[SALAH] Penemuan Buaya di Pelabuhan Paotere Makassar
Sumber: Facebook.comTanggal publish: 16/05/2024
Berita
“Hati2 buat warga Paotere ditemukan buaya di tanggul pelabuhan Paotere Makassar”
Hasil Cek Fakta
Akun Facebook Ilham Ilham Ilo memposting sebuah video reel yang menunjukan beberapa orang yang sedang mengerumuni seekor buaya. Kondisi buaya tersebut sudah terikat. Pada keterangan postingan tersebut terdapat informasi bahwa buaya ditemukan di tanggul pelabuhan Paotere Makassar. Berikut keterangan lengkapnya “Hati2 buat warga Paotere ditemukan buaya di tanggul pelabuhan Paotere Makassar”.
Setelah ditelusuri pada tanggal 11 Mei 2024 menggunakan kata kunci “penemuan buaya di pelabuhan Paotere” ditemukan informasi pada artikel suara.com berjudul “Cek Fakta: Buaya Ditemukan di Pelabuhan Paotere Makassar” Kamis, 9 Mei 2024 pukul 09.29 WIB. Berdasarkan artikel tersebut, buaya yang ditangkap jenis buaya muara (Crocodylus porosus) ditemukan di Pulau Sumangga Desa Balo Baloang, Kecamatan Liukang Tangaya, Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan, Sulawesi Selatan. Penemuan tersebut awalnya dari laporan warga setempat pada Rabu 5 Mei 2024 sekitar pukul 11.00 WITA.
Setelah diamankan, buaya dengan panjang 245 cm (panjang badan 115 cm dan panjang ekor 130 cm) tersebut diserahkan warga setempat ke pihak Polsek Liukang Tangaya. Setelah itu Polsek Liukang Tangaya dan Polisi Perairan Udara (Polariud) membawa buaya ke Pelabuhan Paotere Makassar untuk diserahkan kepada BB KSDA Sulsel.
Dengan demikian informasi penemuan buaya di pelabuhan Paotere Makassar tidak benar. Buaya tersebut ditemukan Pulau Sumangga Desa Balo Baloang, Kecamatan Liukang Tangaya, Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan, Sulawesi Selatan. Setelah berhasil diamankan warga dan diserahkan ke Polsek Liukang Tangaya. Buaya tersebut kemudian diserahkan ke BB KSDA Sulsel di Pelabuhan Paotere Makassar, sehingga hal tersebut masuk dalam kategori konteks yang salah.
Setelah ditelusuri pada tanggal 11 Mei 2024 menggunakan kata kunci “penemuan buaya di pelabuhan Paotere” ditemukan informasi pada artikel suara.com berjudul “Cek Fakta: Buaya Ditemukan di Pelabuhan Paotere Makassar” Kamis, 9 Mei 2024 pukul 09.29 WIB. Berdasarkan artikel tersebut, buaya yang ditangkap jenis buaya muara (Crocodylus porosus) ditemukan di Pulau Sumangga Desa Balo Baloang, Kecamatan Liukang Tangaya, Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan, Sulawesi Selatan. Penemuan tersebut awalnya dari laporan warga setempat pada Rabu 5 Mei 2024 sekitar pukul 11.00 WITA.
Setelah diamankan, buaya dengan panjang 245 cm (panjang badan 115 cm dan panjang ekor 130 cm) tersebut diserahkan warga setempat ke pihak Polsek Liukang Tangaya. Setelah itu Polsek Liukang Tangaya dan Polisi Perairan Udara (Polariud) membawa buaya ke Pelabuhan Paotere Makassar untuk diserahkan kepada BB KSDA Sulsel.
Dengan demikian informasi penemuan buaya di pelabuhan Paotere Makassar tidak benar. Buaya tersebut ditemukan Pulau Sumangga Desa Balo Baloang, Kecamatan Liukang Tangaya, Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan, Sulawesi Selatan. Setelah berhasil diamankan warga dan diserahkan ke Polsek Liukang Tangaya. Buaya tersebut kemudian diserahkan ke BB KSDA Sulsel di Pelabuhan Paotere Makassar, sehingga hal tersebut masuk dalam kategori konteks yang salah.
Kesimpulan
Informasi penemuan buaya di pelabuhan Paotere Makassar tidak benar. Faktanya, buaya tersebut ditemukan Pulau Sumangga Desa Balo Baloang, Kecamatan Liukang Tangaya, Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan, Sulawesi Selatan. Setelah berhasil diamankan warga dan diserahkan ke Polsek Liukang Tangaya. Buaya tersebut kemudian diserahkan ke BB KSDA Sulsel di Pelabuhan Paotere Makassar.
Rujukan
[SALAH] Gambar Ayah Jokowi, Notomiharjo Tokoh PKI Tionghoa
Sumber: Facebook.comTanggal publish: 16/05/2024
Berita
“Baru terungkap setelah pernikahan adik Jokowi. ternyata nama org tuanya adlh Notomiharjo.
Notomiharjo adlh tokoh PKI Tionghoa yg membatai rakyat th 1965.”
Notomiharjo adlh tokoh PKI Tionghoa yg membatai rakyat th 1965.”
Hasil Cek Fakta
Akun Facebook Jon Travolta memposting sebuah gambar hitam putih seorang laki-laki yang mengenakan topi. Pada gambar tersebut ditambahkan narasi sebagai berikut “Baru terungkap setelah pernikahan adik Jokowi. ternyata nama org tuanya adlh Notomiharjo. Notomiharjo adlh tokoh PKI Tionghoa yg membatai rakyat th 1965.”. Postingan tersebut diunggah pada 12 Mei 2024 pukul 04.22.
Setelah ditelusuri pada 16 Mei 2024 menggunakan Google Image ditemukan informasi bahwa gambar yang postingan Facebook dengan klaim orang tua Jokowi merupakan hoaks lama yang kembali beredar. Melansir dari turnbackhaox.id gambar pada postingan Facebook bukan orang tua Jokowi melainkan jenderal Wang Zhen.
Melansir dari Independent, Wang Zhen lahir di Liuyang Hunan tahun 1908. Tokoh politik tersebut pernah bergabung dengan Partai Komunis Tiongkok pada 1927, Komusaris Senior tahun 1932, Wakil Kepala Staf Umum tahun 1955, Menteri Pertanian tahun 1956 dan lain sebagainya. Wang Zhen kemudian meninggal di Kanton pada 12 Maret 1993. Sedangkan Notomiharjo merupakan nama ayah dari Jokowi, adapun nama lengkap orang tua Jokowi adalah Wijiatno Notomiharjo merupakan pengusaha kayu. Tidak ada rekam jejak ayah Jokowi tokoh PKI Tionghoa.
Dengan demikian gambar dengan narasi Notomiharjo tokoh PKI Tionghoa tidak benar. Gambar pada postingan adalah gambar Wang Zhen bukan ayah Jokowi Wijiatno Notomiharjo, sehingga masuk dalam kategori konten yang menyesatkan.
Setelah ditelusuri pada 16 Mei 2024 menggunakan Google Image ditemukan informasi bahwa gambar yang postingan Facebook dengan klaim orang tua Jokowi merupakan hoaks lama yang kembali beredar. Melansir dari turnbackhaox.id gambar pada postingan Facebook bukan orang tua Jokowi melainkan jenderal Wang Zhen.
Melansir dari Independent, Wang Zhen lahir di Liuyang Hunan tahun 1908. Tokoh politik tersebut pernah bergabung dengan Partai Komunis Tiongkok pada 1927, Komusaris Senior tahun 1932, Wakil Kepala Staf Umum tahun 1955, Menteri Pertanian tahun 1956 dan lain sebagainya. Wang Zhen kemudian meninggal di Kanton pada 12 Maret 1993. Sedangkan Notomiharjo merupakan nama ayah dari Jokowi, adapun nama lengkap orang tua Jokowi adalah Wijiatno Notomiharjo merupakan pengusaha kayu. Tidak ada rekam jejak ayah Jokowi tokoh PKI Tionghoa.
Dengan demikian gambar dengan narasi Notomiharjo tokoh PKI Tionghoa tidak benar. Gambar pada postingan adalah gambar Wang Zhen bukan ayah Jokowi Wijiatno Notomiharjo, sehingga masuk dalam kategori konten yang menyesatkan.
Kesimpulan
Gambar dengan narasi Notomiharjo tokoh PKI Tionghoa tidak benar. Faktanya, gambar pada postingan adalah gambar Wang Zhen yang merupakan tokoh politikus Tiongkok bukan ayah Jokowi Wijiatno Notomiharjo.
Rujukan
[SALAH] Covid-19 Sudah Direncanakan oleh Rockefeller Foundation dan Orang yang Divaksin akan Dikontrol AI
Sumber: SnackVideo.comTanggal publish: 16/05/2024
Berita
“Begini Katanya Tentang COVID-19, Siapa Yang Vaksin Akan Dikontrol Artificial Intelligence”
“Covid-19 Sudah Direncanakan oleh Rockefeller Foundation”
“Yang Vaksin Akan Dikontrol oleh Artificial Inteligence”
Narasi dalam video:
“Kedokteran medis itu buatan Rockefeller Foundation juga, tahun 1910”
“Covid itu singkatan dari certificate of vaccine identity digital. Lihat sekarang, siapa yang sudah kena, akan menerima sertifikat right? Sebagai identitas digital untuk menjadi persyarakatan boleh ke mana-mana. … Mereka kontrol by system dan 19 itu artinya ada P itu A artinya artificial, 9-nya I. Jadi barang siapa sudah divaksin dia akan menerima sertifikat sebagai identitas digitalnya, dia dan akan dikontrol artificial intelligence, dan itu sekarang terjadi”
“Covid-19 Sudah Direncanakan oleh Rockefeller Foundation”
“Yang Vaksin Akan Dikontrol oleh Artificial Inteligence”
Narasi dalam video:
“Kedokteran medis itu buatan Rockefeller Foundation juga, tahun 1910”
“Covid itu singkatan dari certificate of vaccine identity digital. Lihat sekarang, siapa yang sudah kena, akan menerima sertifikat right? Sebagai identitas digital untuk menjadi persyarakatan boleh ke mana-mana. … Mereka kontrol by system dan 19 itu artinya ada P itu A artinya artificial, 9-nya I. Jadi barang siapa sudah divaksin dia akan menerima sertifikat sebagai identitas digitalnya, dia dan akan dikontrol artificial intelligence, dan itu sekarang terjadi”
Hasil Cek Fakta
Beredar sebuah postingan di Snack Video yang menunjukkan Komjen. Pol. (Purn). Dharma Pongrekun yang menyebut bahwa Covid-19 sudah direncanakan oleh Rockefeller Foundation dan siapa pun yang mendapatkan vaksin Covid-19 akan dikontrol oleh AI. Ia juga menyebut bahwa kedokteran medis dibuat oleh Rockefeller Foundation pada tahun 1910.
Disebutkan juga bahwa Covid-19 merupakan akronim dari Certificate Of Vaccine Identity Digital, kemudin urutan huruf ke-1 adalah A yang berarti Artificial dan urutan huruf ke-9 adalah I yang berarti Intelligence.
Namun hasil penelusuran klaim-klaim yang disebutkan oleh Dharma Pongrekun tersebut menyesatkan. Dilansir dari Tempo.co, klaim Covid-19 adalah buatan Rockefeller Foundation merupakan hanya konspirasi yang telah lama beredar sejak Juli 2020 yang tidak memiliki bukti yang mendasar.
Masih dari Tempo.co, hasil studi di Scripps Research Institute oleh profesor imunologi dan mikrobiologi menunjukkan bahwa SARS-CoV-2, yang menjadi penyebab penyakit Covid-19 adalah proses dari evolusi alami, bukan virus yang sengaja dibuat.
Penelusuran terkait nama Covid-19, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memberi nama tersebut yang merupakan akronim dari Coronavirus Disease, dan 19 merujuk pada tahun munculnya virus SARS-CoV-2 pada Desember 2019 di Wuhan, China.
Sebelumnya penyakit ini disebut juga sebagai “Virus Wuhan” atau “Virus China”, namun Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom menyebut bahwa pemberian nama penyakit tidak boleh merujuk pada lokasi geografis, nama hewan, dan nama individu atau nama kelompok yang berhubungan dengan penyakit agar tidak menimbulkan stigma di masyarakat.
Klaim bahwa kedokteran medis adalah buatan Rockefeller Foundation pada tahun 1910 tidak mendasar. Pada laman resminya disebut bahwa Rockefeller Foundation berdiri pada tahun 1913, sedangkan penelusuran terkait sejarah kedokteran medis, Wikipedia mencatat pada abad ke 9 Sekolah Kedokteran pertama kali dibuka bernama The Schola Medica Salernitana di Italia. Dengan begitu kedokteran medis sudah ada jauh sebelum Rockefeller Foundation berdiri.
Dengan demikian, Rockefeller Foundation yang merencanakan pandemi Covid-19 adalah tidak benar dengan kategori Konten yang Menyesatkan.
Disebutkan juga bahwa Covid-19 merupakan akronim dari Certificate Of Vaccine Identity Digital, kemudin urutan huruf ke-1 adalah A yang berarti Artificial dan urutan huruf ke-9 adalah I yang berarti Intelligence.
Namun hasil penelusuran klaim-klaim yang disebutkan oleh Dharma Pongrekun tersebut menyesatkan. Dilansir dari Tempo.co, klaim Covid-19 adalah buatan Rockefeller Foundation merupakan hanya konspirasi yang telah lama beredar sejak Juli 2020 yang tidak memiliki bukti yang mendasar.
Masih dari Tempo.co, hasil studi di Scripps Research Institute oleh profesor imunologi dan mikrobiologi menunjukkan bahwa SARS-CoV-2, yang menjadi penyebab penyakit Covid-19 adalah proses dari evolusi alami, bukan virus yang sengaja dibuat.
Penelusuran terkait nama Covid-19, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memberi nama tersebut yang merupakan akronim dari Coronavirus Disease, dan 19 merujuk pada tahun munculnya virus SARS-CoV-2 pada Desember 2019 di Wuhan, China.
Sebelumnya penyakit ini disebut juga sebagai “Virus Wuhan” atau “Virus China”, namun Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom menyebut bahwa pemberian nama penyakit tidak boleh merujuk pada lokasi geografis, nama hewan, dan nama individu atau nama kelompok yang berhubungan dengan penyakit agar tidak menimbulkan stigma di masyarakat.
Klaim bahwa kedokteran medis adalah buatan Rockefeller Foundation pada tahun 1910 tidak mendasar. Pada laman resminya disebut bahwa Rockefeller Foundation berdiri pada tahun 1913, sedangkan penelusuran terkait sejarah kedokteran medis, Wikipedia mencatat pada abad ke 9 Sekolah Kedokteran pertama kali dibuka bernama The Schola Medica Salernitana di Italia. Dengan begitu kedokteran medis sudah ada jauh sebelum Rockefeller Foundation berdiri.
Dengan demikian, Rockefeller Foundation yang merencanakan pandemi Covid-19 adalah tidak benar dengan kategori Konten yang Menyesatkan.
Kesimpulan
Hasil periksa fakta Moch. Marcellodiansyah
Klaim tersebut hanya konspirasi yang telah lama beredar sejak Juli 2020 yang tidak memiliki bukti yang mendasar. Selengkapnya pada bagian penjelasan.
Klaim tersebut hanya konspirasi yang telah lama beredar sejak Juli 2020 yang tidak memiliki bukti yang mendasar. Selengkapnya pada bagian penjelasan.
Rujukan
- https://cekfakta.tempo.co/fakta/2883/keliru-covid-19-merupakan-hasil-konspirasi-rockefeller-foundation
- https://www.youtube.com/watch?v=RZw2OUWLycI
- https://www.who.int/emergencies/diseases/novel-coronavirus-2019/technical-guidance/naming-the-coronavirus-disease-(covid-2019)-and-the-virus-that-causes-it
- https://medicine.yale.edu/news-article/calling-covid-19-the-wuhan-virus-or-china-virus-is-inaccurate-and-xenophobic/
- https://www.rockefellerfoundation.org/about-us/our-history/
- https://en.wikipedia.org/wiki/History_of_medicine
[HOAKS] Foto Roosevelt Memburu Triceratops Terakhir pada 1908
Sumber:Tanggal publish: 15/05/2024
Berita
KOMPAS.com - Sebuah konten mengeklaim, Presiden Amerika Serikat ke-26 Theodore Roosevelt memburu dinosaurus jenis Triceratops terakhir pada 1908.
Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, narasi tersebut hoaks.
Konten yang mengeklaim Roosevelt memburu Triceratops terakhir dibagikan oleh akun Facebook ini, ini, dan ini.
Berikut narasi yang dibagikan:
Theodore Roosevelt hunted the last known Triceratops in 1908. (Theodore Roosevelt memburu Triceratops terakhir yang masih hidup pada 1908.)
Narasi itu disertai foto Roosevelt berdiri sambil memegang kepala Triceratops yang terbaring dan tampak tidak bernyawa.
Foto serupa dibagikan oleh akun Facebook ini dan ini. Namun, narasi konten hanya menyebutkan bahwa itu adalah foto Triceratops terakhir tanpa menyebut Roosevelt.
Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, narasi tersebut hoaks.
Konten yang mengeklaim Roosevelt memburu Triceratops terakhir dibagikan oleh akun Facebook ini, ini, dan ini.
Berikut narasi yang dibagikan:
Theodore Roosevelt hunted the last known Triceratops in 1908. (Theodore Roosevelt memburu Triceratops terakhir yang masih hidup pada 1908.)
Narasi itu disertai foto Roosevelt berdiri sambil memegang kepala Triceratops yang terbaring dan tampak tidak bernyawa.
Foto serupa dibagikan oleh akun Facebook ini dan ini. Namun, narasi konten hanya menyebutkan bahwa itu adalah foto Triceratops terakhir tanpa menyebut Roosevelt.
Hasil Cek Fakta
Tim Cek Fakta Kompas.com menelusuri gambar tersebut dengan teknik reverse image search menggunakan Google Lens dan menemukan artikel bantahan dari Snopes.com.
Dilansir Snopes.com, foto itu dibuat oleh pengguna Instagram Jon Deviny @dr_deviny dan diunggah pada 23 Februari 2015.
Deviny menyebutkan di kolom komentar bahwa ia menggabungkan gambar Triceratops dari film Jurassic Park dan gambar Roosevelt saat berburu.
Kepada Snopes.com, ia mengatakan membuat gambar itu menggunakan aplikasi penyunting gambar Adobe Photoshop.
Dilansir Snopes.com, foto itu dibuat oleh pengguna Instagram Jon Deviny @dr_deviny dan diunggah pada 23 Februari 2015.
Deviny menyebutkan di kolom komentar bahwa ia menggabungkan gambar Triceratops dari film Jurassic Park dan gambar Roosevelt saat berburu.
Kepada Snopes.com, ia mengatakan membuat gambar itu menggunakan aplikasi penyunting gambar Adobe Photoshop.
Kesimpulan
Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, konten yang mengeklaim Theodore Roosevelt memburu Triceratops terakhir pada 1908 adalah hoaks.
Konten tersebut memuat gambar manipulatif yang menggabungkan beberapa foto menggunakan aplikasi Adobe Photoshop.
Konten tersebut memuat gambar manipulatif yang menggabungkan beberapa foto menggunakan aplikasi Adobe Photoshop.
Rujukan
- https://www.facebook.com/permalink.php?story_fbid=pfbid036smD8oRHWxtquUHarPZJHMtpcceh6uF7DuNNMzWw7t1XsVdjPmsnpq96bwsNnDPzl&id=100086283071328
- https://www.facebook.com/photo/?fbid=10219264195629140&set=a.10204778500335811
- https://www.facebook.com/luis.linares.96155/posts/pfbid02Y2ozsfaTxvXpCArBYj597X6tzJNHrpWUzJzj2sr65Jz1y81EFShZKrsMLWtQPZE5l
- https://www.facebook.com/photo/?fbid=1427096341500399&set=a.607571976786177
- https://www.facebook.com/photo/?fbid=10232547492773817&set=a.2675995823135
- https://www.snopes.com/fact-check/triceratops-theodore-roosevelt-photo/
- https://www.instagram.com/p/zbp1NxMZgN/?utm_source=ig_embed&utm_campaign=loading
- https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D
Halaman: 1830/6735