• [HOAKS] 88 Persen Pendanaan WHO Berasal dari Bill Gates

    Sumber: kompas.com
    Tanggal publish: 19/01/2024

    Berita

    KOMPAS.com - Sebanyak 88 persen pendanaan Badan Kesehatan Dunia (WHO) diklaim berasal dari miliarder dan pendiri Microsoft, Bill Gates. Klaim itu disampaikan sebuah unggahan di media sosial beberapa waktu lalu.
    Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, klaim tersebut tidak benar atau hoaks.
    Klaim 88 persen pendanaan WHO berasal dari Bill Gates dibagikan oleh akun Instagram ini dan akun Facebook ini.
    Berikut narasi yang dibagikan:
    Gates bertanggung jawab untuk 88 persen pendanaan Badan Kesehatan Dunia dan merupakan pemilik lahan pertanian terbesar di AS

    Hasil Cek Fakta

    Dilansir USA Today, Juru Bicara WHO Daniel Epstein mengatakan, klaim bahwa Bill Gates bertanggung jawab atas 88 persen pendanaan organisasi tersebut adalah tidak benar.
    Ia mengatakan, WHO didanai oleh kontribusi dari negara-negara anggota yang pada dasarnya merupakan iuran keanggotaan, dan kontribusi sukarela dari negara-negara anggota.
    WHO juga mendapatkan dana dari organisasi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) lainnya, organisasi antar pemerintah, yayasan filantropi, dan sektor swasta dan sumber lainnya.
    Manisha Jha, juru bicara Bill and Melinda Gates Foundation, juga mengatakan kepada USA Today bahwa klaim tersebut salah.
    Adapun berdasarkan data audit keuangan WHO terbaru periode 2020-2021, Yayasan Bill dan Melinda Gates memang memberikan donasi untuk organisasi tersebut.
    Diberitakan Kompas.com, yayasan tersebut memberikan 375 juta dollar AS kepada WHO. Padahal, total dana yang dimiliki WHO pada audit terakhir adalah 4,07 miliar.
    Sehingga Yayasan Bill dan Melinda Gates menyumbang 9,2 persen dari total dana WHO.

    Kesimpulan

    Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, klaim 88 persen pendanaan WHO berasal dari Bill Gates adalah hoaks.
    Klaim tersebut dibantah juru bicara WHO dan juru bicara Yayasan Bill dan Melinda Gates.
    Selain itu, berdasarkan data audit keuangan WHO terbaru periode 2020-2021, Yayasan Bill dan Melinda Gates hanya menyumbang 9,2 persen dari total dana WHO.

    Rujukan

    • Kompas
    • 1 media telah memverifikasi klaim ini

  • [KLARIFIKASI] Tidak Ada Piagam Penghargaan MURI untuk Prabowo Terkait Pilpres

    Sumber: kompas.com
    Tanggal publish: 18/01/2024

    Berita

     
    KOMPAS.com - Beredar gambar piagam penghargaan Museum Rekor Indonesia (MURI) untuk Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto.
    Piagam itu diberikan karena Prabowo telah mengikuti pemilihan presiden (pilpres) sebanyak tiga kali dan kalah.
    Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, narasi tersebut perlu diluruskan.
    Gambar piagam penghargaan MURI untuk Prabowo disebarkan oleh akun Facabook ini, ini, dan ini.
    "Selamat atas prestasinya," tulis salah satu akun pada 25 Desember 2023.
    Piagam yang beredar bernomor No.9506/R.MURI/IV/2022 dengan ditandatangani oleh Jaya Suprana.
    Tim Cek Fakta menelusuri jejak digital gambar piagam penghargaan yang beredar.
    Salah satu pencarian di Google mengarahkan ke kumpulan video di TikTok.
    Kumpulan video di TikTok terhubung dengan sebuah template di aplikasi pengeditan video CapCut.
    Template tersebut memiliki nomor piagam penghargaan, desain, dan tata letak yang sama.
    Gambar yang beredar merupakan bentuk satire kepada calon presiden nomor urut 2 pada Pilpres 2024 itu.
    Dilansir Kompas.com, Prabowo pernah menjadi peserta Pilpres 2009, 2014, dan 2019.
    Pada 2009, ia maju sebagai cawapres mendampingi Megawati.
    Pada 2014 dan 2019, Prabowo menjadi capres mewakili Partai Gerindra. Ia gagal pada tiga kali pencalonan.
    Prabowo memang pernah menerima penghargaan MURI.
    Dikutip dari Tribunnews, 26 April 2014, MURI memberikan penghargaan kepada Prabowo sebagai penggagas dan penanggung jawab misi penaklukkan puncak Gunung Everest.
    Kendati demikian, Prabowo tidak mencapai titik 3.000 meter di atas permukaan laut.

    Hasil Cek Fakta

    Kesimpulan

    Gambar piagam penghargaan MURI untuk Prabowo merupakan satire. Gambar piagam penghargaan bersumber dari template CapCut.
    Prabowo pernah mendapat MURI pada 2014 sebagai penggagas dan penanggung jawab misi penaklukkan puncak Gunung Everest.

    Rujukan

    • Kompas
    • 1 media telah memverifikasi klaim ini

  • [KLARIFIKASI] Tidak Benar Anies Mengaku Didukung Kelompok Radikal dan Intoleran

    Sumber: kompas.com
    Tanggal publish: 18/01/2024

    Berita

    KOMPAS.com - Sebuah unggahan di media sosial mengeklaim, calon presiden (capres) nomor urut 1, Anies Baswedan mengaku didukung oleh kelompok radikal dan intoleran pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024. 
    Namun, setelah ditelusuri unggahan itu menyimpan informasi yang keliru dan perlu diluruskan.
    Narasi yang mengeklaim Anies Baswedan mengaku didukung oleh kelompok radikal dan intoleran muncul di media sosial, salah satunya dibagikan oleh akun Facebook ini (arsip). 
    Akun tersebut membagikan  video dengan narasi Anies mengaku menerima dukungan  kelompok radikal dan intoleran. Narator menyebut pengakuan itu disampaikan Anies kepada relawannya di Malaysia.
    Adapun, narator video mengatakan keterangan berikut:
    Anies mengakui bahwa dirinya menerima dukungan dari kelompok radikal dan intoleran kepada para relawannya yang berada di Malaysia.
    Hal itu membuat relawan Anies bingung dan seolah tidak percaya orang yang mereka dukung ternyata memang memiliki hubungan dengan kelompok radikal dan intoleran.
    Pantas saja Anies akan menggunakan politik identitas pada Pilpres 2024 mendatang.
    Akun Facebook Tangkapan layar Facebook narasi yang menyebut Anies mengaku menerima dukungan dari kelompok radikal dan intoleran

    Hasil Cek Fakta

    Berdasarkan penelusuran yang dilakukan Tim Cek Fakta Kompas.com, narator membacakan artikel di laman Kata Logika ini. Artikel itu berjudul "Di Malaysia, Anies Minta Diakui Bersama Kelompok Radikal". 
    Setelah dibaca sampai selesai, artikel tersebut membahas soal pernyataan Anies yang mengatakan kepada relawan bahwa jika ada yang menuduhnya sebagai sosok radikal dan intoleran tidak perlu dibantah, dan tidak perlu panas.
    Menurut Anies, yang harus dilakukan adalah bertanya balik untuk menyebutkan contoh perilaku radikal dan intoleran yang pernah dilakukan oleh capres nomor urut 1 itu. 
    Hal itu disampaikan Anies di Kuala Lumpur pada 10 Oktober 2023 saat menghadiri acara deklarasi relawan Amin di Malaysia. 
    Adapun video utuh bisa dilihat di kanal YouTube ini.  Pada menit 20:1 Anies mengatakan:
    Dan saya titip Bapak-Ibu, kalau nanti bertemu warga Indonesia yang menyampaikan kabar-kabar yang berisi hoaks, yang berisi tudingan, tolong jangan dibantah. Ini pesan saya. Kenapa jangan dibantah, begini misalnya
    'Jangan itu intoleran, jangan itu radikal, jangan itu diskriminatif.'
    Bapak-Ibu jawab, 'Barangkali memang dia begitu.'
    Di-iya-kan aja Bapak-Ibu. Jangan panas dulu. Sesudah itu kasih pertanyaan,
    'Kalau dia radikal, kalau dia ekstrem, kalau dia intoleran, ada contohnya tidak?'.
    Begitu diminta contohnya, saya yakin orang itu tidak punya contoh untuk disampaikan.Kalau tidak ada contohnya, batal dong tudingannya.

    Kesimpulan

    Narasi yang mengeklaim Anies mengaku didukung kelompok radikal dan intoleran tidak benar.
    Dalam video utuhnya, Anies mengatakan kepada relawannya di Malayasia bahwa jika ada yang menuduhnya sebagai sosok radikal dan intoleran tidak perlu dibantah, apalagi sampai panas.
    Menurut Anies, yang harus dilakukan adalah bertanya balik untuk menyebutkan contoh perilaku radikal dan intoleran yang pernah dilakukan oleh capres nomor urut 1 itu. Anies menyatakan, tidak ada bukti bahwa dirinya radikal maupun intoleran.

    Rujukan

    • Kompas
    • 1 media telah memverifikasi klaim ini

  • [KLARIFIKASI] Video AI Soeharto Kampanye untuk Golkar

    Sumber: kompas.com
    Tanggal publish: 18/01/2024

    Berita

    KOMPAS.com - Beredar video yang menunjukkan mendiang Presiden Soeharto mengajak masyarakat memberikan dukungan untuk Partai Golkar pada Pemilihan Umum (Pemilu) 2024.
    Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, video tersebut perlu diberi konteks tambahan agar tidak menimbulkan kesalahpahaman.
    Video tersebut dibuat menggunakan teknologi kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI).
    Gambar wajah dan suara Soeharto yang telah meninggal dunia pada 27 Januari 2008 dimanfaatkan untuk membuat konten tersebut.
    Video Soeharto mengajak masyarakat memilih Golkar pada Pemilu 2024 dibagikan oleh akun Facebook ini (arsip) pada Rabu (17/1/2024).
    Berikut narasi yang dibagikan:
    VIRAL!!! Presiden Soeharto dihidupkan Untuk Kampanye oleh Golkar
    Berikut ucapan Soeharto dalam video itu:
    "Saya Presiden Soeharto, Presiden Indonesia yang ke-2, mengajak Anda untuk memilih wakil rakyat dari Golkar yang bisa melanjutkan mimpi saya tentang kemajuan Indonesia."

    Hasil Cek Fakta

    Setelah ditelusuri, video tersebut pertama kali dibagikan di media sosial oleh akun X (Twitter) politisi Golkar, Erwin Aksa, pada 7 Januari 2024.
    Awalnya, video tersebut diunggah pukul 11.50 dengan takarir (caption) sebagai berikut:
    "14 Februari 2024 kita akan menentukan nasib bangsa Indonesia. Kita akan memilih wakil rakyat dan pemimpin yang tepat untuk Indonesia. Video ini mengingatkan kita betapa pentingnya suara kita dalam pemilihan yang akan menentukan masa depan Indonesia."
    Kemudian, takarir itu disunting pukul 11.53 dengan menambahkan keterangan bahwa video tersebut dibuat menggunakan teknologi AI.
    "Harapan dan perjuangan bangsa Indonesia tak akan pernah padam, akan selalu diwujudkan dalam setiap generasi.
    Mimpi-mimpi Indonesia akan selalu terwujud. Pada 14 Februari 2024, kita akan menentukan nasib bangsa Indonesia. Kita harus memilih wakil rakyat dan pemimpin yang tepat untuk Indonesia, untuk seluruh rakyat Indonesia.
    Video ini dibuat menggunakan teknologi AI untuk mengingatkan kita betapa pentingnya suara kita dalam pemilihan umum yang akan menentukan masa depan agar harapan rakyat Indonesia terwujud dan sejahtera."
    Namun, video yang dibagikan di Facebook tidak disertai keterangan yang menjelaskan bahwa konten itu dibuat dengan teknologi AI, sehingga berpotensi menimbulkan kesalahpahaman.

    Kesimpulan

    Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, video Soeharto mengajak masyarakat memilih Golkar pada Pemilu 2024 perlu diberi konteks tambahan.
    Video tersebut dibuat menggunakan teknologi AI. Gambar wajah dan suara Soeharto yang telah meninggal dunia pada 27 Januari 2008 dimanfaatkan untuk membuat konten tersebut.

    Rujukan

    • Kompas
    • 1 media telah memverifikasi klaim ini