(Diterjemahkan ke Bahasa Indonesia):
“Ini jelas #BidensAmerica dibawakan kepada Anda oleh #altleftextremist yang terpilih untuk berkuasa”.
[SALAH] Video Seorang Murid di Amerika Serikat yang Menodong Pistol ke Gurunya
Sumber: TwitterTanggal publish: 28/02/2023
Berita
Hasil Cek Fakta
Akun Twitter bernama @TakenBinder mengutip ulang sebuah cuitan dar pengguna Twitter lain bernama @XAVIAERD. Pada cuitan yang dikutip tersebut, terdapat video yang memperlihatkan seorang murid menodong gurunya dengan pistol. @TakenBinder menulis klaim bahwa video tersebut terjadi di Amerika Serikat dan merupakan agenda dari para ekstrimis dan kabinet Joe Biden.
Setelah dilakukan penelusuran dengan Yandex Video Search, video tersebut telah banyak beredar di portal berita, salah satunya BBC News pada 2018 silam. Melansir dari artikel BBC News, video tersebut memperlihatkan seorang remaja di Paris, Perancis, yang menodong gurunya dengan pistol palsu yang ditujukan sebagai lelucon atau prank.
Lebih lanjut, informasi serupa juga pernah dibahas oleh India Today dengan judul “Fact Check: Video of high school student threatening teacher with gun is NOT from the US, it’s from France”.
Dengan demikian, informasi yang disebarluaskan oleh @TakenBinder merupakan konteks yang salah.
Setelah dilakukan penelusuran dengan Yandex Video Search, video tersebut telah banyak beredar di portal berita, salah satunya BBC News pada 2018 silam. Melansir dari artikel BBC News, video tersebut memperlihatkan seorang remaja di Paris, Perancis, yang menodong gurunya dengan pistol palsu yang ditujukan sebagai lelucon atau prank.
Lebih lanjut, informasi serupa juga pernah dibahas oleh India Today dengan judul “Fact Check: Video of high school student threatening teacher with gun is NOT from the US, it’s from France”.
Dengan demikian, informasi yang disebarluaskan oleh @TakenBinder merupakan konteks yang salah.
Kesimpulan
Hasil periksa fakta Evarizma Zahra.
Konteks yang salah. Video yang memperlihatkan seorang murid menodong gurunya dengan pistol terjadi di Paris, Perancis pada 2018, bukan terjadi di Amerika Serikat.
Konteks yang salah. Video yang memperlihatkan seorang murid menodong gurunya dengan pistol terjadi di Paris, Perancis pada 2018, bukan terjadi di Amerika Serikat.
Rujukan
Cek Fakta: Hoaks Kabar Richard Eliezer Dipindah ke Nusakambangan Agar Aman dari Ancaman Ferdy Sambo
Sumber: liputan6.comTanggal publish: 27/02/2023
Berita
Liputan6.com, Jakarta - Kabar tentang terpidana kasus pembunuhan berencana terhadap Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J, Richard Eliezer dipindah ke Nusakambangan agar aman dari ancaman Ferdy Sambo beredar di media sosia.
Kabar tersebut disebarkan salah satu akun Facebook pada 19 Februari 2023. Akun Facebook tersebut mengunggah sebuah video berjudul "BREAKING NEWS TIBA DI NUSAKAMBANGAN, PEMINDAHAN BHARADA E DIKAWAL KETAT APARAT".
Gambar thumbnail video tersebut memperlihatkan Richard Eliezer atau Bharada E mengenakan baju tahanan dan dikawal sejumlah petugas kepolisian. Video tersebut kemudian dikaitkan dengan kabar bahwa Richard Eliezer atau Bharada E dipindah ke Nusakambangan agar aman dari ancaman Ferdy Sambo.
"BHARADA E DIP!ND4H KE NUSAKAMBANGAN AGAR AM4N DARI ANC4M4N SAMBO," tulis salah satu akun Facebook.
Konten yang disebarkan akun Facebook tersebut telah 43 ribu kali direspons dan mendapat 1.700 komentar dari warganet.
Benarkah kabar Richard Eliezer dipindah ke Nusakambangan agar aman dari ancaman Ferdy Sambo? Berikut penelusurannya.
Hasil Cek Fakta
Cek Fakta Liputan6.com menelusuri kabar Richard Eliezer dipindah ke Nusakambangan agar aman dari ancaman Ferdy Sambo. Penelusuran dilakukan dengan memasukkan kata kunci "richard eliezer dipindah ke nusakambangan" di kolom pencarian Google Search.
Hasilnya tidak ada artikel dari media arus utama yang memuat kabar tersebut. Penelusuran kemudian dilanjutkan dengan mengunggah gambar thumnail dari video tersebut ke situs Google Images.
Hasilnya terdapat gambar identik yang dimuat sejumlah artikel. Satu di antaranya artikel berjudul "228 Napi Bandar Nakoba Dipindah ke Lapas Nusakambangan" yang dimuat situs gatra.com pada 18 Juli 2020.
Berikut gambar tangkapan layarnya:
Richard Eliezer dilaporkan mulai mendekam di Lapas Salemba, Jakarta pada Senin 27 Februari 2023. Richard resmi menjadi terpidana kasus pembunuhan berencana Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat usai divonis hukuman penjara selama 1,5 tahun.
Informasi ini dikutip dari artikel "Richard Eliezer Akan Dipindah ke Lapas Salemba Jakpus Pukul 13.00 WIB" yang dimuat situs Liputan6.com pada 27 Februari 2023.
Liputan6.com, Jakarta - Richard Eliezer alias Bharada E akan dijebloskan ke Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Salemba cabang Jakarta Pusat siang ini.
Proses eksekusi Richard Eliezer akan dilakukan oleh jaksa eksekutor sekitar pukul 13.00 Wib, Senin 27 Februari 2023.
"Untuk pelaksanaan eksekusi Eliezer akan dipindahkan ke Lapas Jakarta Pusat (Salemba)," kata Kepala Kejari Jakarta Selatan Syarief Sulaeman Nahdi saat dikonfirmasi, Senin (27/2/2023).
Eksekusi ini dilakukan untuk menjamin hak-hak terpidana dapat digunakan seluruhnya seperti mendapat remisi dan bebas bersyarat.
Diketahui, majelis hakim Pengadilan Negeri Jakarta Selatan telah menjatuhi vonis kepada Bharada E hukuman penjara selama 1 tahun 6 bulan oleh majelis hakim.
"Menjatuhkan pidana 1 tahun 6 bulan," kata Ketua Majelis Hakim PN Jaksel Wahyu Iman Santoso dalam persidangan di PN Jaksel, Rabu (15/2/2023).
Mantan Ajudan Ferdy Sambo itu dinyatakan terbukti bersalah turut serta melakukan pembunuhan berencana. Bharada E disebut melanggar Pasal 340 juncto Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP.
"Terdakwa telah terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana turut serta melakukan pembunuhan berencana. Mengadili menjatuhkan pidana terhadap terdakwa Richard Eliezer Pudihang Lumui dengan pidana penjara selama 1 tahun dan enam bulan," kata hakim.
Kesimpulan
Kabar tentang Richard Eliezer dipindah ke Nusakambangan agar aman dari ancaman Ferdy Sambo ternyata tidak benar alias hoaks. Faktanya, Richard Eliezer sudah dipindahkan ke Lapas Salemba, hal ini merupakan pelaksaan eksekusi atas pidana 1 tahun 6 bulan penjara terkait kasus pembunuhan Brigadir J. Gambar thumbnail pada video tersebut merupakan hasil rekayasa digital dan tidak terkait dengan kasus pidana yang menjerat Richard Eliezer.
Rujukan
Keliru, Imam Masjid di Turki Cium Kaki Anjing yang Menyelamatkan Tiga Korban Gempa Turki 2023
Sumber: cekfakta.tempo.coTanggal publish: 27/02/2023
Berita
Foto seorang pria dengan narasi imam masjid di Turki mencium kaki seekor anjing usai menyelamatkan tiga korban gempa Turki, beredar di media sosial. Dalam foto tersebut, ia mengenakan jubah berwarna coklat dan penutup kepala, sedang mencium kaki seekor anjing berwarna putih.
Berikut narasinya:
"Seorang imam dari masjid Jamia di Turki mencium tangan seekor anjing yg telah menyelamatkan 3 orang yg tertimbun puing2. Hanya sebagai seorang manusia tidaklah penting, tp yg penting berterima kasih kpd siapapun yg melakukan tugas kemanusiaan dgn tulus dan ihklas".
Di Facebook, foto tersebut dibagikan akun ini pada 15 Februari 2023. Apa benar ini foto imam masjid di Turki mencium kaki seekor anjing yang telah menyelamatkan tiga orang korban gempa Turki 2023?
Hasil Cek Fakta
Untuk memverifikasi klaim di atas, Tim Cek Fakta Tempo menelusuri sumber foto dengan menggunakan reverse image Google dan Yandex. Hasilnya, foto tersebut merupakan hasil suntingan. Foto yang sama telah beredar di internet pada 2011, jauh sebelum gempa Turki 2023.
Foto yang identik pernah dimuat situs di Polandia pada 27 Oktober 2011. Pada foto ini terlihat pria yang sedang mencium kaki seekor anjing mengenakan jubah berwarna putih tanpa penutup kepala. Pria tersebut diidentifikasi sebagai Tomasz Jaeschke (52), mantan pendeta dari Pozna.
Sumber: Super Express - Polandia
Foto yang sama dengan kualitas gambar yang lebih baik pernah diunggah situs dogprideday.it pada 13 April 2012. Menurut situs ini, Pendeta Tomasz Jaeschke adalah seorang Animalis yang peduli terhadap hak dan kondisi hewan. Inisiatifnya itu telah mengumpulkan pengikut tertentu di internet.
Gempa Turki dan Gempa Suriah
Mengutip BBC, gempa berkekuatan 6,4 melanda dekat kota Antakya, Turki, dekat perbatasan dengan Suriah, di mana gempa besar menghancurkan kedua negara pada 6 Februari 2023.
Gempa sebelumnya menewaskan 44.000 orang di Turki dan Suriah dengan puluhan ribu lainnya kehilangan tempat tinggal. Bangunan yang melemah akibat gempa itu runtuh di kedua negara pada Senin.
Badan bencana dan darurat Turki mengatakan gempa berkekuatan 6,4 terjadi pada pukul 20:04 waktu setempat (17:04 GMT) pada kedalaman 10 km (6,2 mil).
Ini diikuti oleh gempa susulan 5,8 tiga menit kemudian dan puluhan gempa susulan berikutnya yang tidak separah itu.
Kesimpulan
Berdasarkan pemeriksaan fakta Tempo, foto dengan klaim imam masjid di Turki mencium kaki seekor anjing yang telah menyelamatkan tiga orang korban gempa 2023, adalah keliru.
Foto tersebut merupakan hasil suntingan. Foto aslinya memperlihatkan pendeta bernama Tomasz Jaeschke yang dikenal sebagai pemerhati hewan tengah mencium kaki seekor anjing. Foto tersebut telah beredar di internet pada 2011, jauh sebelum gempa Turki 2023.
Rujukan
- https://www.facebook.com/photo/?fbid=3339222103072673&set=a.2273646229630271
- https://www-se-pl.translate.goog/wiadomosci/polska/poznan-tomasz-jaeschke-odszed-z-koscioa-zeby-zbawiac-psy-aa-DdoH-x5a6-Dax2.html?_x_tr_sl=auto&_x_tr_tl=en&_x_tr_hl=en&_x_tr_pto=wapp
- http://www.dogprideday.it/la-crociata-animalista-di-padre-tomasz/
- https://www.bbc.com/news/world-europe-64711228
- https://wa.me/6281315777057 mailto:cekfakta@tempo.co.id
Sebagian Benar, Alat Tes Antigen di Amerika Serikat Pada 2022 Mengandung Racun
Sumber: cekfakta.tempo.coTanggal publish: 27/02/2023
Berita
Sebuah akun Facebook mengunggah video dengan narasi alat tes antigen di Amerika Serikat mengandung racun. Video berjudul “Alat Tes PCR/Antigen Mengandung Racun” itu berisi potongan berita televisi yang membahas peringatan pengendalian racun dalam alat tes cepat (rapid) antigen Covid-19. Termasuk bahaya bahan kimia yang digunakan.
Di dalam video berisi klaim bahwa jutaan orang telah menerima secara gratis alat tes Covid-19 mandiri (Covid-19 rapid test kit) dari pemerintah. Tabung ekstraksi pada alat tersebut mengandung bahan kimia Natrium Azida yang dapat berbahaya atau bahkan mematikan.
Video berdurasi 7 menit 7 detik tersebut diunggah pada tanggal 28 Oktober 2022. Sampai tulisan ini dibuat, konten tersebut disukai 90 orang, dikomentari 11 warganet dan telah disaksikan oleh 910 pengguna Facebook. Benarkah alat rapid test tersebut mengandung zat kimia berbahaya? Berikut pemeriksaan faktanya.
Hasil Cek Fakta
Hasil verifikasi Tempo menunjukkan tidak seluruh alat tes antigen Covid-19 di Amerika Serikat mengandung racun. Saat itu, kasus yang muncul terjadi pada Februari 2022, Pusat Informasi Obat dan Racun Rumah Sakit Anak Cincinnati di Amerika Serikat memang menemukan peningkatan paparan yang tidak disengaja terhadap suatu zat dalam alat uji mandiri Covid-19.
Zat tersebut terdapat dalam cairan reagen yang digunakan untuk memicu reaksi kimia untuk mendeteksi keberadaan coronavirus. Dalam cairan tersebut terdapat bahan kimia yang disebut sodium azida. Saat itu, Pemerintah Amerika Serikat telah membagikan secara gratis 200 juta alat tes mandiri Covid-19 yang dapat dilakukan di rumah.
Dilansir FDA, sodium atau natrium azida digunakan sebagai bahan pengawet di rumah sakit dan laboratorium. Cairan ini tidak berwarna, tidak berasa dan tidak berbau. Juga sering digunakan pada kantung udara mobil dan pengendalian hama.
Sodium azida adalah bahan kimia yang bereaksi cepat sehingga berpotensi mematikan. Ketika dicampur dengan air atau asam, sodium azida berubah dengan cepat menjadi gas beracun dengan bau menyengat. Juga dapat berubah menjadi gas beracun (asam hidrazoat) saat bersentuhan dengan logam padat, misalnya, saat dituangkan ke pipa pembuangan yang mengandung timah atau tembaga.
FDA kemudian memperingatkan masyarakat untuk tidak menggunakan alat rapid test antigen COVID-19 tertentu yang tidak sah atau belum mendapatkan izin. Dilansir Reuters, pada tanggal 1 Maret 2022, FDA menyatakan alat rapid tes mandiri dengan merek DiaTrust COVID-19 Ag Rapid Tests, SD Biosensor Inc's STANDARD Q COVID-19 Ag Home Test, and ACON Laboratories' Flowflex SARS-CoV-2 Antigen Rapid Test belum tidak diizinkan karena mereka mungkin menunjukkan hasil tes yang salah.
Pada tanggal 18 Maret 2022, dalam laman resminya, FDA memperingatkan bahwa ada potensi bahaya jika alat tes Covid-19 mandiri tidak digunakan sesuai instruksi dari produsen. Kandungan Natrium Azida yang ada cairan test kit tersebut dapat berbahaya jika tertelan, mengenai kulit, hidung, mulut, dan mata. Sebab itu, alat tes ini harus dijauhkan dari jangkauan anak dan hewan peliharaan.
Sebelumnya dalam Press Release tanggal 15 Desember 2020, FDA mengotorisasi tes antigen mandiri sebagai tes diagnostik Covid-19 untuk dapat digunakan secara mandiri di rumah. Alat tes tersebut diizinkan untuk individu dengan usia dua tahun atau lebih, termasuk mereka yang tidak menunjukkan gejala.
Salah satu merek yang direkomendasikan adalah Ellume COVID-19 Home Test. Ellume COVID-19 Home Test merupakan alat tes antigen cepat, yang dijalankan dengan menggunakan sampel cairan di sepanjang permukaan dengan molekul reaktif. Kit tes mandiri ini diklaim mampu mengidentifikasi 96% sampel positif dan 100% sampel negatif pada individu dengan gejala.
Verifikasi Video
Video 1
Berdasarkan penelusuran Tempo, video ini identik dengan tayangan stasiun televisi News Nation yang diunggah di Youtube tanggal 23 Februari 2022. Dalam berita tersebut News Nation mengatakan, saat rumah-rumah di seluruh Amerika Serikat menerima kit tes antigen COVID-19 gratis, ada peringatan baru tentang potensi bahaya.
Dilansir USA Today, pada tanggal 28 Februari 2022, alat tes COVID-19 mandiri yang dipakai di rumah-rumah mengandung zat beracun yang bisa berbahaya bagi anak-anak. Zat tersebut adalah sodium azida, seperti yang diungkapkan oleh Pusat Informasi Obat dan Racun Rumah Sakit Anak Cincinnati. Pihak rumah sakit mengaku menemukan lonjakan laporan tentang paparan bahan kimia sejak masyarakat kerap melakukan uji Covid-19 secara mandiri.
Video 2
Dalam video ini ditampilkan wawancara stasiun televisi dengan DR. Sheila Goertemoeller, Clinical Toxicologist, Cincinnati Children’s Hospital. Berdasarkan penelusuran Tempo, Sheila Goertemoeller PharmD, DABAT, ICPS adalah seorang apoteker dan ahli toksikologi klinis di Cincinnati Children's Hospital. Ia memiliki pengalaman selama 20 tahun di Hotline Pusat Informasi Obat dan Racun di rumah sakit anak tersebut.
Dalam laman resmi Cincinnati Children's Hospital pada tanggal 16 Februari 2022, Dr. Sheila Goertemoeller menulis tentang “Bahaya Test Kit Rumahan COVID-19: Yang Perlu Diketahui Orang Tua”. Pusat Informasi Obat dan Racun Cincinnati melihat peningkatan paparan yang tidak disengaja terhadap suatu zat dalam alat uji mandiri Covid-19. Zat tersebut terdapat dalam cairan reagen yang digunakan untuk memicu reaksi kimia untuk mendeteksi keberadaan coronavirus. Dalam cairan tersebut terdapat bahan kimia yang disebut sodium azida.
Dilansir USA Today, DR Sheila mengatakan pihaknya mulai menemukan paparan pertama terhadap alat uji ini sekitar awal November dari berbagai rentang usia. “Laporan secara lokal ini mencerminkan apa yang terjadi secara nasional,” ujarnya. Pusat Informasi Obat dan Racun Anak Cincinnati mencatat, terdapat 38 kasus paparan natrium azida pada bulan Januari, bersamaan dengan munculnya varian Omicron.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil pemeriksaan fakta, Tim Cek Fakta Tempo menyimpulkan bahwa video yang diberi keterangan “Alat tes PCR/Antigen Mengandung Racun” adalah Sebagian Benar.
Untuk mendeteksi Covid-19 dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu dengan metode Polymerase Chain Reaction (PCR) dan rapid test atau tes cepat. PCR hanya dapat dilakukan dokter di laboratorium, sedangkan rapid test bisa dilakukan di klinik dan secara mandiri.
Cairan Sodium/Natrium Azida yang dibahas dalam video tersebut, ditemukan dalam alat tes antigen COVID-19 yang digunakan secara mandiri. Walaupun kandungannya sedikit, cairan ini dapat berbahaya jika tertelan, mengenai kulit, hidung, mulut, dan mata. Oleh sebab itu penggunaanya harus sesuai prosedur dan dijauhkan dari jangkauan anak-anak dan hewan peliharaan.
Rujukan
- https://www.facebook.com/100082206788485/videos/3197655723831093/?__xts__[0]=68.ARDnGhY38GyYJ7latCUGRt40zPPlaS-OMo6ELyRwWyzw9CicCuh3NumaMYyjvj7sGBsc5LmALtpm__vdHHBXrMgF321Um2WFxznTw-HnSqndtIV9C5KrVQcZEuTk9qTNsL3ZhpD07F98BxwTZigTBOsgDgu8rZBLm_9pEeW9qIfXKIypbsTIMeUaFkydg2IaM21_GhNFU9o6wkWTkdTxSZmwYZPAE_NKngWmmcdRMnvDlWCDrxod0mH8jWR0JJ8eRwmO6wjcJ8vfGMqyrIRzuiiG3mAersPzanudtjdXrm8leswjv_VVrMe6IAQW-_Srrj9zfUV2zGNXzzOgLhx8uu6cD4QCCdzTeeQGpNEkegRncGqLbOZ-CDmeyU16FdsLd3lnCeoBRi2bl9fQXbvpTCInCu8dlljR_AG5kHTEt39nLQOq8t-Ls13j_vjeHtXDKTcJ2WTNrntwUpWDHo4UdReWdfaploq_L7jqSxAJYpcfM_REC1NanQbTLQJFx09Jbz26-ah0U9C6DT0Zmw
- https://emergency.cdc.gov/agent/sodiumazide/basics/facts.asp
- https://www.reuters.com/business/healthcare-pharmaceuticals/fda-warns-against-use-certain-unauthorized-covid-antigen-tests-2022-03-01/
- https://www.fda.gov/medical-devices/safety-communications/use-and-store-home-covid-19-tests-properly-avoid-potential-harm-fda-safety-communication
- https://www.fda.gov/news-events/press-announcements/coronavirus-covid-19-update-fda-authorizes-antigen-test-first-over-counter-fully-home-diagnostic
- https://www.youtube.com/watch?v=9Xxk9wbYbvs
- https://www.usatoday.com/story/news/health/2022/02/28/covid-home-tests-pose-toxic-chemical-risk/9320904002/
- https://blog.cincinnatichildrens.org/safety-and-prevention/covid-19-home-test-kit-dangers-what-parents-need-to-know/
- https://www.usatoday.com/story/news/health/2022/02/28/covid-home-tests-pose-toxic-chemical-risk/9320904002/
- https://wa.me/6281315777057 mailto:cekfakta@tempo.co.id
Halaman: 3728/6670