“Ternyata IP si gibran itu 2,3
Makanya anak si jokowi ini GOBLOG….BEGO dan TOLOL”
[SALAH] IPK GIBRAN 2,3
Sumber: facebook.comTanggal publish: 31/01/2024
Berita
Hasil Cek Fakta
Sebuah akun media sosial Facebook bernama Adi Wicaksono membagikan sebuah informasi yang cukup menarik perhatian pada Kamis, 25 Januari 2024 lalu. Pasalnya, dalam unggahan tersebut, akun ini menyebutkan sebuah klaim yang menyatakan bahwa calon wakil presiden nomor urut 2, Gibran Rakabuming Raka, memiliki nilai indeks prestasi kumulatif (IPK) sebesar 2,3. Selain melalui media sosial Facebook, isu mengenai IPK Gibran sebesar 2,3 sudah terlebih dahulu dibicarakan melalui media sosial X, hingga saat ini. Lalu apakah benar, bahwa Gibran memiliki IPK sebesar 2,3?
Isu mengenai nilai IPK Gibran sebesar 2,3 berawal dari cuitan sebuah akun di media sosial X yang menyebutkan bahwa Gibran lulus dengan nilai “Lower Second Class Honours” atau setara dengan nilai 48. Klaimnya ini didasari dari keterangan yang tercantum di dalam ijazah milik Gibran, yang belakangan tersebar di media sosial usai Gibran menunjukkan ijazah asli miliknya untuk menepis tuduhan ijazah palsu yang ditujukan kepadanya. Akun X tersebut juga menambahkan, bahwa nilai yang berada di rentang itu, setara dengan IPK 2,3 di Indonesia. Hal inilah yang kemudian mengundang beragam spekulasi dari masyarakat mengenai kompetensi dan kapabilitas Gibran yang maju sebagai calon wakil presiden di Pemilu 2024.
Namun sampai saat ini, tidak ada artikel resmi ataupun keterangan resmi dari pihak yang berwenang dan terkait, yang menyebutkan bahwa Gibran memiliki nilai setara IPK 2,3. Melansir dari artikel CNN Indonesia, Gibran pun secara tegas membantah hal tersebut.
“2,3 itu menurut siapa? Apa dia tahu nilai-nilainya?”, ujar Gibran.
Pakar pendidikan dari Universitas Negeri Semarang, Edi Subkhan, menjelaskan bahwa “Second Class Honour Second Division” yang diperoleh oleh Gibran merupakan sebuah tingkatan nilai. Di Inggris, Lower second class atau dikenal dengan istilah 2:2 atau Desmond, merupakan gelar yang biasa digunakan sebagai salah satu persyaratan untuk dapat melamar pekerjaan. Predikat ini setara dengan nilai C atau 50-59.
“Itu sepertinya grading scale. Klasifikasi nilai-nilai mahasiswa tersebut,” kata Edi.
Jadi dapat disimpulkan, klaim yang menyebutkan bahwa Gibran Rakabuming Raka memiliki IPK sebesar 2,3, merupakan sebuah klaim yang keliru dan termasuk ke dalam kategori misleading content atau konten menyesatkan.
Isu mengenai nilai IPK Gibran sebesar 2,3 berawal dari cuitan sebuah akun di media sosial X yang menyebutkan bahwa Gibran lulus dengan nilai “Lower Second Class Honours” atau setara dengan nilai 48. Klaimnya ini didasari dari keterangan yang tercantum di dalam ijazah milik Gibran, yang belakangan tersebar di media sosial usai Gibran menunjukkan ijazah asli miliknya untuk menepis tuduhan ijazah palsu yang ditujukan kepadanya. Akun X tersebut juga menambahkan, bahwa nilai yang berada di rentang itu, setara dengan IPK 2,3 di Indonesia. Hal inilah yang kemudian mengundang beragam spekulasi dari masyarakat mengenai kompetensi dan kapabilitas Gibran yang maju sebagai calon wakil presiden di Pemilu 2024.
Namun sampai saat ini, tidak ada artikel resmi ataupun keterangan resmi dari pihak yang berwenang dan terkait, yang menyebutkan bahwa Gibran memiliki nilai setara IPK 2,3. Melansir dari artikel CNN Indonesia, Gibran pun secara tegas membantah hal tersebut.
“2,3 itu menurut siapa? Apa dia tahu nilai-nilainya?”, ujar Gibran.
Pakar pendidikan dari Universitas Negeri Semarang, Edi Subkhan, menjelaskan bahwa “Second Class Honour Second Division” yang diperoleh oleh Gibran merupakan sebuah tingkatan nilai. Di Inggris, Lower second class atau dikenal dengan istilah 2:2 atau Desmond, merupakan gelar yang biasa digunakan sebagai salah satu persyaratan untuk dapat melamar pekerjaan. Predikat ini setara dengan nilai C atau 50-59.
“Itu sepertinya grading scale. Klasifikasi nilai-nilai mahasiswa tersebut,” kata Edi.
Jadi dapat disimpulkan, klaim yang menyebutkan bahwa Gibran Rakabuming Raka memiliki IPK sebesar 2,3, merupakan sebuah klaim yang keliru dan termasuk ke dalam kategori misleading content atau konten menyesatkan.
Kesimpulan
Faktanya, tidak ada artikel ataupun pernyataan resmi yang menyebutkan bahwa nilai yang diperoleh Gibran Rakabuming Raka di universitas luar negeri, setara dengan nilai IPK 2,3.
Rujukan
[SALAH] VIDEO NELAYAN SURABAYA HADANG KAPAL ROHINGNYA
Sumber: facebook.comTanggal publish: 31/01/2024
Berita
“Entah ini BNR atau hoax. Saya ttp bangga SM nelayan ini,yg seharusnya jd tugas TNI AL ,bknnya masyarkt ,Dy berani mengusir #rohingya , klo sdah menyangkut kemerdekaan Indonesia,Qt hrs turun tangan sm2.
NELAYAN SURABAYA PERTAHANKAN KEDAULATAN LAUT, HADANG KAPAL ROHINGYA”
NELAYAN SURABAYA PERTAHANKAN KEDAULATAN LAUT, HADANG KAPAL ROHINGYA”
Hasil Cek Fakta
Beredar unggahan melalui media Facebook, sebuah video yang diklaim sebagai video dari nelayan-nelayan di Surabaya yang sedang menghadang kapal Rohingya. Tampak kapal kecil yang dinaiki oleh nelayan-nelayan tersebut sedang berhadapan dengan sebuah kapal yang cukup besar, yang diduga merupakan kapal yang mengangkut masyarakat Rohingya.
Namun setelah melakukan penelusuran lebih lanjut terkait dengan video viral tersebut, didapati sebuah informasi yang menunjukkan bahwa klaim yang beredar tersebut merupakan klaim yang tidak benar. Melansir dari artikel cek fakta turnbackhoax.id yang berjudul, “[SALAH] Video Nelayan Surabaya Hadang Kapal Rohingya” pada 28 Januari 2023 lalu, diketahui bahwa video tersebut bukan video nelayan Surabaya yang sedang menghadang kapal Rohingya.
Faktanya, kanal YouTube tvOneNews, pernah mengunggah video yang identik dengan judul, “Aksi Nelayan Usir dan Adang Pengungsi Rohingya yang Tiba di Laut Aceh | tvOne Minute”. Video ini diunggah pada 11 Desember 2023 lalu.
Kemudian, kanal YouTube viva.co.id juga pernah mengunggah video yang sama pada 16 Agustus 2023, dengan judul ”Aksi Nelayan Lokal Cegat Pengungsi Rohingya di Tengah Laut”. Video tersebut menjelaskan bahwa warga Aceh telah melakukan berbagai cara untuk menghalangi pengungsi Rohingya yang berusaha masuk ke wilayah Aceh.
Jadi dapat disimpulkan, video viral dengan klaim yang menyebutkan bahwa nelayan Surabaya pertahankan kedaulatan laut, hadang kapal Rohingya, merupakan klaim yang keliru dan termasuk ke dalam kategori misleading content atau konten menyesatkan.
Namun setelah melakukan penelusuran lebih lanjut terkait dengan video viral tersebut, didapati sebuah informasi yang menunjukkan bahwa klaim yang beredar tersebut merupakan klaim yang tidak benar. Melansir dari artikel cek fakta turnbackhoax.id yang berjudul, “[SALAH] Video Nelayan Surabaya Hadang Kapal Rohingya” pada 28 Januari 2023 lalu, diketahui bahwa video tersebut bukan video nelayan Surabaya yang sedang menghadang kapal Rohingya.
Faktanya, kanal YouTube tvOneNews, pernah mengunggah video yang identik dengan judul, “Aksi Nelayan Usir dan Adang Pengungsi Rohingya yang Tiba di Laut Aceh | tvOne Minute”. Video ini diunggah pada 11 Desember 2023 lalu.
Kemudian, kanal YouTube viva.co.id juga pernah mengunggah video yang sama pada 16 Agustus 2023, dengan judul ”Aksi Nelayan Lokal Cegat Pengungsi Rohingya di Tengah Laut”. Video tersebut menjelaskan bahwa warga Aceh telah melakukan berbagai cara untuk menghalangi pengungsi Rohingya yang berusaha masuk ke wilayah Aceh.
Jadi dapat disimpulkan, video viral dengan klaim yang menyebutkan bahwa nelayan Surabaya pertahankan kedaulatan laut, hadang kapal Rohingya, merupakan klaim yang keliru dan termasuk ke dalam kategori misleading content atau konten menyesatkan.
Kesimpulan
Faktanya, video tersebut bukan video dari nelayan Surabaya yang sedang menghadang kapal Rohingya, melainkan video dari nelayan-nelayan yang tengah menghadang Rohingya untuk masuk ke Aceh.
Rujukan
[SALAH] AYAH PRABOWO KETURUNAN CINA
Sumber: facebook.comTanggal publish: 31/01/2024
Berita
“Inilah Ayah Prabowo Subianto, Keturunan China, Itu Fakta”
Hasil Cek Fakta
Beredar unggahan melalui media sosial Facebook, dari akun bernama Gusti pada 15 Januari 2024 lalu. Di dalam unggahannya, akun tersebut menampilkan sebuah foto yang diklaim sebagai foto dari ayah Prabowo Subianto. Klaim tersebut juga menyebutkan bahwa faktanya, ayah dari Prabowo tersebut merupakan seseorang yang berasal dari keturunan Cina.
Namun setelah melakukan penelusuran lebih lanjut, didapati sebuah fakta yang menunjukkan bahwa klaim yang terdapat di dalam unggahan tersebut merupakan klaim yang keliru. Melansir dari artikel milik okezone.com, Prabowo merupakan anak ketiga dari empat bersaudara. Ayahnya bernama Soemitro Djojohadikoesoemo dan ibunya bernama Dora Marie Sigar.
Soemitro Djojohadikoesoemo merupakan salah satu sosok ekonom yang paling berpengaruh dalam sejarah Indonesia. Soemitro lahir di Kebumen, Keresidenan Kedu pada tanggal 29 Mei 1917. Ia merupakan anak sulung dari keluarga ningrat Jawa, Raden Mas Margono Djojohadikusumo, seorang pegawai tingkat menengah dalam pemerintahan kolonial Hindia Belanda. Soemitro yang merupakan anak keturunan ningrat Jawa ini pernah menempuh pendidikan di Sekolah Tinggi Ekonomi Belanda Rotterdam dan berhasil lulus pada tahun 1937.
Jadi dapat disimpulkan, klaim yang menyebutkan bahwa ayah dari Prabowo merupakan seseorang yang berasal dari keturunan Cina merupakan klaim yang keliru dan termasuk ke dalam kategori misleadint content atau konten menyesatkan.
Namun setelah melakukan penelusuran lebih lanjut, didapati sebuah fakta yang menunjukkan bahwa klaim yang terdapat di dalam unggahan tersebut merupakan klaim yang keliru. Melansir dari artikel milik okezone.com, Prabowo merupakan anak ketiga dari empat bersaudara. Ayahnya bernama Soemitro Djojohadikoesoemo dan ibunya bernama Dora Marie Sigar.
Soemitro Djojohadikoesoemo merupakan salah satu sosok ekonom yang paling berpengaruh dalam sejarah Indonesia. Soemitro lahir di Kebumen, Keresidenan Kedu pada tanggal 29 Mei 1917. Ia merupakan anak sulung dari keluarga ningrat Jawa, Raden Mas Margono Djojohadikusumo, seorang pegawai tingkat menengah dalam pemerintahan kolonial Hindia Belanda. Soemitro yang merupakan anak keturunan ningrat Jawa ini pernah menempuh pendidikan di Sekolah Tinggi Ekonomi Belanda Rotterdam dan berhasil lulus pada tahun 1937.
Jadi dapat disimpulkan, klaim yang menyebutkan bahwa ayah dari Prabowo merupakan seseorang yang berasal dari keturunan Cina merupakan klaim yang keliru dan termasuk ke dalam kategori misleadint content atau konten menyesatkan.
Kesimpulan
Faktanya, ayah Prabowo yang bernama Soemitro Djojohadikoesoemo merupakan anak sulung dari keluarga ningrat Jawa, Raden Mas Margono Djojohadikoesoemo.
Rujukan
- https://nasional.okezone.com/read/2023/01/24/337/2751797/siapa-ayah-dari-prabowo-subianto-ini-sosoknya-bukan-orang-sembarangan
- https://www.suara.com/lifestyle/2023/10/20/122517/profil-soemitro-djojohadikusumo-ayah-prabowo-subianto-yang-diidolakan-bj-habibie
- https://id.m.wikipedia.org/wiki/Soemitro_Djojohadikoesoemo#:~:text=Prof.%20Dr.%20Soemitro%20Djojohadikoesoemo%20(,seorang%20ekonom%20dan%20politikus%20Indonesia.
[SALAH] ANIES BASWEDAN BERI DANA HIBAH RP 63 MILIAR KEPADA ISTRINYA
Sumber: instagram.comTanggal publish: 31/01/2024
Berita
“Anies Baswedan Beri Dana Hibah Rp 63 Miliar ke Istrinya Warganet Ngamuk: Uang Negara Habis, Belum Lagi Buat Kerabat di Yaman
MANUSIA KAYAK GINI MAU JADI PRESIDEN yang milih dia waras ga?”.
MANUSIA KAYAK GINI MAU JADI PRESIDEN yang milih dia waras ga?”.
Hasil Cek Fakta
Sebuah hasil tangkapan layar dari media Populis, beredar di media sosial Instagram. Adapun judul dari artikel milik Populis tersebut adalah , “Anies Baswedan Beri Dana Hibah Rp 63 Miliar ke Istrinya Warganet Ngamuk: Uang Negara Habis, Belum Lagi Buat Kerabat di Yaman”. Akun bernama @artha.aru kemudian membagikan gambar tersebut dengan tambahan narasi, “MANUSIA KAYAK GINI MAU JADI PRESIDEN yang milih dia waras ga?”.
Namun setelah melakukan penelusuran lebih lanjut, ditemukan beberapa informasi yang menunjukkan bahwa klaim yang tercantum di dalam judul artikel tersebut mengandung kekeliruan.
Salah satu artikel milik Tempo.co pernah mengulas perihal pemberian dana hibah Rp 63 miliar yang pernah dilakukan oleh Anies Baswedan sewaktu menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta. Artikel tersebut berjudul “Istri Jadi Bunda PAUD, Anies Baswedan Kasih Hibah Rp 63 Miliar”, yang tayang pada 27 November 2017.
Dalam artikel tersebut dijelaskan bahwa Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, mengatakan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta telah menganggarkan belanja hibah untuk pendidikan anak usia dini (PAUD) sebesar Rp 63 miliar dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) DKI 2018. Sebagaimana yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 28, PAUD merupakan salah satu tingkatan pendidikan yang ditempatkan sejajar dengan pendidikan lainnya.
Sementara istri Anies Baswedan, Fery Farhati Ganis, dikukuhkan sebagai Bunda PAUD Provinsi DKI Jakarta pada 16 November 2017. Hal ini sesuai dengan Pedoman Peran Bunda PAUD yang dirilis Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan pada tahun 2019.
Jadi dapat disimpulkan, klaim di dalam judul artikel milik media Populis tersebut, merupakan klaim yang keliru dan termasuk ke dalam kategori misleading konten atau konten menyesatkan.
Namun setelah melakukan penelusuran lebih lanjut, ditemukan beberapa informasi yang menunjukkan bahwa klaim yang tercantum di dalam judul artikel tersebut mengandung kekeliruan.
Salah satu artikel milik Tempo.co pernah mengulas perihal pemberian dana hibah Rp 63 miliar yang pernah dilakukan oleh Anies Baswedan sewaktu menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta. Artikel tersebut berjudul “Istri Jadi Bunda PAUD, Anies Baswedan Kasih Hibah Rp 63 Miliar”, yang tayang pada 27 November 2017.
Dalam artikel tersebut dijelaskan bahwa Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, mengatakan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta telah menganggarkan belanja hibah untuk pendidikan anak usia dini (PAUD) sebesar Rp 63 miliar dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) DKI 2018. Sebagaimana yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 28, PAUD merupakan salah satu tingkatan pendidikan yang ditempatkan sejajar dengan pendidikan lainnya.
Sementara istri Anies Baswedan, Fery Farhati Ganis, dikukuhkan sebagai Bunda PAUD Provinsi DKI Jakarta pada 16 November 2017. Hal ini sesuai dengan Pedoman Peran Bunda PAUD yang dirilis Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan pada tahun 2019.
Jadi dapat disimpulkan, klaim di dalam judul artikel milik media Populis tersebut, merupakan klaim yang keliru dan termasuk ke dalam kategori misleading konten atau konten menyesatkan.
Kesimpulan
Faktanya, Anies menganggarkan dana hibah kepada PAUD sebesar Rp 63 miliar.
Halaman: 2892/6749