• [HOAKS] Surabaya Lumpuh karena Demo Mahasiswa Tolak Politik Dinasti

    Sumber: kompas.com
    Tanggal publish: 09/12/2023

    Berita

     
    KOMPAS.com - Beredar video di media sosial yang menyebutkan lumpuhnya Kota Surabaya, Jawa Timur, secara total karena adanya demonstrasi ratusan ribu mahasiswa.
    Mereka diklaim sedang berdemo untuk protes terhadap politik dinasti di masa pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
    Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, narasi pada video tidak benar atau hoaks.
    Video soal Surabaya lumpuh total karena demo ratusan ribu mahasiswa disebarkan oleh akun Facebook ini, ini, dan kanal YouTube ini.
    Berikut teks pada thumbnail video berdurasi sekitar 8 menit tersebut.
    Surabaya macet total..AKSI MELAWAN POLITIK DINASTI RATUSAN RIBU MAHASISWA SE-JAWA TIMUR TURUN KEJALAN
    Sementara, berikut judul yang teretra dari video yang diunggah salah satu akun pada Kamis (7/12/2023).
    SUR4BAYA LUMPUH T0T4L !! RATUSAN RIBU MAH4SISWA DEM0 T0L4K P0LITIK DINASTI JKW MENGGEMA || TERKINI
    Thumbnail yang digunakan dalam video merupakan foto lama yang dimanipulasi.
    Foto aslinya terdapat di Tribunnews yang diambil ketika ada aksi tolak RKUHP dan RUU KPK di depan Gedung DPR MPR RI, Jakarta Pusat pada 24 September 2019.
    Pada thumbnail terera spanduk yang dibawa massa aksi bertuliskan "politik dinasti ciderai demokrasi". Namun pada foto aslinya tidak ada spanduk semacam itu.
    Adapun pada bagian awal klip ditampilkan aksi demonstrasi yang diwarnai kericuhan.
    Tampak sejumlah demonstran menaiki dan merusak water cannon dan mobil sound system pengurai massa (RAISA) milik polisi.
    Itu adalah video lama dari aksi tolak RKUHP dan RUU KPK di depan Gedung DPR MPR RI pada 24 September 2019. Video serupa ditemukan di kanal YouTube CNN Indonesia.
    Sementara itu, narator hanya membacakan artikel dari Tribunnews, 26 Oktober 2023, soal aksi tolak politik dinasti di kawasan Patung Kuda, Jakarta Pusat.

    Hasil Cek Fakta

    Kesimpulan

    Video soal Surabaya lumpuh total karena demo ratusan ribu mahasiswa merupakan hoaks.
    Judul video tidak selaras dengan isinya. Informasi pada klip, thumbnail, dan artikel yang dibacakan narator semua berlokasi di Jakarta, bukan Surabaya.

    Rujukan

    • Kompas
    • 1 media telah memverifikasi klaim ini

  • [HOAKS] Akun Palsu UNHCR Indonesia Berkomentar soal Pengungsi Rohingya

    Sumber: kompas.com
    Tanggal publish: 09/12/2023

    Berita

    KOMPAS.com - Beredar pernyataan dari sebuah akun media sosial yang mengatasnamakan perwakilan Komisioner Tinggi Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Pengungsi (UNHCR) di Indonesia tentang pengungsi Rohingya.
    Akun tersebut berharap Pemerintah Indonesia dapat memberikan tempat tinggal dan status penduduk kepada pengungsi Rohingya.
    Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, pernyataan tersebut bukan dikeluarkan oleh akun resmi UNHCR Indonesia, melainkan akun palsu.
    Sebagai konteks, isu terkait pengungsi Rohingnya tengah ramai dibicarakan. Pada November 2023, ratusan pengungsi Rohingya sempat ditolak saat akan berlabuh di Aceh.
    Dilansir Kompas.com, sejumlah pemuda yang mengatasnamakan diri Mahasiswa Pemuda Peduli Aceh (MPPA) menggelar aksi unjuk rasa di Bundaran Simpang Lima, Kota Banda Aceh pada 29 November 2023 dan menyatakan penolakan terhadap pengungsi Rohingya.
    Akun mengatasnamakan UNHCR Indonesia mengeluarkan pernyataan sebagai berikut:
    "semoga rakyat rohingya bisa di terima masyarakat Indonesia, dan pemerintah bisa berikan dia rumah, makan, dan tempat tinggal, dan buat KTP Indonesia."
    Pernyataan dari akun mengatasnamakan UNHCR Indonesia itu lantas dibagikan ulang oleh warganet dengan komentar bernada negatif, salah satunya, dalam bentuk video TikTok yang diunggah pada Rabu (6/12/2023) dan telah ditonton lebih dari 5,5 juta kali.
    "Capek-capek kerja buat beli tanah bikin rumah nyicil material eh rohingya dateng mau di kasih tanah, rumah kerjaan. ngeri syekalii..!"
    Tangkapan layar dari video TikTok itu kemudian dibagikan ulang di X (Twitter) lewat akun menfess @AREAJULID pada Kamis (7/12/2023).
    Seperti di TikTok, unggahan tersebut juga menarik perhatian warganet dan mendapatkan lebih dari 1,5 juta views.

    Hasil Cek Fakta

    Setelah ditelusuri, UNHCR Indonesia tidak pernah mengeluarkan pernyataan agar Pemerintah Indonesia memberikan tempat tinggal dan status penduduk bagi pengungsi Rohingya.
    Menurut akun X resmi perwakilan PBB di Indonesia @UNinIndonesia, komentar tersebut dikeluarkan oleh akun palsu yang mengatasnamakan UNHCR Indonesia.
    "Mohon bijak dalam memproses informasi di internet karena komentar itu bukan dari akun UNHCR resmi. Ikuti perkembangan informasi terbaru dari akun resmi @UNHCRIndoyang berupaya menemukan solusi terbaik untuk semua bersama pemerintah Republik Indonesia," tulis @UNinIndonesia, Jumat (8/12/2023).
    Dalam situs resminya, UNHCR menyatakan bahwa warga Rohingya menjadi pengungsi karena mengalami penderitaan ekstrem di Myanmar.
    "Mereka tidak diberikan akses terhadap kewarganegaraan dan pencatatan; tidak diperbolehkan mengakses layanan kesehatan, pendidikan, dan kesempatan kerja; dibatasi dalam kamp dan desa; dan menjadi sasaran kekerasan ekstrem," tulis UNHCR di situsnya.
    Adapun UNHCR ikut membantu Pemerintah Indonesia dalam menangani masalah pengungsi, serta membantu mencari solusi bagi pengungsi.
    "Selama pengungsi tinggal di Indonesia untuk sementara waktu hingga solusi jangka panjang ditemukan bagi mereka, UNHCR bekerja berkoordinasi dengan pihak berwenang dan bekerja sama dengan mitra kerja, donor, dan pemangku kepentingan lainnya untuk memastikan kebutuhan pengungsi terpenuhi dan mereka dapat hidup bermartabat," demikian pernyataan UNHCR.

    Kesimpulan

    Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, pernyataan mengatasnamakan UNHCR Indonesia yang berisi permintaan agar Pemerintah Indonesia memberikan tempat tinggal dan status penduduk bagi pengungsi Rohingya adalah hoaks.
    UNHCR Indonesia tidak pernah mengeluarkan pernyataan agar Pemerintah Indonesia memberikan tempat tinggal dan status penduduk bagi pengungsi Rohingya.
    Komentar tersebut dikeluarkan oleh akun palsu yang mengatasnamakan UNHCR Indonesia.
    Adapun, UNHCR menyatakan membantu Pemerintah Indonesia dalam menangani masalah pengungsi dan ikut serta mencari solusi bagi pengungsi Rohingya yang melarikan diri dari Myanmar.

    Rujukan

    • Kompas
    • 1 media telah memverifikasi klaim ini

  • Cek Fakta: Sebagian Salah Foto Baliho Capres-Cawapres Prabowo-Jan Ethes di Labuhan Bajo

    Sumber: liputan6.com
    Tanggal publish: 14/12/2023

    Berita


    Liputan6.com, Jakarta- Cek Fakta Liputan6.com mendapati klaim foto baliho Prabowo Subianto sebagai capres dan Jan Ethes sebagai cawapres muncul di Labuan Bajo, informasi tersebut diunggah salah satu akun Facebook, pada 18 Oktober 20230.
    Klaim foto baliho Prabowo Subianto sebagai capres dan Jan Ethes sebagai cawapres muncul di Labuan Bajo, menampilkan tangkapan layar artikel media online berjudul.
    "Manggarai Barat
    Baliho Duet Prabowo-Jan Ethes Muncul Di Labuhan Bajo"
    Dengan waktu penayangan Jumat, 25 Agus 2023 17.40 WIB.
    Di dalamnya terdapat foto Prabowo Subianto dan Jan Ethes dalam foto tersebut terdapat tulisan sebagai berikut.
    "Masyarakat NTT mendukung
    Prabowo Subianto sebagai Calon Presiden dan Jan Ethes sebagai Calon Wakil Presiden"
    Unggahan tersebut diberi keterangan sebagai berikut.
    "Cocok sih.. dicocok-cokin aja".
    Benarkah klaim foto baliho Prabowo Subianto sebagai capres dan Jan Ethes sebagai cawapres muncul di Labuan Bajo? Simak penelusuran Cek Fakta Liputan6.com.
     

    Hasil Cek Fakta


    Cek Fakta Liputan6.com menelusuri klaim foto baliho Prabowo Subianto sebagai capres dan Jan Ethes sebagai cawapres muncul di Labuan Bajo menggunakan Google Image dengan kata kunci 'Baliho Duet Prabowo-Jan Ethes Muncul Di Labuhan Bajo'.
    Penelusuran mengarah pada artikel berjudul "Baliho Duet Prabowo-Gibran Muncul di Labuan Bajo" yang dimuat situs detik.com, pada Jumat, 25 Agustus 2023.
    Dalam artikel tersebut terdapat sejumlah kesamaan dengan klaim yaitu bentuk dan warna huruf, komposisi foto Prabowo dan waktu penayangan artikel. Namun dalam foto tersebut Prabowo berfoto dengan Gibran Rakabuming Raka bukan Jan Ethes.

    Kesimpulan


    Hasil penelusuran Cek Fakta Liputan6.com, klaim foto baliho Prabowo Subianto sebagai Capres dan Jan Ethes sebagai cawapres muncul di Labuan Bajo sebagian salah.
    Baliho Prabowo tersebut bersama dengan Gibran Rakabuming Raka bukan Jan Ethes.

    Rujukan

    • Liputan 6
    • 1 media telah memverifikasi klaim ini

  • Sebagian Benar, Klaim Anies soal Indonesia Alami Deindustrialisasi

    Sumber: cekfakta.tempo.co
    Tanggal publish: 14/12/2023

    Berita


    Capres nomor urut 1, Anies Baswedan, menyatakan bahwa Indonesia mengalami deindustrialisasi, salah satunya pada industri manufaktur yang mengalami penurunan signifikan. 
    "Tren deindustrialisasi selama beberapa tahun ini, deindustrialisasi pada kontribusi terhadap perekonomian kita menurun signifikan, misalnya industri manufaktur terhadap PDB 2014 29% di tahun 2022 16%. Justru kita mengalami deindustrialisasi. Kita mendorong reindustrialisasi berkelanjutan," ujarnya dalam acara Dialog Apindo Capres 2024 di Menara Bank Mega, Jakarta Selatan, Senin, 11 Desember 2023.
    Benarkah klaim Anies mengenai deindustrialisasi di Indonesia?

    Hasil Cek Fakta


    Peneliti dari Center for Indonesian Policy Studies (CIPS), Krisna Gupta membenarkan bagian klaim Anies mengenai kontribusi manufaktur atau industri pengolahan terhadap perekonomian terus menurun. 
    Namun, pengukuran menggunakan persentase Produk Domestik Bruto (PDB) ini bisa memberikan kekeliruan dalam analisis. “Apa benar supaya kontribusi sektor manufaktur tinggi, sektor jasa harus kita rem supaya kecil kontribusinya?Kan, enggak (begitu),” katanya. 
    Berdasarkan data Laju Pertumbuhan PDB dari Badan Pusat Statistik, walaupun kontribusi sektor manufaktur mengalami penurunan, pertumbuhan sektor manufaktur tumbuh sebesar 5,01% pada tahun 2022, dibandingkan dengan 5,61% pada tahun 2012. Proporsi tenaga kerja dalam industri manufaktur juga tetap stabil, meskipun mengalami sedikit dampak selama pandemi COVID-19.
    Di sisi lain, sektor lainnya mengalami pertumbuhan yang pesat. Contohnya, sektor teknologi informasi yang naik sebesar 7,74% pada tahun 2022, sedangkan sektor transportasi dan pergudangan tumbuh sangat signifikan sebesar 19,87%. Pertumbuhan ini didorong oleh fenomenatech boom, seperti kehadiran platforme-commercedan layanan ojek daring.
    Dengan kata lain, tambah Krisna, persentase PDB saja tidak dapat dijadikan satu-satunya indikator untuk menilai apakah terjadi deindustrialisasi atau tidak.
    Sementara itu, dosen Kebijakan Publik di Universitas Brawijaya M. Rizki Pratama menyatakan bahwa klaim tentang Indonesia yang tengah mengalami deindustrialisasi, patut untuk menjadi perhatian bersama. Tren ini menunjukkan bahwa memang kontribusi industri manufaktur terhadap PDB terus mengalami penurunan, bahkan tidak pernah mencapai 20% selama lima tahun terakhir. 
    Selain itu juga peran sektor industri di Indonesia tertinggal dari negara-negara kawasan ASEAN lainnya seperti Timor Leste, Laos, Filipina, dan Kamboja. White paper dari Datanesia yang berjudul “Denyut Deindustrialisasi ” menyebutkan: “Sejak 2011, kontribusi industri pengolahan tak pernah lagi mencapai 22%. Bahkan selama lima tahun terakhir, kurang dari 20%. Pada 2022, kontribusi sektor ini terhadap perekonomian nasional kian ciut tersisa 18,3%.” 

    Kesimpulan


    Pernyataan capres nomor urut 1, Anies Baswedan, bahwa Indonesia mengalami deindustrialisasi, salah satunya pada industri manufaktur yang mengalami penurunan signifikan,sebagian benar.
    Kontribusi industri manufaktur terhadap PDB terus mengalami penurunan, bahkan tidak pernah mencapai 20% selama lima tahun terakhir. Akan tetapi persentase PDB saja tidak dapat dijadikan satu-satunya indikator untuk menghakimi apakah terjadi deindustrialisasi atau tidak. Sektor lain seperti teknologi informasi dan transportasi tumbuh sangat pesat.
    **Punya informasi atau klaim yang ingin Anda cek faktanya? Hubungi ChatBot kami. Anda juga bisa melayangkan kritik, keberatan, atau masukan untuk artikel Cek Fakta ini melalui email cekfakta@tempo.co.id
    Artikel ini merupakan hasil kolaborasi program Panel Ahli Cek Fakta The Conversation Indonesia bersama Kompas.com dan Tempo.co, didukung oleh Aliansi Jurnalis Independen (AJI)

    Rujukan

    • Tempo
    • 1 media telah memverifikasi klaim ini