• [SALAH] Foto yang Diklaim Presiden Jokowi Bagi-Bagi Sembako di Depan Istana Merdeka Saat Pemilu 2024

    Sumber: Facebook
    Tanggal publish: 06/02/2024

    Berita

    Beredar di media sosial foto yang diklaim Presiden Jokowi membagikan sembako di depan Istana Merdeka saat Pemilu 2024. Postingan itu beredar sejak akhir pekan lalu.

    Salah satu akun ada yang mengunggahnya di Facebook. Akun itu mengunggahnya pada 28 Januari 2024.

    Dalam postingannya terdapat foto Presiden Jokowi di samping sembako dan terdapat pengendara ojek online yang melambaikan tangan padanya. Akun itu menambahkan narasi:

    "Sebuah TONTONAN yang meruntuhkan AKAL SEHAT dan NALAR Kaum OD, buzzer dan tersandera bertepuk tangan dan bersorak bangga dengan ini. REZIM beginikah yang mau dilanjutkan?"

    Postingan itu juga disertai link yang mengarah pada sebuah website.

    Hasil Cek Fakta

    Cek Fakta Liputan6.com menelusuri dengan mengunggah foto pada Google Images. Penelusuran menemukan foto yang identik dengan postingan.

    Foto itu diunggah oleh situs Presidenri.go.id. pada 13 April 2023. Berikut narasi yang disertakan dalam foto tersebut:

    Presiden Joko Widodo menyaksikan penyerahan bantuan paket sembako bagi para pengemudi ojek daring atau ojol di sekitar Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, pada Kamis, 13 April 2023. Sekitar pukul 11.50 WIB, Presiden tiba di lokasi dan langsung menyaksikan pembagian sembako di depan gerbang pintu utama Istana Merdeka.

    Tampak antusiasme ratusan pengemudi ojek daring ikut mengantre untuk bertemu dengan Presiden sekaligus mendapatkan bantuan sembako. Pada kesempatan tersebut, Presiden turut menyapa para penerima bantuan. Perasaan senang dirasakan oleh Bonar, pengemudi ojek daring yang menyampaikan rasa terima kasih kepada Presiden Jokowi atas perhatiannya kepada masyarakat.

    “Terima kasih Pak Jokowi yang sudah memperhatikan para driver baik Grab, maupun ojol, maupun Maxim dan lain-lain lain sebagainya. Terima kasih banyak Tuhan memberkati Pak Jokowi,” tutur Bonar."

    Penelusuran juga dilanjutkan dengan membuka link website yang tertaut dalam postingan. Link itu mengarah pada laman Gelora.co dengan judul artikel "Bagikan Sembako di Depan Istana, Jokowi Dicurigai Sogok Rakyat" yang tayang pada 28 Januari 2024.

    Artikel itu sendiri berisi pernyataan Direktur Gerakan Perubahan, Muslim Arbi terkait sikap dan pernyataan yang ditunjukkan Presiden Jokowi jelang pelaksanaan Pilpres 2024. Di dalam artikel sama sekali tidak disinggung kapan peristiwa foto yang disertakan dalam postingan.

    Di sisi lain, artikel itu sendiri menyadur dari website Rmol.id dengan judul yang sama dan juga tayang 28 Januari 2024.

    Kesimpulan

    Postingan foto yang diklaim Presiden Jokowi membagikan sembako di depan Istana Merdeka saat Pemilu 2024 ternyata tidak benar. Faktanya, foto tersebut diambil pada 13 April 2023. Pembagian sembako tersebut dilakukan dalam rangka menyambut Hari Raya Idul Fitri 2023.

    Rujukan

    • Liputan 6
    • 1 media telah memverifikasi klaim ini

  • [KLARIFIKASI] Video AHY Ucap Selamat ke Anies-Muhaimin Ditempatkan dalam Konteks Keliru

    Sumber: kompas.com
    Tanggal publish: 05/02/2024

    Berita

    KOMPAS.com - Sebuah video mengeklaim Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) berpindah dukungan ke pasangan capres-cawapres nomor urut 1 Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar.
    Namun, setelah ditelusuri, video yang beredar di media sosial tersebut tidak benar dan salah konteks.
    Narasi yang mengeklaim AHY menyatakan Demokrat berpindah dukungan kepada Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar muncul di media sosial, salah satunya dibagikan oleh akun Facebook ini (arsip)
    Akun tersebut mengunggah video yang menampilkan AHY sedang berpidato. Dalam pidatonya AHY mengucapakan selamat kepada Anies dan Muhaimin yang baru saja mendeklarasikan diri sebagai pasangan capres-cawapres.
    Kemudian video tersebut diberi keterangan:
    KAMI PINDAH KE 01untuk 02 & 03 ????????Pilpres ya dengar baik-baik
    Akun Facebook Tangkapan layar Facebook video yang diklaim menampilkan AHY menyatakan bahwa Demokrat berpindah dukung Anies-Muhaimin

    Hasil Cek Fakta

    Berdasarkan penelusuran Tim  Kompas.com, video tersebut identik dengan yang ada di kanal YouTube Kumparan ini.
    Video itu diunggah pada 4 September 2023, setelah Partai Demokrat menyatakan keluar dari Koalisi Perubahan yang mengusung Anies Baswedan sebagai capres. 
    Dalam pidatonya, selain mengucap selamat kepada Anies dan Muhaimin, AHY juga meminta para kader Demokrat untuk  tetap semangat dan bekerja keras dalam meraih kemenangan. 
    Diberitakan Kompas.com, pidato tersebut disampaikan AHY saat konferensi pers di kantor DPP Partai Demokrat, Jalan Proklamasi, Menteng, Jakarta, 4 September 2023.
    Dalam pidatonya, AHY juga menyampaikan bahwa ia tidak mau kader Partai Demokrat larut dalam kekecewaan setelah Anies dan Muhaimin resmi mendeklarasikan diri sebagai capres-cawapres.
    Adapun Demokrat mengumumkan mencabut dukungan kepada Anies sebagai capres pada 1 September 2023.
    Dikutip dari Kompas.com, keputusan itu diambil usai petinggi Partai Demokrat menggelar rapat bersama Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) . 
    Demokrat keluar dari koalisi karena menganggap Partai Nasdem dan Anies Baswedan berkhianat dengan menunjuk Muhaimin sebagai cawapres secara sepihak. 
    Adapun saat ini Demokrat menjadi bagian Koalisi Indonesia Maju yang mengusung pasangan capres-cawapres nomor urut 2, Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka. 

    Kesimpulan

    Video yang diklaim menampilkan AHY menyatakan Demokrat berpindah dukungan kepada Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar tidak benar dan salah konteks.
    Video AHY mengucapkan selamat kepada Anies dan Muhaimin merupakan video pada 4 September 2023, usai Partai Demokrat keluar dari Koalisi Perubahan. 
    Demokrat keluar dari koalisi karena menganggap Partai Nasdem dan Anies Baswedan berkhianat dengan menunjuk Muhaimin sebagai cawapres secara sepihak.

    Rujukan

    • Kompas
    • 1 media telah memverifikasi klaim ini

  • Cek Fakta: Hoaks Sri Mulyani Sebut Indonesia akan Bangkrut Jika Prabowo Presiden

    Sumber: liputan6.com
    Tanggal publish: 06/02/2024

    Berita


    Liputan6.com, Jakarta - Beredar di media sosial postingan Menkeu Sri Mulyani yang menyebut Indonesia akan bangkrut jika Prabowo Subianto menjadi presiden. Postingan itu beredar sejak awal pekan ini.
    Salah satu akun ada yang mengunggahnya di Facebook. Akun itu mengunggahnya pada 5 Februari 2024.
    Dalam unggahannya terdapat foto Sri Mulyani dengan narasi sebagai berikut:
    "Dr Srimulyani Menkeu: Prabowo Presiden Indonesia Bangkrut!"
    Lalu benarkah postingan Menkeu Sri Mulyani yang menyebut Indonesia akan bangkrut jika Prabowo Subianto menjadi presiden?

    Hasil Cek Fakta


    Cek Fakta Liputan6.com menelusuri dan tidak menemukan informasi valid terkait pernyataan Sri Mulyani yang menyebut Indonesia akan bangkrut jika Prabowo menjadi presiden. Sejauh ini Sri Mulyani juga belum pernah menyatakan dukungan pada paslon tertentu dalam Pilpres 2024.
    Di sisi lain, Sri Mulyani justru meminta anak buahnya agar menjaga netralitas dalam pemilu. Liputan6.com menulisnya dalam artikel berjudul "Pesan Sri Mulyani ke Anak Buah: Jaga Netralitas saat Pemilu" yang tayang pada 25 Januari 2024.
    Berikut isi artikelnya:
    "Liputan6.com, Jakarta - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati, menghimbau para jajarannya agar waspada dalam menghadapi kontestasi politik jelang pelaksanaan Pemilihan Umum (Pemilu) 2024, dengan menjaga netralitas.
    “Tahun Pemilu jaga sikap kita, netralitas itu adalah sesuatu yang sudah menjadi keharusan. Anda bisa punya preferensi apa saja lakukan pada saat anda di kotak suara. Itu adalah value yang menunjukkan bahwa kita sebagai manusia diatur oleh undang undang dan diatur oleh tata krama,” kata Sri Mulyani pada Rapat Kerja Pimpinan DJBC, di Sentul, Bogor, Kamis (25/1/2024).
    Lebih lanjut, Sri Mulyani mengatakan mengawali tahun 2024, dunia masih dihadapkan pada berbagai tantangan yang tidak mudah. Sehingga reformasi dan evaluasi di dalam kepabeanan dan cukai harus terus dilakukan.
    “Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) yang ada di dalam Lingkungan Kementerian Keuangan adalah pengelola keuangan negara yang memiliki 4 tugas khusus, yaitu trade facilitator, industrial assistance, community protector, revenue collector - Ini harus terus menerus dilakukan kalibrasi,” ujarnya.
    Bendahara negara ini juga mengimbau kepada seluruh jajaran bea dan cukai untuk dapat menghidupkan kembali semangat leadership, ownership dan ketahanan untuk dapat menghadapi situasi dunia yang begitu tidak pasti akibat dari tensi geopolitik yang menguat.
    Climate Change
    Dalam kesempatan itu, Sri juga menyoroti terkat climate change, digitalisasi, dan pertumbuhan demografi Indonesia juga menjadi isu yang perlu menjadi perhatian bersama. Utamanya dalam hal ini, perjalanan Indonesia untuk keluar dari perangkap negara berpendapatan menengah atau middle income trap, menuju Indonesia maju.
    “Di satu sisi Indonesia jumlah populasinya naik, kita ingin menjadi negara kaya, maju. Maka nanti tugas Anda menjadi jauh lebih kompleks. Community protector nya menjadi sangat complicated. Karena selain teknologi berubah, mobilitas dunia masyarakat bergerak sangat cepat,” jelas Menkeu.
    Menkeu pun berharap agar seluruh jajaran DJBC dapat senantiasa meningkatkan sinergi, kolaborasi, support, dan kepercayaan antar unit di lingkungan kementerian keuangan maupun dengan institusi lain, serta dapat mengelola sumber daya yang dimiliki dengan baik.
    “Saya yakin akan bisa melewati ujian-ujian yang tidak mudah. Jadi tolong manajemen leadership, resources dikelola dengan baik hubungan antar unit ke atas maupun horizontal dengan institusi lain. Itu tugas yang harus Anda lakukan," pungkas Menkeu."

    Kesimpulan


    Postingan Menkeu Sri Mulyani yang menyebut Indonesia akan bangkrut jika Prabowo Subianto menjadi presiden adalah hoaks.

    Rujukan

    • Liputan 6
    • 1 media telah memverifikasi klaim ini

  • CEK FAKTA: Ganjar Sebut Sebagian Besar Remaja Indonesia Mengidap Anemia

    Sumber: kompas.com
    Tanggal publish: 04/02/2024

    Berita

    JAKARTA, KOMPAS.com - Calon presiden (capres) nomor urut 3, Ganjar Pranowo menyebutkan bahwa sebagian besar remaja Indonesia menderita penyakit anemia atau kekurangan zat besi.
    Hal itu disampaikan Ganjar menjawab pertanyaan capres nomor urut 2 Prabowo Subianto soal langkah mencegah stuting dalam debat kelima capres yang digelar Komisi Pemilihan Umum (KPU) di Jakarta Convention Center (JCC), Minggu (4/2/2024).
    "Pak, kalau bapak mau mencegah stunting, Pak, perhatikan proses menikah, Pak. Mulai dari mereka remaja, kemudian, Bapak mesti lihat, Pak. Perempuan Indonesia, remaja Indonesia itu sebagian besar anemia, Pak," kata Ganjar kepada Prabowo.
    Ganjar menilai, kesehatan remaja menjadi bagian penting untuk diperhatikan dalam mencegah anak lahir dalam kondisi stunting.
    "Perhatikan itu dulu kalau itu, sudah dia menikah maka perhatikan usianya, menjadi ukuran mereka akan sehat secara mental dan fisik," ucap eks Gubernur Jawa Tengah itu.
    Apakah benar sebagian besar anak Indonesia alami anemia?
    Melansir situs ayosehat.kemkes.go.id, anemia merupakan salah satu masalah kesehatan yang bisa dialami oleh balita, remaja, ibu hamil bahkan usia lanjut.
    Jika dilihat dari hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) pada 2018, tercatat sebesar 26,8 persen anak usia 5-14 tahun menderita anemia. 
    Selain itu, ada 32 persen pengidap anemia pada usia 15-24 tahun.
    Dengan demikian, sekitar tiga hingga empat dari 10 orang Indonesia menderita anemia.
    Kasus anemia yang masih tinggi ini erat kaitannya dengan kepatuhan dalam mengonsumsi Tablet Tambah Darah (TTD).
    Dimana 8,3 juta dari 12,1 juta remaja putri Indonesia tidak mengonsumsi TTD yang membuat mereka berisiko anemia.
    Anemia adalah kondisi ketika tubuh kekurangan sel darah merah atau sel darah merah yang tidak berfungsi.
    Dikutip dari situs Kementerian Kesehatan (Kemenkes), data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 menunjukkan sebanyak 26,8 persen anak usia 5-14 tahun menderita anemia dan 32 persen mengalami anemia pada usia 15-24 tahun.
    Kasus perempuan
    Dikutip dari situs Universitas Indonesia, data dari Riskesdas 2018 dapat dikatakan bahwa tiga sampai empat dari sepuluh remaja puteri di Indonesia menderita anemia.
    Kasus anemia yang tinggi erat kaitannya dengan kepatuhan dalam mengkonsumsi Tablet Tambah Darah (TTD).
    Sebanyak 8,3 juta dari 12,1 juta remaja putri tidak mengkonsumsi TTD yang membuat mereka berisiko anemia.
    Pedoman Penatalaksanaan Pemberian TTD Kemenkes pada Riskesdas 2013 menunjukkan, anemia pada ibu hamil mencapai 37,1 persen, sedangkan pada perempuan usia 15 tahun sebesar 22,7 persen.

    Hasil Cek Fakta

    Rujukan

    • Kompas
    • 1 media telah memverifikasi klaim ini