dan pragmatis. Ia telah menulis serangkaian 12 buku, yang akhirnya dikompilasi dan diberi judul “Meditasi”, di mana ia menguraikan filosofi Stois pribadinya.
Dengan demikian, unggahan akun Instagram Sastra Semua Bangsa (@warungsastra) dapat dikategorikan sebagai Konten yang Salah karena dua akademisi Klasik dari Australia mengatakan bahwa kutipan tersebut tidak ada dalam tulisan Marcus Aurelius mana pun yang diketahui.
Berdasarkan hasil penelusuran, mengutip dari AAP FactCheck, dua akademisi Klasik mengatakan bahwa kutipan tersebut tidak ada dalam tulisan Marcus Aurelius mana pun yang diketahui. Dosen Kajian Klasik Universitas Nasional Australia Dr. Chris Bishop mengatakan, kutipan itu tidak dikatakan oleh Aurelius.
“Yang paling dekat (dengan kutipan tersebut) yang bisa saya pikirkan adalah akhir dari buku empat, bagian tiga dari Meditasinya di mana dia merenungkan hakikat keberadaan dan menyimpulkan: ‘Alam semesta adalah perubahan, dan hidup adalah opini’,” ungkapnya.
Profesor studi Filosofi dan Gender di University of Tasmania Australia Dirk Baltzly mengungkapkan bahwa kutipan tersebut tidak ada dalam “Meditasi” karya Marcus Aurelius. Kutipan tersebut juga tentunya akan ditolak oleh Marcus yang merupakan seorang filsuf Stoa.
“Jadi, jika Anda harus memiliki slogan atau filosofi stiker bemper yang akan disetujui Marcus Aurelius, itu mungkin:“ Jika Anda percaya terlalu banyak hal di internet, Anda hanya akan memiliki opini – bukan pengetahuan. Pelajari beberapa filosofi dan mulailah berpikir kritis!” tegasnya.
Sebagai tambahan, Marcus Aurelius adalah kaisar yang memerintah Roma dari tahun 161 hingga 180 Masehi. Ia juga seorang pendukung dan praktisi Stoisisme, sebuah filosofi yang menekankan pendekatan hidup yang rasional dan pragmatis. Ia telah menulis serangkaian 12 buku, yang akhirnya dikompilasi dan diberi judul “Meditasi”, di mana ia menguraikan filosofi Stois pribadinya.
Dengan demikian, unggahan akun Instagram Sastra Semua Bangsa (@warungsastra) dapat dikategorikan sebagai Konten yang Salah karena dua akademisi Klasik dari Australia mengatakan bahwa kutipan tersebut tidak ada dalam tulisan Marcus Aurelius mana pun yang diketahui.
Kesimpulan
Hasil Periksa Fakta Renanda Dwina Putri (Anggota Komisariat MAFINDO Universitas Pendidikan Indonesia)
Narasi yang salah. Faktanya, dua akademisi Klasik dari Australia mengatakan bahwa kutipan tersebut tidak ada dalam tulisan Marcus Aurelius mana pun yang diketahui.
Narasi yang salah. Faktanya, dua akademisi Klasik dari Australia mengatakan bahwa kutipan tersebut tidak ada dalam tulisan Marcus Aurelius mana pun yang diketahui.
Rujukan
[SALAH] Anies Baswedan Terpapar COVID-19 dan Dilarikan ke RS Royal Sunter
Sumber: twitter.comTanggal publish: 05/10/2020
Berita
“Anies susul trump terpapar covid 19, kadrun stres berat !!Apakah ini laknat Allah swt ?!”
Hasil Cek Fakta
Pengguna Twitter MARQUEZ__93 mengunggah sebuah tautan berita (2/10) yang menunjukkan judul berita bahwa Anies Baswedan telah dilarikan ke rumah sakit. Akun tersebut juga menyertakan keterangan bahwa alasan Anies Baswedan dilarikan ke rumah sakit adalah karena beliau telah terpapar wabah mematikan. Informasi serupa juga diunggah oleh pengguna Facebook Wayan Suk dalam forum Tetap Jokowi (5/10), yang menyatakan bahwa Anies telah terpapar COVID-19.
Berdasarkan hasil penelusuran, kondisi Anies Baswedan saat ini adalah baik-baik saja dan tetap sehat. Kabar bahwa Anies tengah dirawat di rumah sakit juga sudah dibantah oleh Wakil Gubernur DKI Jakarta, Ahmad Riza Patria, serta Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta, M. Taufik. Selain itu, melalui akun Instagram pribadi miliknya, Anies Baswedan juga terlihat mengunggah beberapa kegiatannya.
Informasi dengan topik yang sama sebelumnya juga pernah dimuat dalam situs Jala Hoaks dengan judul “[Hoaks] – Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan Sakit dan Dilarikan ke Rumah Sakit Royal Sunter” dan mengkategorikannya sebagai hoaks.
Dengan demikian, informasi yang disebarluaskan oleh pengguna Twitter MARQUEZ__93 serta pengguna Facebook Wayan Suk tersebut dapat dikategorikan sebagai Konten yang Menyesatkan/Misleading Content.
Berdasarkan hasil penelusuran, kondisi Anies Baswedan saat ini adalah baik-baik saja dan tetap sehat. Kabar bahwa Anies tengah dirawat di rumah sakit juga sudah dibantah oleh Wakil Gubernur DKI Jakarta, Ahmad Riza Patria, serta Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta, M. Taufik. Selain itu, melalui akun Instagram pribadi miliknya, Anies Baswedan juga terlihat mengunggah beberapa kegiatannya.
Informasi dengan topik yang sama sebelumnya juga pernah dimuat dalam situs Jala Hoaks dengan judul “[Hoaks] – Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan Sakit dan Dilarikan ke Rumah Sakit Royal Sunter” dan mengkategorikannya sebagai hoaks.
Dengan demikian, informasi yang disebarluaskan oleh pengguna Twitter MARQUEZ__93 serta pengguna Facebook Wayan Suk tersebut dapat dikategorikan sebagai Konten yang Menyesatkan/Misleading Content.
Kesimpulan
Hasil Periksa Fakta Khairunnisa Andini (Universitas Diponegoro).
Informasi yang salah. Telah dikonfirmasi langsung oleh Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta, M. Taufik, serta Wakil Gubernur DKI Jakarta, Ahmad Riza Patria, kondisi Anies Baswedan saat ini baik-baik saja dan tetap sehat.
Informasi yang salah. Telah dikonfirmasi langsung oleh Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta, M. Taufik, serta Wakil Gubernur DKI Jakarta, Ahmad Riza Patria, kondisi Anies Baswedan saat ini baik-baik saja dan tetap sehat.
Rujukan
- https://data.jakarta.go.id/jalahoaks/detail/Hoaks-Gubernur-DKI-Jakarta-Anies-Baswedan-Sakit-dan-Dilarikan-ke-Rumah-Sakit-Royal-Sunter
- https://www.liputan6.com/news/read/4373461/wagub-pak-anies-sehat-tidak-benar-sedang-dirawat
- https://news.detik.com/berita/d-5199163/beredar-isu-anies-dilarikan-ke-rs-royal-sunter-dipastikan-hoax
- https://www.instagram.com/p/CF4182-J6mX/?igshid=zlsryhma6b2k
- https://www.instagram.com/p/CF4NfXsgra8/?igshid=f32ls3ulp9vt
- https://www.instagram.com/p/CF8xLhQgrH2/?igshid=1j5sezie6skh8
[SALAH] Surat Edaran MUI tentang Rapid Test bagi Para Tokoh Agama Islam
Sumber: Pesan BerantaiTanggal publish: 04/10/2020
Berita
MAJELIS ULAMA INDONESIA
Jalan Proklamasi No.51, Menteng,
Jakarta Pusat
Hal : Seruan Siaga 1
PEMBERITAHUAN
Assalamu a’laikum Warahmatulahi Wabarakatuh
Kami selaku Sekertaris Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat. Dengan ini menyerukan kepada seluruh MUI Propinsi, Kabupaten, dan Kota Agar berhati-hati dan Waspada dengan di adakannya Rapid Test Covid – 19 terhadap para Ulama, Kyai, dan Ustadz di seluruh Indonesia.
Kami serukan bahwa rencana Test Corona ini adalah modus operandi dari Pki atas perintah Negara Komunis China untuk menghabisi para tokoh agama Islam baik di Indonesia maupun di Negara muslim lain. Oleh karena itu kita akan tolak niat mereka yang kelihatan baik. Tapi di dalamnya ada misi yang sangat jahat dan licik!” […] (narasi dilanjutkan di bagian Catatan setelah Referensi)
Jalan Proklamasi No.51, Menteng,
Jakarta Pusat
Hal : Seruan Siaga 1
PEMBERITAHUAN
Assalamu a’laikum Warahmatulahi Wabarakatuh
Kami selaku Sekertaris Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat. Dengan ini menyerukan kepada seluruh MUI Propinsi, Kabupaten, dan Kota Agar berhati-hati dan Waspada dengan di adakannya Rapid Test Covid – 19 terhadap para Ulama, Kyai, dan Ustadz di seluruh Indonesia.
Kami serukan bahwa rencana Test Corona ini adalah modus operandi dari Pki atas perintah Negara Komunis China untuk menghabisi para tokoh agama Islam baik di Indonesia maupun di Negara muslim lain. Oleh karena itu kita akan tolak niat mereka yang kelihatan baik. Tapi di dalamnya ada misi yang sangat jahat dan licik!” […] (narasi dilanjutkan di bagian Catatan setelah Referensi)
Hasil Cek Fakta
Telah beredar pesan berantai berupa surat edaran yang mengatasnamakan MUI (Majelis Ulama Indonesia) tertanggal Jakarta, 03 April 2020 terkait pemberitahuan kewaspadaan rapid test Covid-19 bagi para Ulama, Kyai, dan Ustadz di seluruh Indonesia. Disebutkan juga bahwa rapid test ini adalah modus operandi dari PKI (Partai Komunis Indonesia) atas perintah Negara Komunis China untuk menghabiskan tokoh agama Islam di Indonesia dan negara lain.
Berdasarkan hasil penelusuran, informasi pada surat edaran tersebut tidak benar. Mengutip dari situs MUI, Komisi Informasi dan Komunikasi (Infokom) MUI mengkonfirmasi surat tersebut adalah pesan hoax dan tidak sesuai dengan Pedoman Penyelenggaraan Organisasi Majelis Ulama Indonesia (PO MUI) edisi Revisi 2018. Ketidaksesuaian tersebut berupa kepala surat, struktur surat, dan pengirim surat.
Mengutip dari portal Kompas, Wakil Sekretaris Jenderal Majelis Ulama Indonesia(MUI) Zaitun Rasmin mengimbau masyarakat untuk tidak mudah percaya dengan informasi yang simpang siur.
“Diharapkan masyarakat tidak mudah percaya dengan info atau isu atau berita-berita bombastis dan sensasional,” ujarnya.
Sebagai tambahan, informasi dengan topik serupa sebelumnya pernah dibahas oleh Turn Back Hoax dengan judul [SALAH] Surat “Seruan Siaga 1” Majelis Ulama Indonesia pada 25 Mei 2020.
Dengan demikian, surat yang beredar melalui pesan berantai tersebut dikategorikan sebagai Konten Palsu/Fabricated Content karena Komisi Informasi dan Komunikasi (Infokom) MUI mengkonfirmasi bahwa surat tersebut merupakan pesan hoax dan tidak sesuai dengan Pedoman Penyelenggaraan Organisasi Majelis Ulama Indonesia (PO MUI) edisi Revisi 2018.
Berdasarkan hasil penelusuran, informasi pada surat edaran tersebut tidak benar. Mengutip dari situs MUI, Komisi Informasi dan Komunikasi (Infokom) MUI mengkonfirmasi surat tersebut adalah pesan hoax dan tidak sesuai dengan Pedoman Penyelenggaraan Organisasi Majelis Ulama Indonesia (PO MUI) edisi Revisi 2018. Ketidaksesuaian tersebut berupa kepala surat, struktur surat, dan pengirim surat.
Mengutip dari portal Kompas, Wakil Sekretaris Jenderal Majelis Ulama Indonesia(MUI) Zaitun Rasmin mengimbau masyarakat untuk tidak mudah percaya dengan informasi yang simpang siur.
“Diharapkan masyarakat tidak mudah percaya dengan info atau isu atau berita-berita bombastis dan sensasional,” ujarnya.
Sebagai tambahan, informasi dengan topik serupa sebelumnya pernah dibahas oleh Turn Back Hoax dengan judul [SALAH] Surat “Seruan Siaga 1” Majelis Ulama Indonesia pada 25 Mei 2020.
Dengan demikian, surat yang beredar melalui pesan berantai tersebut dikategorikan sebagai Konten Palsu/Fabricated Content karena Komisi Informasi dan Komunikasi (Infokom) MUI mengkonfirmasi bahwa surat tersebut merupakan pesan hoax dan tidak sesuai dengan Pedoman Penyelenggaraan Organisasi Majelis Ulama Indonesia (PO MUI) edisi Revisi 2018.
Kesimpulan
Hasil Periksa Fakta Renanda Dwina Putri (Anggota Komisariat MAFINDO Universitas Pendidikan Indonesia)
Informasi yang salah. Faktanya, Komisi Informasi dan Komunikasi (Infokom) MUI mengkonfirmasi bahwa surat tersebut merupakan pesan hoax dan tidak sesuai dengan Pedoman Penyelenggaraan Organisasi Majelis Ulama Indonesia (PO MUI) edisi Revisi 2018.
Informasi yang salah. Faktanya, Komisi Informasi dan Komunikasi (Infokom) MUI mengkonfirmasi bahwa surat tersebut merupakan pesan hoax dan tidak sesuai dengan Pedoman Penyelenggaraan Organisasi Majelis Ulama Indonesia (PO MUI) edisi Revisi 2018.
Rujukan
“Anies Disebut Capres Terkuat 2024, FH: Orang Gak Bisa Kerja Kok Jadi Capres Terkuat Terasa Lucu dan Mau Muntah “Saya”, Tak Malu ?”
Sumber: facebook.comTanggal publish: 04/10/2020
Berita
“Anies Disebut Capres Terkuat 2024, FH: Orang Gak Bisa Kerja Kok Jadi Capres Terkuat Terasa Lucu dan Mau Muntah “Saya”, Tak Malu ?”
Hasil Cek Fakta
Akun Facebook Wira mengunggah gambar dengan judul “Anies Disebut Capres Terkuat 2024, FH: Orang Gak Bisa Kerja Kok Jadi Capres Terkuat Terasa Lucu dan Mau Muntah “Saya”, Tak Malu ?” di grup Joko-Way? pada tanggal 03 Oktober 2020.
Berdasarkan hasil penelusuran, diketahui bahwa gambar tersebut merupakan hasil suntingan/editan dari salah satu artikel netralnews.com yang berjudul “Anies Disebut Capres Terkuat 2024, FH: Orang Gak Bisa Kerja Kok Jadi Capres Terkuat” yang tayang pada Sabtu, 03 Oktober 2020.
Dengan demikian, gambar tersebut termasuk dalam konten yang dimanipulasi, karena telah dilakukan penyuntingan di bagian judul artikel.
Berdasarkan hasil penelusuran, diketahui bahwa gambar tersebut merupakan hasil suntingan/editan dari salah satu artikel netralnews.com yang berjudul “Anies Disebut Capres Terkuat 2024, FH: Orang Gak Bisa Kerja Kok Jadi Capres Terkuat” yang tayang pada Sabtu, 03 Oktober 2020.
Dengan demikian, gambar tersebut termasuk dalam konten yang dimanipulasi, karena telah dilakukan penyuntingan di bagian judul artikel.
Kesimpulan
Hasil Periksa Fakta Konaah (Anggota Komisariat MAFINDO Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta).
Gambar tersebut merupakan hasil suntingan/editan dari salah satu artikel netralnews.com yang berjudul “Anies Disebut Capres Terkuat 2024, FH: Orang Gak Bisa Kerja Kok Jadi Capres Terkuat” yang tayang pada Sabtu, 03 Oktober 2020.
Gambar tersebut merupakan hasil suntingan/editan dari salah satu artikel netralnews.com yang berjudul “Anies Disebut Capres Terkuat 2024, FH: Orang Gak Bisa Kerja Kok Jadi Capres Terkuat” yang tayang pada Sabtu, 03 Oktober 2020.
Rujukan
Halaman: 5393/6664