• Cek Fakta: Satir Pesan Berantai Berisi Rencana Penggabungan Universitas Indonesia dan Universitas Sebelas Maret

    Sumber:
    Tanggal publish: 10/10/2024

    Berita


    Liputan6.com, Jakarta - Beredar di media sosial dan aplikasi percakapan rencana pesan berantai penggabungan Universitas Indonesia (UI) dan Universitas Sebelas Maret (UNS). Pesan berantai itu beredar sejak awal pekan ini.
    Salah satu akun ada yang mengunggahnya di Facebook. Akun itu mempostingnya pada 8 Oktober 2024.
    Berikut isi pesan berantai tersebut:
    "*RENCANA PENGGABUNGAN UNIVERSITAS INDONESIA (UI) dan UNIVERSITAS SEBELAS MARET (UNS)*.
    Wacana untuk menggabungkan Universitas Indonesia yang ada di Depok dengan Universitas Sebelas Maret di Surakarta mendapat protes keras dan ditolak mentah-mentah oleh kedua belah pihak, baik dari Civitas Akademika maupun para alumninya....
    Mereka bahkan mengancam ribuan mahasiswa/i akan melakukan demo long march (jalan kaki) dari Solo ke Istana Presiden di Jakarta....Banyak kaum cendekiawan, alumni dari kedua perguruan tinggi tersebut yang beradu argumen membahas wacana ini, dan opini mereka sama² kuat.
    Mereka tetap menolak rencana penggabungan ini....!!
    Diduga kuat, penyebab utama penolakan adalah karena mereka khawatir namanya akan berubah menjadi *Universitas Indomaret..!!"
    Lalu benarkah pesan berantai penggabungan Universitas Indonesia dan Universitas Sebelas Maret?

    Hasil Cek Fakta


    Cek Fakta Liputan6.com menelusuri dan menemukan beberapa postingan yang identik dengan pesan berantai tersebut. Dalam versi yang lain terdapat tambahan narasi yang dihilangkan sehingga makna pesan berantai tersebut menjadi rancu.
    Tambahan narasi tersebut berisi sebagai berikut:
    "*Gak usah serius² bacanya marai cepet tuwek...!!*????????????AYO NGOPI KARO GEGUYON BEN GAYENG. BEN TUWONE AWET"
    atau dalam Bahasa Indonesia
    "Jangan serius-serius bacanya bikin cepat tua. Ayo ngopi dan bercanda biar seru. Biar awet tua!!"
    Meski berisi parodi atau satir namun pesan berantai seperti ini bisa menjadi mispersepsi jika tidak dipahami secara utuh.
    Selain itu tidak ada informasi valid terkait penggabungan dua universitas negeri tersebut.

    Kesimpulan


    Pesan berantai penggabungan Universitas Indonesia dan Universitas Sebelas Maret merupakan konten satir atau komedi. Namun konten ini kerap disalahartikan jika tidak dipahami secara utuh.
    • Liputan 6
    • 1 media telah memverifikasi klaim ini

  • Cek Fakta: Tidak Benar Pernyataan Wapres Ma'ruf Amin Tak Sengaja Pakai Dana Haji Pemerintah Tak Berdosa

    Sumber:
    Tanggal publish: 10/10/2024

    Berita


    Liputan6.com, Jakarta - Beredar di media sosial postingan pernyataan Wapres Ma'ruf Amin yang mengklaim pemerintah tak sengaja pakai dana haji sehingga tidak dosa. Postingan itu beredar sejak pekan lalu.
    Salah satu akun ada yang mengunggahnya di Instagram. Akun itu mempostingnya pada 29 September 2024.
    Dalam postingannya terdapat cuplikan layar artikel dengan judul sebagai berikut:
    "Cek Fakta Wapres Pemerintah Gak Sengaja Memakai Dana Haji Jadi Gak Berdosa, Ini Penjelasannya"
    Selain itu juga terdapat narasi "jarang bicara sekali bicara dana haji kepake"
    Akun itu juga menambahkan narasi "Tidak di tahu dia kemana dan fungsi dia apa !!! tiba2 muncul langsung melawakkk"
    Lalu benarkah postingan pernyataan Wapres Ma'ruf Amin yang mengklaim pemerintah tak sengaja pakai dana haji sehingga tidak dosa?

    Hasil Cek Fakta


    Cek Fakta Liputan6.com menelusuri dan menemukan bahwa ini adalah hoaks lama yang muncul kembali. Hoaks serupa pernah ditulis Cek Fakta Liputan6.com pada 14 Juni 2022.
    Faktanya artikel asli merupakan artikel dari Vivanews yang justru menjelaskan bahwa postingan tersebut hoaks.
    Artikel asli sendiri pertama kali diunggah oleh Abhynews.com pada Februari 2029.
    Pada artikel asli terdapat judul "Ma'ruf Amin: Jika Jokowi Terpilih Lagi, Ibu-Ibu Belanja Cukup Bayar Pakai Kartu".

    Kesimpulan


    Postingan pernyataan Wapres Ma'ruf Amin yang mengklaim pemerintah tak sengaja pakai dana haji sehingga tidak dosa adalah hoaks.

    Rujukan

    • Liputan 6
    • 1 media telah memverifikasi klaim ini

  • Keliru, Klaim Cara Mengecek Daftar Bansos 2024 di Situs cekbansos2024.my.id

    Sumber:
    Tanggal publish: 10/10/2024

    Berita



    Sebuah akun di Facebook [ arsip ] mengunggah infografis berlogo Indonesia Baik tentang bantuan sosial (bansos) tahun 2024 sebesar Rp500 ribu bagi 9 juta penerima. Konten tersebut mengklaim bahwa Pemerintah melalui Kementerian Sosial menyiapkan bantuan sosial uang tunai (BST) sebagai upaya mengurangi beban masyarakat terdampak pandemi Covid-19. 

    Dalam poster itu dijelaskan tentang cara mengecek nama-nama sebagai penerima dengan menyiapkan nomor induk KTP dan membuka laman cekbansos.siks.kemsos.go.id. Sementara pengunggah memberikan tautan bagi yang ingin menerima bantuan untuk mengklik ini https://cekbansos2024.my.id/.



    Benarkah unggahan tentang cara mengecek Bansos 2024 tersebut?

    Hasil Cek Fakta



    Mula-mula Tempo memeriksa situs Indonesia Baik yang memuat poster informasi tentang bantuan uang tunai Rp500 ribu. Poster tersebut dipublikasikan oleh laman Indonesia Baik pada tiga tahun lalu atau saat terjadi pandemi Covid-19.

    Pada artikel yang menyertai poster, Bansos Uang Tunai tersebut disalurkan untuk sebanyak 9 juta peserta Program Sembako (BPNT) yang tidak menerima PKH, dengan uang tunai senilai Rp500 ribu per keluarga pada kuartal ketiga tahun 2020.

    Bantuan itu ditargetkan bagi keluarga yang tergolong Keluarga Penerima Manfaat (KPM) program Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT). Bantuan Rp500 ribu tersebut merupakan tambahan satu kali transfer untuk keluarga penerima kartu BNPT.

    Pemerintah meluncurkan bantuan uang tunai tersebut pada 1 September 2020, sebagaimana dikutip dari Investor.id. Kementerian Sosial  saat itu memberikan bantuan tersebut pada masyarakat yang terdampak pandemi Covid-19, melalui program pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) untuk biaya perlindungan sosial sebesar Rp 203,9 triliun.

    Saat itu, nama-nama penerima bantuan tambahan BPNT dapat diakses melalui https://cekbansos.siks.kemsos.go.id dengan memasukkan nomor terdaftar di sistem Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) seperti nomor kepesertaan BPJS Kesehatan, atau Nomor Induk Kependudukan (NIK).

    Dengan demikian tautan untuk mengecek nama-nama penerima bantuan tambahan BPNT bukan di alamat cekbansos2024.my.id.

    Selain itu, bantuan tersebut sendiri sudah tidak diberikan setelah pandemi Covid-19 selesai karena hanya tambahan satu kali transfer untuk keluarga BPNT. Sementara, dikutip dri Detik.com, BPNT yang tetap berjalan hingga saat ini sebesar Rp200.000 per bulan. Pada tahun 2024, BPNT menjangkau sekitar 18 juta Keluarga Penerima Manfaat (KPM) yang terdaftar dengan KTP.

    Kesimpulan



    Berdasarkan hasil pemeriksaan fakta, Tim Cek Fakta Tempo menyimpulkan bahwa klaim adanya Bansos 2024 sebesar Rp500 ribu serta cara mengecek daftar Bansos 2024 melalui link yang diberikan pengunggah adalahkeliru. 

    Infografis tersebut adalah informasi Bansos tambahan BPNT yang diberikan ketika pandemi Covid-19 pada tahun 2020.

    Rujukan

    • Tempo
    • 1 media telah memverifikasi klaim ini

  • Sebagian Benar, Klaim Bintik Putih pada Ikan adalah Cacing Parasit yang Harus Dikubur dan Tidak Boleh Dimasak

    Sumber:
    Tanggal publish: 10/10/2024

    Berita



    Sebuah akun di Facebook [ arsip ] mengunggah foto bintik putih pada potongan ikan. Pengunggah mengklaim bahwa bintik putih itu adalah cacing pita. Warga diminta agar tidak memasak ikan berbintik putih dan harus dikubur agar tidak dimakan oleh hewan seperti kucing.

    Berikut ini adalah narasi lengkapnya:info penting yang sering masak ikan mohon diperhatikan. kalau ada yang nemui ikan seperti di foto ini, di dalamnya bintik² putih, itu adalah cacing pita. jangan dimasak. itu parasit yang bisa hidup di dalam tubuh kita. dan tolong dikubur jangan dibuang. kasihan juga kalau dimakan kucing.



    Hingga artikel ini ditulis, unggahan tanggal 11 Maret 2024 tersebut sudah disukai 369 dan dibagikan 8,1 ribu kali. Benarkah bintik-bintik putih pada ikan adalah parasit cacing yang tidak aman dikonsumsi dan harus dikubur?

    Hasil Cek Fakta



    Menurut staf pengajar Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Riau, Dr. Ir. Morina Riauwaty, MP, bintik putih memang menjadi salah satu ciri bahwa ikan terjangkit cacing parasit. Meski begitu perlu pemeriksaan di laboratorium untuk memastikan kebenarannya. 

    “Iya, salah satu ciri ikan terinfeksi cacing adanya bintik putih. Tetapi perlu di cek di laboratorium. Cacing dikeluarkan lalu diidentifikasi,” kata Morina kepada Tempo melalui pesan singkat, Rabu, 9 Oktober 2024.

    Biasanya pada ikan laut, kata Morina, sering terinfeksi parasit nematoda jenis anisakis. Pada ikan air tawar, khususnya ikan sepat dan betok, sering ditemukan cacing trematoda digenea jenis Clinostomum sp. Cacing jenis ini bisa menular pada manusia.

    Menurut Morina, orang yang mengkonsumsi ikan yang terinfeksi parasit cacing trematoda digenea jenis Clinostomum sp dapat terkena penyakit laryngopharyngitis, apabila ikan tersebut dikonsumsi dalam kondisi mentah atau tidak dimasak dengan sempurna. 

    Namun jika dimasak dengan sempurna, maka akan terhindar dari penularan penyakit zoonosis yang dibawa oleh ikan tersebut.

    Dikutip dari laman Universitas Gajah Mada pada 27 Februari 2020, bintik putih pada ikan tersebut mengindikasikan adanya parasit cacing dari kelompok nematoda di tubuh ikan. Parasit ini ada yang hidup di air laut maupun air tawar.

    “Untuk bintik putih di lele yang tengah ramai dibicarakan saya belum mendapat info keberadaannya dimana, kemungkinan itu adalah parasit cacing dari kelompok nematoda,” tutur pakar penyakit ikan dari Departemen Perikanan UGM, Dr. Ir. Murwantoko.

    Dia menyebutkan terdapat bahaya yang bisa ditimbulkan oleh parasit cacing yang ada di ikan bagi manusia. Secara umum ada dua bahaya parasit cacing pada ikan. Pertama, ada beberapa parasit jenis ini yang masih bisa hidup beberapa saat dalam usus manusia. Kondisi ini cukup berisiko bagi orang-orang dengan kebiasaan makan ikan mentah. 

    Kedua, adanya alergen yang menyebabkan reaksi alergi pada manusia. “Parasit ini tidak menular ke manusia. Kalau dimasak dengan baik kedua tipe bahaya tersebut hilang atau sangat minimal,” katanya.  

    Proses pemasakan atau pemanasan, kata Murwantoko akan mematikan parasit. Parasit akan mati jika dimasak dengan suhu 100 derajat celcius atau air mendidih. “Jadi, tidak usah khawatir berlebihan, parasit akan mati dengan pemasakan benar-benar matang,” jelasnya.

    Kesimpulan



    Hasil verifikasi Tempo tentang klaim klaim bintik putih pada ikan adalah cacing parasit yang harus dibuang adalahsebagian benar. 

    Indikasi ikan terjangkit parasit cacing salah satunya terdapat bintik-bintik putih pada tubuhnya. Ikan aman dikonsumsi bila dimasak dengan sempurna di suhu 100 derajat celcius.

    Rujukan

    • Tempo
    • 1 media telah memverifikasi klaim ini