Sebuah akun Facebook dengan nama ‘Agus Sugianto Agus’ memposting gambar ke grup Facebook ‘Boikot Metro TV Krn Melakukan Pembodohan Publik’, yang menyerupai hasil capture siaran berita dari sebuah stasiun TV swasta Indonesia. Di dalam gambar tersebut ada baris yang bertuliskan ‘AHOK RESMI DI HUKUM PANCUNG’. Dan gambar itu juga disertai sebuah kalimat:
‘jangan lupa jasad nya langsung buang ke laut aja’.
Ahok Resmi Dihukum Pancung
Sumber: https://www.facebook.com/Tanggal publish: 06/03/2017
Berita
Hasil Cek Fakta
Gambar hoax berasal dari capture siaran berita stasiun Metro TV pada tahun 2014 silam yang diedit. Gambar yang asli bisa didapatkan dengan memutar rekaman siaran tersebut yang ada di YouTube (tautannya ada di bawah) maju hingga menit ke 10:48
Rujukan
Kapolres Sukabumi Pose 3 Jari, Mendukung Salah Satu Cagub Jabar
Sumber:Tanggal publish: 16/04/2018
Berita
Mantep banget nih pak polisi. Bener nih Kapolres Kota Sukabumi @DivHumas_Polri? Boleh ya polisi jadi jurkam?
Hasil Cek Fakta
Dalam foto tersebut, Nasriadi berpose 3 jari, yang dimaknai oleh warganet sebagai dukungannya kepada calon gubernur nomor 3 dalam Pilkada Jabar, yakni pasangan Sudrajat-Syaikhu.
Menanggapi hal tersebut, Nasriadi menyebut jika cuitan di twitter tersebut tidak benar. Pose jari tersebut merupakan simbol huruf ‘G’ karena saat foto diambil dia tengah mengikuti kegiatan yang digelar panitia acara Geopark Ciletuh-Palabuhanratu. Pose huruf G dibuat dengan cara menekuk tiga jari kemudian jari telunjuk dan ibu jari menempel.
“Di depan stan bazar Sukabumi, kita berhenti. Ada peserta yang menjelaskan soal geopark. Kita foto menggunakan lambang Geopark ‘G’ kalau gubernurnya caranya seperti apa terserah, pokoknya ada yang ngarahin dari humas Pemda, ayo pak kita bergaya pakai lambang Geopark ‘G’,” lanjutnya (Nasriadi).
Menanggapi hal tersebut, Nasriadi menyebut jika cuitan di twitter tersebut tidak benar. Pose jari tersebut merupakan simbol huruf ‘G’ karena saat foto diambil dia tengah mengikuti kegiatan yang digelar panitia acara Geopark Ciletuh-Palabuhanratu. Pose huruf G dibuat dengan cara menekuk tiga jari kemudian jari telunjuk dan ibu jari menempel.
“Di depan stan bazar Sukabumi, kita berhenti. Ada peserta yang menjelaskan soal geopark. Kita foto menggunakan lambang Geopark ‘G’ kalau gubernurnya caranya seperti apa terserah, pokoknya ada yang ngarahin dari humas Pemda, ayo pak kita bergaya pakai lambang Geopark ‘G’,” lanjutnya (Nasriadi).
Kesimpulan
Klarifikasi dibuat oleh
Kapolres Sukabumi, AKBP Nasriadi, telah mengklarifikasi foto dirinya bersama Gubernur Jabar, Ahmad Heryawan dan Bupati Sukabumi, Marwan Hamami, yang tersebar di twitter. Ia menegaskan jika cuitan di twitter tersebut tidak benar karena pose jari tersebut merupakan lambang Geopark ‘G’.
Kapolres Sukabumi, AKBP Nasriadi, telah mengklarifikasi foto dirinya bersama Gubernur Jabar, Ahmad Heryawan dan Bupati Sukabumi, Marwan Hamami, yang tersebar di twitter. Ia menegaskan jika cuitan di twitter tersebut tidak benar karena pose jari tersebut merupakan lambang Geopark ‘G’.
Rujukan
Dana Santunan Korban Crane Sudah Cair Tapi Belum Disalurkan
Sumber: https://www.facebook.com/Tanggal publish: 05/03/2017
Berita
Sebuah akun Facebook dengan nama ‘Abu Labib Malawat’ memposting gambar pada grup Facebook ‘Boikot Metro TV Krn Melakukan Pembodohan Publik’ dengan narasi yang mengklaim bahwa dana santunan korban crane jatuh sudah cair sejak lama tapi belum disalurkan oleh Kemlu:
‘*Valid*
Sangat luar biasa zholim….!
Masih ingat musibah Crane di Masjidil Haram..?
Kerajaan Saudi bertanggung jawab dan akan menyantuni para korban, tnyata sudah cair sejak lama tapi belum di salurkan kepada korban oleh KEMLU , dengan alasan masih verifikasi…!
brp lama verifikasinya pak ..?
Sampai kapan itu diverifikasi?
Sementara Kafir Harbi , Syiah dan kelompok munafik terus menerus membuat fitnah kepada Arab Saudi.
Bantu Share…!
*Sumber: Iwan Kurniawan*’
‘*Valid*
Sangat luar biasa zholim….!
Masih ingat musibah Crane di Masjidil Haram..?
Kerajaan Saudi bertanggung jawab dan akan menyantuni para korban, tnyata sudah cair sejak lama tapi belum di salurkan kepada korban oleh KEMLU , dengan alasan masih verifikasi…!
brp lama verifikasinya pak ..?
Sampai kapan itu diverifikasi?
Sementara Kafir Harbi , Syiah dan kelompok munafik terus menerus membuat fitnah kepada Arab Saudi.
Bantu Share…!
*Sumber: Iwan Kurniawan*’
Hasil Cek Fakta
Hingga artikel ini diturunkan (05 Maret 2017) belum ada berita dari sumber yang valid yang menyatakan bahwa dana santunan sudah disalurkan oleh pemerintah Arab Saudi kepada Indonesia ataupun ke negara lainnya.
Bahkan pada artikel Detik.com yang dijadikan rujukan oleh si pembuat berita fitnah ini dengan cukup jelas menyatakan bahwa dana santunan tersebut sudah dipersiapkan (oleh pemerintah Arab Saudi) namun pemerintah Arab Saudi harus melakukan proses administrasi (berupa verifikasi data nama-nama korban) sebelum melakukan penyaluran santunan tersebut kepada pemerintah negara-negara asal para korban, termasuk Indonesia.
Bahkan pada artikel Detik.com yang dijadikan rujukan oleh si pembuat berita fitnah ini dengan cukup jelas menyatakan bahwa dana santunan tersebut sudah dipersiapkan (oleh pemerintah Arab Saudi) namun pemerintah Arab Saudi harus melakukan proses administrasi (berupa verifikasi data nama-nama korban) sebelum melakukan penyaluran santunan tersebut kepada pemerintah negara-negara asal para korban, termasuk Indonesia.
Rujukan
Terjemahan Koran Berbahasa Arab Bahwa Indonesia Kurang Bertata Krama Terhadap Raja Salman
Sumber: https://www.facebook.com/Tanggal publish: 05/03/2017
Berita
Beredar berita hasut ‘terjemahan’ koran berbahasa Arab bahwa pemerintah Indonesia kurang memiliki tata krama terhadap Raja Salman dalam kunjungannya ke Indonesia. Berita hasut ini kemudian juga disebarkan kembali oleh akun-akun media sosial lainnya.
Hasil Cek Fakta
Adapun arti dari koran berbahasa Arab tersebut (nama koran tersebut adalah Okaz) tidaklah seperti klaim si pembuat hasut. Ada beberapa cara untuk mengetahui isi dari judul dan artikel koran Arab tersebut.
Pertama, kita bisa bertanya pada mereka yang mengerti dan obyektif (tidak berpihak hingga akhirnya menyelewengkan) untuk membantu mengartikannya. Beberapa pemilik akun sosial media yang mengerti bahasa Arab yang prihatin akan beredarnya hasut di atas dengan suka rela memposting terjemahan dari koran tersebut, sebagaimana dilakukan oleh pemilik akun Facebook
Cara kedua adalah dengan membuka koran yang sama yang kebetulan juga ada versi digitalnya di internet (tautan ada di bawah) melalui browser di PC lalu kita copy-paste-kan judul dan isi artikel ke Google Translate. Dengan demikian kita bisa mendapatkan terjemahan umum dari judul dan isi artikel tersebut.
Pertama, kita bisa bertanya pada mereka yang mengerti dan obyektif (tidak berpihak hingga akhirnya menyelewengkan) untuk membantu mengartikannya. Beberapa pemilik akun sosial media yang mengerti bahasa Arab yang prihatin akan beredarnya hasut di atas dengan suka rela memposting terjemahan dari koran tersebut, sebagaimana dilakukan oleh pemilik akun Facebook
Cara kedua adalah dengan membuka koran yang sama yang kebetulan juga ada versi digitalnya di internet (tautan ada di bawah) melalui browser di PC lalu kita copy-paste-kan judul dan isi artikel ke Google Translate. Dengan demikian kita bisa mendapatkan terjemahan umum dari judul dan isi artikel tersebut.
Rujukan
Halaman: 6332/6681