[SALAH] Ferdy Sambo Babak Belur Saat Kabur dari Sidang Kode Etik Bharada Eliezer
Sumber: YOUTUBETanggal publish: 27/02/2023
Berita
“:red_circle:BAB4K B3LUR KABUR SAAT SIDANG KODE ETIK RICHARD ELIEZER. FERDY SAMBO TERBARU HARI INI”
Hasil Cek Fakta
Video dengan klaim Ferdy Sambo babak belur saat kabur dari sidang kode etik Bharada Richard Eliezer beredar di Youtube. Video ini diunggah pertama kali oleh kanal Youtube Elon Jefri pada 22 Februari 2023, dan sudah ditonton lebih dari 34 ribu kali.
Setelah menonton video secara keseluruhan, tidak ada penjelasan mengenai kaburnya salah satu terdakwa pembunuhan Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat tersebut. Narasi dalam video justru identik dengan artikel yang diunggah oleh Kompas pada tanggal 22 Februari 2023 dengan judul "Ferdy Sambo Tak Hadiri Sidang Etik Eliezer, Beri Kesaksian Tertulis".
Dalam artikel itu disebutkan bahwa Sambo menjadi salah satu dari delapan orang yang dipanggil untuk memberikan kesaksian pada sidang kode etik Bharada Richard Eliezer. Karo Penmas Polri Brigjen Ahmad Ramadhan mengatakan bahwa Sambo memberikan kesaksian tertulis dikarenakan tidak bisa hadir secara langsung terkait dengan kendala perizinan.
Selain itu, gambar thumbnail dan beberapa cuplikan pada video dapat dipastikan merupakan hasil manipulasi. Terlihat bahwa di dalam gambar tersebut disunting pada bagian kepala dan diganti dengan gambar Ferdy Sambo dan Ricky Rizal.
Setelah menonton video secara keseluruhan, tidak ada penjelasan mengenai kaburnya salah satu terdakwa pembunuhan Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat tersebut. Narasi dalam video justru identik dengan artikel yang diunggah oleh Kompas pada tanggal 22 Februari 2023 dengan judul "Ferdy Sambo Tak Hadiri Sidang Etik Eliezer, Beri Kesaksian Tertulis".
Dalam artikel itu disebutkan bahwa Sambo menjadi salah satu dari delapan orang yang dipanggil untuk memberikan kesaksian pada sidang kode etik Bharada Richard Eliezer. Karo Penmas Polri Brigjen Ahmad Ramadhan mengatakan bahwa Sambo memberikan kesaksian tertulis dikarenakan tidak bisa hadir secara langsung terkait dengan kendala perizinan.
Selain itu, gambar thumbnail dan beberapa cuplikan pada video dapat dipastikan merupakan hasil manipulasi. Terlihat bahwa di dalam gambar tersebut disunting pada bagian kepala dan diganti dengan gambar Ferdy Sambo dan Ricky Rizal.
Kesimpulan
Hasil periksa fakta Agnes Amungkasari.
Informasi yang salah. Ferdy Sambo menjadi salah satu saksi pada sidang kode etik Bharada E namun tidak bisa hadir karena kendala perizinan.
Informasi yang salah. Ferdy Sambo menjadi salah satu saksi pada sidang kode etik Bharada E namun tidak bisa hadir karena kendala perizinan.
Rujukan
[SALAH] Seorang Sultan Angkat Nono Menjadi Anak
Sumber: YoutubeTanggal publish: 27/02/2023
Berita
Channel YouTube Galeri Seleb (https://www.youtube.com/@GaleriSeleb) pada 22 Februari 2023 mengunggah video dengan judul yang mengklaim bahwa seorang sultan tertarik untuk mengangkat Nono menjadi anak. Diketahui bahwa Nono yang berasal dari Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT) ini berhasil mengukir prestasi sebagai juara 1 dunia dalam ajang ABG International Mathematics Competition setelah mengalahkan 7.000 peserta lain dari berbagai negara. Karena prestasi yang diperolehnya tersebut, banyak selebriti bahkan pejabat penting yang memberikan apresiasinya kepada Nono.
Hasil Cek Fakta
Setelah dilakukan penelusuran, faktanya judul pada unggahan tersebut tidak sesuai dengan isi dan narasi dalam video.
Pada narasi yang dibacakan, disebutkan bahwa presenter Raffi Ahmad memberikan uang sebesar 10 juta rupiah kepada Nono ketika bocah dengan nama lengkap Caesar Archangels Hendrik Meo Tnunay itu menjadi bintang tamu di acara FYP Trans7 pada 27 Januari 2023. Raffi Ahmad yang kagum pada kemampuan Nono itu menyebutkan bahwa uang tersebut ia berikan kepada Nono untuk membantu biaya sekolahnya.
Dengan demikian, informasi yang disebarluaskan oleh channel YouTube Galeri Seleb merupakan konten dengan koneksi yang salah.
Pada narasi yang dibacakan, disebutkan bahwa presenter Raffi Ahmad memberikan uang sebesar 10 juta rupiah kepada Nono ketika bocah dengan nama lengkap Caesar Archangels Hendrik Meo Tnunay itu menjadi bintang tamu di acara FYP Trans7 pada 27 Januari 2023. Raffi Ahmad yang kagum pada kemampuan Nono itu menyebutkan bahwa uang tersebut ia berikan kepada Nono untuk membantu biaya sekolahnya.
Dengan demikian, informasi yang disebarluaskan oleh channel YouTube Galeri Seleb merupakan konten dengan koneksi yang salah.
Kesimpulan
Unggahan video dengan klaim bahwa seorang sultan tertarik untuk mengangkat bocah jenius asal Kupang bernama Nono menjadi anak merupakan koneksi yang salah. Faktanya, video tersebut menampilkan presenter Raffi Ahmad yang memberikan uang kepada Nono untuk membantu biaya sekolahnya.
Rujukan
Cek Fakta: Hoaks Video yang Diklaim Detik-Detik Ferdy Sambo Dikebumikan Usai Dieksekusi
Sumber: liputan6.comTanggal publish: 27/02/2023
Berita
Liputan6.com, Jakarta - Sebuah video yang diklaim terdakawa kasus pembunuhan berencana Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J, Ferdy Sambo dikebumikan usai dieksekusi beredar di media sosial. Video tersebut disebarkan salah satu akun Facebook pada 24 Februari 2023.
Video tersebut berjudul "BREAKING NEWS KABAR DUKA FERDY SAMBO, BAUK BVSUK MENYENGAT SAAT AKAN DI KEBUMIKAN".
Gambar thumbnail pada video tersebut memperlihatkan suasana upacara pemakaman militer. Sejumlah anggota TNI berada di sekitar area pemakaman.
Mereka tengah bersiap menurunkan peti jenazah ke liang lahat. Video tersebut kemudian dikaitkan dengan kabar Ferdy Sambo dikebumikan usai dieksekusi.
"DISAKSIKAN JUTAAN ORANG, BEGINI DETIK2 S4MBO DIK£BUM!K4N USAI DI £KS3KUS!" tulis salah satu akun Facebook.
Konten yang disebarkan akun Facebook tersebut telah 2.500 kali direspons dan mendapat 573 komentar dari warganet.
Benarkah dalam video tersebut Ferdy Sambo dikebumikan usai dieksekusi? Berikut penelusurannya.
Hasil Cek Fakta
Cek Fakta Liputan6.com menelusuri video yang diklaim Ferdy Sambo dikebumikan usai dieksekusi. Penelusuran dilakukan dengan memasukkan kata kunci "ferdy sambo kebumikan usai dieksekusi" di kolom pencarian situs Google Search.
Hasilnya, tidak ada informasi dari media arus utama yang mengabarkan Ferdy Sambo telah dikebumikan usai dieksekusi. Pada video berdurasi 8 menit 36 detik itu tidak ditemukan informasi yang menyebut bahwa Ferdy Sambo telah dikebumikan usai dieksekusi.
Video tersebut justru berisi rangkuman pemberitaan dari sidang vonis Ferdy Sambo atas perkara pembunuhan berencana terhadap Brigadir J. Penelusuran kemudian dilanjutkan dengan mengunggah gambar thumbnail dari video tersebut ke situs pencari Google dan Yandex.
Namun, tidak ditemukan gambar identik yang ditemukan. Tetapi, jika dilihat lebih detail, gambar tersebut merupakan peristiwa upacara pemakaman militer.
Dikutip dari artikel berjudul "Ini Penjelasan Kejagung, Jadwal Eksekusi Ferdy Sambo Usai Vonis Hukuman Mati" yang dimuat situs Liputan6.com, meski sudah divonis mati, Ferdy Sambo belum dieksekusi.
Kepala Pusat Penerangan Hukum Kejaksaan Agung, Ketut Sumedana menyebut bahwa proses eksekusi mati terhadap seorang terpidana mati masih panjang. Menurutnya, eksekusi mati terhadap terpidana masih harus menunggu putusan berkekuatan hukum tetap atau inkrah.
Kesimpulan
Video yang diklaim Ferdy Sambo dikebumikan usai dieksekusi ternyata tidak benar alias hoaks. Faktanya, tidak ada informasi valid yang mendukung kabar tersebut. Gambar thumbnail dalam video itu tidak ada kaitannya dengan vonis mati terhadap Ferdy Sambo.
Cek Fakta: Tidak Benar Gambar Presiden Jokowi dalam Artikel Detik.com "Saatnya Bergerak Tolak Politik Dinasti yang Membunuh Demokrasi"
Sumber: liputan6.comTanggal publish: 27/02/2023
Berita
Liputan6.com, Jakarta - Beredar di media sosial postingan gambar Presiden Jokowi dengan kedua putranya dalam artikel Detik.com berjudul "Saatnya Bergerak Tolak Politik Dinasti yang Membunuh Demokrasi!". Postingan itu beredar sejak beberapa waktu lalu.
Salah satu akun ada yang mengunggahnya di Facebook. Akun itu mempostingnya pada 30 Januari 2023.
Dalam postingannya terdapat artikel Detiknews berjudul "Saatnya Bergerak Tolak Politik Dinasti yang Membunuh Demokrasi!". Artikel itu disertai gambar Presiden Jokowi menunggangi kerbau berwarna merah dengan kedua putranya.
Akun itu menambahkan narasi "JUDULNYA PROGRAM INDONESIA MAJU BYUUUURRR MEROKET HARTANYA"
Lalu benarkah postingan gambar Presiden Jokowi dengan kedua putranya dalam artikel Detik.com berjudul "Saatnya Bergerak Tolak Politik Dinasti yang Membunuh Demokrasi!"?
Hasil Cek Fakta
Cek Fakta Liputan6.com menelusuri dengan mengunjungi laman Detik.com. Di sana kami memasukkan kata kunci "Saatnya Bergerak Tolak Politik Dinasti yang Membunuh Demokrasi!" dalam kolom pencarian.
Hasilnya terdapat artikel berjudul "PSI: Saatnya Bergerak Tolak Politik Dinasti yang Membunuh Demokrasi!" yang tayang pada 23 Juni 2015.
Terdapat kesamaan nama penulis yakni Elvan Dany Sutrisno. Namun dalam artikel asli tidak terdapat gambar Presiden Jokowi seperti dalam postingan.
Di dalam artikel asli hanya terdapat foto Sekjen Partai Solidaritas Indonesia, Raja Juli Antoni. Berikut isi artikelnya:
"Jakarta - Politik dinasti telah membunuh sendi-sendi demokrasi. Saatnya rakyat bersama parpol yang masih punya nurani bergerak menolak politik dinasti.
"Justru sebenarnya kan inti dari demokrasi itu kan memberikan ruang seluas-luasnya kepada masyarakat dari latar belakang apa pun, apakah dia dari kalangan elite atau rakyat biasa supaya bisa berpartisipasi baik sebagai pemilih maupun orang yang dipilih. Dengan lahirnya politik dinasti itu justru mengingkari makna demokrasi itu sendiri," kata Sekjen Partai Solidaritas Indonesia Raja Juli Antoni, kepada detikcom, Selasa (23/6/2015).
Politik dinasti membuat kekuasaan hanya beredar atau berputar di kalangan keluarga tertentu. Ini indikasi bahwa demokrasi tidak berjalan di jalan yang baik dan ada kecenderungan pembusukan demokrasi, karena orang dipilih bukan karena kapasitas tapi karena keluarga orang tertentu.
"Karena itu saya kira salah satu gerakan yang harus didorong sekuat mungkin oleh LSM dan parpol mulai melihat manusia sebagai manusia. Jadi manusia bukan dilihat dari hubungan biologis atau genetisnya. Jangan biarkan politik dinasti membunuh demokrasi," tegas Mantan Ketua Umum PP Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) ini.
Di beberapa tempat di dunia memang ada bapak dan anak jadi presiden di periode yang berbeda. Namun di luar negeri seperti Amerika Serikat ada pendidikan politik yang secara alamiah ditanamkan.
"Seperti Hillary, orang tahu dia jadi senator di New York sekian tahun, kemudian dia ikut konvensi Partai Demokrat. Jadi Hillary maju bukan karena dia istri Clinton tapi karena dia punya kemampuan diri sendiri untuk maju," paparnya.
"Di kita yang terjadi justru politik dinasti untuk memproteksi kepentingan keluarga, bisnis keluarga, kepentingan kekuasaan, jadi menurut saya buruk sekali. Jadi tidak ada alasan bagi kita tidak memerangi politik dinasti," pungkasnya."
Kesimpulan
Postingan gambar Presiden Jokowi dengan kedua putranya dalam artikel Detik.com berjudul "Saatnya Bergerak Tolak Politik Dinasti yang Membunuh Demokrasi!" adalah tidak benar. Faktanya gambar dalam artikel itu telah disunting.
Rujukan
Halaman: 3731/6671