• Keliru, Video Berisi Klaim Muslim Uighur Dikerangkeng di Dalam Sungai

    Sumber:
    Tanggal publish: 24/06/2024

    Berita



    Sebuah video beredar di WhatsApp dan YouTube yang diklaim Muslim Uighur yang sedang direndam dalam kerangkeng di sungai atau rawa oleh pemerintah Cina.

    Video itu memperlihatkan sejumlah pria dalam kerangkeng di sebuah sungai atau rawa sambil bernyanyi. Seorang pria lain berdiri di atas kerangkeng memegang kayu dan mengintimidasi orang-orang dalam kerangkeng.



    Tempo menerima permintaan pembaca untuk memeriksa kebenaran narasi tersebut. Benarkah pria-pria dalam kerangkeng itu adalah etnis Uighur di Cina?

    Hasil Cek Fakta



    Tempo memverifikasi video itu menggunakan layanan reverse image search dari mesin pencari Google dan menemukan informasi selengkapnya terkait video tersebut.

    Berikut hasil penelusurannya:

    Verifikasi Video



    Konten yang beredar memperlihatkan sejumlah pria dalam kerangkeng kayu dalam sungai. Video itu sesungguhnya latihan militer yang diunggah saluran YouTube Khai Eyol, 8 Desember 2016.

    Pria-pria itu juga sesungguhnya bernyanyi dengan lirik lagu patriotik Malaysia berjudul “Darah Satria” yang teksnya sama dengan unggahan website Lyrics.my. Bagian dalam lagu yang mereka nyanyikan juga menyatakan kesetiaan pada Malaysia.

    Pemeriksa fakta asal Amerika Serikat, Snopes.com, dan yang berasal dari Timur Tengah, Dabegad.com, menyatakan bahwa narasi serupa pernah muncul yang mengatakan pria-pria tersebut adalah muslim Burma alias Myanmar.

    Namun, berdasarkan penelusuran mereka, diketahui bahwa video tersebut memperlihatkan latihan militer tentara Malaysia. Artinya narasi yang mengatakan video itu memperlihatkan penyiksaan etnis Rohingya di Myanmar juga keliru.

    Muslim Uighur di Cina

    Kelompok muslim Uighur merupakan masyarakat berbahasa Turki di pedalaman Asia Tengah bagian Timur, khususnya di negara Tiongkok. Mereka merupakan warga asli wilayah tersebut yang dibuktikan catatan sejarah sejak tahun 745-840 Masehi, sebagaimana ditulis Tempo.

    Sekitar tahun 1950, suku Han berpindah ke Provinsi Xinjiang di mana sebagian suku Uighur tinggal. Lama-kelamaan muncul konflik yang disebabkan kesenjangan ekonomi dan etnis.

    Puncak konflik terjadi pada Juli 2009 di mana kerusuhan antar keduanya pecah, yang mengakibatkan 200 orang suku Han meninggal dan 1.700 orang lainnya terluka. Sejak saat itu pemerintah Cina menganggap suku Uighur pembangkang, serta melakukan tindakan kekerasan dan diskriminasi pada suku Uighur.

    Sebagian aktivis Uighur pernah berdemonstrasi di Turki, pada November 2022, untuk menuntut pemerintah Cina berhenti melakukan kekerasan dan diskriminasi terhadap mereka. Tudingan terhadap pemerintah Cina itu juga datang dari Amnesty International dan Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB), namun pemerintah Cina membantahnya.

    Kesimpulan



    Verifikasi Tempo menyimpulkan bahwa narasi yang menyatakan video yang beredar memperlihatkan etnis muslim Uighur yang sedang direndam dalam kerangkeng kayu di sungai oleh pemerintah Cina adalah klaim keliru.

    Video itu sesungguhnya memperlihatkan tentara Malaysia yang tengah mengikuti sesi latihan. Hal itu dibuktikan nyanyian yang mereka lantunkan merupakan lagu patriotik Malaysia berjudul “Darah Satria”.

    Rujukan

    • Tempo
    • 1 media telah memverifikasi klaim ini

  • [PENIPUAN] Surat Persetujuan Perubahan Biaya Admin Transfer Antar Bank dari Bank BNI Menjadi Rp150.000 per-Bulan

    Sumber: WhatsApp
    Tanggal publish: 24/06/2024

    Berita

    “Kepada Yth. Bapak/ibu Nasabah BANK NEGARA INDONESIA

    Dengan Hormat sehubung dengan meningkatkan kualitas dan kenyamanan nasabah bertransaksi, mulai pergantian malam pada hari dan tanggal, pihak BANK BNI akan mengubah tarif transfer bank lain Rp 6.500 / transaksi, di ubah meniadi tarif Rp 150.000 / bulan ( Auto-bebit ) dari rekening unlimited transaksi.

    1. Apakah SETUJU dengan tarif baru RP 150.000 / bulan ( Unlimited transaksi )

    2. TIDAK SETUJU dan tetap ke tarif yang lama Rp 6.500 / transaksi

    Jika Bapak/ibu tidak ada konfirmasi berati di anggap SETUJU dengan tarif yang baru, untuk perubahan skema tarif dalam tahap percobaan untuk 6 bulan kedepan.

    Dengan ini di pertanyakan kepada bapak/ibu nasabah BANK BNI jika tidak setuju dengan tarif yang baru Silakan mengisi FORMULIR yang telah di kirim ke WhalsApp Note :

    Jika bapak/ibu tidak ada KONFIRMASI maka dinnggap SETUJU untuk penagihan setiap bulannyn Rp 150.000 bulan dari rekening tabungan BANK BNI, ada tidak nya transaksi akan di potong.”

    “INFO BANK BNI :white_tick:

    *Kepada Nasabah Yth*: Bapak / Ibu Mohon Kirim Jawaban Nasabah Terkait Informasi Yang Kami Kirimkan di Atas Secepat Mungkin, Agar Tidak *Diberlakukan* Dengan Tarif Baru Secara Otomatis Oleh Sistem…

    Untuk Menentukan

    *1.SETUJU*

    *2.TIDAK SETUJU*

    Silakan Konfirmasi *LINK* Tautan Di Bawah ini:

    https://sprl[dot]in/fromulir-tarif-bni-co-id
    TERIMA KASIH”

    Hasil Cek Fakta

    Beredar sebuah pesan di WhatsApp dari nomor +6281339469757 yang dengan klaim terdapat surat edaran dari Bank BNI dengan isi persetujuan penarikan biaya admin Rp150.000 per-bulan untuk biaya transfer antar bank yang semula sebesar Rp6.500 per-transaksi. Disebutkan juga bahwa juga tidak mengisi link maka akan dianggap setuju dengan perubahan biaya admin menjadi Rp150.000 per-bulan meskipun tidak ada transaksi.

    Setelah diikuti instruksi dari link yang diberikan tersebut, nasabah akan diminta untuk mengisi nomor handphone, ditanya sudah terdaftar BNI Mobile atau belum, kemudian akan diminta data rahasia seperti 16 digit nomor kartu, masa berlaku kartu, hingga kode CVV pada belakang kartu.

    Setelah ditelusuri dengan mengunjungi media sosial resmi Bank BNI, tidak ditemukan pemberitahuan adanya perubahan biaya admin transfer antar bank dari Bank BNI. Kemudian melalui laman resminya, Bank BNI masih menyebut bahwa biaya admin transfer antar bank masih dikenakan biaya Rp6.500 per-transaksi, kemudian untuk transfer antar bank dengan BI-Fast maka akan dikenakan biaya Rp2.500. Tidak ditemukan narasi perubahan biaya menjadi Rp150.000 per-bulan.

    Melalui Facebook dan laman resminya, Bank BNI menghimbau agar nasabah tidak memberikan kode OTP, nomor kartu, expired date, hingga kode CVV pada belakang kartu kepada siapa pun agar terhindar dari penipuan. Disebutkan juga bahwa BNI tidak pernah meminta data tersebut melalui media apa pun baik Telepon, SMS dan Email.

    Dengan demikian, surat persetujuan perubahan biaya admin transfer antar bank dari Bank BNI menjadi Rp150.000 per-bulan adalah tidak benar dengan kategori Konten Tiruan.

    Kesimpulan

    Hasil periksa fakta Moch. Marcellodiansyah

    Faktanya melalui laman resminya Bank BNI masih menyebut bahwa biaya admin transfer antar bank dari Bank BNI sejumlah Rp6.500 per-transaksi, kemudian untuk transfer antar bank dengan transfer BI-Fast biaya admin transfer antar bank menjadi Rp2.500. Tidak ditemukan sumber valid yang membenarkan Bank BNI mengirim surat tersebut dan meminta sejumlah data rahasia nasabah. Selengkapnya pada bagian penjelasan.

    Rujukan

    • Mafindo
    • 1 media telah memverifikasi klaim ini

  • [SALAH] Foto Para Pekerja Mesir Membangun Piramida Tahun 2549 SM

    Sumber: Facebook.com
    Tanggal publish: 24/06/2024

    Berita

    Foto para pekerja piramida di Mesir, foto

    diambil selama konstruksi pada 2549 SM.

    Ini bukti bahwa itu bukan alien.

    Hasil Cek Fakta

    Beredar unggahan di media sosial Facebook yang diklaim sebagai pekerja Mesir tengah membangun piramida. Unggahan tersebut disertai dengan keterangan “foto para pekerja piramida di Mesir, foto diambil selama konstruksi pada 2549 SM. Ini bukti bahwa itu bukan alien”.

    Dilansir dari Tempo.com, gambar para pekerja yang ditampilkan teridentifikasi sebagai gambar yang tidak asli alias hasil olahan AI. Team cek fakta Tempo menggunakan alat pendeteksi AI, AI or Not dan Fake Image Detector. Keduanya mengidentifikasi gambar tersebut sebagai gambar buatan komputer atau telah dimodifikasi.

    Selain itu, klaim bahwa foto-foto yang viral tersebut berasal dari tahun 2600 SM bertentangan dengan fakta sejarah. Organisasi cek fakta Amerika Serikat, Politifact, menjelaskan klaim konten tersebut tidak masuk akal karena 2549 SM adalah 4.573 tahun yang lalu dan teknologi fotografi baru berkembang sekitar 200 tahun yang lalu.

    Teknik fotografi sendiri baru diciptakan pada abad ke-19. Penemu Perancis Joseph Nicephore Niepce mulai bereksperimen dengan pembuatan foto pada tahun 1816, dan foto paling awal yang diketahui diambil pada tahun 1827 (196 tahun yang lalu). Foto itu dipajang di museum di Universitas Texas di Austin.

    Berdasarkan hal tersebut maka dapat disimpulkan jika Foto dengan klaim para pekerja piramida di Mesir selama masa pembangunan pada tahun 2549 SM adalah salah. Faktanya foto tersebut teridentifikasi bukanlah foto asli. Namun AI generated atau hasil olahan kecerdasan buatan.

    Kesimpulan

    Foto dengan klaim para pekerja piramida di Mesir selama masa pembangunan pada tahun 2549 SM adalah salah. Faktanya foto tersebut teridentifikasi bukanlah foto asli. Namun AI generated atau hasil olahan kecerdasan buatan.

    Rujukan

    • Mafindo
    • 1 media telah memverifikasi klaim ini

  • [SALAH] Kompas TV Tayangkan Investigasi Situs Judi Slot Online A200M

    Sumber: Facebook.com
    Tanggal publish: 24/06/2024

    Berita

    TERKUAK SUDAH MANTAN NAP1 EX KASUS JUDDOL

    Hasil Cek Fakta

    Artikel disadur dari Tempo.

    Beredar unggahan di media sosial Facebook dengan klaim bahwa Kompas TV menayangkan investigasi tentang situs judi slot online A200M. Video itu terdiri dari beberapa video yang digabung dengan pembuka seorang presenter Kompas TV. Isi video itu seolah-olah Kompas TV mengungkap seorang admin situs judi online (judol) A200M dalam wajah bertopeng. Pria dalam topeng itu mengatakan bahwa lewat A200M kemenangan dan kekalahan bisa diatur.

    Namun setelah dilakukan penelusuran suara dan teks yang menampilkan presenter Kompas TV tersebut hasil rekayasa. Faktanya, presenter Kompas TV saat itu menayangkan berita video tentang antrian pemudik di Pelabuhan Gilimanuk. Masker yang digunakan oleh presenter juga menunjukkan bahwa saat itu masih saat pandemi Covid-19.

    Video tayangan aslinya ditayangkan di kanal Youtube Kompas TV pada 30 April 2022 berjudul “H-2 Lebaran, Antrean Panjang Kendaraan Pemudik Terlihat di Pelabuhan Gilimanuk”. Hasil pencarian di laman dan kanal Kompas TV juga tidak menemukan adanya tayangan investigasi tentang situs judi online A200M.

    Berdasarkan hal tersebut maka dapat disimpulkan jika video dengan klaim Kompas TV tayangkan edisi investigasi tentang situs judi online A200M adalah salah. Faktanya, konten tersebut adalah hasil rekayasa yang menggabungkan video buatan yang mempromosikan situs judi online dengan video presenter Kompas TV yang audio dan teks judulnya telah diubah.

    Kesimpulan

    Video dengan klaim Kompas TV tayangkan edisi investigasi tentang situs judi online A200M adalah salah. Faktanya, konten tersebut adalah hasil rekayasa yang menggabungkan video buatan yang mempromosikan situs judi online dengan video presenter Kompas TV yang audio dan teks judulnya telah diubah.

    Rujukan

    • Mafindo
    • 1 media telah memverifikasi klaim ini