• Tes Kalimasada

    Sumber: facebook.com
    Tanggal publish: 11/11/2019

    Berita

    Ngapunten, sebagai pengamal Alqur'an,
    Alangkah indahnya jika lebih berhati hati meng Copas,
    Saya pernah dengar ustad ngaji, disaat kita dpt berita, monggo periksa dulu kebenarannya, sehingga kita tdk masuk pada golongan kaum penyebar berita bohong, fitnah dan sebagainya....

    ngapunten, Salamsantun Saking santri mbeling

    Hasil Cek Fakta

    Ngapunten, sebagai pengamal Alqur'an,
    Alangkah indahnya jika lebih berhati hati meng Copas,
    Saya pernah dengar ustad ngaji, disaat kita dpt berita, monggo periksa dulu kebenarannya, sehingga kita tdk masuk pada golongan kaum penyebar berita bohong, fitnah dan sebagainya....

    ngapunten, Salamsantun Saking santri mbeling

    Rujukan

    • Mafindo
    • 1 media telah memverifikasi klaim ini

  • [SALAH] Ade Armando Akting Sakit Ketika Mau Dipanggil Polisi

    Sumber: facebook.com
    Tanggal publish: 09/11/2019

    Berita

    Pasca pelaporan Fahira Idris, anggota DPD RI, terkait postingan meme Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dengan editan seperti wajah joker, muncul postingan yang menyatakan Ade Armando, dosen FISIP UI, pura-pura sakit agar tidak ditangkap polisi. Postingan itu menyertakan foto Ade tengah terbaring dengan narasi ejekan.

    Berikut narasinya:

    Ternyata Lebih GENTELMEN AKHMAD DANI Ketimbang KODOK BUDUK PENGECUT Macam ADE ARMANDO Entah ini Akting Atau Beneran Si ADE JOKER Ketika Mau Di Panggil POLISI Tiba" Langsung Sakit, Kita Doakan Yuk, Sesuka Pemirsa Di Rumah Biar Si ADE JOKER Cepat Pulang Ke TPU Tanah Kusir Atau TPU Jeruk Purut..!

    Hasil Cek Fakta

    Berdasarkan penelusuran, diketahui bahwa Ade Armando telah membantah kabar tersebut. Ia menyatakan bahwa foto tersebut merupakan foto lama saat dirinya melakukan donor darah.

    “Waduh. Itu foto lama ketika saya donor darah,” kata Ade kepada media tagar.id.

    Ade pun menampik tudingan dirinya pura-pura sakit demi menghindari panggilan polisi. Terkait peredaran foto tersebut, Ade mengatakan bahwa ia tidak akan melaporkan penyebar gambar ke polisi.

    “Enggak usah lah, foto terbaring di rumah sakit itu foto lama saya ketika donor darah,” kata dia.

    Kesimpulan

    Berdasarkan klarifikasi langsung dari Ade Armando, maka antara narasi postingan dengan foto tidak terkoneksi satu dengan lainnya. Oleh sebab itu, postingan itu masuk ke dalam kategori False Connection atau Koneksi yang Salah.

    Rujukan

    • Mafindo
    • Medcom.id
    • 2 media telah memverifikasi klaim ini

  • Polisi Segera Gelar Perkara Penetapan Tersangka Kasus Air Kemasan SMS

    Sumber:
    Tanggal publish: 08/11/2019

    Berita

    Kepolisian Daerah Sumatera Barat segera melakukan gelar perkara pasca penyegelan terhadap gudang serta pabrik air mineral dalam kemasan milik PT. Agrimitra Utama Persada, Rabu (6/11).

    Hasil Cek Fakta

    Gelar perkara dilakukan untuk penetapan tersangka atas kasus dugaan penipuan publik, karena isi dan label Sumber Minuman Sehat (SMS) yang digunakan oleh perusahaan itu tidak sesuai.
    Menurut keterangan pihak kepolisian, air yang digunakan bukan berasal dari mata air Gunung Singgalang, tapi berasal dari Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Lubuk Bonta, Padang Pariaman.
    Polisi juga mengklaim sudah melakukan pendalaman serta kroscek ke lapangan.
    Direktur Reserse Kriminal Khusus (Dirreskrimus) Polda Sumbar, Kombes Pol Juda Nusa Putra menyebutkan, pihaknya telah memeriksa beberapa saksi dalam kasus ini. Bahkan, juga melibatkan saksi ahli bahasa hingga geologi.
    "Pemeriksaan terhadap saksi-saksi jelas, banyak yang kami periksa, baik saksi di pabrik maupun di gudang. Termasuk kami melakukan pemeriksaan beberapa saksi ahli untuk menyakinkan, bahwa perkara yang kami tangani tidak lepas," ujarnya kepada Langkan.id saat ditemui di ruang kerjanya, Kamis (7/11).
    Dikatakannya, dilibatkan saksi ahli dalam kasus ini, agar semua penyidikan perkara dinyatakan terpenuhi, bahwa label dalam kemasan produk milik PT. Agrimitra Utama Persada merek SMS memang tidak sesuai. "Sudah kami periksa bersama ahli geologi, BPOM, Disperindag termasuk dari PDAM," ungkapnya.
    "Kami sudah sita semua, mulai dari gudang dan pabrik, setelah ini kami akan kumpulkan semua bukti-bukti dan petunjuk lainnya, sebelum gelar perkara untuk menentukan penetapan tersangka dilaksanakan," jelasnya.
    Menurut Juda, untuk dugaan tersangka memang tertuju kepada pemilik perusahaan, yang merupakan penanggungjawab, yaitu Soehinto Sadikin.
    Namun, hingga saat ini, polisi masih terus mencari fakta-fakta yang kuat untuk penetapan tersangka dalam gelar perkara nanti.
    "Kemungkinan besar (tersangka-red) ya penanggungjawab, nanti kita lihat sejauh mana fakta-fakta dan alat bukti yang mengarah ke dia. Apabila fakta mengarah ke dia, tentu tersangka dia. Nanti setelah gelar perkara akan muncul fakta lain, tidak menutup kemungkinan akan ada tersangka lain," ucapnya.
    Terkait kasus yang ditanganinya, Juda mengakui sangat menyayangkan sebuah perusahaan yang cukup besar di Sumbar dengan produk yang sangat terkenal itu melakukan pelanggaran hukum yang dapat merugikan masyarakat banyak.
    "Kami permasalahkan adalah labelnya, di undang-undang konsumen pasal 8 jelas. Labelnya tidak sesuai, jadi itulah yang kami kejar. Kalau mereka mengelak dan label akan diubah tidak sesimpel itu. Karena ini pembohong publik, ditulis air dari Gunung Singgalang. Kalau dari sana, tentu ada penampungnya dan tangki besar, ini tidak ada. Makanya, kami masalahkan label dan itu melanggar hukum," tegasnya.
    Diketahui sebelumnya, Direktorat Reserse Kriminal Khusus (Ditkrimsus) Polda Sumbar melakukan penyegalan di dua lokasi. Di antaranya gudang yang berlokasi di Kota Padang dan pabrik PT Agrimitra Utama Persada di Kabupaten Padang Pariaman.
    Total produk yang disegel di gudang air mineral dalam kemasan merek SMS ini di antaranya kemasan galon sebanyak 1.720 unit. Kemudian kemasan isi 1.500 mililiter 480 dus, sedangkan untuk isi 600 mililiter 1.372 dus serta isi 330 mililiter 545 dus.


    Padang, Gatra.com - Gudang air mineral dalam kemasan merek Sumber Minuman Sehat (SMS) milik PT Agrimitra Utama Persada, disegel Polda Sumatera Barat (Sumbar) pada, Kamis (6/11). Penyegelan dilakukan di dua lokasi, yakni gudang SMS di Kota Padang dan pabrik SMS di Kabupaten Padang Pariaman.

    Total produk milik perusahaan Soehinto Sadikin yang disegel Polda Sumbar tersebut, dalam gudang di kawasan Pondok, Padang Barat sebanyak 1.720 kemasan galon, dan kemasan 1.500 mililiter sebanyak 480 dus. Kemudian, untuk isi 600 mililiter sebanyak 1.372 dus, dan isi 330 mililiter sebanyak 545 dus.

    Direktur Reserse Kriminal Khusus (Ditreskrimsus) Polda Sumbar, Kombes Pol Juda Nusa Putra mengatakan, penyegelan itu dilakukan karena diduga label yang dipakai air mineral SMS itu tidak sesuai dengan isinya. Sebelum penyegelan, pihaknya sudah melakukan penyelidikan selama satu bulan dengan memeriksa pabrik SMS tersebut.

    Kemudian, setelah melakukan penyelidikan dan pemeriksaan di pabrik PT Agrimitra Utama Persada itu, pihaknya langsung memanggil beberapa saksi dan ahli terkait dugaaan perkara yang disangkakan kepada perusahaan itu. Namun kini, penetapan status tersangka kepada Soehinto Sadikin selaku pemilik perusahaan itu masih dalam proses.

    Dalam keterangannya, perkara itu berawal dari banyaknya laporan masyarakat. Setelah melakukan pendalaman dan kroscek di lapangan, pihaknya menemukan adanya pelanggaran yang diduga dilakukan perusahaan air minum SMS tersebut. Salah satunya, labelnya tidak sesuai dengan sumber mata air sebenarnya.

    "Kita temukan di label kemasan air mineral SMS kalau sumber airnya dari mata air Gunung Singgalang. Realitanya, air itu berasal dari PDAM bersumber dari mata air Lubuk Bonta, Padang Pariaman. Kita sudah buktikan ke PDAM Padang Pariaman, dan mendatangkan ahli bahasa, setelah kami periksa di pabriknya," ungkap Juda di Padang.

    Selain itu, berdasarkan keterangan pemilik perusahaan, pihaknya menduga Soehinto Sadikin telah melakukan penipuan sejak tahun 2003 atau 16 tahun lalu. Maka untuk perkara ini, Juda mengatakan, terduga akan dijerat dua Undang-undang, yakni Undang-undang Perlindungan Konsumen dan Pangan, dengan ancaman kurungan penjara di atas lima tahun.

    "UU Pangan itu nomor 18 tahun 2012, Pasal 144 jo Pasal 100 ayat (2), serta UU Perlindungan Konsumen Nomor 8 tahun 1999. Terduga tersangka dijerat pasal 6 ayat (1) jo Pasal 8 ayat (1) huruf d.," pungkas Juda.

    Rujukan

  • (HOAX): BI Telah Edarkan Uang Pecahan Rp 200.000

    Sumber: www.facebook.com
    Tanggal publish: 08/11/2019

    Berita

    Media sosial dihebohkan dengan beredarnya foto duit pecahan Rp 200 ribu. Belum jelas dari mana asal-usulnya, namun duit tersebut seolah-olah digambarkan sudah muncul di masyarakat.
    Uang tersebut berwarna ungu. Gambarnya seperti layaknya uang asli dengan lukisan dua orang joki yang sedang berkuda. Di pojok atas uang tersebut juga ada gambar kuda dan penunggangnya. Ditambah dengan tulisan ‘dua ratus ribu rupiah’. Benarkah uang tersebut?

    Hasil Cek Fakta

    detikcom menelusuri awal mula foto tersebut. Beberapa orang memajangnya di akun facebook. Semua pun bertanya-tanya, tak ada yang memastikan dari mana sumbernya.

    Bank Indonesia merespons beredarnya foto tersebut dengan sebuah pernyataan tertulis. BI memastikan uang tersebut palsu. Belum ada pecahan Rp 200 ribu yang dikeluarkan dalam waktu dekat ini. Berikut penjelasan lengkapnya:

    – Terkait informasi yang beredar di medsos mengenai uang pecahan Rp200.000, Bank Indonesia menyatakan bahwa informasi tersebut tidak benar.
    – Saat ini, uang Rupiah pecahan terbesar adalah Rp.100.000.
    – Untuk tiap uang pecahan baru yang dikeluarkan, Bank Indonesia akan mengeluarkan pernyataan resmi di media massa dan website www.bi.go.id
    – Masyarakat dapat menemukan informasi tentang Rupiah, termasuk ciri keaslian Rupiah, di link https://www.bi.go.id/id/rupiah/default.aspx
    – Apabila terdapat pertanyaan, masyarakat dapat menghubungi contact center Bank Indonesia di (021)131 atau bicara@bi.go.id, pada jam kerja.

    Kesimpulan

    Dari hasil penelusuran dan pernyataan BI, maka dipastikan pecahan Rp 200 ribu tersebut hoax.

    Rujukan

    • Mafindo
    • 1 media telah memverifikasi klaim ini