Video pendek yang diklaim pengungsi Rohingya di Malaysia berunjuk rasa untuk menuntut tanah, beredar di Tiktok [ arsip ] dan Facebook [ arsip ]. Bagian awal video itu memuat tiga potong video yang memperlihatkan sejumlah pria berunjuk rasa.
Narator dalam video itu mengatakan: “Baru-baru ini sedang viral suku Rohingya menuntut hak tanah mereka pada negara tetangga yakni Malaysia, yang padahal status mereka awal datang ke negara-negara orang, hanya sebagai pengungsi, yang meminta pertolongan. Akibat ia terusir dari tempat mereka sendiri yaitu Arakan.”
Benarkah video unjuk rasa itu adalah pengungsi Rohingya yang menuntut tanah di Malaysia?
Keliru, Video yang Diklaim Pengungsi Rohingya di Malaysia Demo Tuntut Tanah
Sumber: cekfakta.tempo.coTanggal publish: 29/12/2023
Berita
Hasil Cek Fakta
Hasil verifikasi Tempo menunjukkan video tersebut bukanlah unjuk rasa pengungsi Rohingya di Malaysia yang menuntut tanah, melainkan untuk memprotes kekerasan yang dilakukan Pemerintah Myanmar terhadap komunitas mereka pada 2017.
Untuk memverifikasi video itu, Tempo menggunakan petunjuk logo AP dalam video yang beredar. AP adalah logo perusahaan media Associated Press yang berbasis di New York, Amerika Serikat. Tempo kemudian memasukkan kata kunci “Protest Rohingya migrants in Malaysia” di YouTube.
Melalui cara itu, Tempo menemukan satu video dari kanal Associated Press berjudul “ Rohingya migrants in Malaysia protest violence in Myanmar ”, yang terbit 5 September 2017. Isi video itu sama dengan potongan video yang disebarkan di TikTok.
Menurut AP, unjuk rasa yang diikuti belasan etnis Muslim Rohingya yang tinggal di Malaysia itu terjadi pada 30 Agustus 2017. Mereka berkumpul di luar kedutaan Myanmar di Kuala Lumpur untuk memprotes kekerasan di negara bagian Rakhine, Myanmar barat. Mayoritas dari sekitar satu juta warga Rohingya di Myanmar tinggal di bagian utara negara bagian Rakhine, tempat pemberontak Rohingya melancarkan serangan terkoordinasi pekan lalu terhadap pos-pos polisi, yang diduga memicu pembalasan brutal oleh pasukan pemerintah Myanmar.
Kekerasan Pemerintah Myanmar saat itu memaksa Muslim Rohingya melarikan diri ke Bangladesh untuk mencari keselamatan, bersama dengan eksodus yang lebih kecil dari etnis Rakhine yang beragama Buddha.
Menurut Badan Pengungsi PBB, UNHCR, hingga akhir November 2023, terdapat sekitar 185.000 pengungsi dan pencari suaka yang terdaftar di UNHCR di Malaysia.
Dari jumlah tersebut, sekitar 162.040 orang berasal dari Myanmar, terdiri dari 107.520 orang Rohingya, 24.820 orang Chin, dan 29.700 kelompok etnis lainnya yang berasal dari daerah yang terkena dampak konflik atau melarikan diri dari penganiayaan di Myanmar.
Untuk memverifikasi video itu, Tempo menggunakan petunjuk logo AP dalam video yang beredar. AP adalah logo perusahaan media Associated Press yang berbasis di New York, Amerika Serikat. Tempo kemudian memasukkan kata kunci “Protest Rohingya migrants in Malaysia” di YouTube.
Melalui cara itu, Tempo menemukan satu video dari kanal Associated Press berjudul “ Rohingya migrants in Malaysia protest violence in Myanmar ”, yang terbit 5 September 2017. Isi video itu sama dengan potongan video yang disebarkan di TikTok.
Menurut AP, unjuk rasa yang diikuti belasan etnis Muslim Rohingya yang tinggal di Malaysia itu terjadi pada 30 Agustus 2017. Mereka berkumpul di luar kedutaan Myanmar di Kuala Lumpur untuk memprotes kekerasan di negara bagian Rakhine, Myanmar barat. Mayoritas dari sekitar satu juta warga Rohingya di Myanmar tinggal di bagian utara negara bagian Rakhine, tempat pemberontak Rohingya melancarkan serangan terkoordinasi pekan lalu terhadap pos-pos polisi, yang diduga memicu pembalasan brutal oleh pasukan pemerintah Myanmar.
Kekerasan Pemerintah Myanmar saat itu memaksa Muslim Rohingya melarikan diri ke Bangladesh untuk mencari keselamatan, bersama dengan eksodus yang lebih kecil dari etnis Rakhine yang beragama Buddha.
Menurut Badan Pengungsi PBB, UNHCR, hingga akhir November 2023, terdapat sekitar 185.000 pengungsi dan pencari suaka yang terdaftar di UNHCR di Malaysia.
Dari jumlah tersebut, sekitar 162.040 orang berasal dari Myanmar, terdiri dari 107.520 orang Rohingya, 24.820 orang Chin, dan 29.700 kelompok etnis lainnya yang berasal dari daerah yang terkena dampak konflik atau melarikan diri dari penganiayaan di Myanmar.
Kesimpulan
Berdasarkan pemeriksaan fakta tersebut, video yang diklaim pengungsi etnis Rohingya di Malaysia berunjuk rasa menuntut hak atas tanah adalahkeliru.
Unjuk rasa tersebut dilakukan oleh belasan pengungsi Rohingya untuk memprotes kekerasan yang dilakukan Pemerintah Myanmar terhadap komunitas mereka pada 2017.
Unjuk rasa tersebut dilakukan oleh belasan pengungsi Rohingya untuk memprotes kekerasan yang dilakukan Pemerintah Myanmar terhadap komunitas mereka pada 2017.
Rujukan
- https://www.tiktok.com/@faktahub/video/7310170060771888389?q=rohingya&t=1703670270804
- https://web.archive.org/web/20231229034045/
- https://www.tiktok.com/@faktahub/video/7310170060771888389?q=rohingya&t=1703670270804
- https://www.facebook.com/reel/694372039505166
- https://web.archive.org/web/20231229034231/
- https://www.facebook.com/reel/694372039505166
- https://www.youtube.com/watch?v=6MXy8PO88Cc
- https://www.unhcr.org/my/what-we-do/figures-glance-malaysia mailto:cekfakta@tempo.co.id
[SALAH] Buldoser Israel Menabrak Pengungsi dan Pasien di Rumah Sakit Kamal Adwan, Gaza
Sumber: TwitterTanggal publish: 29/12/2023
Berita
(Diterjemahkan ke Bahasa Indonesia):
“Buldoser Israel menabrak pengungsi dan pasien di Rumah Sakit Kamal Adwan. Bagikan dan ungkapkan kejahatan mereka!”.
“Buldoser Israel menabrak pengungsi dan pasien di Rumah Sakit Kamal Adwan. Bagikan dan ungkapkan kejahatan mereka!”.
Hasil Cek Fakta
Akun Twitter @SaraNk96 mengunggah video yang menunjukkan sebuah buldoser menabrak tenda dan sekerumunan orang. @SaraNk96 menklaim bahwa buldoser di video tersebut adalah milik Israel yang menabrak pengungsi dan pasien di Rumah Sakit Kamal Adwan di Gaza. Cuitan dan video tersebut diunggah pada 17 Desember 2023.
Setelah dilakukan penelusuran, informasi tersebut menyesatkan. Versi lengkap video tersebut telah diunggah oleh Al Jazeera Arabic di akun YouTube resminya pada 2013 dengan judul “جرافة تجرف عشرات من جثث ضحايا مجزرة رابعة” yang berarti “Sebuah buldoser menyapu puluhan jenazah korban pembantaian Rabaa”. Video tersebut diambil di tengah kerusuhan antara polisi Mesir dengan ratusan warga Mesir yang sedang unjuk rasa, yang dikenal dengan insiden “Rabaa Massacre” pada 14 Agustus 2013.
Dengan demikian, informasi yang disebarluaskan oleh @SaraNk96 merupakan konten yang menyesatkan.
Setelah dilakukan penelusuran, informasi tersebut menyesatkan. Versi lengkap video tersebut telah diunggah oleh Al Jazeera Arabic di akun YouTube resminya pada 2013 dengan judul “جرافة تجرف عشرات من جثث ضحايا مجزرة رابعة” yang berarti “Sebuah buldoser menyapu puluhan jenazah korban pembantaian Rabaa”. Video tersebut diambil di tengah kerusuhan antara polisi Mesir dengan ratusan warga Mesir yang sedang unjuk rasa, yang dikenal dengan insiden “Rabaa Massacre” pada 14 Agustus 2013.
Dengan demikian, informasi yang disebarluaskan oleh @SaraNk96 merupakan konten yang menyesatkan.
Kesimpulan
Konten yang menyesatkan. Video tersebut diambil di Mesir pada 2013 ketika tentara Mesir membubarkan para pengunjuk rasa, bukan Israel yang menabrak pengungsi dan pasien di Rumah Sakit Kamal Adwan tahun ini.
Rujukan
[SALAH] Video Bangkai Putri Duyung Tertangkap di Samudra Atlantik
Sumber: twitter.comTanggal publish: 29/12/2023
Berita
“Another Buru :merman: mermaid was catched dead by a fishing :ship: off the coast of Atlantic Ocean.
After disinfecting it was studied then cut. It has human fish organs, it’s purpose is unknown but believed to be a guard near underwater reptilian castles where high ranking deities reside.”
Terjemahan:
“Putri duyung Buru :merman: lain ditangkap mati saat memancing :ship: di lepas pantai Samudra Atlantik.
Setelah didisinfeksi dipelajari kemudian dipotong. Ia memiliki organ ikan manusia, tujuannya tidak diketahui tetapi diyakini sebagai penjaga dekat kastil reptil bawah air tempat tinggal dewa tingkat tinggi.”
After disinfecting it was studied then cut. It has human fish organs, it’s purpose is unknown but believed to be a guard near underwater reptilian castles where high ranking deities reside.”
Terjemahan:
“Putri duyung Buru :merman: lain ditangkap mati saat memancing :ship: di lepas pantai Samudra Atlantik.
Setelah didisinfeksi dipelajari kemudian dipotong. Ia memiliki organ ikan manusia, tujuannya tidak diketahui tetapi diyakini sebagai penjaga dekat kastil reptil bawah air tempat tinggal dewa tingkat tinggi.”
Hasil Cek Fakta
Akun Twitter/X @maikpi70 mengunggah cuitan dengan klaim telah ditemukan sebuah bangkai makhluk yang dianggap sebagai putri duyung Buru di Samudra Atlantik. Setelah didisinfeksi dan dipelajari, makhluk tersebut memiliki organ ikan manusia. Makhluk tersebut dianggap sebagai penjaga kastil bawah laut.
Dalam cuitan tersebut juga dilampirkan video yang mendukung klaim yang beredar.
Dikutip dari laman Factly.in, ditemukan fakta bahwa makhluk yang ditampilkan dalam video tersebut bukanlah putri duyung ataupun makhluk aneh lainnya, melainkan model 3D yang diproduksi untuk HBO Max TV Show dengan judul ‘Raised by Wolves.’
Setelah dilakukan penelusuran gambar dengan menggunakan keyframes pada video, ditemukan unggahan asli video tersebut. Video ini berasal dari akun TikTok Smooth-On yang dikenal dengan produksi 3D cast.
Video TikTok tersebut menampilkan visual yang sama dengan video yang viral, namun dengan konteks yang berbeda. Deskripsi video TikTok secara eksplisit menyebutkan bahwa video tersebut menampilkan makhluk yang diciptakan untuk acara TV HBO Max “Raised By Wolves” di Dreamsmith. Dreamsmith adalah perusahaan yang memproduksi alat peraga dan model 3D Print.
Selain itu, ditelusuri dari halaman Instagram resmi Dreamsmith ditemukan fakta bahwa itu memang dibuat oleh mereka bekerja sama dengan artis lain bernama Furio Tedeschi.
Dalam cuitan tersebut juga dilampirkan video yang mendukung klaim yang beredar.
Dikutip dari laman Factly.in, ditemukan fakta bahwa makhluk yang ditampilkan dalam video tersebut bukanlah putri duyung ataupun makhluk aneh lainnya, melainkan model 3D yang diproduksi untuk HBO Max TV Show dengan judul ‘Raised by Wolves.’
Setelah dilakukan penelusuran gambar dengan menggunakan keyframes pada video, ditemukan unggahan asli video tersebut. Video ini berasal dari akun TikTok Smooth-On yang dikenal dengan produksi 3D cast.
Video TikTok tersebut menampilkan visual yang sama dengan video yang viral, namun dengan konteks yang berbeda. Deskripsi video TikTok secara eksplisit menyebutkan bahwa video tersebut menampilkan makhluk yang diciptakan untuk acara TV HBO Max “Raised By Wolves” di Dreamsmith. Dreamsmith adalah perusahaan yang memproduksi alat peraga dan model 3D Print.
Selain itu, ditelusuri dari halaman Instagram resmi Dreamsmith ditemukan fakta bahwa itu memang dibuat oleh mereka bekerja sama dengan artis lain bernama Furio Tedeschi.
Kesimpulan
Makhluk yang ditampilkan dalam video tersebut bukanlah bangkai putri duyung atau makhluk aneh lainnya, melainkan model 3D yang diproduksi untuk HBO Max TV Show dengan judul ‘Raised by Wolves.’
Rujukan
[SALAH] FPI Razia Karyawan Toko yang Dipaksa Gunakan Atribut Natal
Sumber: twitter.comTanggal publish: 29/12/2023
Berita
“FPI mau merazia karyawan toko yg dipaksa pake topi sinterklas,
Tapi dilawan oleh polisi yg pemberani hihihi!”
Tapi dilawan oleh polisi yg pemberani hihihi!”
Hasil Cek Fakta
Akun Twitter/X @AyaniMel mengunggah cuitan dengan narasi Front Pembela Islam (FPI) merazia toko yang dipaksa menggunakan atribut perayaan natal. Ia menyebut bahwa anggota FPI tersebut dihadang dan dilawan oleh polisi. Ia juga melampirkan video yang menampilkan seorang anggota FPI sedang berdebat dengan beberapa anggota kepolisian.
Cuitan yang diunggah pada 24 Desember 2023 lalu ini kemudian ramai diperbincangkan di media sosial Twitter/X. Cuitan ini ditayangkan lebih dari 1,4 juta kali dan mendapat lebih dari 1000 balasan.
Setelah ditelusuri, video tersebut merupakan peristiwa pencegahan razia oleh FPI pada 21 Desember 2016. Saat itu, belasan anggota Front Pembela Islam (FPI) berniat untuk merazia atribut natal di swalayan Mitra Sragen, namun dicegah oleh aparat Polres Sragen.
Kapolres Sragen AKBP Cahyo Widiarso, yang turun langsung ke lokasi langsung menghardik Ketua DPC FPI Sragen, Mala Kunaifi. Polisi dan pimpinan FPI Sragen sempat bersitegang di depan pintu masuk swalayan tersebut.
Pemerintah resmi membubarkan FPI dan melarang setiap kegiatan yang dilakukan atas nama FPI sejak Desember 2020. Pembubaran dan penghentian kegiatan itu dituangkan dalam Surat Keputusan Bersama (SKB) tentang Larangan Kegiatan Penggunaan Simbol dan Atribut Serta Penghentian Kegiatan FPI.
Cuitan yang diunggah pada 24 Desember 2023 lalu ini kemudian ramai diperbincangkan di media sosial Twitter/X. Cuitan ini ditayangkan lebih dari 1,4 juta kali dan mendapat lebih dari 1000 balasan.
Setelah ditelusuri, video tersebut merupakan peristiwa pencegahan razia oleh FPI pada 21 Desember 2016. Saat itu, belasan anggota Front Pembela Islam (FPI) berniat untuk merazia atribut natal di swalayan Mitra Sragen, namun dicegah oleh aparat Polres Sragen.
Kapolres Sragen AKBP Cahyo Widiarso, yang turun langsung ke lokasi langsung menghardik Ketua DPC FPI Sragen, Mala Kunaifi. Polisi dan pimpinan FPI Sragen sempat bersitegang di depan pintu masuk swalayan tersebut.
Pemerintah resmi membubarkan FPI dan melarang setiap kegiatan yang dilakukan atas nama FPI sejak Desember 2020. Pembubaran dan penghentian kegiatan itu dituangkan dalam Surat Keputusan Bersama (SKB) tentang Larangan Kegiatan Penggunaan Simbol dan Atribut Serta Penghentian Kegiatan FPI.
Kesimpulan
Video yang dilampirkan pada cuitan di Twitter tersebut adalah video lama yang terjadi pada Desember 2016. FPI sudah resmi dibubarkan pemerintah sejak Desember 2020.
Rujukan
Halaman: 3095/6749