Berdasarkan penelusuran Google Images dengan kata kunci 'Otonomi Daerah" foto yang digunakan sudah beredar sebelumnya. Seharusnya jika memang berniat memberikan peringatan dan kritik seperti yang dinyatakan di salah satu respon ke komentar di post tersebut, diinformasikan bahwa foto adalah ilustrasi dan diinformasikan juga bahwa Pemerintah Pusat sudah mengirimkan tim dan bantuan ke Pemerintah Daerah.

Selain soal berita hoax, dampak yang luar biasa dari medsos adalah begitu mudahnya anda membully atau dibully. Al-Mukarram KH A Mustofa Bisri pernah mengingatkan kita untuk sering-sering menyimak surat al-Hujurat.
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kaum lelaki dan perempuan mengolok-olok yang lain, boleh jadi yang diolok-olok itu lebih baik dari mereka. Dan janganlah suka mencela dirimu sendiri dan jangan memanggil dengan gelaran yang mengandung ejekan. Seburuk-buruk panggilan adalah kefasikan sesudah iman, dan barangsiapa yang tidak bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim.”
Membully dilarang bukan saja karena menimbulkan perasaan malu bagi korban karena kehormatan dirinya dijatuhkan, tapi juga terselip perasaan bahwa kita yang membully ini lebih baik dari orang lain sehingga kita berhak melecehkan mereka, atau bisa jadi terselip perasaan iri hati bahwa orang lain itu lebih baik dari kita dan untuk menutupi ketidaksukaan kita akan kelebihan mereka, maka kita membully mereka.

Seorang jemaah gereja bernama Derra V Supit membantah informasi di atas. Ia menjelaskan perjuangan jemaat untuk mempertahankan gereja tersebut telah berakhir. Secara diam-diam PT Pulomas Jaya yang mengelola kawasan Pacuan Kuda Polomas melakukaan pembongkran padahal telah ada kesepakatan bahwa jemaat yang secara sukarela yang akan melakukan pembongkaran bangunan gereja. “Kami menerima keputusan lokasi tempat gereja ini berdiri akan dibangun fasilitas penunjang kegiatan Sea Games. Namun pembongkaran jangan dilakukan secara diam-diam seperti ini. Banyak dokumen gereja yang tercecer atau hilang. Kami menganggap hal ini sebagai bentuk penistaan terhadap agama,” ujarnya.

Emil melalui akun twitternya @ridwalkamil memention akun @BamsBulaksumur dengan menuliskan;
“Maaf. kepada siapapun yang bikin poster kampanye DKI ini. foto ‘taman ramah anak’ itu memakai foto taman Teras Cikapundung BDG. Mohon direvisi,” tulis Emil.
Mendapat tanggapan seperti itu, akun @BamsBulaksumur pun melakukan permintaan maaf, “Oke deh manteman sy minta maaf ats kesalahan ini Emil Protes Taman Cikapundung Jadi Poster Kampanye Pendukung Ahok-“, tulisnya.