Akun Facebook Ferry Ansyah mengunggah gambar Gubernur DKI Anies Baswedan dengan narasi judul “Perpanjang PSBB Ketat, Elektabilitas Anies Makin Anjlok Gabener Andalan Kadrun Mangkin Ngawur Aja.”
Berikut kutipan narasinya:
“Perpanjang PSBB Ketat, Elektabilitas Anies Makin Anjlok Gabener Andalan Kadrun Mangkin Ngawur Aja
“Saya Gabener Kadrun””
[SALAH] “Perpanjang PSBB Ketat, Elektabilitas Anies Makin Anjlok Gabener Andalan Kadrun Mangkin Ngawur Aja”
Sumber: facebook.comTanggal publish: 29/09/2020
Berita
Hasil Cek Fakta
Berdasarkan hasil penelusuran, diketahui bahwa gambar tersebut hasil suntingan dari artikel akurat.co versi mobile berjudul “Perpanjang PSBB Ketat, Elektabilitas Anies Makin Anjlok” yang tayang pada 28 September 2020.
Oleh sebab itu, konten tersebut masuk ke dalam kategori Manipulated Content atau Konten yang Dimanipulasi.
Oleh sebab itu, konten tersebut masuk ke dalam kategori Manipulated Content atau Konten yang Dimanipulasi.
Kesimpulan
Gambar hasil suntingan dari artikel akurat.co versi mobile berjudul “Perpanjang PSBB Ketat, Elektabilitas Anies Makin Anjlok” yang tayang pada 28 September 2020.
Rujukan
- https://web.facebook.com/groups/fafhh/permalink/1300715323594333/
- https://turnbackhoax.id/2020/09/29/salah-perpanjang-psbb-ketat-elektabilitas-anies-makin-anjlok-gabener-andalan-kadrun-mangkin-ngawur-aja/
- https://akurat.co/news/id-1217111-read-perpanjang-psbb-ketat-elektabilitas-anies-makin-anjlok
- https://m.akurat.co/id-1217111-read-perpanjang-psbb-ketat-elektabilitas-anies-makin-anjlok
[SALAH] Dua Orang Pria Meninggal Dunia Akibat Kekerasan Polisi Saat Aksi Protes Anti-Vaksin dan Anti-Masker di London
Sumber: facebook.comTanggal publish: 28/09/2020
Berita
“Reports of two deaths at Saturday anti-fascism rally, unconfirmed. 2 men were beaten unconscious by the fascist police.”
Dapat diartikan menjadi:
“Laporan soal dua kasus korban meninggal dunia saat aksi protes anti-fasisme hari Sabtu yang lalu, belum dikonfirmasi. 2 orang pria dipukuli hingga tidak sadarkan diri oleh polisi fasis.”
Dapat diartikan menjadi:
“Laporan soal dua kasus korban meninggal dunia saat aksi protes anti-fasisme hari Sabtu yang lalu, belum dikonfirmasi. 2 orang pria dipukuli hingga tidak sadarkan diri oleh polisi fasis.”
Hasil Cek Fakta
Pengguna Facebook Vanessa Beeley mengunggah sebuah video dan dua buah foto (20/9) disertai dengan caption yang menyatakan bahwa ada dua kasus korban meninggal dunia dalam aksi protes anti-vaksin dan anti-masker yang berlangsung di Trafalgar Square, London, 19 September 2020 waktu setempat. Pada kedua foto yang diunggah, terlihat beberapa orang polisi tengah mengerubungi seorang pria dengan pakaian berwarna biru yang tengah ditangkap dan tengkurap di jalan.
Berdasarkan hasil penelusuran, kedua foto yang diunggah oleh Vanessa Beeley merupakan foto dari satu orang yang sama, namun diambil dari sudut yang berbeda. Selain itu, terdapat video yang berasal dari sumber lain yang menunjukkan bahwa pria yang ditangkap sempat terlibat adu mulut dengan beberapa orang polisi sebelum akhirnya ditangkap.
Dalam video tersebut dapat dilihat bahwa tidak ada pukulan yang dilayangkan oleh polisi kepada pria tersebut. Pihak Kepolisian London melalui akun Twitter resmi dan situs web resminya juga menyatakan bahwa tidak ada kasus korban meninggal dunia yang terjadi dalam aksi protes tersebut.
Informasi dengan topik yang sama sebelumnya juga pernah dimuat dalam situs Reuters dengan judul “Fact check: Two Men Were Not Beaten to Death by Police at a London Anti-Vaccine and Coronavirus Protest” dan mengkategorikannya sebagai false.
Dengan demikian, foto yang disebarluaskan oleh pengguna Facebook Vanessa Beeley tersebut dapat dikategorikan sebagai Konten yang Salah/False Content, karena menurut laporan resmi dari Kepolisian London, tidak ada kasus korban meninggal dunia yang terjadi dalam aksi protes anti-vaksi dan anti-masker di Trafalgar Square, London.
Berdasarkan hasil penelusuran, kedua foto yang diunggah oleh Vanessa Beeley merupakan foto dari satu orang yang sama, namun diambil dari sudut yang berbeda. Selain itu, terdapat video yang berasal dari sumber lain yang menunjukkan bahwa pria yang ditangkap sempat terlibat adu mulut dengan beberapa orang polisi sebelum akhirnya ditangkap.
Dalam video tersebut dapat dilihat bahwa tidak ada pukulan yang dilayangkan oleh polisi kepada pria tersebut. Pihak Kepolisian London melalui akun Twitter resmi dan situs web resminya juga menyatakan bahwa tidak ada kasus korban meninggal dunia yang terjadi dalam aksi protes tersebut.
Informasi dengan topik yang sama sebelumnya juga pernah dimuat dalam situs Reuters dengan judul “Fact check: Two Men Were Not Beaten to Death by Police at a London Anti-Vaccine and Coronavirus Protest” dan mengkategorikannya sebagai false.
Dengan demikian, foto yang disebarluaskan oleh pengguna Facebook Vanessa Beeley tersebut dapat dikategorikan sebagai Konten yang Salah/False Content, karena menurut laporan resmi dari Kepolisian London, tidak ada kasus korban meninggal dunia yang terjadi dalam aksi protes anti-vaksi dan anti-masker di Trafalgar Square, London.
Kesimpulan
Hasil Periksa Fakta Khairunnisa Andini (Universitas Diponegoro).
Informasi yang salah. Faktanya, tidak ada korban meninggal dari aksi protes yang terjadi. Dua foto yang menunjukkan dua pria ditangkap oleh polisi merupakan foto dari satu orang yang sama, namun diambil dari sudut yang berbeda.
Informasi yang salah. Faktanya, tidak ada korban meninggal dari aksi protes yang terjadi. Dua foto yang menunjukkan dua pria ditangkap oleh polisi merupakan foto dari satu orang yang sama, namun diambil dari sudut yang berbeda.
Rujukan
- https://www.reuters.com/article/uk-factcheck-protest/fact-check-two-men-were-not-beaten-to-death-by-police-at-a-london-anti-vaccine-and-coronavirus-protest-idUSKCN26G15B
- https://www.facebook.com/radoslawkaliszuk/videos/1772828922872202
- https://twitter.com/MetPoliceEvents/status/1307638595868594176
- http://news.met.police.uk/news/statement-protest-in-trafalgar-square-410977
[SALAH] “Pembuatan group WhatsApp ‘INFO WILAYAH PENULARAN COVID-19’ dan pembagian VAKSIN”
Sumber: whatsapp.comTanggal publish: 28/09/2020
Berita
Sebuah pesan berisi ajakan undangan masuk grup Whatsapp untuk mendapatkan informasi terkait wilayah pemularan Covid-19 dan pembagian vaksin Covid-19 beredar di aplikasi berbagi pesan Whatsapp.
Adapun narasi lengkap pesan yang beredar tersebut adalah sebagai berikut:
“Ini mau buat group Whatsapp “INFO WILAYAH PENULARAN COVID-19” dan pembagian VAKSIN bagi yg terjangkit COVID kami akan berikan obat nya. Kode verifikasi akan dikirim ke nomor WhatsApp calon anggota demi keamanan group. Nanti ada SMS masuk di nomor nya yang berisi kode verifikasi keamanan langsung infokan kodenya kesini”
Adapun narasi lengkap pesan yang beredar tersebut adalah sebagai berikut:
“Ini mau buat group Whatsapp “INFO WILAYAH PENULARAN COVID-19” dan pembagian VAKSIN bagi yg terjangkit COVID kami akan berikan obat nya. Kode verifikasi akan dikirim ke nomor WhatsApp calon anggota demi keamanan group. Nanti ada SMS masuk di nomor nya yang berisi kode verifikasi keamanan langsung infokan kodenya kesini”
Hasil Cek Fakta
Berdasarkan hasil penelusuran, klaim adanya ajakan undangan masuk grup Whatsapp untuk mendapatkan informasi terkait wilayah pemularan Covid-19 dan pembagian vaksin Covid-19 melalui aplikasi berbagi pesan Whatsapp adalah klaim yang salah.
Faktanya, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan bahwa pesan tersebut hoaks alias tidak benar. Menurut Direktur Pengembangan Strategi Penanggulangan Bencana BNPB, Agus Wibowo, pesan tersebut terindikasi pada aktivitas penipuan.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melalui akun Twitter menanggapi informasi yang beredar tersebut. BNPB menyatakan informasi tersebut bukan dari BNPB dan mengimbau agar masyarakat waspada.
“Halo, terima kasih atas laporannya dan mimin informasikan bahwa informasi tersebut bukan dari BNPB. Mohon tetap waspada terhadap informasi yang tidak dapat dipertanggungjawabkan. Ikuti & pantau informasi resmi hanya melalui media sosial dan laman resmi K/L terkait, Terima kasih.” tulis akun @BNPB_Indonesia pada Senin, (21/9/2020)
Sementara itu, Direktur Pengembangan Strategi Penanggulangan Bencana BNPB, Agus Wibowo saat dikonfirmasi Kompas.com, Kamis (24/9/2020), juga menyatakan informasi itu tidak benar. Menurut Agus, pesan tersebut terindikasi pada aktivitas penipuan.
“Tidak ada (informasi semcam itu dari pemerintah. Masukin member ke WA grup setahu saya tidak perlusecurity code. Biasanya yang minta security code itu kemungkinan penipuan. WA kita bisa dibajak,” ujar Agus.
Senada dengan Agus, Direktur Jenderal P2P Kemenkes Achmad Yurianto juga mengimbau agar masyarakat mengikuti informasi resmi pemerintah.
“Ikuti berita resmi pemerintah,” kata Yuri, saat dihubungi Kompas.com secara terpisah, Selasa (22/9/2020)
Faktanya, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan bahwa pesan tersebut hoaks alias tidak benar. Menurut Direktur Pengembangan Strategi Penanggulangan Bencana BNPB, Agus Wibowo, pesan tersebut terindikasi pada aktivitas penipuan.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melalui akun Twitter menanggapi informasi yang beredar tersebut. BNPB menyatakan informasi tersebut bukan dari BNPB dan mengimbau agar masyarakat waspada.
“Halo, terima kasih atas laporannya dan mimin informasikan bahwa informasi tersebut bukan dari BNPB. Mohon tetap waspada terhadap informasi yang tidak dapat dipertanggungjawabkan. Ikuti & pantau informasi resmi hanya melalui media sosial dan laman resmi K/L terkait, Terima kasih.” tulis akun @BNPB_Indonesia pada Senin, (21/9/2020)
Sementara itu, Direktur Pengembangan Strategi Penanggulangan Bencana BNPB, Agus Wibowo saat dikonfirmasi Kompas.com, Kamis (24/9/2020), juga menyatakan informasi itu tidak benar. Menurut Agus, pesan tersebut terindikasi pada aktivitas penipuan.
“Tidak ada (informasi semcam itu dari pemerintah. Masukin member ke WA grup setahu saya tidak perlusecurity code. Biasanya yang minta security code itu kemungkinan penipuan. WA kita bisa dibajak,” ujar Agus.
Senada dengan Agus, Direktur Jenderal P2P Kemenkes Achmad Yurianto juga mengimbau agar masyarakat mengikuti informasi resmi pemerintah.
“Ikuti berita resmi pemerintah,” kata Yuri, saat dihubungi Kompas.com secara terpisah, Selasa (22/9/2020)
Kesimpulan
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan bahwa pesan tersebut hoaks alias tidak benar. Menurut Direktur Pengembangan Strategi Penanggulangan Bencana BNPB, Agus Wibowo, pesan tersebut terindikasi pada aktivitas penipuan.
Rujukan
[SALAH] Imbauan DJP Pati Perihal Pembayaran Pajak Virtual ke Rekening Pribadi
Sumber: whatsapp.comTanggal publish: 28/09/2020
Berita
Kami dari Direktorat Jendral Pajak (DJP) Kabupaten Pati menghimbau untuk segera melakukan pembayaran melalui Virtual Account Transfer agar menghindari denda telat bayar.
Dimohon segera Transfer sebelum jam 12.00 WIB
Apabila anda menggunakan:
Rekening BNI
No. Virtual Account : 9880080099874982
Atasnama : LENTE RIBOK
Rekening Madiri
No. Virtual Account : 13191219625
Atasnama : JEMIMAH SIGIRO
Dimohon untuk transfer sebelum jam 12.00 WIB. Terimakasih.
Hormat kami,
Direktorat Jenderal Pajak
Dimohon segera Transfer sebelum jam 12.00 WIB
Apabila anda menggunakan:
Rekening BNI
No. Virtual Account : 9880080099874982
Atasnama : LENTE RIBOK
Rekening Madiri
No. Virtual Account : 13191219625
Atasnama : JEMIMAH SIGIRO
Dimohon untuk transfer sebelum jam 12.00 WIB. Terimakasih.
Hormat kami,
Direktorat Jenderal Pajak
Hasil Cek Fakta
Beredar sebuah imbauan melalui pesan berantai Whatsapp oleh Direktorat Jenderal Pajak (DJP) kabupaten Pati perihal pembayaran pajak melalui virtual account atau nomor identifikasi pelanggan. Menurut narasi yang beredar, untuk masyarakat yang ingin melakukan pembayaran pajak bisa mentransfer uang ke nomor rekening yang sudah dicantumkan.
Menanggapi pesan tersebut, pihak DJP kabupaten Pati pun langsung angkat bicara. Melansir dari media sosial Instagram @pajakpati, dinyatakan bahwa pihak DJP kabupaten Pati tidak pernah mengeluarkan imbauan seperti yang tengah beredar.
Berikut klarifikasi lengkap oleh DJP kabupaten Pati:
Waspada terhadap penipuan yang mengatasnamakan Direktorat Jenderal Pajak.
Pembayaran pajak langsung masuk ke kas negara melalui ATM, internet banking, mesin EDC, mobile banking atau loket Bank/Pos persepsi, bukan melalui rekening personal.
Jika #KawanPajak mendapat pesan seperti ini silahkan menghubungi kring pajak di 1500200 atau KPP #KawanPajak terdaftar.
#PajakKitaUntukKita
===
Menanggapi pesan tersebut, pihak DJP kabupaten Pati pun langsung angkat bicara. Melansir dari media sosial Instagram @pajakpati, dinyatakan bahwa pihak DJP kabupaten Pati tidak pernah mengeluarkan imbauan seperti yang tengah beredar.
Berikut klarifikasi lengkap oleh DJP kabupaten Pati:
Waspada terhadap penipuan yang mengatasnamakan Direktorat Jenderal Pajak.
Pembayaran pajak langsung masuk ke kas negara melalui ATM, internet banking, mesin EDC, mobile banking atau loket Bank/Pos persepsi, bukan melalui rekening personal.
Jika #KawanPajak mendapat pesan seperti ini silahkan menghubungi kring pajak di 1500200 atau KPP #KawanPajak terdaftar.
#PajakKitaUntukKita
===
Kesimpulan
Informasi palsu. Direktorat Jendral Pajak (DJP) kabupaten Pati menegaskan pesan tersebut adalah hoaks. Masyarakat pun diimbau waspada, terhadap segala bentuk pesan yang mengatasnamakan DJP kabupaten Pati.
Rujukan
Halaman: 5424/6675