Pelaksanaan Pemilu Serentak 2019 di luar negeri, yang digelar 8-14 April 2019 menjadi sorotan. Salah satunya dugaan kecurangan di Malaysia. Dugaan kecurangan juga pernah berembus pada Pilpres 2014.
"ya, saya ingat betul, tahun 2014 pemilihan luar negeri itu hampir di mana2 80%++ untuk Jokowi. Lalu tiba2 ada berita SEMUA surat suara di Malaysia YANG LEWAT POS terisi untuk Prabowo Hatta. Saya pemilih luar negeri tahun 2014, jadi ikut memantau," demikian diungkap dalam akun Twitter, @GoldenBoyRB."
Jokowi Menang 80 Persen Suara di Luar Negeri dalam Pilpres 2014
Sumber: twitter.comTanggal publish: 16/04/2019
Berita
Hasil Cek Fakta
Berdasarkan hasil penetapan hasil Pemilu Presiden dan Wakil Presiden 2014, untuk daerah pemilihan luar negeri, capres nomor urut 2 Joko Widodo-Jusuf Kalla mengungguli pasangan nomor urut 1 Prabowo Subianto-Hatta Rajasa.
Jokowi-JK unggul dengan perolehan suara sebesar 364.283 suara (53,15 persen), sedangkan Prabowo-Hatta memperoleh 313.600 suara (46,26 persen)
Berikut hasil rekapitulasi penghitungan suara untuk daerah pemilihan luar negeri seperti dimuat Liputan6.com dalam artikel berjudul 'Hasil Rekap KPU: Jokowi Menang 23 Provinsi, Prabowo 10 Provinsi pada 22 Juli 2014'.
Berikut perolehan suara sah Pemilu Presiden 2014:
1. Kalimantan Barat
Prabowo-Hatta : 1.032.354 suara
Jokowi-JK : 1.573.046 suara
2. Nusa Tenggara Barat
Prabowo-Hatta : 1.844.178 suara
Jokowi-JK : 701.238 suara
3. Aceh
Prabowo-Hatta : 1.089.290 suara.
Jokowi-JK : 913.309 suara
4. Sumatera Selatan
Prabowo-Hatta : 2.132.163 suara
Jokowi-JK : 2.027.049 suara
5. Kalimantan Selatan
Prabowo-Hatta : 941.809 suara
Jokowi-JK 939.748 suara
6. Kepulauan Riau
Prabowo-Hatta : 332.908 suara
Jokowi-JK : 491.819 suara
7. Jambi
Prabowo-Hatta : 871.316 suara
Jokowi-JK : 897.787 suara
8. Bangka Belitung
Prabowo-Hatta : 200.706 suara
Jokowi-JK : 412.359 suara
9. DIY
Prabowo-Hatta : 977.342 suara
Jokowi-JK : 1.234.249 suara
10. Bengkulu
Prabowo-Hatta : 433.173 suara
Jokowi-JK : 523.669 suara
11. Sulawesi Barat
Prabowo-Hatta : 165.494 suara
Jokowi-JK : 456.021 suara
12. Kalimantan Tengah
Prabowo-Hatta : 468.277 suara
Jokowi-JK : 696.199 suara
13. Gorontalo
Prabowo-Hatta : 378.735 suara
Jokowi-JK : 221.497 suara
14. Sulawesi Tenggara
Prabowo-Hatta : 511.134 suara
Jokowi-JK : 622.217 suara
15. Sumatera Barat
Prabowo-Hatta : 1.797.505 suara
Jokowi-JK : 539.308 suara
16. Bali
Prabowo-Hatta: 614.241 suara
Jokowi-JK: 1.535.110 suara
17. Riau
Prabowo-Hatta: 1.349.338 suara
Jokowi-JK: 1.342.817 suara
18. Maluku
Prabowo-Hatta: 433.981 suara
Jokowi-JK: 443.040 suara
19. Sulawesi Tengah
Prabowo-Hatta: 632.009 suara
Jokowi-JK: 767.151 suara
20. Jawa Tengah
Prabowo-Hatta: 6.485.720 suara
Jokowi-JK: 12.959.540 suara
21. Jawa Barat
Prabowo-Hatta: 14.167.381 suara
Jokowi-JK: 9.530.315 suara
22. Lampung
Prabowo-Hatta: 2.033.924 suara
Jokowi-JK: 2.299.889 suara
23. Sulawesi Utara
Prabowo-Hatta: 620.095 suara
Jokowi-JK: 724.553 suara
24. Kalimantan Timur
Prabowo-Hatta: 687.734 suara
Jokowi-JK: 1.190.156 suara
25. Papua Barat
Prabowo-Hatta: 172.528 suara
Jokowi-JK : 360.379 suara
26. Banten
Prabowo-Hatta: 3.192.671 suara
Jokowi-JK: 2.398.631 suara
27. NTT
Prabowo-Hatta: 769.391 suara
Jokowi-JK: 1.488.076 suara
28. Sulawesi Selatan
Prabowo-Hatta: 1.214.857 suara
Jokowi-JK: 3.037.026 suara
29. Maluku Utata
Prabowo-Hatta: 306.792 suara
Jokowi-JK: 256.601 suara
30. DKI Jakarta
Prabowo-Hatta: 2.528.064
Jokowi-JK: 2.859.894
31. Jawa Timur
Prabowo-Hatta 10.277.088 suara
Jokowi-JK 11.669.313 suara.
32. Papua
Prabowo-Hatta 769.132 suara
Jokowi-JK: 2.026.735 suara
33. Sumatera Utara
Prabowo-Hatta: 2.831.514 suara
Jokowi-JK: 3.494.835 suara
34. Luar Negeri
Prabowo-Hatta: 313.600 suara
Jokowi-JK: 364.257 suara
Jokowi-JK unggul dengan perolehan suara sebesar 364.283 suara (53,15 persen), sedangkan Prabowo-Hatta memperoleh 313.600 suara (46,26 persen)
Berikut hasil rekapitulasi penghitungan suara untuk daerah pemilihan luar negeri seperti dimuat Liputan6.com dalam artikel berjudul 'Hasil Rekap KPU: Jokowi Menang 23 Provinsi, Prabowo 10 Provinsi pada 22 Juli 2014'.
Berikut perolehan suara sah Pemilu Presiden 2014:
1. Kalimantan Barat
Prabowo-Hatta : 1.032.354 suara
Jokowi-JK : 1.573.046 suara
2. Nusa Tenggara Barat
Prabowo-Hatta : 1.844.178 suara
Jokowi-JK : 701.238 suara
3. Aceh
Prabowo-Hatta : 1.089.290 suara.
Jokowi-JK : 913.309 suara
4. Sumatera Selatan
Prabowo-Hatta : 2.132.163 suara
Jokowi-JK : 2.027.049 suara
5. Kalimantan Selatan
Prabowo-Hatta : 941.809 suara
Jokowi-JK 939.748 suara
6. Kepulauan Riau
Prabowo-Hatta : 332.908 suara
Jokowi-JK : 491.819 suara
7. Jambi
Prabowo-Hatta : 871.316 suara
Jokowi-JK : 897.787 suara
8. Bangka Belitung
Prabowo-Hatta : 200.706 suara
Jokowi-JK : 412.359 suara
9. DIY
Prabowo-Hatta : 977.342 suara
Jokowi-JK : 1.234.249 suara
10. Bengkulu
Prabowo-Hatta : 433.173 suara
Jokowi-JK : 523.669 suara
11. Sulawesi Barat
Prabowo-Hatta : 165.494 suara
Jokowi-JK : 456.021 suara
12. Kalimantan Tengah
Prabowo-Hatta : 468.277 suara
Jokowi-JK : 696.199 suara
13. Gorontalo
Prabowo-Hatta : 378.735 suara
Jokowi-JK : 221.497 suara
14. Sulawesi Tenggara
Prabowo-Hatta : 511.134 suara
Jokowi-JK : 622.217 suara
15. Sumatera Barat
Prabowo-Hatta : 1.797.505 suara
Jokowi-JK : 539.308 suara
16. Bali
Prabowo-Hatta: 614.241 suara
Jokowi-JK: 1.535.110 suara
17. Riau
Prabowo-Hatta: 1.349.338 suara
Jokowi-JK: 1.342.817 suara
18. Maluku
Prabowo-Hatta: 433.981 suara
Jokowi-JK: 443.040 suara
19. Sulawesi Tengah
Prabowo-Hatta: 632.009 suara
Jokowi-JK: 767.151 suara
20. Jawa Tengah
Prabowo-Hatta: 6.485.720 suara
Jokowi-JK: 12.959.540 suara
21. Jawa Barat
Prabowo-Hatta: 14.167.381 suara
Jokowi-JK: 9.530.315 suara
22. Lampung
Prabowo-Hatta: 2.033.924 suara
Jokowi-JK: 2.299.889 suara
23. Sulawesi Utara
Prabowo-Hatta: 620.095 suara
Jokowi-JK: 724.553 suara
24. Kalimantan Timur
Prabowo-Hatta: 687.734 suara
Jokowi-JK: 1.190.156 suara
25. Papua Barat
Prabowo-Hatta: 172.528 suara
Jokowi-JK : 360.379 suara
26. Banten
Prabowo-Hatta: 3.192.671 suara
Jokowi-JK: 2.398.631 suara
27. NTT
Prabowo-Hatta: 769.391 suara
Jokowi-JK: 1.488.076 suara
28. Sulawesi Selatan
Prabowo-Hatta: 1.214.857 suara
Jokowi-JK: 3.037.026 suara
29. Maluku Utata
Prabowo-Hatta: 306.792 suara
Jokowi-JK: 256.601 suara
30. DKI Jakarta
Prabowo-Hatta: 2.528.064
Jokowi-JK: 2.859.894
31. Jawa Timur
Prabowo-Hatta 10.277.088 suara
Jokowi-JK 11.669.313 suara.
32. Papua
Prabowo-Hatta 769.132 suara
Jokowi-JK: 2.026.735 suara
33. Sumatera Utara
Prabowo-Hatta: 2.831.514 suara
Jokowi-JK: 3.494.835 suara
34. Luar Negeri
Prabowo-Hatta: 313.600 suara
Jokowi-JK: 364.257 suara
Kesimpulan
Bahwa benar pasangan Jokowi-JK menjadi pemenang dalam Pilpres 2014, khususnya di daerah pemilihan luar negeri.
Namun, kemenangan tersebut bukan 80 persen seperti yang diklaim.
Jokowi-JK unggul dengan perolehan suara sebesar 364.283 suara (53,15 persen), sedangkan Prabowo-Hatta memperoleh 313.600 suara (46,26 persen)
Namun, kemenangan tersebut bukan 80 persen seperti yang diklaim.
Jokowi-JK unggul dengan perolehan suara sebesar 364.283 suara (53,15 persen), sedangkan Prabowo-Hatta memperoleh 313.600 suara (46,26 persen)
Rujukan
Luhut Diusir Mahasiswa dan Diteriaki Prabowo
Sumber: twitter.comTanggal publish: 16/04/2019
Berita
Luhut B. Panjaitan diusir dr Universitas Panca Budi Medan tadi malam ????????????????..mukeeere....malahan mahasiswanya teriak @prabowo...prabowo#2019PrabowoPresidenRI
Hasil Cek Fakta
Dari hasil penelusuran, video tersebut memang benar adanya. Namun berpotensi terjadi misleading atau konten menyesatkan dengan memberikan narasi soal pengusiran.
Dalam artikel Suara.com dengan judul "Luhut Binsar Panjaitan: Saya Tidak Diusir Mahasiswa di Medan", Luhut membantah apabila dirinya telah diusir.
Tindakan mahasiswa yang berteriak-teriak menyebutkan nama Prabowo dan ada juga Jokowi, saya nilai sah saja dan merupakan wujud demokrasi di kalangan mahasiswa," ujar Luhut seperti dilansir Antara, Sabtu (13/4/2019).
Luhut menyampaikan kronologis kehadirannya di Universitas Pembangunan Panca Budi. Dia mengakui diundang Alwi Abdurrahman Shihab—mantan Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat dan Menteri Luar Negeri Indonesia—untuk memberikan kuliah umum di Panca Budi.
Dalam kampus itu, kata Luhut, dia memberi penjelasan bagaimana kita sebagai bangsa tidak perlu terpecah belah. Luhut mengakui, melihat mahasiswa di kampus itu terbelah dua pasangan calon presiden.
Waktu mau berbicara, ujar Luhut, ada yang seperti memprovokasi, tetapi pembicaraan terus berjalan hingga habis atau sekitar 20 menit
Luhut menjelaskan, saat Alwi Sihab berbicara, teriakan mahasiswa yang menyebutkan nama kedua calon presiden juga sudah ada.
"Saat saya menyampaikan materi, teriakan nama paslon tetap ada, tetapi tetap saja, saya meneruskan kuliah umum saya, hingga habis karena hal itu saya anggap sah saja dan membuktikan semangat anak muda," katanya.
Menurut Luhut, selesai kuliah umum dia keluar dan terlihat masih ada kumpulan mahasiswa.
Bahkan saat melewati kumpulan mahasiswa yang teriak “Prabowo, Prabowo”, ujar Luhut, dia bilang enggak apa-apa.
"Kami tos, tos. Begitu terus, saya jalan sampai ke mobil dan banyak yang selfie sama saya," katanya.
Jadi, kalau ada yang bilang saya diusir, ujar Luhut, saya tidak merasa diusir karena acara selesai semua.
Luhut kembali menegaskan dirinya tidak merasa diusir dan tidak mempermasalahkan kejadian itu. Walaupun kejadian seperti itu merupakan yang pertama dialaminya khususnya di Sumut.
"Saya tidak diusir, buktinya saya menyampaikan kuliah umum saya hingga habis," ujarnya.
Luhut berharap dan mengimbau agar masyarakat jangan berpecah hanya karena beda pilihan di Pemilu 2019.
Luhut menegaskan, di dalam setiap acara, dia tidak pernah menyampaikan ajakan memilih calon presiden siapa pun.
"Boleh dicek," katanya.
Dia, katanya, mengajak semua untuk dewasa berdemokrasi, jangan percaya berita-berita fitnah.
Menurut Luhut yang diluruskannya antara lain tidak benar Presiden Jokowi tidak memperhatikan umat Islam, kriminalisasi ulama. Termasuk, tidak benar Presiden Jokowi terindikasi PKI.
Bahkan, Presiden Jokowi pada saat apel Danrem/Dandim pada Desember 2018 telah memerintahkan untuk meneliti gerakan-gerakan komunis di Indonesia .
Hingga pada Januari 2019 sudah ada laporannya secara berjenjang dari KASAD sampai Panglima TNI dan hasilnya tidak ditemukan soal itu.
Kemudian mengenai tenaga kerja asing yang katanya ratusan ribu, ujar Luhut, juga tidak ditemukan.
"Terus soal utang, tidak benar. Hutang rendah kok, hanya 29,6 persen dari PDB padahal utang itu boleh hingga 60 persen dari PDB," katanya.
Luhut menegaskan, hal-hal semacam itu atau berita-berita hoaks jangan dijadikan referensi untuk menentukan pilihan.
"Mahasiswa jangan ribut akibat berita-berita hoaks karena yang akan mengawal bangsa ini ke depan adalah mereka," ujar Luhut.
Dibantah Rektor
Sementara dikutip dari Antara Sumut, kabar pengusiran itu juga dibantah oleh Rektor Panca Budi Medan. Dalam artikel berjudul "Rektor Panca Budi Medan bantah Luhut diusir pasca kunjungan", Rektor Universitas Pembangunan Panca Budi Medan, Dr H Muhammad Isa Indrawan, membantah video viral yang menyebutkan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan diusir mahasiswa saat melakukan kunjungan pada Jumat (12/4) malam.
"Enggak benar, Pak Luhut tidak diusir. Sebagian mahasiswa hanya menyampaikan aspirasinya, dan tidak ada pengusiran," jelasnya saat dikonfirmasi Antara melalui aplikasi WhatsApp, Jumat malam.
Kedatangan Luhut ke salah satu perguruan tinggi swasta di Kota Medan yang beralamat di Jalan Gatot Subroto KM 4,5 itu dalam rangka memberikan kuliah umum dengan tema "Melangkah Indonesia Maju".
"Sekitar 7.000 mahasiwa hadir pada kuliah umum tersebut, dan tidak hanya mahasiswa Panca Budi saja, ada juga mahasiswa dari Perguruan Tinggi Kesehatan Sumatera Utara," ungkapnya.
Kuliah umum ini, kata Isa, dijadwalkan juga dihadiri Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Prof. Mohamad Nasir, untuk memberikan penjelasan tentang Uji Kompetensi Exit Exam yang saat ini akan diberlakukan secara nasional.
"Seharusnya Pak Nasir juga ada, namun beliau berhalangan hadir," ujarnya.
Dalam artikel Suara.com dengan judul "Luhut Binsar Panjaitan: Saya Tidak Diusir Mahasiswa di Medan", Luhut membantah apabila dirinya telah diusir.
Tindakan mahasiswa yang berteriak-teriak menyebutkan nama Prabowo dan ada juga Jokowi, saya nilai sah saja dan merupakan wujud demokrasi di kalangan mahasiswa," ujar Luhut seperti dilansir Antara, Sabtu (13/4/2019).
Luhut menyampaikan kronologis kehadirannya di Universitas Pembangunan Panca Budi. Dia mengakui diundang Alwi Abdurrahman Shihab—mantan Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat dan Menteri Luar Negeri Indonesia—untuk memberikan kuliah umum di Panca Budi.
Dalam kampus itu, kata Luhut, dia memberi penjelasan bagaimana kita sebagai bangsa tidak perlu terpecah belah. Luhut mengakui, melihat mahasiswa di kampus itu terbelah dua pasangan calon presiden.
Waktu mau berbicara, ujar Luhut, ada yang seperti memprovokasi, tetapi pembicaraan terus berjalan hingga habis atau sekitar 20 menit
Luhut menjelaskan, saat Alwi Sihab berbicara, teriakan mahasiswa yang menyebutkan nama kedua calon presiden juga sudah ada.
"Saat saya menyampaikan materi, teriakan nama paslon tetap ada, tetapi tetap saja, saya meneruskan kuliah umum saya, hingga habis karena hal itu saya anggap sah saja dan membuktikan semangat anak muda," katanya.
Menurut Luhut, selesai kuliah umum dia keluar dan terlihat masih ada kumpulan mahasiswa.
Bahkan saat melewati kumpulan mahasiswa yang teriak “Prabowo, Prabowo”, ujar Luhut, dia bilang enggak apa-apa.
"Kami tos, tos. Begitu terus, saya jalan sampai ke mobil dan banyak yang selfie sama saya," katanya.
Jadi, kalau ada yang bilang saya diusir, ujar Luhut, saya tidak merasa diusir karena acara selesai semua.
Luhut kembali menegaskan dirinya tidak merasa diusir dan tidak mempermasalahkan kejadian itu. Walaupun kejadian seperti itu merupakan yang pertama dialaminya khususnya di Sumut.
"Saya tidak diusir, buktinya saya menyampaikan kuliah umum saya hingga habis," ujarnya.
Luhut berharap dan mengimbau agar masyarakat jangan berpecah hanya karena beda pilihan di Pemilu 2019.
Luhut menegaskan, di dalam setiap acara, dia tidak pernah menyampaikan ajakan memilih calon presiden siapa pun.
"Boleh dicek," katanya.
Dia, katanya, mengajak semua untuk dewasa berdemokrasi, jangan percaya berita-berita fitnah.
Menurut Luhut yang diluruskannya antara lain tidak benar Presiden Jokowi tidak memperhatikan umat Islam, kriminalisasi ulama. Termasuk, tidak benar Presiden Jokowi terindikasi PKI.
Bahkan, Presiden Jokowi pada saat apel Danrem/Dandim pada Desember 2018 telah memerintahkan untuk meneliti gerakan-gerakan komunis di Indonesia .
Hingga pada Januari 2019 sudah ada laporannya secara berjenjang dari KASAD sampai Panglima TNI dan hasilnya tidak ditemukan soal itu.
Kemudian mengenai tenaga kerja asing yang katanya ratusan ribu, ujar Luhut, juga tidak ditemukan.
"Terus soal utang, tidak benar. Hutang rendah kok, hanya 29,6 persen dari PDB padahal utang itu boleh hingga 60 persen dari PDB," katanya.
Luhut menegaskan, hal-hal semacam itu atau berita-berita hoaks jangan dijadikan referensi untuk menentukan pilihan.
"Mahasiswa jangan ribut akibat berita-berita hoaks karena yang akan mengawal bangsa ini ke depan adalah mereka," ujar Luhut.
Dibantah Rektor
Sementara dikutip dari Antara Sumut, kabar pengusiran itu juga dibantah oleh Rektor Panca Budi Medan. Dalam artikel berjudul "Rektor Panca Budi Medan bantah Luhut diusir pasca kunjungan", Rektor Universitas Pembangunan Panca Budi Medan, Dr H Muhammad Isa Indrawan, membantah video viral yang menyebutkan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan diusir mahasiswa saat melakukan kunjungan pada Jumat (12/4) malam.
"Enggak benar, Pak Luhut tidak diusir. Sebagian mahasiswa hanya menyampaikan aspirasinya, dan tidak ada pengusiran," jelasnya saat dikonfirmasi Antara melalui aplikasi WhatsApp, Jumat malam.
Kedatangan Luhut ke salah satu perguruan tinggi swasta di Kota Medan yang beralamat di Jalan Gatot Subroto KM 4,5 itu dalam rangka memberikan kuliah umum dengan tema "Melangkah Indonesia Maju".
"Sekitar 7.000 mahasiwa hadir pada kuliah umum tersebut, dan tidak hanya mahasiswa Panca Budi saja, ada juga mahasiswa dari Perguruan Tinggi Kesehatan Sumatera Utara," ungkapnya.
Kuliah umum ini, kata Isa, dijadwalkan juga dihadiri Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Prof. Mohamad Nasir, untuk memberikan penjelasan tentang Uji Kompetensi Exit Exam yang saat ini akan diberlakukan secara nasional.
"Seharusnya Pak Nasir juga ada, namun beliau berhalangan hadir," ujarnya.
Kesimpulan
Luhut tidak diusir oleh mahasiswa.
Rujukan
10 Hoaks yang Menyerang KPU Jelang Pencoblosan
Sumber:Tanggal publish: 16/04/2019
Berita
Berdasarkan data yang dirilis Mafindo, ada 17 informasi hoaks yang menyerang KPU. Ada kasus besar yang menimbulkan kekisruhan publik, misalnya kabar pencoblisan tujuh kontainer surat suara. Berikut 10 informasi hoaks yang menerpa KPU.
Hasil Cek Fakta
Hari pencoblosan tinggal beberapa jam lagi. Pada Rabu (17/4/2019), pemilih akan menyalurkan suara di bilik suara. Hingga menjelang pencoblosan, banyak beredar informasi hoaks soal pemilu, bahkan menyasar Komisi Pemilihan Umum (KPU) sebagai penyelenggara pemilu.
Anggota tim Litbang Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo) Nuril Hidayah mengkhawatirkan hoaks tentang pemilu mendelegitimasi KPU. Akhirnya publik tidak percaya kepada KPU padahal informasi yang beredar itu tergolong hoaks.
Berdasarkan data yang dirilis Mafindo, ada 17 informasi hoaks yang menyerang KPU. Ada kasus besar yang menimbulkan kekisruhan publik, misalnya kabar pencoblisan tujuh kontainer surat suara. Berikut 10 informasi hoaks yang menerpa KPU.
1. Server KPU Lemah, 3 Juli 2018
Beredar informasi di Facebook bahwa hasil scanning port KPU bolong menimbulkan kesan server KPU lemah. Faknya, port-post yang diklaim “bolong” itu adalah port yang dibuka untuk melayani permintaan akses ke layanan yang disediakan server itu.
2. Pileg dan Pilpres 2019 akan dilakukan dengan E-Voting, 26 Agustus 2018
Beredar informasi lewat WhatsApp Pemilu 2019 akan menggunakan e-voting. Padahal KPU tidak menggunakan e-voting pada Pemilu 2019.
3. Ada 31 kuta pemilih misterius, 24 Oktober 2018
Muncul informasi di Twitter terdapat 31 juta data pemilih misterius yang tidak bisa dibuka oleh KPU. Mendagri Tjahjo Kumolo menyatakan data 31 juta pemilih yang belum masuk DPT bukanlah data tambahan atau baru. KPU menyisir data itu untuk dimasukkan ke dalam DPT Pemilu 2019.
4. DPT siluman, 2 November 2018
Beredar kabar daftar DPT mengacu situs tamsh-news.com. Situ itu dianggap tidak kredibel.
5. Ancaman Pembunuhan Anggota KPU Jika Tak Menangkan Jokowi, 13 Desember 2018
Kabar tak bisa dipertanggungjawabkan ini menyebut ancaman pembunuhan terhadap anggota KPU jika tidak memenangkan Jokowi. Contohnya Bupati Fakfak dan Husni Kamil Manik meninggal terkait pemilu. Faktanya, tak ada pembunuhan bupati Fakfak dan Ketua KPU Husni Kamil Manik meninggal karena sakit.
6. Orang dengan gangguan jiwa mencoblos, 25 Desember 2018.
Beredar di Facebook foto-foto orang yang terlihat memiliki gangguan jiwa dipegangi beberapa orang. Narasinya KPU sedang menjalankan simulasi orang dengan gangguan jiwa memilih di TPS. Foto itu ternyata pengamanan penderita gangguan jiwa oleh polisi karena membunuh dukun yang hendak mengobati. Foto itu tidak terkait dengan narasi.
7. KPU mengarahkan pendatang China agar memenangkan Petahana, 30 Desember 2018
Beredar hoaks melalui Facebook KPU mengarahkan pendatang dari China untuk memenangkan petahana. Faktanya, foto itu adalah acara peresmian PLTU Celukan Bawang di Bali 2015.
8. Kontainer berisi surat suara yang telah dicoblos, 3 Januari 2019
Beredar di Whatsapp rekaman audio seseorang melaporkan penemuan kontainer berisi jutaan surat suara yang sudah dicoblos. Faktanya, surat suara belum dicetak.
9. Ketua KPU Arief Budiman jadi Korban Hoaks, 8 Januari 2019
Ketua KPU Arief Budiman jadi sasaran hoaks. Dia terpilih menjadi Ketua KPU padahal mendapat suara terkecil di DPR dibandingkan komisioner lain. Faktanya, pemilihan ketua KPU dilakukan secara musyawarah di antara 7 komisioner. Selain iti, muncul kabar Arief Budiman adalah saudara Soe Hok Gie, aktivis 1966. Hoaks itu mengesankan Arief beretnis Tionghoa. Faktanya, Soe Hok Gie memiliki saudara Arief Budiman yang juga sosiolog, namun bukan Arief Budiman Ketua KPU.
10. Server KPU disetting menangkan Jokowi-Ma'ruf Amin
Beredar video pengakuan seseorang yang menyebut server KPU di Singapura disetting untuk memenangkan Jokowi-Makruf 57%. KPU menyatakan informasi itu tidak benar, server KPU tidak ada yang berada di luar negeri. Soal penghitungan, KPU menyatakan penghitungan suara dilakukan secara manual dengan berjenjang dari TPS hingga KPU pusat.
Anggota tim Litbang Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo) Nuril Hidayah mengkhawatirkan hoaks tentang pemilu mendelegitimasi KPU. Akhirnya publik tidak percaya kepada KPU padahal informasi yang beredar itu tergolong hoaks.
Berdasarkan data yang dirilis Mafindo, ada 17 informasi hoaks yang menyerang KPU. Ada kasus besar yang menimbulkan kekisruhan publik, misalnya kabar pencoblisan tujuh kontainer surat suara. Berikut 10 informasi hoaks yang menerpa KPU.
1. Server KPU Lemah, 3 Juli 2018
Beredar informasi di Facebook bahwa hasil scanning port KPU bolong menimbulkan kesan server KPU lemah. Faknya, port-post yang diklaim “bolong” itu adalah port yang dibuka untuk melayani permintaan akses ke layanan yang disediakan server itu.
2. Pileg dan Pilpres 2019 akan dilakukan dengan E-Voting, 26 Agustus 2018
Beredar informasi lewat WhatsApp Pemilu 2019 akan menggunakan e-voting. Padahal KPU tidak menggunakan e-voting pada Pemilu 2019.
3. Ada 31 kuta pemilih misterius, 24 Oktober 2018
Muncul informasi di Twitter terdapat 31 juta data pemilih misterius yang tidak bisa dibuka oleh KPU. Mendagri Tjahjo Kumolo menyatakan data 31 juta pemilih yang belum masuk DPT bukanlah data tambahan atau baru. KPU menyisir data itu untuk dimasukkan ke dalam DPT Pemilu 2019.
4. DPT siluman, 2 November 2018
Beredar kabar daftar DPT mengacu situs tamsh-news.com. Situ itu dianggap tidak kredibel.
5. Ancaman Pembunuhan Anggota KPU Jika Tak Menangkan Jokowi, 13 Desember 2018
Kabar tak bisa dipertanggungjawabkan ini menyebut ancaman pembunuhan terhadap anggota KPU jika tidak memenangkan Jokowi. Contohnya Bupati Fakfak dan Husni Kamil Manik meninggal terkait pemilu. Faktanya, tak ada pembunuhan bupati Fakfak dan Ketua KPU Husni Kamil Manik meninggal karena sakit.
6. Orang dengan gangguan jiwa mencoblos, 25 Desember 2018.
Beredar di Facebook foto-foto orang yang terlihat memiliki gangguan jiwa dipegangi beberapa orang. Narasinya KPU sedang menjalankan simulasi orang dengan gangguan jiwa memilih di TPS. Foto itu ternyata pengamanan penderita gangguan jiwa oleh polisi karena membunuh dukun yang hendak mengobati. Foto itu tidak terkait dengan narasi.
7. KPU mengarahkan pendatang China agar memenangkan Petahana, 30 Desember 2018
Beredar hoaks melalui Facebook KPU mengarahkan pendatang dari China untuk memenangkan petahana. Faktanya, foto itu adalah acara peresmian PLTU Celukan Bawang di Bali 2015.
8. Kontainer berisi surat suara yang telah dicoblos, 3 Januari 2019
Beredar di Whatsapp rekaman audio seseorang melaporkan penemuan kontainer berisi jutaan surat suara yang sudah dicoblos. Faktanya, surat suara belum dicetak.
9. Ketua KPU Arief Budiman jadi Korban Hoaks, 8 Januari 2019
Ketua KPU Arief Budiman jadi sasaran hoaks. Dia terpilih menjadi Ketua KPU padahal mendapat suara terkecil di DPR dibandingkan komisioner lain. Faktanya, pemilihan ketua KPU dilakukan secara musyawarah di antara 7 komisioner. Selain iti, muncul kabar Arief Budiman adalah saudara Soe Hok Gie, aktivis 1966. Hoaks itu mengesankan Arief beretnis Tionghoa. Faktanya, Soe Hok Gie memiliki saudara Arief Budiman yang juga sosiolog, namun bukan Arief Budiman Ketua KPU.
10. Server KPU disetting menangkan Jokowi-Ma'ruf Amin
Beredar video pengakuan seseorang yang menyebut server KPU di Singapura disetting untuk memenangkan Jokowi-Makruf 57%. KPU menyatakan informasi itu tidak benar, server KPU tidak ada yang berada di luar negeri. Soal penghitungan, KPU menyatakan penghitungan suara dilakukan secara manual dengan berjenjang dari TPS hingga KPU pusat.
Rujukan
Pemilu Di Australia Pendukung 02 Tidak Boleh Masuk, Alasan Waktu Sudah Habis
Sumber: facebook.comTanggal publish: 16/04/2019
Berita
Video penghadangan pencoblosan yang diklaim sebagai upaya penghadangan kepada kubu pendukung Capres dan Cawapres Nomor Urut 02. Berikut kutipan narasinya:
Pemilu di australia pendukung 02 tdk boleh masuk... alasan waktu sudah habis....
Pemilu di australia pendukung 02 tdk boleh masuk... alasan waktu sudah habis....
Hasil Cek Fakta
Beredar video yang diklaim sebagai aksi penghadangan kepada pendukung Calon Presiden dan Wakil Presiden Nomor Urut 02, Prabowo Subianto dan Sandiaga Salahuddin Uno saat ingin melakukan pencoblosan di Australia. Dalam video tersebut terlihat seorang pria melarang para Warga Negara Indonesia (WNI) yang ingin mencoblos.
Klaim atas video tersebut tidak benar. Sebab, beberapa waktu sebelum video ini tersebar, sempat tersebar video yang sama dengan narasi berbeda, yakni pria dalam video tersebut dikatakan sebagai Samsul Bahri Ketua Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) sebagai pendukung 02. Klaim tersebut sudah didebunk berdasarkan klarifikasi dari pihak Komisi Pemilihan Umum (KPU). Berikut kutipan debunknya dari link ini:
[…] Komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU) Ilham Saputra membantah bahwa nama Samsul Bahri sebagai Ketua KPPSLN.
“Di hoaks itu muncul bahwa seakan-akan Samsul Bahri anggota KPPSLN, di kita enggak ada yang namanya Samsul Bahri,” ungkap Ilham. Ia pun menambahkan, nama tersebut pun tidak tercantum sebagai anggota KPPSLN di manapun.
Senada dengan Ilham, Komisioner KPU Pramono Ubaid Tanthowi juga menyatakan bahwa nama Samsul Bahri tidak ada dalam Surat Keputusan (SK) Panitia Pemilihan Luar Negeri (PPLN) maupun SK KPPS. “Kami sudah cek SK PPLN maupun SK KPPS luar negeri, tidak ada nama tersebut,” ujar Pramono.
Selain pihak komisioner KPU, bantahan perihal Samsul Bahri sebagai Ketua KPPSLN di Sidney, Australia juga disampaikan oleh Anggota Sekretariat PPLN Sydney, Hermanus Dimara. Ia menegaskan, memang ada Warga Negara Asing (WNA) dalam TPS di KJRI bernama Samsul Bahri, tapi dia bukan Ketua KPPSLN, melainkan hanya pendukung salah satu pasangan calon.
“Itu WNA (eks WNI) yang diviralkan sebagai ketua KPPSLN, padahal tidak. Beliau bukan WNI, jadi tidak bisa jadi KPPSLN, Panwaslu, atau pun saksi,” kata Hermanus.[…]
Perihal kericuhan pencoblosan di Sydeney, pihak Panitia Pemilihan Luar Negeri (PPLN) Sydney pun sudah memberikan klarifikasinya. Berikut kutipan klarifikasinya dari laman pemilusydney.org.au:
[…] Pelaksanaan Pemungutan Suara Sabtu, 13 April 2019 di wilayah kerja PPLN Sydney
Secara umum pelaksanaan pemungutan suara yang dilaksanakan pada Sabtu, 13 April 2019 di wilayah kerja PPLN Sydney yang meliputi New South Wales, Queensland dan South Australia berjalan lancar. Pemungutan suara tersebar di 22 TPSLN dengan rincian sebagai berikut: 4 TPSLN berlokasi di KJRI Sydney, 5 TPSLN berlokasi di Sydney Town Hall, 3 TPSLN berlokasi di Marrickville Community Centre, 3 TPSLN berlokasi di Yagoona Community, 3 TPSLN berlokasi di Good Luck Plaza, 2 TPSLN berlokasi di Sherwood State School-Brisbane dan 2 TPSLN di Adelaide State Library. Hampir semua lokasi adalah gedung yang disewa.
Pemungutan suara dimulai pukul 8.00 sampai 18.00 waktu setempat. Acara dimulai dengan upacara pembukaan oleh KPPSLN dan selanjutnya dilakukan pelayanan kepada Pemilih yang terdaftar sebagai DPTLN dan DPTbLN. DPTLN adalah daftar pemilih yang ditetapkan oleh KPU per 12 Desember 2018. Untuk PPLN Sydney jumlah DPTLN adalah 25.381 pemilih. Sedangkan definisi singkat untuk DPTbLN adalah pemilih yang sudah menjadi DPT namun pindah lokasi memilih. Pada umumnya pemilih yang hadir dan terdaftar sebagai DPTLN dan DPTbLN terlayani dengan baik sejak pagi hari.
Tidak sedikit pemilih yang datang adalah pemilih yang tidak terdaftar atau tidak tahu bahwa yang bersangkutan masuk dalam kriteria DPKLN (Daftar Pemilih Khusus Luar Negeri). Yang mana DPKLN baru diperbolehkan mencoblos pada satu jam terakhir atau jam 17.00 sampai 18.00. Pemilih DPKLN adalah pemilih yang belum terdaftar sebagai DPT dan baru mendaftar setelah tanggal penetapan DPTLN (12 Desember 2018).
Penjelasan dan pemahaman juga diberikan kepada beberapa pemilih yang mengalami kendala dalam mendapatkan informasi terkini seperti tempat/lokasi TPS mencoblos dan metode pemilhan yang digunakan apakah POS atau TPS.
Menjelang jam 17.00 atau mendekati waktu bagi DPKLN untuk melakukan pencoblosan, antrian pemilih mencapai puncaknya. Pemilih DPKLN yang ingin mencoblos memenuhi pintu masuk lokasi gedung TPS berada. Untuk mengurangi antrian, KPPSLN yang bertugas berusaha semaksimal mungkin mempercepat pelayanan terhadap pemilih. Pemilih disabilitas diberi akses khusus sehingga bisa melakukan pencoblosan tanpa perlu mengantri.
Ketika waktu menunjukkan pukul 18.00, masih banyak orang berkumpul di depan pintu masuk lokasi gedung TPS. Dengan berbagai pertimbangan dan musyawarah dengan Panwaslu, Saksi, Perwakilan Mabes POLRI dan pihak keamanan gedung; terutama pertimbangan keamanan gedung dan waktu penggunaan gedung yang terbatas, maka penutupan pintu masuk gedung dilakukan pada pukul 18.00. Pemilih yang berada di luar gedung telah diberi penjelasan bahwa waktu pencoblosan telah berakhir, namun pelayanan masih dilakukan pada pemilih yang sudah memasuki gedung. Beberapa pemilih yang diluar gedung masih kurang puas meskipun telah diberikan penjelasan oleh PPLN.
KPPSLN melanjutkan pelayanan kepada seluruh pemilih yang sudah memasuki gedung hingga sekitar jam 19.00. Selanjutnya, KPPSLN melakukan proses penghitungan sisa surat suara dan administrasi dokumen. Kotak suara digembok dan disegel dengan disaksikan oleh Panwaslu dan Saksi. Dikarenakan batas waktu penyewaan gedung yang terbatas, beberapa TPSLN diharuskan meninggalkan gedung jam 20.00. Bahkan telah dilakukan perpanjangan waktu penggunaan gedung guna menyelesaikan seluruh proses pemungutan suara.
Selanjutnya, KPSSLN yang bertugas di luar KJRI Sydney mengirimkan seluruh logistik pemilu ke KJRI untuk disimpan. Sekitar jam 1 dini hari, minggu, 14 April 2019 seluruh logistik pemilu telah tersimpan baik di KJRI Sydney. Logistik pemilu termasuk kotak suara yang didalamnya terdapat suara suara akan dibuka pada Rabu, 17 April 2019 untuk proses penghitungan suara. (PPLN Sydney)[…]
Dari klarifikasi tersebut ada dua kesimpulan alasan dari PPLN perihal kericuhan pencoblosan di Sydney, Australia. Pertama ialah perihala banyaknya WNI yang datang untuk memilih tidak terdaftar dalam DPT dan kedua ialah perihal batas waktu penggunaan gedung sewaan yang dijadikan lokasi pemungutan suara.
Berdasarkan paparan tersebut, maka klaim pada video sumber tidak tepat. Pertama, pria yang ada dalam video bukanlah bagian dari KPPS ataupun PPLN. Dan, kedua, WNI yang tidak dapat memberikan hak suara di Australia bukan hanya pendukung dari Capres dan Cawapres Nomor Urut 02, melainkan merata kepada semua WNI yang ingin mencoblos di Sydney, Australia. Dengan demikian, video tersebut masuk ke dalam kategori false context.
Klaim atas video tersebut tidak benar. Sebab, beberapa waktu sebelum video ini tersebar, sempat tersebar video yang sama dengan narasi berbeda, yakni pria dalam video tersebut dikatakan sebagai Samsul Bahri Ketua Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) sebagai pendukung 02. Klaim tersebut sudah didebunk berdasarkan klarifikasi dari pihak Komisi Pemilihan Umum (KPU). Berikut kutipan debunknya dari link ini:
[…] Komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU) Ilham Saputra membantah bahwa nama Samsul Bahri sebagai Ketua KPPSLN.
“Di hoaks itu muncul bahwa seakan-akan Samsul Bahri anggota KPPSLN, di kita enggak ada yang namanya Samsul Bahri,” ungkap Ilham. Ia pun menambahkan, nama tersebut pun tidak tercantum sebagai anggota KPPSLN di manapun.
Senada dengan Ilham, Komisioner KPU Pramono Ubaid Tanthowi juga menyatakan bahwa nama Samsul Bahri tidak ada dalam Surat Keputusan (SK) Panitia Pemilihan Luar Negeri (PPLN) maupun SK KPPS. “Kami sudah cek SK PPLN maupun SK KPPS luar negeri, tidak ada nama tersebut,” ujar Pramono.
Selain pihak komisioner KPU, bantahan perihal Samsul Bahri sebagai Ketua KPPSLN di Sidney, Australia juga disampaikan oleh Anggota Sekretariat PPLN Sydney, Hermanus Dimara. Ia menegaskan, memang ada Warga Negara Asing (WNA) dalam TPS di KJRI bernama Samsul Bahri, tapi dia bukan Ketua KPPSLN, melainkan hanya pendukung salah satu pasangan calon.
“Itu WNA (eks WNI) yang diviralkan sebagai ketua KPPSLN, padahal tidak. Beliau bukan WNI, jadi tidak bisa jadi KPPSLN, Panwaslu, atau pun saksi,” kata Hermanus.[…]
Perihal kericuhan pencoblosan di Sydeney, pihak Panitia Pemilihan Luar Negeri (PPLN) Sydney pun sudah memberikan klarifikasinya. Berikut kutipan klarifikasinya dari laman pemilusydney.org.au:
[…] Pelaksanaan Pemungutan Suara Sabtu, 13 April 2019 di wilayah kerja PPLN Sydney
Secara umum pelaksanaan pemungutan suara yang dilaksanakan pada Sabtu, 13 April 2019 di wilayah kerja PPLN Sydney yang meliputi New South Wales, Queensland dan South Australia berjalan lancar. Pemungutan suara tersebar di 22 TPSLN dengan rincian sebagai berikut: 4 TPSLN berlokasi di KJRI Sydney, 5 TPSLN berlokasi di Sydney Town Hall, 3 TPSLN berlokasi di Marrickville Community Centre, 3 TPSLN berlokasi di Yagoona Community, 3 TPSLN berlokasi di Good Luck Plaza, 2 TPSLN berlokasi di Sherwood State School-Brisbane dan 2 TPSLN di Adelaide State Library. Hampir semua lokasi adalah gedung yang disewa.
Pemungutan suara dimulai pukul 8.00 sampai 18.00 waktu setempat. Acara dimulai dengan upacara pembukaan oleh KPPSLN dan selanjutnya dilakukan pelayanan kepada Pemilih yang terdaftar sebagai DPTLN dan DPTbLN. DPTLN adalah daftar pemilih yang ditetapkan oleh KPU per 12 Desember 2018. Untuk PPLN Sydney jumlah DPTLN adalah 25.381 pemilih. Sedangkan definisi singkat untuk DPTbLN adalah pemilih yang sudah menjadi DPT namun pindah lokasi memilih. Pada umumnya pemilih yang hadir dan terdaftar sebagai DPTLN dan DPTbLN terlayani dengan baik sejak pagi hari.
Tidak sedikit pemilih yang datang adalah pemilih yang tidak terdaftar atau tidak tahu bahwa yang bersangkutan masuk dalam kriteria DPKLN (Daftar Pemilih Khusus Luar Negeri). Yang mana DPKLN baru diperbolehkan mencoblos pada satu jam terakhir atau jam 17.00 sampai 18.00. Pemilih DPKLN adalah pemilih yang belum terdaftar sebagai DPT dan baru mendaftar setelah tanggal penetapan DPTLN (12 Desember 2018).
Penjelasan dan pemahaman juga diberikan kepada beberapa pemilih yang mengalami kendala dalam mendapatkan informasi terkini seperti tempat/lokasi TPS mencoblos dan metode pemilhan yang digunakan apakah POS atau TPS.
Menjelang jam 17.00 atau mendekati waktu bagi DPKLN untuk melakukan pencoblosan, antrian pemilih mencapai puncaknya. Pemilih DPKLN yang ingin mencoblos memenuhi pintu masuk lokasi gedung TPS berada. Untuk mengurangi antrian, KPPSLN yang bertugas berusaha semaksimal mungkin mempercepat pelayanan terhadap pemilih. Pemilih disabilitas diberi akses khusus sehingga bisa melakukan pencoblosan tanpa perlu mengantri.
Ketika waktu menunjukkan pukul 18.00, masih banyak orang berkumpul di depan pintu masuk lokasi gedung TPS. Dengan berbagai pertimbangan dan musyawarah dengan Panwaslu, Saksi, Perwakilan Mabes POLRI dan pihak keamanan gedung; terutama pertimbangan keamanan gedung dan waktu penggunaan gedung yang terbatas, maka penutupan pintu masuk gedung dilakukan pada pukul 18.00. Pemilih yang berada di luar gedung telah diberi penjelasan bahwa waktu pencoblosan telah berakhir, namun pelayanan masih dilakukan pada pemilih yang sudah memasuki gedung. Beberapa pemilih yang diluar gedung masih kurang puas meskipun telah diberikan penjelasan oleh PPLN.
KPPSLN melanjutkan pelayanan kepada seluruh pemilih yang sudah memasuki gedung hingga sekitar jam 19.00. Selanjutnya, KPPSLN melakukan proses penghitungan sisa surat suara dan administrasi dokumen. Kotak suara digembok dan disegel dengan disaksikan oleh Panwaslu dan Saksi. Dikarenakan batas waktu penyewaan gedung yang terbatas, beberapa TPSLN diharuskan meninggalkan gedung jam 20.00. Bahkan telah dilakukan perpanjangan waktu penggunaan gedung guna menyelesaikan seluruh proses pemungutan suara.
Selanjutnya, KPSSLN yang bertugas di luar KJRI Sydney mengirimkan seluruh logistik pemilu ke KJRI untuk disimpan. Sekitar jam 1 dini hari, minggu, 14 April 2019 seluruh logistik pemilu telah tersimpan baik di KJRI Sydney. Logistik pemilu termasuk kotak suara yang didalamnya terdapat suara suara akan dibuka pada Rabu, 17 April 2019 untuk proses penghitungan suara. (PPLN Sydney)[…]
Dari klarifikasi tersebut ada dua kesimpulan alasan dari PPLN perihal kericuhan pencoblosan di Sydney, Australia. Pertama ialah perihala banyaknya WNI yang datang untuk memilih tidak terdaftar dalam DPT dan kedua ialah perihal batas waktu penggunaan gedung sewaan yang dijadikan lokasi pemungutan suara.
Berdasarkan paparan tersebut, maka klaim pada video sumber tidak tepat. Pertama, pria yang ada dalam video bukanlah bagian dari KPPS ataupun PPLN. Dan, kedua, WNI yang tidak dapat memberikan hak suara di Australia bukan hanya pendukung dari Capres dan Cawapres Nomor Urut 02, melainkan merata kepada semua WNI yang ingin mencoblos di Sydney, Australia. Dengan demikian, video tersebut masuk ke dalam kategori false context.
Rujukan
- https://www.facebook.com/groups/fafhh/permalink/874897776176092/
- https://turnbackhoax.id/2019/04/16/salah-pemilu-di-australia-pendukung-02-tidak-boleh-masuk-alasan-waktu-sudah-habis/
- https://www.facebook.com/groups/fafhh/permalink/874186689580534/
- https://turnbackhoax.id/2019/04/15/salah-samsul-bahri-ketua-kpps-sydney-pro-02/
- https://pemilusydney.org.au/2019/04/14/pemilu/
- https://nasional.republika.co.id/berita/nasional/politik/ppyo6k428/ppln-sydney-jelaskan-kronologi-wni-tak-bisa-coblos-suara
- https://news.detik.com/berita/d-4510346/ppln-jelaskan-duduk-perkara-kisruh-coblosan-di-sydney
Halaman: 6257/6698