• Sebagian Benar, Arab Saudi Bangun Kota di Atas Tanah yang Dilarang Nabi Muhammad

    Sumber: cekfakta.tempo.co
    Tanggal publish: 15/08/2022

    Berita


    Sebuah video beredar di media sosial, dengan narasi Arab Saudi membangun kota di atas tanah yang dilarang Nabi Muhammad.
    Video blog (vlog) tersebut memperlihatkan sejumlah orang mengunjungi kompleks makam kuno di Kota Al Ula, Arab Saudi.
    Di Facebook, video berdurasi 29 detik tersebut dibagikan akun ini pada 4 Agustus 2022. Hingga artikel ini dimuat, video tersebut telah disaksikan sebanyak 50 kali dan mendapat 843 komentar. 
    Tangkapan layar akun Snack Video yang beredar di Facebook dengan narasi Arab Saudi bangun kota di atas tanah yang dilarang Nabi Muhammad.
    Apa benar Arab Saudi bangun kota di atas tanah yang dilarang Nabi Muhammad?

    Hasil Cek Fakta


    Pemerintah Arab Saudi dilaporkan akan mengembangkan Kota Al Ula secara bertahap untuk menjadi tujuan wisata. Di Kota Al Ula juga Mada'in Saleh, yaitu situs arkeologi yang menyimpan sejumlah kuburan kuno dari batu dan telah diakui sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO. 
    Nabi Muhammad disebut enggan berlama-lama saat melintasi wilayah ini. Oleh karena itulah, masyarakat Arab Saudi percaya bahwa Kota Al Ula merupakan kota yang dihuni para jin.
    Untuk memverifikasi klaim di atas, Tim Cek Fakta Tempo menelusuri informasi tersebut pada sejumlah media kredibel.
    Video yang identik pernah diunggah ke YouTube oleh kanal tvOneNews pada 15 Januari 2022 dengan judul, “Dijauhi Nabi Muhammad, Arab Saudi Akan Kembangkan Kota ‘Terkutuk’. 
    Menurut kanal resmi stasiun televisi berita TV One tersebut, Arab Saudi dikabarkan bakal menggelontorkan dana sekitar 15 miliar dolar AS atau sekitar Rp214 triliun untuk membangun kota Al Ula. Padahal, kota tersebut dipercaya sebagai tempat di mana jin serta ruh jahat bersemayam, dan bahkan disebut enggan dikunjungi oleh Nabi Muhammad.
    Pembangunan Kota Al Ula
    Dilansir dari arabnews.com, Royal Commission of Al Ula, atau RCU, sangat ingin mencapai tonggak sejarah ini dengan terus maju dengan rencana induk yang berani untuk mengembangkan infrastruktur perhotelan, pariwisata, dan keberlanjutannya.
    “Kota bersejarah Al Ula menerima lebih dari 250.000 pengunjung dalam 12 bulan terakhir, jauh melebihi perkiraannya,” John Northen, direktur eksekutif di RCU, kepada Arab News sambil menambahkan bahwa kota itu berharap dapat menarik 1 juta pengunjung pada tahun 2025.
    Salah satu perkembangan paling menonjol di bidang ini adalah perluasan Bandara Domestik Pangeran Abdul Majeed bin Abdulaziz di Al Ula. Tahun lalu, bandara mendapat persetujuan dari otoritas penerbangan untuk mengizinkan penerbangan internasional mendarat.
    Bandara ini tidak hanya diperluas untuk menerima 400.000 pengunjung setiap tahun, tetapi juga diperluas menjadi 2,4 juta meter persegi untuk memfasilitasi lalu lintas masuk yang terus meningkat.
    “Bandara sekarang dapat melayani kebutuhan kami dengan sangat baik untuk 10 tahun ke depan,” kata Amr Al-Madani, CEO RCU.
    Kota bersejarah, Al Ula, dilansir Arabnews.com.
    Dilansir dari CNN Indonesia, otoritas Arab Saudi dilaporkan mengucurkan modal hingga US$15 miliar atau sekitar Rp214 triliun untuk proyek kota Al Ula, wilayah yang dihindari Nabi Muhammad. Pembangunan ini dilakukan untuk meningkatkan ekonomi dengan memperluas sektor wisata di beberapa daerah, salah satunya Al Ula.
    Pembangunan Al Ula dibagi menjadi tiga tahap yakni 2023, 2030, 2035. Sebagai dana awal, Saudi memberi US$2 miliar atau sekitar Rp28 triliun untuk mengembangkan kawasan Al Ula.
    CEO Komisi Kerajaan untuk Al Ula (RCU), Amr AlMadani mengatakan dana juga didapat dari kemitraan swasta sebesar US$3.2 miliar atau sekitar Rp45 triliun. Dana itu telah dialokasikan untuk prioritas infrastruktur jelang penyelesaian proyek fase 2023. "Kita tak ada masalah dalam mengeksekusi fase satu, termasuk pengembangan bandara, yang sudah selesai," kata Al Madani.
    RCU didirikan Kementerian Keuangan Saudi pada Juli 2017 untuk mengelola perkembangan situs bersejarah. Proyek itu, katanya, juga akan mulai mengembangkan infrastruktur trem rendah karbon. Hal ini, termasuk 22 km pertama sistem trem rendah karbon dari rencana sepanjang 46 km pengembangan jaringan energi terbarukan, dan peningkatan sistem pasokan air dan instalasi pengolahan air limbah.
    "Dan sejauh ini, pengalaman pengunjung kami di situs warisan dan alam sedang ditingkatkan," ujar Al Madani.
    Kota Tua
    Para arkeolog telah menemukan jalan raya kuno berusia 4.500 tahun di Arab Saudi yang berasal dari milenium ke-3 SM di mana ribuan monumen pemakaman mengelilingi jalur tersebut seperti dilaporkan kantor berita resmi Saudi Press Agency (SPA).
    “Peneliti University of Western Australia (UWA) menentukan bahwa penduduk Arabia barat laut kuno membangun 'jalan pemakaman' jarak jauh yang menghubungkan oasis dan padang rumput, menunjukkan tingkat interkonektivitas sosial dan ekonomi yang tinggi,” dilansir dari alarabiya.net.
    Temuan ini dipublikasikan dalam jurnal 'The Holocene' oleh tim yang bekerja di bawah Komisi Kerajaan untuk AlUla (RCU). Situs ini ditemukan dan dipelajari menggunakan satelit penginderaan jauh, foto udara ketinggian rendah, survei tanah, penggalian dan penanggalan radiometrik.
    Tugas tersebut sedang dilakukan untuk “menjelaskan kehidupan penduduk kuno Arab,” lapor SPA. Studi ini menunjukkan bahwa cakrawala sosial yang kompleks ada 4.500 tahun yang lalu di sebagian besar Semenanjung Arab.
    Temuan penting dari penelitian ini menegaskan bahwa konsentrasi struktur pemakaman terpadat terletak di dekat sumber air permanen. Arah jalan menunjukkan bahwa banyak dari jalur ini digunakan untuk perjalanan antara oasis utama, termasuk Khaybar, AlUla dan Tayma.
    Dilansir dari Kompas.com, Al Ula terletak 300 km di sebelah utara Madinah. Dulunya, Al Ula adalah ibu kota Lihyanites Kuno (Dedanites), dan menjadi kota yang paling dihindari oleh Nabi Muhammad. Selain itu, di kota ini terdapat Mada'in Saleh, yaitu situs arkeologi yang dibangun lebih dari 2.000 tahun lalu oleh orang-orang Nabatean, dan diakui sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO.
    Wilayah Al Ula tercatat sudah dihuni manusia sejak ribuan tahun silam. Penghuninya diperkirakan mendirikan kota bertembok pada sekitar abad ke-6 SM. Lokasi Al Ula sendiri berada di Jalur Dupa (Incense Road), yang merupakan rute perdagangan penting yang menghubungkan Arab, Mesir, dan India.
    Pada abad ke-7 hingga abad ke-6 SM, wilayah ini diduga dihuni kaum Tsamud dari Kerajaan Dedanite. Kemudian antara abad ke-5 hingga abad ke-2 SM, Al Ula dihuni oleh Kerajaan Lihyan yang dipimpin oleh Dinasti Nabatean secara turun temurun.
    Dinasti Nabatea berkuasa hingga sekitar tahun 106, sampai ibu kota mereka, Petra, ditaklukkan oleh bangsa Romawi. Nabatea kemudian menjadikan al-Hijr atau Mada'in Saleh sebagai ibu kota yang baru dan memahat kawasan pegunungan bebatuan ini sebagai rumah tinggal mereka. Menurut penyelidikan UNESCO, Mada'in Saleh menyimpan 114 makam kaum Nabatean.
    Konon, masyarakat arab menyebut Al Ula sebagai markas jin yang harus dijauhi karena kaum Nabatean menolak meninggalkan kepercayaan mereka. Mereka disebut tidak menyembah Tuhan, tetapi menyembah dewa-dewi.
    Menurut Pengamat Timur Tengah dari Universitas Muhammadiyah Riau (UMRI) Fahmi Salsabila, kedua wilayah itu dikatakan 'berhantu.' Bahkan, ia menuturkan Nabi Muhammad enggan berkunjung ke tempat tersebut.
    "Di kawasan Al Ula dan Mada'in Saleh, kawasan yang dalam sejarahnya orang Arab sendiri jarang (pergi) ke sana. Ada kisah ketika Nabi Muhammad lewat situ. Beliau tidak mau minum dari daerah itu, bergegas untuk segera meninggalkan daerah tersebut, tanpa menoleh kanan-kiri," ucap Fahmi saat diwawancara CNNIndonesia.com, Rabu (12/1).

    Kesimpulan


    Berdasarkan pemeriksaan fakta Tempo, video dengan klaim Arab Saudi bangun kota di atas tanah yang dilarang Nabi Muhammad, sebagian benar. 
    Pemerintah Arab Saudi menggelontorkan anggaran senilai US$2 miliar atau sekitar Rp28 triliun untuk mengembangkan kawasan Al Ula menjadi kota wisata.
    Nabi Muhammad dikisahkan enggan berlama-lama saat melewati wilayah Al Ula dan masyarakat Arab Saudi menyebut Al Ula sebagai wilayah yang dihuni Jin, namun tidak disebutkan bahwa dilarang membangun di tanah Al Ula.

    Rujukan

    • Tempo
    • 1 media telah memverifikasi klaim ini

  • Menyesatkan, Seorang Ayah Tega Gorok Leher Anak Kandungnya Karena Sepeda Motor Dipakai Tanpa Izin

    Sumber: cekfakta.tempo.co
    Tanggal publish: 15/08/2022

    Berita


    Sebuah situs memuat artikel berjudul “Kejadian Siang Ini.... Seorang Ayah Tega Gorok Leher Anak Kandungnya,, Hanya Karna Motor Kesayangannya Dipakai Tanpa Izin. Semoga Korban Khusnul Khotimah Aminn.”
    Artikel itu menyertakan foto seorang laki-laki paruh baya bertelanjang dada yang dipegang tangannya oleh dua orang, diapit dua orang polisi dan beberapa orang lainnya di sebuah kebun. Tidak ada keterangan apapun pada foto itu.
    Tangkapan layar sebuah situs memuat artikel berjudul “Kejadian Siang Ini.... Seorang Ayah Tega Gorok Leher Anak Kandungnya,, Hanya Karna Motor Kesayangannya Dipakai Tanpa Izin. Semoga Korban Khusnul Khotimah Aminn.”
    Narasi pada artikel tersebut menjelaskan tentang Seorang siswa SD, Rangga (9), tewas saat berusaha menolong ibunya, D (28), yang hendak diperkosa. Angga tewas dibacok pelaku berinisial SA (36). Rangga seorang pelajar yang masih berusia 9 tahun, warga Kecamatan Birem Bayuen, Aceh Timur, tewas setelah dibacok oleh SA (36).

    Hasil Cek Fakta


    Hasil verifikasi Tempo menunjukkan bahwa judul berita tidak sama dengan isi maupun foto yang dipublikasikan di situs tersebut. 
    Dengan bantuan Google Image dan penelusuran Google untuk mencari kebenaran klaim pada narasi di atas, Tempo menemukan foto tersebut pernah dimuat oleh Sindonews.com pada 12 Oktober 2020 dalam berita berjudul Bela Ibu yang Hendak Diperkosa Bocah 9 Tahun Tewas Dibacok Pemerkosa
    Sindo memberikan keterangan, foto tersebut adalah pelaku SA yang berhasil diringkus pihak Polsek Birem Bayeun dibantu Polres Langsa pada Minggu 11 Oktober 2020..
    Narasi pada artikel di atas mengutip hampir seluruh paragraf pemberitaan di Sindonews.com tersebut. Demikian juga foto yang ditempelkan pada artikelnya.
    Dilansir dari Antara Aceh 10 Oktober 2020, Kapolsek Bireum Bayeun Ipda Eko Hadianto menyatakan bahwa anak tersebut berinisial RA dan ibunya DI (28), warga Kecamatan Bireum Bayeun, Aceh Timur. Pelaku diduga berinisial SA (36).
    Pemberitaan yang ditulis Antara Aceh, 10 Oktober 2020
    Menurutnya, kejadian dilakukan pelaku saat suami korban berinsial Ay (40) pergi melaut, Jumat (9/10) malam. Rumah korban berada di tengah perkebunan sawit, jauh dari tetangga.
    "Saat pelaku masuk ke rumah korban, DI terbangun dan berteriak minta tolong. Namun, rumahnya jauh dari pemukiman, sehingga tidak ada warga mendengar teriakan tersebut," kata Kapolsek.
    Saat korban berusaha melawan pelaku, anak korban RA terbangun. RA terteriak, sehingga pelaku langsung membacok anak korban berulang kali. "Dari keterangan korban, pelaku memasukkan jasad anaknya ke goni," kata Ipda Eko Hadianto.
    Selanjutnya, pelaku membawa korban dan anaknya ke dalam kebun perkebunan sawit. Sesampai di pinggir sungai, korban dengan posisi kaki dan tangan diikat diperkosa pelaku. Setelah melampiaskan nafsunya, pelaku melarikan diri.
    "Korban DI akhirnya ditemukan warga Sabtu (10/10) pagi. Korban DI sudah dibawa ke Rumah Sakit Umum Daerah Kota Langsa untuk mendapat penanganan medis. DI mengalami luka sayat di telapak tangan kanan dengan luka enam jahitan. Sedangkan anaknya masih dalam pencarian," kata Ipda Eko Hadianto.
    Bukan media kredibel
    Situs yang memuat artikel tersebut bukanlah situs media yang kredibel karena hanya mengambil konten dari situs media lain tanpa menyebutkan sumbernya. Artikel yang dimuat merupakan peristiwa 2020 yang dimuat ulang pada Agustus 2022.
    Selain itu, situs tersebut tidak mencantumkan penanggung jawab media, susunan redaksi dan nomor kontak dan alamat perusahaan.
    Padahal, ketentuan terkait ini diatur dalam Pasal 12 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 tentang Pers yang berbunyi "Perusahaan pers wajib mengumumkan nama, alamat, dan penanggung jawab secara terbuka melalui media yang bersangkutan; khusus untuk penerbitan pers ditambah nama dan alamat percetakan."
    Selain itu, dalam situs tersebut, tidak ditemukan Pedoman Pemberitaan Media Siber. Padahal, kewajiban untuk memuat Pedoman Pemberitaan Media Siber oleh perusahaan media juga tercantum dalam Pasal 8 Undang-Undang Pers.

    Kesimpulan


    Dari pemeriksaan fakta di atas, artikel yang berjudul Kejadian Siang Ini.... Seorang Ayah Tega Gorok Leher Anak Kandungnya,, Hanya Karna Motor Kesayangannya Dipakai Tanpa Izin, adalah menyesatkan. 
    Judul yang dimuat situs tersebut berbeda dengan isi artikel. 
    Meskipun peristiwa dalam artikel itu benar terjadi pada 2020, namun pemuatan ulang pada Agustus 2022 tanpa pemberian konteks, dapat menyesatkan bagi pembaca.

    Rujukan

    • Tempo
    • 1 media telah memverifikasi klaim ini

  • Keliru, Klaim Rekaman Suara Teriakan Minta Tolong Brigadir J Saat Disiksa dan Dibantai Irjen Ferdy Sambo

    Sumber: cekfakta.tempo.co
    Tanggal publish: 13/08/2022

    Berita


    Rekaman suara yang memperdengarkan teriakan diikuti rintihan dan minta tolong beredar di aplikasi percakapan WhatsApp yang diklaim teriakan minta tolong Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat (Brigadir J) saat disiksa dan dibantai oleh Irjen Ferdy Sambo.
    Berikut narasi lengkap rekaman suara berdurasi 13 detik tersebut:
    “MERINDING…! BEREDAR REKAMAN SUARA TERIAKAN MINTA TOLONG BRIGADIR J SAAT DISIKSA DAN DIBANTAI OLEH IRJEN FERDY SAMBO!!!”
    Tangkapan layar akun medsos yang menyebarkan rekaman suara dan diklaim sebagai suara Brigadir J
    Apa benar ini rekaman suara teriakan minta tolong Brigadir J saat disiksa dan dibantai Irjen Ferdy Sambo?

    Hasil Cek Fakta


    Rekaman suara teriakan diikuti rintihan dan permintaan tolong seorang pria dalam video di atas bukanlah rekaman suara Brigadir J. Rekaman suara yang identik telah beredar di internet sejak Desember 2020 saat kasus penembakan anggota laskar Front Pembela Islam (FPI) di Km 50 Tol Jakarta-Cikampek pada Desember 2020.
    Untuk memverifikasi klaim di atas, Tim Cek Fakta Tempo penelusuran jejak digital melalui mesin pencari Google dengan menggunakan kata kunci “teriakan minta tolong laskar FPI”. 
    Hasilnya, beberapa media kredibel pernah memberitakan kasus tersebut. Di antaranya, situs berita Merdeka.com pada 18 Desember 2020 dengan judul, “Terungkap Rekaman Rintihan Laskar FPI Sebelum Tewas: Tolong Pak, Sakit”.
    Dalam artikelnya dijelaskan bahwa Sekretaris Umum sekaligus juru bicara Front Pembela Islam (FPI) Munarman, mengungkap fakta baru kasus penembakan terhadap 6 anggota laskar FPI, yang terjadi pada Senin (7/12) dini hari di Tol Cikampek. Melalui program acara Mata Najwa, Munarman secara eksklusif menunjukkan rekaman suara percakapan di detik-detik terakhir, para anggota laskar yang ada di lokasi kejadian.
    Rekaman itu didapatkan melalui sambungan telepon conference para laskar yang melakukan pengawalan Pimpinan FPI Rizieq Syihab pada malam itu. Teleconference tersebut, menyambungkan para anggota laskar yang ada di 3 lokasi berbeda.
    Dalam rekaman, terdengar suara tangisan seorang pria yang mengiba meminta tolong dan merintih kesakitan. Munarman memastikan, rekaman eksklusif yang didengarkan dalam program Mata Najwa Trans7 itu, merupakan suara asli dari anggota laskar FPI yang berada di Tol Cikampek.
    Tempo kemudian menelusuri situs Narasi.tv yang memuat tayangan program Mata Najwa yang memperdengarkan rekaman suara tangisan minta tolong seorang pria yang disebut sebagai anggota laskar FPI, korban penembakan di Km 50 Tol Jakarta - Cikampek. 
    Video tersebut diunggah ke situs Narasi.tv  pada 17 Desember 2020 dengan judul, “EKSKLUSIF: Kesaksian Laskar FPI dalam Rombongan Rizieq Syihab”.
    Video yang identik juga pernah diunggah ke Youtube oleh kanal Narasi Newsroom pada 20 Desember 2020 dengan judul, ”Silang Versi FPI-Polisi (FULL VERSION) | Mata Najwa”.
    Dalam video program Mata Najwa itu memperdengarkan rekaman suara beberapa pria diikuti rintihan dan minta tolong, tepatnya pada menit 18:02 hingga menit ke 18:16.
    Atmosfer, teriakan, rintihan, dan suara minta tolong yang diperdengarkan di program mata Najwa tersebut identik dengan rekaman suara yang diklaim sebagai rekaman suara teriakan minta tolong Brigadir J saat disiksa dan dibantai Irjen Ferdy Sambo. 

    Kesimpulan


    Berdasarkan pemeriksaan fakta Tempo, rekaman suara dengan klaim teriakan minta tolong Brigadir J saat disiksa dan dibantai Irjen Ferdy Sambo, adalah keliru. 
    Rekaman suara tersebut telah beredar di internet sejak Desember 2020, jauh sebelum kasus penembakan Brigadir J.
    Rekaman suara tersebut pernah diperdengarkan dalam program televisi Mata Najwa. Mantan Sekretaris Umum sekaligus juru bicara FPI, Munarman, memastikan bahwa rekaman suara tersebut merupakan suara asli dari anggota laskar FPI yang berada di lokasi penembakan, tepatnya di Km 50 Tol Jakarta - Cikampek pada Desember 2020.

    Rujukan

    • Tempo
    • 1 media telah memverifikasi klaim ini

  • Benar, Video Warga Tangkap Ular Piton Raksasa

    Sumber: cekfakta.tempo.co
    Tanggal publish: 12/08/2022

    Berita


    Thumbnail sebuah video yang memperlihatkan sejumlah warga tengah mengikat seekor ular piton berukuran besar dan seorang videografer tengah merekam seekor anaconda, beredar di internet.
    Thumbnail berupa kolase video tersebut dibagikan dengan narasi detik-detik warga menangkap ular raksasa yang meresahkan.
    Di internet, video tersebut dimuat situs ini pada 27 Oktober 2021 dengan judul, “Akhirnya Berhasil Ditangkap Warga! Detik-detik Penangkapan Ular Raksasa yang Selalu Bikin Warga Resah.”
    Dalam artikelnya, situs tersebut menjelaskan dua peristiwa yakni, kejadian pada tahun 2021 saat seekor ular raksasa terekam kamera tak jauh dari permukiman warga. Kejadian berikutnya yakni kisah seorang warga bernama Robert Nababan yang berduel dengan seekor ular piton di tahun 2017. Artikel ini juga mencantumkan tautan video dari sebuah kanal di Youtube.  
    Tangkapan layar tautan video yang beredar di Facebook soal oenemuan ular raksasa
    Apa benar ini video detik-detik warga menangkap ular raksasa yang meresahkan? 

    Hasil Cek Fakta


    Hasil verifikasi Tempo menunjukkan video ini memang gabungan dari beberapa video yang merekam penangkapan ular berukuran besar atau raksasa di berbagai negara.
    Foto 1
    Gambar pertama memperlihatkan seorang videografer tengah merekam seekor anaconda. Video ini pernah diunggah ke YouTube oleh kanal Epic Wildlife pada 7 Juni 2013 dengan judul, “Diver Discovers Giant Anaconda.”
    Pemeriksaan foto 1. Gambar kanan adalah tangkapan layar sumber dari liputan Natgeo Wild
    Menurut kanal tersebut, penyelam Swiss Franco Banfi menemukan anaconda raksasa sepanjang 26 kaki saat menyelam di sungai Mato Grosso sebuah wilayah di Brasil. 
    Foto 2
    Gambar kedua memperlihatkan sejumlah warga tengah mengikat seekor ular berukuran besar. Gambar yang identik pernah dimuat situs berita Detik.com pada 3 Oktober 2017 dengan judul, “Begini Perjuangan Robert Melawan Ular Piton Raksasa di Riau.”
    Dalam laporannya, Detik.com menyebut Robert Nababan (37) harus berjuang ekstra untuk melepaskan gigitan ular piton raksasa sepanjang 7 meter. 
    "Agak lama juga ular piton itu menggigit tangan suami saya. Dia harus berjuang melepaskan gigitan ular besar itu," kata Ristanauli Boru Manalu (35) dalam perbincangan dengan wartawan, Senin (2/10/2017).
    Pemeriksaan foto 2. Gambar kanan adalah sumber asal foto dari liputan Detik.com
    Ketika kepala ular sudah terpegang, lanjut Rista, suaminya berencana untuk memasukan ke dalam karung. Namun tiba-tiba ular piton melakukan perlawanan. Kepalanya pun terlepas dari tangan Robert. Secepat kilat ular piton raksasa ini menggigit tangan sebelah kirinya.
    Robert pun menjerit dan berusaha melepaskan gigitan ular tersebut. Usahanya sia-sia. Ular piton ini tetap menggigitnya. Melihat kepanikan tersebut, dua warga yang tadinya hanya melihat pun turut membantu.
    Kedua warga tadi berusaha memegang tubuh ular itu. Karena saat itu ular sudah berusaha untuk membelit tubuh Robert. Karena rekannya tadi juga kewalahan memegang badan ular yang mulai berusaha akan membelit. Jika saja tidak dibantu dua warga tadi bisa jadi Robert akan dibelit ular piton tersebut.
    "Agak lama juga ular itu baru melepas gigitannya. Adalah mungkin sekitar 10 menit," kata Rista.
    Setelah terlepas, darah segar mengucur dari lengan kiri korban. Kondisi Robert pun tampak lemas. Warga kemudian membawanya ke RSUD di Pematang Rebah, Inhu.
    Dikutip dari Suara.com, ular itu kemudian dibunuh oleh warga. Bangkainya kemudian dibentangkan warga setempat di sebatang pohon, dan menjadi tontonan.
    Warga bahkan ada yang mengabadikannya peristiwa itu memakai gawai mereka, menyebarkannya ke media sosial sehingga menimbulkan kehebohan di dunia maya.
    Tautan Video
    Tautan video yang disematkan merujuk pada kanal YouTube Daftar Populer yang diunggah pada 15 September 2021 dengan judul, “Akhirnya Berhasil Ditangkap Warga! Detik² Penangkapan Ular Raksasa yang Selalu Bikin Warga Resah.”
    Video ini merupakan gabungan video dengan foto yang berkaitan dengan ular berukuran besar dari sejumlah negara.
    Pemeriksaan video
    Cuplikan video pertama menunjukkan ular python yang melintas di sekitar perkebunan warga. Video yang identik pernah diunggah ke Youtube oleh kanal tvOneNews pada 25 Agustus 2021 dengan judul, “ Ngeri! Ular Python Lebih dari 10 Meter Terekam Kamera di Kalimantan | tvOne Minute.”
    Diperkirakan panjang ular ini lebih dari 10 meter. Diketahui ular python atau ular sawah ini muncul di Sungai Danau, Satui, Tanah Bumbu, Dusun 02, Desa Mekar Sari, Kecamatan Kintap, Tanah Laut, Kalimantan Selatan.

    Cuplikan video berikutnya memperlihatkan beberapa orang dari atas perahu berusaha memegang seekor anaconda yang berenang di sungai. Video yang identik pernah diunggah ke YouTube oleh kanal perolasdainternet pada 18 September 2014 dengan judul, “Farinha pegador de sucuri.”

    Selanjutnya adalah video yang memperlihatkan seekor anaconda menggigit lengan seorang petugas saat hendak memindahkan ular tersebut. Video serupa pernah diunggah ke kanal YouTube NatGeo Wild pada 17 Agustus 2010 dengan judul, “Anaconda Attack! | Explorer.”
    “Polisi di Brasil menangkap Anaconda raksasa - hanya untuk digigit oleh rahangnya yang besar dan giginya yang melengkung,” bunyi kerangan video tersebut.
    Video terakhir yang memperlihatkan sejumlah petugas berbaju seragam berwarna biru tengah mengangkat seekor ular pernah dimuat situs berita CNN dengan judul, “Super-sized snake surprises construction crew.”

    Dikutip dari National Geographic, ular raksasa jenis sanca kembang tersebut ditangkap oleh pekerja konstruksi di Paya Terubong, Penang, Malaysia. Anggota Angkatan Pertahanan Sipil Malaysia kemudian memindahkan hewan tersebut dan berpose untuk foto serta video. Mereka tampak memegang ular, menekan mulutnya agar menutup dan membuat jerat di sekeliling lehernya. Para pekerja juga tampak menendangi ular tersebut.
    Ular tersebut berukuran panjang 7,5 meter, hanya 17 senti lebih pendek dibandingkan dengan ular sejenis yang didaulat sebagai ular terpanjang yang hidup di penangkaran. Beratnya mencapai 250 kilogram, ujar petugas margasatwa Malaysia. Beberapa hari kemudian ular tersebut dilaporkan tewas.

    Kesimpulan


    Berdasarkan pemeriksaan fakta Tempo, video tersebut memang benar berisi peristiwa penangkapan ular berukuran besar dari berbagai negara. 

    Rujukan

    • Tempo
    • 1 media telah memverifikasi klaim ini