Beredarsebuah video yang mengklaim bahwa AHY dan Demokrat melakukan penggerebekan kerumah Anies Baswedan . Video ini beredar di media sosial.
Akun Facebook ini membagikan video itu pada 2023. Berikut narasi pada judul video:
" GEGER MALAM INI DEMOKRAT SIAP P3-RA-NG, AHY TAK TERIMA DI HI4-N4TI, LANGSUNG GE-RU-DUK RUMAH ANIES."
Benarkah? Berikut cek faktanya.
[Cek Fakta] Beredar Video AHY dan Demokrat Gerebek Rumah Anies Baswedan? Begini Faktanya
Sumber:Tanggal publish: 14/09/2023
Berita
Hasil Cek Fakta
Dari hasil penelusuran, klaim pada video yang beredar bahwa AHY dan Demokrat menggeruduk rumah Anies Baswedan adalah salah. Faktanya, video tersebut hasil rekayasa digital.
Setelah disimak seluruh isi video, tidak ditemukan informasi yang mendukung klaim tersebut. Video tersebut hanya berisi potongan-potongan video dan gambar dari peristiwa yang berbeda-beda yang digabungkan menjadi satu.
Narator dalam video hanya membacakan artikel dari Detik.com berjudul "Demokrat Jatim Sentil Anies, Belum Jadi Presiden Sudah Ingkar".
Thumbnail video yang menampilkan sosok AHY sedang berpidato merupakan gambar dari acara apel pimpinan yang diadakan di kantor DPP Demokrat, Jakarta pada tanggal 3 April 2023.
Acara tersebut dihadiri oleh pengurus DPP, pimpinan fraksi di DPR, anggota DPRD dari Partai Demokrat, ketua DPD, dan ketua DPC dari seluruh Indonesia.
Setelah disimak seluruh isi video, tidak ditemukan informasi yang mendukung klaim tersebut. Video tersebut hanya berisi potongan-potongan video dan gambar dari peristiwa yang berbeda-beda yang digabungkan menjadi satu.
Narator dalam video hanya membacakan artikel dari Detik.com berjudul "Demokrat Jatim Sentil Anies, Belum Jadi Presiden Sudah Ingkar".
Thumbnail video yang menampilkan sosok AHY sedang berpidato merupakan gambar dari acara apel pimpinan yang diadakan di kantor DPP Demokrat, Jakarta pada tanggal 3 April 2023.
Acara tersebut dihadiri oleh pengurus DPP, pimpinan fraksi di DPR, anggota DPRD dari Partai Demokrat, ketua DPD, dan ketua DPC dari seluruh Indonesia.
Kesimpulan
Klaim pada video yang beredar bahwa AHY dan Demokrat menggeruduk rumah Anies Baswedan adalah salah. Faktanya, video tersebut hasil rekayasa digital.
Informasi ini masuk kategori hoaks jenis misleading content (konten menyesatkan). Misleading terjadi akibat sebuah konten dibentuk dengan nuansa pelintiran untuk menjelekkan seseorang maupun kelompok. Konten jenis ini dibuat secara sengaja dan diharap mampu menggiring opini sesuai dengan kehendak pembuat informasi.
Misleading content dibentuk dengan cara memanfaatkan informasi asli, seperti gambar, pernyataan resmi, atau statistik, akan tetapi diedit sedemikian rupa sehingga tidak memiliki hubungan dengan konteks aslinya.
Informasi ini masuk kategori hoaks jenis misleading content (konten menyesatkan). Misleading terjadi akibat sebuah konten dibentuk dengan nuansa pelintiran untuk menjelekkan seseorang maupun kelompok. Konten jenis ini dibuat secara sengaja dan diharap mampu menggiring opini sesuai dengan kehendak pembuat informasi.
Misleading content dibentuk dengan cara memanfaatkan informasi asli, seperti gambar, pernyataan resmi, atau statistik, akan tetapi diedit sedemikian rupa sehingga tidak memiliki hubungan dengan konteks aslinya.
Rujukan
[Cek Fakta] Gibran Putuskan jadi Cawapres Anies? Begini Faktanya
Sumber:Tanggal publish: 30/08/2023
Berita
Beredar video yang menyebut Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka menemui b akal calon presiden Anies Baswedan . Disebutkan, Gibran memutuskan akan menjadi cawapres Anies.
Kanal YouTube ini memabagikan video tersebut pada23 Agustus 2023. Berikut narasi judul yang beredar:
"PENEMUAN TERBARU !! GIBRAN BERTEMU DENGAN ANIES || MENOLAK UNDANGAN GANJAR & MEMILIH UNTUK MENJADI CALON WAKIL PRESIDEN ANIES".
Benarkah? Berikut cek faktanya.
Kanal YouTube ini memabagikan video tersebut pada23 Agustus 2023. Berikut narasi judul yang beredar:
"PENEMUAN TERBARU !! GIBRAN BERTEMU DENGAN ANIES || MENOLAK UNDANGAN GANJAR & MEMILIH UNTUK MENJADI CALON WAKIL PRESIDEN ANIES".
Benarkah? Berikut cek faktanya.
Hasil Cek Fakta
Dari hasil penelusuran, klaim pada video yang beredar bahwa Gibran menemui Anies dan memutuskan untuk menjadi calon wakil presidennya adalah salah. Faktanya, video yang beredar hasil manipulasi digital atau sudah diedit.
Setelah disimak, isi dari video tersebut tidak sesuai dengan judulnya. Video berdurasi 5 menit 13 detik itu membacakan artikelberjudul "Gibran Menantikan Tawaran Menjadi Calon Wakil Presiden, Anies: Keputusan Akan Diungkapkan Pada Waktunya" yang diterbitkan pada laman fajar.co.id pada tanggal 19 Agustus 2023.
Artikel itu berisi tanggapan Anies terhadap pernyataan Gibran yang mengindikasikan bahwa Gibran sedang menunggu tawaran untuk menjadi calon wakil presiden bersama Anies pada tahun 2024.
Anies menjelaskan bahwa saat ini belum ada tawaran resmi kepada siapapun sebagai calon wakil presidennya. Ia berpendapat bahwa keputusan akan diambil pada saat yang tepat dan dia akan mengumumkan siapa yang akan menjadi calon wakil presidennya.
Setelah disimak, isi dari video tersebut tidak sesuai dengan judulnya. Video berdurasi 5 menit 13 detik itu membacakan artikelberjudul "Gibran Menantikan Tawaran Menjadi Calon Wakil Presiden, Anies: Keputusan Akan Diungkapkan Pada Waktunya" yang diterbitkan pada laman fajar.co.id pada tanggal 19 Agustus 2023.
Artikel itu berisi tanggapan Anies terhadap pernyataan Gibran yang mengindikasikan bahwa Gibran sedang menunggu tawaran untuk menjadi calon wakil presiden bersama Anies pada tahun 2024.
Anies menjelaskan bahwa saat ini belum ada tawaran resmi kepada siapapun sebagai calon wakil presidennya. Ia berpendapat bahwa keputusan akan diambil pada saat yang tepat dan dia akan mengumumkan siapa yang akan menjadi calon wakil presidennya.
Kesimpulan
Klaim pada video yang beredar bahwa Gibran menemui Anies danmemutuskan untuk menjadi calon wakil presidennyaadalah salah. Faktanya, video yang beredar hasil manipulasi digital atau sudah diedit.
Informasi ini masuk kategori hoaks jenis manipulated content (konten manipulasi). Manipulated content atau konten manipulasi biasanya berisi hasil editan dari informasi yang pernah diterbitkan media-media besar dan kredibel. Gampangnya, konten jenis ini dibentuk dengan cara mengedit konten yang sudah ada dengan tujuan untuk mengecoh publik.
Informasi ini masuk kategori hoaks jenis manipulated content (konten manipulasi). Manipulated content atau konten manipulasi biasanya berisi hasil editan dari informasi yang pernah diterbitkan media-media besar dan kredibel. Gampangnya, konten jenis ini dibentuk dengan cara mengedit konten yang sudah ada dengan tujuan untuk mengecoh publik.
Rujukan
[Cek Fakta] Jokowi dan Megawati Tetapkan Duet Ganjar-Gibran pada Pilpres 2024? Begini Faktanya
Sumber:Tanggal publish: 26/08/2023
Berita
Beredar video yang menarasikan bahwa Presiden Joko Widodo dan Megawati Soekarnoputri menetapkan pasangan Ganjar Pranowo dan Gibran Rakabuming Raka sebagai capres cawapres pada Pilpres 2024 . Video ini beredar di media sosial.
Kanal YouTube ini membagikan video tersebut pada 20 Agustus 2023. Berikut narasi judul pada video yang beredar:
"INDONESIA GEMPA !! SELAMAT UNTUK MAS GIBRAN, JOKOWI MEGA & PDIP TETAPKAN DUET MAUT GANJAR GIBRAN 2024"
Benarkah demikian? Berikut cek faktanya.
Kanal YouTube ini membagikan video tersebut pada 20 Agustus 2023. Berikut narasi judul pada video yang beredar:
"INDONESIA GEMPA !! SELAMAT UNTUK MAS GIBRAN, JOKOWI MEGA & PDIP TETAPKAN DUET MAUT GANJAR GIBRAN 2024"
Benarkah demikian? Berikut cek faktanya.
Hasil Cek Fakta
Dari hasil penelusuran, klaim pada video yang beredar bahwa Jokowi dan Megawati menertapkan Ganjar dan Gibran sebagai capres caawapres pada Pilpres 2024 adalah salah. Faktanya, video itu hasil rekayasa digital.
Setelah disimak, video berdurasi 10 menit 5 detik tersebut tidak ditemukan informasi atau bukti yang mendukung klaim narasi yang beredar. Video itu hanya memuat cuplikan kegiatan Prabowo dan Gibran yang tidak relevan dengan klaim tersebut.
Narator dalam video hanya membacakan isi dari artikel berjudul "Nyesek, Prabowo Ditikung, PDIP Mempertimbangkan Gibran Jadi Cawapres" yang dipublikasikan di situs seword.com pada tanggal 19 Agustus 2023.
Thumbnail video yang menampilkan Jokowi sedang berpidato bersama Ganjar, Gibran, Megawati, dan Puan berasal dari foto yang ada di situs presidenri.go.id dengan judul "Presiden Jokowi: Butuh Kolaborasi dalam Pembangunan Bangsa".
Namun, pada foto aslinya tidak melibatkan Ganjar, Gibran, Megawati, dan Puan. Thumbnail tersebut telah dimanipulasi dari foto Presiden Jokowi saat memberikan pidato dalam Pembukaan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) II Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) pada tanggal 21 Juni 2022.
Setelah disimak, video berdurasi 10 menit 5 detik tersebut tidak ditemukan informasi atau bukti yang mendukung klaim narasi yang beredar. Video itu hanya memuat cuplikan kegiatan Prabowo dan Gibran yang tidak relevan dengan klaim tersebut.
Narator dalam video hanya membacakan isi dari artikel berjudul "Nyesek, Prabowo Ditikung, PDIP Mempertimbangkan Gibran Jadi Cawapres" yang dipublikasikan di situs seword.com pada tanggal 19 Agustus 2023.
Thumbnail video yang menampilkan Jokowi sedang berpidato bersama Ganjar, Gibran, Megawati, dan Puan berasal dari foto yang ada di situs presidenri.go.id dengan judul "Presiden Jokowi: Butuh Kolaborasi dalam Pembangunan Bangsa".
Namun, pada foto aslinya tidak melibatkan Ganjar, Gibran, Megawati, dan Puan. Thumbnail tersebut telah dimanipulasi dari foto Presiden Jokowi saat memberikan pidato dalam Pembukaan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) II Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) pada tanggal 21 Juni 2022.
Kesimpulan
klaim pada video yang beredar bahwa Jokowi dan Megawati menertapkan Ganjar-Gibran sebagai capres caawapres pada Pilpres 2024 adalah salah. Faktanya, video itu hasil rekayasa digital.
Informasi ini masuk kategori hoaks jenis manipulated content (konten manipulasi). Manipulated content atau konten manipulasi biasanya berisi hasil editan dari informasi yang pernah diterbitkan media-media besar dan kredibel. Gampangnya, konten jenis ini dibentuk dengan cara mengedit konten yang sudah ada dengan tujuan untuk mengecoh publik.
Informasi ini masuk kategori hoaks jenis manipulated content (konten manipulasi). Manipulated content atau konten manipulasi biasanya berisi hasil editan dari informasi yang pernah diterbitkan media-media besar dan kredibel. Gampangnya, konten jenis ini dibentuk dengan cara mengedit konten yang sudah ada dengan tujuan untuk mengecoh publik.
Rujukan
[Cek Fakta] Ketahuan Ingin Jegal Anies Baswedan, KPU Tolak Pendaftaran Ganjar Pranowo Jadi Capres? Begini Faktanya
Sumber:Tanggal publish: 15/08/2023
Berita
Beredar sebuah video yangmengklaim bahwa Komisi Pemilihan Umum ( KPU ) telah menolak pendaftaran Ganjar Pranowo sebagai calon presiden karena diduga memiliki niat untuk merintangi Anies Baswedan . Klaim dalam video beredar di YouTube.
Kanal YouTube ini membagikan video tersebut pada 6 Mei 2023. Berikut narasi pada judul video yang beredar:
“GANJAR NGAMUK!! KETAHUAN INGIN JEGAL ANIES, KPU TOLAK MENTAH2 PENDAFTARAN GANJAR JADI CAPRES!”
Benarkah? berikut cek faktanya.
Kanal YouTube ini membagikan video tersebut pada 6 Mei 2023. Berikut narasi pada judul video yang beredar:
“GANJAR NGAMUK!! KETAHUAN INGIN JEGAL ANIES, KPU TOLAK MENTAH2 PENDAFTARAN GANJAR JADI CAPRES!”
Benarkah? berikut cek faktanya.
Hasil Cek Fakta
Dari hasil penenlusuran, klaim pada video yang beredar bahwa KPU tolak pendaftaranGanjar Pranowo sebagai Capres karena memiliki niat untuk merintangi Anies Baswedan adalah salah. Faktanya, video tersebut hasil rekayasa digital.
Setelah disimak video berdurasi 12 menit 36 detiktersebut, tidak ada informasi yang menunjukkan bahwa KPU telah menolak pendaftaran Ganjar sebagai calon presiden. Narasi dalam video tersebut berasal dari artikel yang diunggah oleh TV One News berjudul "Sindiran Menohok Anies Baswedan: Negara Harus Tetap Netral dalam Pilpres 2024 – Jangan Meremehkan Rakyat."
Dalam artikel yang diterbitkan pada tanggal 8 Mei 2023 itu, mantan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, menyerukan agar negara tidak merendahkan rakyat dalam kontestasi Pilpres 2024.
Anies mengemukakan hal ini setelah melihat Presiden Jokowi sering kali memberikan dukungan kepada pejabat publik menjelang perayaan demokrasi di Indonesia. Menurutnya, pemerintah harus tetap netral dan tidak memengaruhi keputusan rakyat dalam Pemilu 2024.
Klaim mengenai penolakan KPU terhadap pendaftaran Ganjar sebagai calon presiden sebelumnya memang pernah beredar. Namun, hingga saat ini belum ada laporan resmi dari yang mendukung klaim ini.
Berdasarkan informasi yang diambil dari situs resmi KPU, tahapan pencalonan presiden dan wakil presiden baru akan berlangsung mulai dari tanggal 19 Oktober 2023 hingga 25 November 2023.
Setelah disimak video berdurasi 12 menit 36 detiktersebut, tidak ada informasi yang menunjukkan bahwa KPU telah menolak pendaftaran Ganjar sebagai calon presiden. Narasi dalam video tersebut berasal dari artikel yang diunggah oleh TV One News berjudul "Sindiran Menohok Anies Baswedan: Negara Harus Tetap Netral dalam Pilpres 2024 – Jangan Meremehkan Rakyat."
Dalam artikel yang diterbitkan pada tanggal 8 Mei 2023 itu, mantan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, menyerukan agar negara tidak merendahkan rakyat dalam kontestasi Pilpres 2024.
Anies mengemukakan hal ini setelah melihat Presiden Jokowi sering kali memberikan dukungan kepada pejabat publik menjelang perayaan demokrasi di Indonesia. Menurutnya, pemerintah harus tetap netral dan tidak memengaruhi keputusan rakyat dalam Pemilu 2024.
Klaim mengenai penolakan KPU terhadap pendaftaran Ganjar sebagai calon presiden sebelumnya memang pernah beredar. Namun, hingga saat ini belum ada laporan resmi dari yang mendukung klaim ini.
Berdasarkan informasi yang diambil dari situs resmi KPU, tahapan pencalonan presiden dan wakil presiden baru akan berlangsung mulai dari tanggal 19 Oktober 2023 hingga 25 November 2023.
Kesimpulan
Klaim pada video yang beredar bahwa KPU tolak pendaftaranGanjar Pranowo sebagai Capres karena memiliki niat untuk merintangi Anies Baswedan adalah salah. Faktanya, video tersebut hasil rekayasa digital.
Informasi ini masuk kategori hoaks jenis manipulated content (konten manipulasi). Manipulated content atau konten manipulasi biasanya berisi hasil editan dari informasi yang pernah diterbitkan media-media besar dan kredibel. Gampangnya, konten jenis ini dibentuk dengan cara mengedit konten yang sudah ada dengan tujuan untuk mengecoh publik.
Informasi ini masuk kategori hoaks jenis manipulated content (konten manipulasi). Manipulated content atau konten manipulasi biasanya berisi hasil editan dari informasi yang pernah diterbitkan media-media besar dan kredibel. Gampangnya, konten jenis ini dibentuk dengan cara mengedit konten yang sudah ada dengan tujuan untuk mengecoh publik.
Rujukan
Halaman: 1551/6698