[SALAH] Enam Penumpang Kapal di Pelabuhan Samudera Terduga Positif Corona
Sumber: whatsapp.comTanggal publish: 02/04/2020
Berita
“Info sementara pelabuhan samudera, kapal dari sulawesi, 6 orang yang terduga positif corona dan seluruh penumpang diamankan dan langsung disterilisasi. BAHAYA, sebagian penumpang ada yang sudah turun. #BUKANHOAX”
Hasil Cek Fakta
Warga sekitar Pelabuhan Samudera dibuat heboh dengan unggahan seorang pemuda, yang menyebut bahwa terdapat enam orang penumpang kapal yang turus di pelabuhan dengan status terduga positif virus corona atau Covid-19. Informasi tersebut diunggah melalui status Whatsapp milik seorang pemuda, yang belakangan diketahui merupakan warga Batulicin.
Dalam unggahan miliknya, disebutkan bahwa enam penumpang yang terduga positif corona telah diamankan dan langsung disterilisasi. Agar lebih meyakinkan pembaca, pembuat pesan juga menambahkan tagar bukan hoaks di bagian akhir kalimat yang diunggahnya tersebut.
Namun pasca dilakukan penelusuran lebih lanjut, belakangan diketahui bahwa narasi yang diunggah oleh pemuda tersebut adalah tidak benar alias hoaks. Melansir dari prokal.co, Kasatrekrim Polres Tandu, Iptu M Andi Iqbal menjelaskan bahwa pemuda tersebut meminta maaf atas unggahan status miliknya yang meresahkan warga.
“Dia datang sendiri ke Polres Tandu untuk memenuhi panggilan kami. Ia mengaku salah dan menyampaikan permohonan maaf,” jelas Iptu Andi.
Dalam permohonan maafnya, pemuda tersebut meminta maaf dan mengaku menyesal atas perbuatan yang ia lakukan.
“Apa yang saya tulis itu tidak benar, karena itu saya menyampaikan permohonan maaf yang sebesar-besarnya karena telah menyebarkan berita yang tidak benar,” pungkasnya.
Dalam unggahan miliknya, disebutkan bahwa enam penumpang yang terduga positif corona telah diamankan dan langsung disterilisasi. Agar lebih meyakinkan pembaca, pembuat pesan juga menambahkan tagar bukan hoaks di bagian akhir kalimat yang diunggahnya tersebut.
Namun pasca dilakukan penelusuran lebih lanjut, belakangan diketahui bahwa narasi yang diunggah oleh pemuda tersebut adalah tidak benar alias hoaks. Melansir dari prokal.co, Kasatrekrim Polres Tandu, Iptu M Andi Iqbal menjelaskan bahwa pemuda tersebut meminta maaf atas unggahan status miliknya yang meresahkan warga.
“Dia datang sendiri ke Polres Tandu untuk memenuhi panggilan kami. Ia mengaku salah dan menyampaikan permohonan maaf,” jelas Iptu Andi.
Dalam permohonan maafnya, pemuda tersebut meminta maaf dan mengaku menyesal atas perbuatan yang ia lakukan.
“Apa yang saya tulis itu tidak benar, karena itu saya menyampaikan permohonan maaf yang sebesar-besarnya karena telah menyebarkan berita yang tidak benar,” pungkasnya.
Kesimpulan
Seorang pemuda berhasil diamankan oleh pihak kepolisian setelah mengunggah status dengan narasi yang tidak sesuai dengan fakta. Dalam status yang diunggahnya, pemuda tersebut menyatakan bahwa terdapat enam orang terduga positif virus corona atau Covid-19 di Pelabuhan Samudera Batulicin. Akibat unggahan miliknya yang tidak sesuai dengan fakta, pemuda yang diamankan pihak kepolisian pun meminta maaf kepada publik.
Rujukan
[SALAH] “Ternyata virus corona dapat diobati dengan cara berendam di AIR LAUT”
Sumber: whatsapp.comTanggal publish: 02/04/2020
Berita
Beredar pesan di aplikasi percakapan Whatsapp yang berisi testimoni dari seseorang yang mengklaim berhasil sembuh dari COVID-19 setelah berendam air laut.
Berikut kutipan pesan tersebut :
“Ternyata virus corona dapat diobati dengan cara berendam di “AIR LAUT”….!!
saya merasa saya kuat saya bisa.tdk ada satupun tempat yg mau menerima saya
dan pada ahirnya saya pergi ke tepi laut.setiap siang saya berendam dan berjemur ditepi laut selama seminggu berturut turut dengan wktu dua jam perhari
Alhamdulillah batuk saya hilang nafas saya seperti biasa nya.
kepala saya pun kembali enteng suhu tubuh saya normal.
Saya cekup ke RS Rawat inap pasien covid 19.
Alhamdlllh saya ternyata saya dinyatakan negatif cofid 19.
padahal sblmya saya dinyatakan positif covid 19.”
Petunjuk dari dr erlina burhan
Berikut kutipan pesan tersebut :
“Ternyata virus corona dapat diobati dengan cara berendam di “AIR LAUT”….!!
saya merasa saya kuat saya bisa.tdk ada satupun tempat yg mau menerima saya
dan pada ahirnya saya pergi ke tepi laut.setiap siang saya berendam dan berjemur ditepi laut selama seminggu berturut turut dengan wktu dua jam perhari
Alhamdulillah batuk saya hilang nafas saya seperti biasa nya.
kepala saya pun kembali enteng suhu tubuh saya normal.
Saya cekup ke RS Rawat inap pasien covid 19.
Alhamdlllh saya ternyata saya dinyatakan negatif cofid 19.
padahal sblmya saya dinyatakan positif covid 19.”
Petunjuk dari dr erlina burhan
Hasil Cek Fakta
Berdasarkan hasil penelusuran Tim Cek Fakta Tempo, klaim berendam di laut bisa menyembuhkan COVID-19 adalah klaim yang salah.
Tim CekFakta Tempo menghubungi dokter spesialis paru konsultan Rumah Sakit Umum Pusat Persahabatan Jakarta, Erlina Burhan, pada Rabu sore, 1 April 2020. Dia menuturkan bahwa klaim “berendam di laut bisa mengobati infeksi virus Corona Covid-19” tidak benar.
Menurut Erlina, mustahil Covid-19 bisa disembuhkan hanya dengan berendam di laut. Pasalnya, virus Corona tidak menyerang permukaan tubuh seperti kulit, melainkan menyerang sel-sel di dalam tubuh setelah virus tersebut masuk ke mata, mulut, atau hidung lewat tetesan atau droplet orang yang mengidap Covid-19.
Virus yang berada dalam tetesan itu kemudian bergerak ke bagian belakang hidung dan selaput lendir di belakang tenggorokan, lalu menempel pada reseptor tertentu dalam sel. Paku-paku dalam virus itu kemudian mengait ke membran sel sehingga memungkinkan materi genetik virus memasuki sel manusia.
“Materi genetik virus itu melanjutkan membajak metabolisme sel manusia, melipatgandakan dan membuat virus baru,” kata William Schaffner, spesialis penyakit menular Vanderbilt University Medical Center di Nashville, Amerika Serikat, seperti dikutip dari The New York Times.
Wakil Kepala Bidang Penelitian Fundamental Lembaga Biologi Molekular (LBM) Eijkman Institute, Herawati Sudoyo, juga memaparkan hal serupa. “Saya kira tidak ada landasan ilmiah bahwa kadar garam tertentu yang bersentuhan dengan kulit itu ‘mematikan virus’,” ujar Hera saat dihubungi pada 1 April 2020.
Menurut Hera, penyakit yang disebabkan oleh virus, termasuk Covid-19, hanya bisa disembuhkan dengan kombinasi obat-obatan, termasuk antivirus, yang berfungsi untuk memutus atau menghambat replikasi virus dalam sel tubuh manusia. “Saat ini, ada beberapa studi multicenter untuk mencari obat yang efektif,” katanya.
Berendam di laut pun tidak tercantum dalam rekomendasi pencegahan Covid-19 oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Menurut WHO, cara yang paling efektif untuk melindungi diri dari Covid-19 adalah rajin membersihkan tangan dengan sabun dan air atau pembersih berbasis alkohol, menjaga jarak setidaknya 1 meter dari orang yang batuk atau bersin, tidak menyentuh mata, hidung, dan mulut, menutup mulut saat batuk dengan siku yang terlipat atau tisu, serta mengisolasi diri jika merasa tidak sehat.
Adapun mengenai vaksin atau obat untuk Covid-19, sejauh ini, WHO belum menyatakan adanya vaksin atau obat yang bisa digunakan untuk mencegah atau mengobati Covid-19. Mereka yang terinfeksi hanya perlu mendapatkan perawatan untuk meredakan gejala. Sementara mereka yang memiliki gejala lebih serius harus dibawa ke rumah sakit.
Berisiko terpapar penyakit lain
Sebuah penelitian yang digelar baru-baru ini menunjukkan bahwa mandi di laut bisa meningkatkan risiko terpapar penyakit. Meskipun, di satu sisi, mandi di laut bisa meningkatkan kebugaran, kesejahteraan, dan mempererat hubungan manusia dengan alam.
Dikutip dari artikel di Republika.co.id pada 19 Maret 2018, penelitian oleh University of Exeter Medical School bersama Pusat Ekologi dan Hidrologi AS itu menemukan bahwa mandi air laut bisa meningkatkan risiko terkena penyakit hingga dua kali lipat, seperti penyakit telinga secara umum dan penyakit telinga secara khusus hingga 77 persen. Adapun risiko penyakit gastrointestinal dapat meningkat 29 persen.
“Di negara-negara kaya seperti Inggris, ada persepsi bahwa, jika ingin jarang sakit, habiskan banyak waktu di laut. Namun, makalah kami menunjukkan sebaliknya, bahwa menghabiskan banyak waktu di laut meningkatkan kemungkinan berkembangnya banyak penyakit, seperti penyakit telinga dan penyakit yang melibatkan sistem pencernaan, yakni sakit perut dan diare. Kami menduga, hal ini mengindikasikan bahwa polutan mencemari laut beberapa negara terkaya di dunia,” ujar peneliti University of Exeter Medical School, Anne Leonard.
Saat ini, air laut telah tercemar berbagai macam polutan, termasuk limbah industri, limbah rumah tangga, dan limbah pertanian. Adapun penelitian tersebut dilakukan terhadap 120 ribu responden. Studi ini mengamati hubungan antara kebiasaan mandi laut dan kejadian penyakit di negara-negara seperti AS, Inggris, Australia, Selandia Baru, Denmark, dan Norwegia.
Isi lengkap klaim tersebut :
“Tolong di share demi kesembuhan kita bersama.. bicara dari hati kehati..
Ternyata virus corona dapat diobati dengan cara berendam di “AIR LAUT”….!!
Berendam diwaktu siang hari diantara jam 10 sampai dengan jam 1 siang minimal 1 jam .
Saya telah mencoba nya awal nya saya ragu.
Tapi allhamdullah semua ada jalan nya.
Dan terbukti hasil nya..
saya diasingkan dari keluaraga..dan isolasi.
semua mencari saya untk di evakuasi.
saya merasa saya kuat saya bisa.tdk ada satupun tempat yg mau menerima saya
dan pada ahirnya saya pergi ke tepi laut.setiap siang saya berendam dan berjemur ditepi laut selama seminggu berturut turut dengan wktu dua jam perhari
Alhamdulillah batuk saya hilang nafas saya seperti biasa nya.
kepala saya pun kembali enteng suhu tubuh saya normal.
Saya cekup ke RS Rawat inap pasien covid 19.
Alhamdlllh saya ternyata saya dinyatakan negatif cofid 19.
padahal sblmya saya dinyatakan positif covid 19.
Para dokter menanyakan kepada saya,..
apa yang km lakukan untk membunuh covid 19.
obat apa yang saya minum…??
saya hanya mengatakan bahwasanya saya hanya berendam di air laut selama dua jam perhari.
dari jam 11 siang sampai jam 1.
seluruh dokter tak ada yg pecaya…
Wallahu a’lam.hanya Allah yg maha tau .hanya Allah yg bisa menyembuhkan…
Semua kepadanya.apa salah nya bila dicoba.
Demi kesembuhan umat ku bersama.
NB : Share bila anda perduli.
1 x anda membagikan tanpa disadari anda telah menolong 1000 nyawa.
Ini bukan hoax.ini fakta ada nya
Tim CekFakta Tempo menghubungi dokter spesialis paru konsultan Rumah Sakit Umum Pusat Persahabatan Jakarta, Erlina Burhan, pada Rabu sore, 1 April 2020. Dia menuturkan bahwa klaim “berendam di laut bisa mengobati infeksi virus Corona Covid-19” tidak benar.
Menurut Erlina, mustahil Covid-19 bisa disembuhkan hanya dengan berendam di laut. Pasalnya, virus Corona tidak menyerang permukaan tubuh seperti kulit, melainkan menyerang sel-sel di dalam tubuh setelah virus tersebut masuk ke mata, mulut, atau hidung lewat tetesan atau droplet orang yang mengidap Covid-19.
Virus yang berada dalam tetesan itu kemudian bergerak ke bagian belakang hidung dan selaput lendir di belakang tenggorokan, lalu menempel pada reseptor tertentu dalam sel. Paku-paku dalam virus itu kemudian mengait ke membran sel sehingga memungkinkan materi genetik virus memasuki sel manusia.
“Materi genetik virus itu melanjutkan membajak metabolisme sel manusia, melipatgandakan dan membuat virus baru,” kata William Schaffner, spesialis penyakit menular Vanderbilt University Medical Center di Nashville, Amerika Serikat, seperti dikutip dari The New York Times.
Wakil Kepala Bidang Penelitian Fundamental Lembaga Biologi Molekular (LBM) Eijkman Institute, Herawati Sudoyo, juga memaparkan hal serupa. “Saya kira tidak ada landasan ilmiah bahwa kadar garam tertentu yang bersentuhan dengan kulit itu ‘mematikan virus’,” ujar Hera saat dihubungi pada 1 April 2020.
Menurut Hera, penyakit yang disebabkan oleh virus, termasuk Covid-19, hanya bisa disembuhkan dengan kombinasi obat-obatan, termasuk antivirus, yang berfungsi untuk memutus atau menghambat replikasi virus dalam sel tubuh manusia. “Saat ini, ada beberapa studi multicenter untuk mencari obat yang efektif,” katanya.
Berendam di laut pun tidak tercantum dalam rekomendasi pencegahan Covid-19 oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Menurut WHO, cara yang paling efektif untuk melindungi diri dari Covid-19 adalah rajin membersihkan tangan dengan sabun dan air atau pembersih berbasis alkohol, menjaga jarak setidaknya 1 meter dari orang yang batuk atau bersin, tidak menyentuh mata, hidung, dan mulut, menutup mulut saat batuk dengan siku yang terlipat atau tisu, serta mengisolasi diri jika merasa tidak sehat.
Adapun mengenai vaksin atau obat untuk Covid-19, sejauh ini, WHO belum menyatakan adanya vaksin atau obat yang bisa digunakan untuk mencegah atau mengobati Covid-19. Mereka yang terinfeksi hanya perlu mendapatkan perawatan untuk meredakan gejala. Sementara mereka yang memiliki gejala lebih serius harus dibawa ke rumah sakit.
Berisiko terpapar penyakit lain
Sebuah penelitian yang digelar baru-baru ini menunjukkan bahwa mandi di laut bisa meningkatkan risiko terpapar penyakit. Meskipun, di satu sisi, mandi di laut bisa meningkatkan kebugaran, kesejahteraan, dan mempererat hubungan manusia dengan alam.
Dikutip dari artikel di Republika.co.id pada 19 Maret 2018, penelitian oleh University of Exeter Medical School bersama Pusat Ekologi dan Hidrologi AS itu menemukan bahwa mandi air laut bisa meningkatkan risiko terkena penyakit hingga dua kali lipat, seperti penyakit telinga secara umum dan penyakit telinga secara khusus hingga 77 persen. Adapun risiko penyakit gastrointestinal dapat meningkat 29 persen.
“Di negara-negara kaya seperti Inggris, ada persepsi bahwa, jika ingin jarang sakit, habiskan banyak waktu di laut. Namun, makalah kami menunjukkan sebaliknya, bahwa menghabiskan banyak waktu di laut meningkatkan kemungkinan berkembangnya banyak penyakit, seperti penyakit telinga dan penyakit yang melibatkan sistem pencernaan, yakni sakit perut dan diare. Kami menduga, hal ini mengindikasikan bahwa polutan mencemari laut beberapa negara terkaya di dunia,” ujar peneliti University of Exeter Medical School, Anne Leonard.
Saat ini, air laut telah tercemar berbagai macam polutan, termasuk limbah industri, limbah rumah tangga, dan limbah pertanian. Adapun penelitian tersebut dilakukan terhadap 120 ribu responden. Studi ini mengamati hubungan antara kebiasaan mandi laut dan kejadian penyakit di negara-negara seperti AS, Inggris, Australia, Selandia Baru, Denmark, dan Norwegia.
Isi lengkap klaim tersebut :
“Tolong di share demi kesembuhan kita bersama.. bicara dari hati kehati..
Ternyata virus corona dapat diobati dengan cara berendam di “AIR LAUT”….!!
Berendam diwaktu siang hari diantara jam 10 sampai dengan jam 1 siang minimal 1 jam .
Saya telah mencoba nya awal nya saya ragu.
Tapi allhamdullah semua ada jalan nya.
Dan terbukti hasil nya..
saya diasingkan dari keluaraga..dan isolasi.
semua mencari saya untk di evakuasi.
saya merasa saya kuat saya bisa.tdk ada satupun tempat yg mau menerima saya
dan pada ahirnya saya pergi ke tepi laut.setiap siang saya berendam dan berjemur ditepi laut selama seminggu berturut turut dengan wktu dua jam perhari
Alhamdulillah batuk saya hilang nafas saya seperti biasa nya.
kepala saya pun kembali enteng suhu tubuh saya normal.
Saya cekup ke RS Rawat inap pasien covid 19.
Alhamdlllh saya ternyata saya dinyatakan negatif cofid 19.
padahal sblmya saya dinyatakan positif covid 19.
Para dokter menanyakan kepada saya,..
apa yang km lakukan untk membunuh covid 19.
obat apa yang saya minum…??
saya hanya mengatakan bahwasanya saya hanya berendam di air laut selama dua jam perhari.
dari jam 11 siang sampai jam 1.
seluruh dokter tak ada yg pecaya…
Wallahu a’lam.hanya Allah yg maha tau .hanya Allah yg bisa menyembuhkan…
Semua kepadanya.apa salah nya bila dicoba.
Demi kesembuhan umat ku bersama.
NB : Share bila anda perduli.
1 x anda membagikan tanpa disadari anda telah menolong 1000 nyawa.
Ini bukan hoax.ini fakta ada nya
Kesimpulan
Tidak bisa disembuhkan hanya dengan berendam di laut. Pasalnya, virus Corona tidak menyerang permukaan tubuh seperti kulit, melainkan menyerang sel-sel di dalam tubuh setelah virus tersebut masuk ke mata, mulut, atau hidung lewat tetesan atau droplet orang yang mengidap COVID-19.
Rujukan
- https://cekfakta.tempo.co/fakta/713/fakta-atau-hoaks-benarkah-berendam-di-laut-bisa-obati-infeksi-virus-corona-covid-19
- https://www.nytimes.com/article/coronavirus-body-symptoms.html
- https://www.who.int/news-room/q-a-detail/q-a-coronaviruses
- https://republika.co.id/berita/p5tmwm284/peneliti-mandi-air-laut-berisiko-terpapar-banyak-penyakit
[SALAH] Warga Jakarta Saling Memberikan Semangat di Balkon Apartemen
Sumber: twitter.comTanggal publish: 01/04/2020
Berita
“This is really sweet. Jakarta gets its singing balcony moment. A song about being home in Indonesia. The performance ends with that now universal phrase 加油jiayou! #COVID2019#CoronaIndonesia”
Terjemahan:
“Ini sangat manis. Jakarta mendapatkan momen bernyanyi di balkon. Lagu tentang berada di rumah di Indonesia. Pertunjukan diakhiri dengan ungkapan yang sekarang menjadi universal加油jiayou! # COVID2019 #CoronaIndonesia”
Terjemahan:
“Ini sangat manis. Jakarta mendapatkan momen bernyanyi di balkon. Lagu tentang berada di rumah di Indonesia. Pertunjukan diakhiri dengan ungkapan yang sekarang menjadi universal加油jiayou! # COVID2019 #CoronaIndonesia”
Hasil Cek Fakta
Beredar unggahan video Twitter tentang warga Jakarta yang menyanyi dan memberikan satu sama lain di balkon apartemen. Di video tersebut lagu yang dinyanyikan adalah “Rumah Kita” dari grup musik God Bless kemudian diakhiri dengan teriakan “Jiāyóu” dari warga Jakarta. Video tersebut diunggah di Twitter pada 26 Maret 2020.
Berdasarkan hasil penelusuran, video tersebut adalah warga Malaysia yang memberikan semangat di saat lockdown dengan menyanyikan lagu kebangsaan Malaysia dan lagu “Saya Anak Malaysia” dari Salim Ibrahim. Video yang diunggah melalui Twitter tersebut sudah disunting dengan menggantikan suara.
Melansir dari therakyatpost.com, video tersebut pertama kali diunggah oleh Shauna Joan melalui Facebook pada 21 Maret 2020. Ia mengatakan bahwa di saat keadaan sulit seperti ini, ia terharu dan merinding melihat semua orang bergabung ikut bernyanyi.
“Sangat mengharukan… Ketika dia mulai dengan lagu-lagu nasional di malam hari, itu membuatku merinding melihat semua orang begitu bersatu dalam masa-masa sulit seperti ini. Kami menjalani kehidupan yang begitu sibuk dengan pintu kami tutup sebagian besar waktu dan tidak benar-benar mengenal tetangga kami, tapi sungguh luar biasa melihat semua orang bergabung” kata Shauna Joan.
Berdasarkan penjelasan tersebut, unggahan tentang warga Jakarta saling memberikan semangat di balkon apartemen tidak benar. Oleh sebab itu, unggahan tersebut masuk dalam False Context atau Konten Yang Salah.
Berdasarkan hasil penelusuran, video tersebut adalah warga Malaysia yang memberikan semangat di saat lockdown dengan menyanyikan lagu kebangsaan Malaysia dan lagu “Saya Anak Malaysia” dari Salim Ibrahim. Video yang diunggah melalui Twitter tersebut sudah disunting dengan menggantikan suara.
Melansir dari therakyatpost.com, video tersebut pertama kali diunggah oleh Shauna Joan melalui Facebook pada 21 Maret 2020. Ia mengatakan bahwa di saat keadaan sulit seperti ini, ia terharu dan merinding melihat semua orang bergabung ikut bernyanyi.
“Sangat mengharukan… Ketika dia mulai dengan lagu-lagu nasional di malam hari, itu membuatku merinding melihat semua orang begitu bersatu dalam masa-masa sulit seperti ini. Kami menjalani kehidupan yang begitu sibuk dengan pintu kami tutup sebagian besar waktu dan tidak benar-benar mengenal tetangga kami, tapi sungguh luar biasa melihat semua orang bergabung” kata Shauna Joan.
Berdasarkan penjelasan tersebut, unggahan tentang warga Jakarta saling memberikan semangat di balkon apartemen tidak benar. Oleh sebab itu, unggahan tersebut masuk dalam False Context atau Konten Yang Salah.
Kesimpulan
Hasil Periksa Fakta Auliyaa Muhammad Hesa (Anggota Komisariat MAFINDO UI & FC UI).
Unggahan video melalu Twitter yang mengklaim warga Jakarta yang bernyanyi dan saling memberikan semangat di balkon apartemen tidak benar. Video merupakan warga Malaysia yang sedang mengisi waktu luang di saat lockdown.
Unggahan video melalu Twitter yang mengklaim warga Jakarta yang bernyanyi dan saling memberikan semangat di balkon apartemen tidak benar. Video merupakan warga Malaysia yang sedang mengisi waktu luang di saat lockdown.
Rujukan
- https://www.therakyatpost.com/2020/03/23/malaysians-have-begun-balcony-karaoke-sessions-its-beautiful/
- https://theworldnews.net/my-news/malaysians-sing-from-balconies-in-solidarity-amid-covid-19-shutdown-video
- https://www.malaymail.com/news/life/2020/03/23/malaysians-sing-from-balconies-in-solidarity-amid-covid-19-shutdown-video/1849215
- https://www.todayonline.com/world/malaysians-sing-balconies-solidarity-amid-covid-19-shutdown
- https://web.facebook.com/Shaunajoann/videos/10220948921368650/
[SALAH] Pelabuhan Merak-Bakauheni Tutup Pasca Persebaran Virus Corona
Sumber: facebook.comTanggal publish: 31/03/2020
Berita
pelabuhan merak Lampung penyembarangan di tutup katanya bukak lagi abis Lebaran Hj … lebaran indul fitri gak boleh mudik Gara Virus covid-19 😢 padahal udah rindu banget sama Keluarga😢
Gagal mudikk.
Gagal mudikk.
Hasil Cek Fakta
Sebuah akun Facebook @CindyCitraEfendi membagikan unggahan berupa informasi yang menyebut bahwa Pelabuhan Merak-Bakauheni tutup alias tidak beroperasi akibat persebaran virus corona atau Covid-19 di Indonesia. Hingga saat ini, unggahan tersebut telah mendapat 143 respon dan 27 komentar dari para pengguna Facebook lainnya.
Namun pasca dilakukan penelusuran lebih lanjut, tidak ditemukan fakta seperti halnya yang diunggah oleh akun @CindyCitraEfendi. Meski sempat mengalami penuruan penumpang, Pelabuhan Merak-Bakauheni kembali mengalami kenaikan penumpang sebanyak 12 persen. Melansir dari detik.com, fakta tersebut diungkapkan oleh GM ASPD Indonesia Ferry Cabang Merak, Hasan Lessy.
Hasan menjelaskan, PT ASPD Indonesia Ferry Cabang Merak mencatat ada kenaikan sebanyak 12 persen kendaraan roda dua atau motor melalui Pelabuhan Merak-Bakauheni, Lampung. Kenaikan tersebut dihitung berdasarkan rata-rata, terhitung dari Maret atau saat kasus Covid-19 muncul di Indonesia.
“Sampai dengan kemarin, tanggal 29 Maret, sesuai dengan kita lihat data, ini rata-rata kapal beroperasi 28 kapal di lintar Merak-Bakauheni, tapi terhadap golongan 2 (motor) rata-rata naik 12 persen,” pungkas Hasan.
Pernyataan senada juga dilontarkan oleh Humas PT ASDP Indonesia Ferry Bakauheni Syaifullahil Maslul Harahap. Melansir dari antaranews.com, Humas PT ASDP menyatakan bahwa hingga saat ini aktivitas di Pelabuhan Merak-Bakauheni berjalan seperti biasa atau dalam kata lain tidak terdapat penutupan seperti halnya yang diunggah oleh akun @CindyCitraEfendi. Ferry menambahkan, sejauh ini tidak ada perintah penutupan pelabuhan oleh Pemerintah Pusat.
“Sementara ini tidak ada perintah penutupan baik dari kantor ASPD pudat dan Pemerintah Pusat,” imbuhnya
Namun pasca dilakukan penelusuran lebih lanjut, tidak ditemukan fakta seperti halnya yang diunggah oleh akun @CindyCitraEfendi. Meski sempat mengalami penuruan penumpang, Pelabuhan Merak-Bakauheni kembali mengalami kenaikan penumpang sebanyak 12 persen. Melansir dari detik.com, fakta tersebut diungkapkan oleh GM ASPD Indonesia Ferry Cabang Merak, Hasan Lessy.
Hasan menjelaskan, PT ASPD Indonesia Ferry Cabang Merak mencatat ada kenaikan sebanyak 12 persen kendaraan roda dua atau motor melalui Pelabuhan Merak-Bakauheni, Lampung. Kenaikan tersebut dihitung berdasarkan rata-rata, terhitung dari Maret atau saat kasus Covid-19 muncul di Indonesia.
“Sampai dengan kemarin, tanggal 29 Maret, sesuai dengan kita lihat data, ini rata-rata kapal beroperasi 28 kapal di lintar Merak-Bakauheni, tapi terhadap golongan 2 (motor) rata-rata naik 12 persen,” pungkas Hasan.
Pernyataan senada juga dilontarkan oleh Humas PT ASDP Indonesia Ferry Bakauheni Syaifullahil Maslul Harahap. Melansir dari antaranews.com, Humas PT ASDP menyatakan bahwa hingga saat ini aktivitas di Pelabuhan Merak-Bakauheni berjalan seperti biasa atau dalam kata lain tidak terdapat penutupan seperti halnya yang diunggah oleh akun @CindyCitraEfendi. Ferry menambahkan, sejauh ini tidak ada perintah penutupan pelabuhan oleh Pemerintah Pusat.
“Sementara ini tidak ada perintah penutupan baik dari kantor ASPD pudat dan Pemerintah Pusat,” imbuhnya
Kesimpulan
Melalui media sosial Facebook, sebuah akun mengunggah narasi bahwa Pelabuhan Merak-Bakauheni tutup alias tidak beroperasi hingga Hari Raya Idul Adha akibat adanya persebaran virus corona atau Covid-19 di Indonesia. Unggahan tersebut berbanding terbalik dengan pemberitaan yang ada, yakni Pelabuhan Merak-Bakauheni masih beroperasi atau beraktivitas seperti biasa.
Rujukan
- https://www.lampost.co/berita-tak-ada-lockdown-asdp-perketat-pelabuhan-bakauheni-merak.html
- https://news.detik.com/berita-jawa-barat/d-4958471/pandemi-corona-penyeberang-motor-di-pelabuhan-merak-naik-12-persen
- https://www.antaranews.com/video/1379418/jumlah-penumpang-di-pelabuhan-merak-alami-penurunan
- https://www.antaranews.com/berita/1377770/pelabuhan-bakauheni-buka-layanan-seperti-hari-biasa
- https://timlo.net/baca/91803/pelabuhan-merak-dan-bakauheni-ditutup-ternyata-hoaks/
- https://web.facebook.com/search/top/?q=pelabuhan%20merak%20Lampung%20di%20tutup%20lebaran&epa=SEARCH_BOX
Halaman: 5507/6689