• [SALAH] Covid-19 Sudah Direncanakan oleh Rockefeller Foundation dan Orang yang Divaksin akan Dikontrol AI

    Sumber: SnackVideo.com
    Tanggal publish: 16/05/2024

    Berita

    “Begini Katanya Tentang COVID-19, Siapa Yang Vaksin Akan Dikontrol Artificial Intelligence”

    “Covid-19 Sudah Direncanakan oleh Rockefeller Foundation”

    “Yang Vaksin Akan Dikontrol oleh Artificial Inteligence”

    Narasi dalam video:

    “Kedokteran medis itu buatan Rockefeller Foundation juga, tahun 1910”

    “Covid itu singkatan dari certificate of vaccine identity digital. Lihat sekarang, siapa yang sudah kena, akan menerima sertifikat right? Sebagai identitas digital untuk menjadi persyarakatan boleh ke mana-mana. … Mereka kontrol by system dan 19 itu artinya ada P itu A artinya artificial, 9-nya I. Jadi barang siapa sudah divaksin dia akan menerima sertifikat sebagai identitas digitalnya, dia dan akan dikontrol artificial intelligence, dan itu sekarang terjadi”

    Hasil Cek Fakta

    Beredar sebuah postingan di Snack Video yang menunjukkan Komjen. Pol. (Purn). Dharma Pongrekun yang menyebut bahwa Covid-19 sudah direncanakan oleh Rockefeller Foundation dan siapa pun yang mendapatkan vaksin Covid-19 akan dikontrol oleh AI. Ia juga menyebut bahwa kedokteran medis dibuat oleh Rockefeller Foundation pada tahun 1910.

    Disebutkan juga bahwa Covid-19 merupakan akronim dari Certificate Of Vaccine Identity Digital, kemudin urutan huruf ke-1 adalah A yang berarti Artificial dan urutan huruf ke-9 adalah I yang berarti Intelligence.

    Namun hasil penelusuran klaim-klaim yang disebutkan oleh Dharma Pongrekun tersebut menyesatkan. Dilansir dari Tempo.co, klaim Covid-19 adalah buatan Rockefeller Foundation merupakan hanya konspirasi yang telah lama beredar sejak Juli 2020 yang tidak memiliki bukti yang mendasar.

    Masih dari Tempo.co, hasil studi di Scripps Research Institute oleh profesor imunologi dan mikrobiologi menunjukkan bahwa SARS-CoV-2, yang menjadi penyebab penyakit Covid-19 adalah proses dari evolusi alami, bukan virus yang sengaja dibuat.

    Penelusuran terkait nama Covid-19, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memberi nama tersebut yang merupakan akronim dari Coronavirus Disease, dan 19 merujuk pada tahun munculnya virus SARS-CoV-2 pada Desember 2019 di Wuhan, China.

    Sebelumnya penyakit ini disebut juga sebagai “Virus Wuhan” atau “Virus China”, namun Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom menyebut bahwa pemberian nama penyakit tidak boleh merujuk pada lokasi geografis, nama hewan, dan nama individu atau nama kelompok yang berhubungan dengan penyakit agar tidak menimbulkan stigma di masyarakat.

    Klaim bahwa kedokteran medis adalah buatan Rockefeller Foundation pada tahun 1910 tidak mendasar. Pada laman resminya disebut bahwa Rockefeller Foundation berdiri pada tahun 1913, sedangkan penelusuran terkait sejarah kedokteran medis, Wikipedia mencatat pada abad ke 9 Sekolah Kedokteran pertama kali dibuka bernama The Schola Medica Salernitana di Italia. Dengan begitu kedokteran medis sudah ada jauh sebelum Rockefeller Foundation berdiri.

    Dengan demikian, Rockefeller Foundation yang merencanakan pandemi Covid-19 adalah tidak benar dengan kategori Konten yang Menyesatkan.

    Kesimpulan

    Hasil periksa fakta Moch. Marcellodiansyah

    Klaim tersebut hanya konspirasi yang telah lama beredar sejak Juli 2020 yang tidak memiliki bukti yang mendasar. Selengkapnya pada bagian penjelasan.

    Rujukan

    • Mafindo
    • 1 media telah memverifikasi klaim ini

  • [HOAKS] Foto Roosevelt Memburu Triceratops Terakhir pada 1908

    Sumber:
    Tanggal publish: 15/05/2024

    Berita

    KOMPAS.com - Sebuah konten mengeklaim, Presiden Amerika Serikat ke-26 Theodore Roosevelt memburu dinosaurus jenis Triceratops terakhir pada 1908.

    Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, narasi tersebut hoaks.

    Konten yang mengeklaim Roosevelt memburu Triceratops terakhir dibagikan oleh akun Facebook ini, ini, dan ini.

    Berikut narasi yang dibagikan:

    Theodore Roosevelt hunted the last known Triceratops in 1908. (Theodore Roosevelt memburu Triceratops terakhir yang masih hidup pada 1908.)

    Narasi itu disertai foto Roosevelt berdiri sambil memegang kepala Triceratops yang terbaring dan tampak tidak bernyawa.

    Foto serupa dibagikan oleh akun Facebook ini dan ini. Namun, narasi konten hanya menyebutkan bahwa itu adalah foto Triceratops terakhir tanpa menyebut Roosevelt.

    Hasil Cek Fakta

    Tim Cek Fakta Kompas.com menelusuri gambar tersebut dengan teknik reverse image search menggunakan Google Lens dan menemukan artikel bantahan dari Snopes.com.

    Dilansir Snopes.com, foto itu dibuat oleh pengguna Instagram Jon Deviny @dr_deviny dan diunggah pada 23 Februari 2015.

    Deviny menyebutkan di kolom komentar bahwa ia menggabungkan gambar Triceratops dari film Jurassic Park dan gambar Roosevelt saat berburu.

    Kepada Snopes.com, ia mengatakan membuat gambar itu menggunakan aplikasi penyunting gambar Adobe Photoshop.

    Kesimpulan

    Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, konten yang mengeklaim Theodore Roosevelt memburu Triceratops terakhir pada 1908 adalah hoaks.

    Konten tersebut memuat gambar manipulatif yang menggabungkan beberapa foto menggunakan aplikasi Adobe Photoshop.

    Rujukan

    • Kompas
    • 1 media telah memverifikasi klaim ini

  • [HOAKS] Temukan Kecurangan, FIFA Putuskan Indonesia Vs Uzbekistan Diulang

    Sumber:
    Tanggal publish: 14/05/2024

    Berita

    KOMPAS.com - Beredar video yang mengeklaim Federasi Asosiasi Sepak Bola Internasional (FIFA) memutuskan untuk mengulangi laga Indonesia melawan Uzbekistan di semifinal Piala Asia U23 2024.

    Berdasarkan unggahan yang beredar, FIFA akan mengulang laga Indonesia melawan Uzbekistan karena ditemukan kecurangan.

    Akan tetapi, setelah ditelusuri video tersebut tidak benar atau hoaks.

    Video yang mengeklaim FIFA memutuskan mengulangi laga Indonesia melawan Uzbekistan karena menemukan kecurangan muncul di media sosial, salah satunya dibagikan oleh akun Facebook ini, ini dan ini.

    Salah satu akun membagikan video pada 1 Mei 2024 dengan judul:

    KEPUTUSAN FIFA SUDAH BULAT?FIFA Temukan KECURANGAN, Laga Indonesia Vs Uzbekistan Diulang Hari Rabu

    Kemudian, di awal video terdapat klip yang menampilkan Presiden FIFA Giani Infantino.

    Hasil Cek Fakta

    Tim Cek Fakta Kompas.com menelusuri klip pada awal video yang menampilkan Presiden FIFA Giani Infantino. Hasilnya, video itu identik dengan yang ada di kanal YouTube Sky Sport News ini.

    Video itu adalah momen ketika Infantino menyampaikan konferensi pers Piala Dunia pada 19 November 2022 di Doha, Qatar. 

    Dalam keterangan pers, Infantino tidak membahas pertandingan Indonesia melawan Uzbekistan, tetapi membahas terkait penyelenggaraan Piala Dunia Qatar 2022. 

    Salah satu hal yang disorot Infantino dalam pidatonya yakni terkait negara barat yang kerap mengkritik soal dugaan pelanggaran hak asasi manusia (HAM) di Piala Dunia Qatar 2022. 

    Setelah disimak sampai tuntas, tidak ditemukan informasi valid yang memastikan laga Indonesia melawan Uzbekistan diulang.

    Narator hanya membahas soal berjalannya pertandingan antara Indonesia melawan Uzbekistan di Piala Asia U23 2024. 

    Adapun Piala Asia U23 2024 telah berakhir. Jepang berhasil menjadi juara setelah mengalahkan Uzbekistan 1-0 di partai final pada 3 Mei 2024.

    Kesimpulan

    Video yang mengeklaim FIFA memutuskan mengulangi laga Indonesia melawan Uzbekistan karena menemukan kecurangan tidak benar atau hoaks. 

    Klip yang menampilkan Presiden FIFA Gianni Infantino merupakan video lama saat Piala Dunia Qatar 2022.

    Adapun Piala Asia U23 2024 telah berakhir. Jepang berhasil menjadi juara setelah mengalahkan Uzbekistan 1-0 di partai final pada 3 Mei 2024.

    Rujukan

    • Kompas
    • 1 media telah memverifikasi klaim ini

  • Cek Fakta: Hoaks Video Eks Menkes Siti Fadilah Supari Promosikan Obat Nyeri Sendi

    Sumber:
    Tanggal publish: 16/05/2024

    Berita


    Liputan6.com, Jakarta - Beredar di media sosial postingan video mantan Menteri Kesehatan Siti Fadilah Supari mempromosikan obat nyeri sendi. Postingan ini beredar sejak beberapa waktu lalu.
    Salah satu akun ada yang mengunggahnya di Facebook. Akun itu mempostingnya pada 11 Februari 2024.
    Dalam postingannya terdapat video Siti Fadilah Supari berbicara terkait obat yang ia promosikan membantu mengatasi nyeri sendi. Hingga saat ini video tersebut telah dilihat lebih dari 346,8 ribu kali, mendapat 73 ribu likes dan 4,6 ribu kali dibagikan.
    Lalu benarkah postingan video mantan Menteri Kesehatan Siti Fadilah Supari mempromosikan obat nyeri sendi?

    Hasil Cek Fakta


    Cek Fakta Liputan6.com menelusuri dengan menggunakan Google Lens. Hasilnya ada video yang identik dengan postingan.
    Video itu diunggah di akun @siti_fadilah_supari di Tiktok pada 15 September 2023. Namun dalam video tersebut tidak berbicara terkait promosi obat nyeri sendiri.
    Namun dalam video tersebut Siti Fadilah Supari terkait pengalaman seseorang untuk memperhatikan anjuran dokter jika ada keluhan. Video asli itu sendiri berdurasi 3 menit 6 detik.
     
    Selain itu penelusuran dilanjutkan dengan menggunakan website pendeteksi konten video AI, deepware.ai. Di sana ditemukan bahwa video dalam postingan merupakan buatan AI.

    Kesimpulan


    Postingan video mantan Menteri Kesehatan Siti Fadilah Supari mempromosikan obat nyeri sendi adalah hoaks.

    Rujukan

    • Liputan 6
    • 1 media telah memverifikasi klaim ini