(diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia)
“Sementara itu di Jerman pengunjung supermarket yang telah divaksin dan belum divaksin dipisahkan oleh pagar pembatas.”
Covid19 Jerman
[SALAH] Foto Supermarket di Jerman Memasang Pagar Pembatas untuk Memisahkan Pengunjung yang Sudah Divaksin dan Belum Divaksin
Sumber: Twitter.comTanggal publish: 11/12/2021
Berita
Hasil Cek Fakta
Akun Twitter dengan nama pengguna “beingrealmac” pada 3 Desember 2021 mengunggah sebuah foto yang menunjukkan suasana di sebuah supermarket dengan pagar pembatas yang membagi lorong supermarket menjadi dua bagian. Dalam unggahan tersebut, juga terdapat keterangan yang menyatakan bahwa foto tersebut merupakan foto sebuah supermarket di Jerman, untuk memisahkan pengunjung yang telah divaksin dan yang belum divaksin.
Berdasarkan hasil penelusuran, foto tersebut merupakan foto pagar pembatas yang dipasang di dalam supermarket Kaufland di Kota Arad, Romania. Foto tersebut pertama kali diunggah oleh akun Facebook dengan nama pengguna “Adrian Prisecaru” (https://www.facebook.com/pris3caru/) pada 23 November 2021, beberapa hari sebelum akun Twitter “beingrealmac” mengunggah foto tersebut.
Melansir dari media Romania B1TV, pemasangan pagar pembatas tersebut juga dilakukan di cabang supermarket Kaufland yang berlokasi di kota lain. Pagar pembatas tersebut memisahkan bagian pusat perbelanjaan di supermarket yang hanya bisa dimasuki oleh pengunjung yang telah divaksin, dengan bagian restoran dan toko cokelat, yang dianggap non-esensial sehingga dapat dimasuki oleh semua pengunjung.
Dengan demikian, narasi yang diunggah oleh akun Twitter dengan nama pengguna “beingrealmac” tersebut dapat dikategorikan sebagai Konteks yang Salah/False Context.
Berdasarkan hasil penelusuran, foto tersebut merupakan foto pagar pembatas yang dipasang di dalam supermarket Kaufland di Kota Arad, Romania. Foto tersebut pertama kali diunggah oleh akun Facebook dengan nama pengguna “Adrian Prisecaru” (https://www.facebook.com/pris3caru/) pada 23 November 2021, beberapa hari sebelum akun Twitter “beingrealmac” mengunggah foto tersebut.
Melansir dari media Romania B1TV, pemasangan pagar pembatas tersebut juga dilakukan di cabang supermarket Kaufland yang berlokasi di kota lain. Pagar pembatas tersebut memisahkan bagian pusat perbelanjaan di supermarket yang hanya bisa dimasuki oleh pengunjung yang telah divaksin, dengan bagian restoran dan toko cokelat, yang dianggap non-esensial sehingga dapat dimasuki oleh semua pengunjung.
Dengan demikian, narasi yang diunggah oleh akun Twitter dengan nama pengguna “beingrealmac” tersebut dapat dikategorikan sebagai Konteks yang Salah/False Context.
Kesimpulan
Hasil Periksa Fakta Khairunnisa Andini.
Faktanya, foto tersebut bukan merupakan foto pagar pembatas yang dipasang di supermarket di Jerman, melainkan sebuah supermarket di Kota Arad, Romania.
Faktanya, foto tersebut bukan merupakan foto pagar pembatas yang dipasang di supermarket di Jerman, melainkan sebuah supermarket di Kota Arad, Romania.
Rujukan
[SALAH] Foto “orangutan mengulurkan tangannya untuk membantu seorang ahli geologi yang jatuh ke dalam kolam lumpur”
Sumber: facebook.comTanggal publish: 10/12/2021
Berita
Akun Facebook Ayu Lestari Hasibuan (fb.com/ayulestarihasibuan) pada 23 September 2021 mengunggah sebuah foto yang memperlihatkan seekor orangutan dan seorang pria yang berada di dalam kolam dengan narasi sebagai berikut:
“Kemarin CNN merilis foto besar dan menunjukkannya ke seluruh dunia ….. gambar yang akan tetap dalam sejarah ….. diambil oleh lensa fotografer Anil Prabhakar di hutan di Indonesia. Gambar tersebut menunjukkan orangutan yang saat ini terancam kepunahan sambil mengulurkan tangannya untuk membantu seorang ahli geologi yang jatuh ke dalam kolam lumpur selama pencariannya ….. pemandangan yang menyentuh….. Pelajaran berharga bagi orang-orang yang mengancam habitatnya dan jenisnya ….. Ketika fotografer mengunggah foto, dia menulis di atas: Di saat konsep kemanusiaan mati, hewan membawa kita pada prinsip kemanusiaan ….. Mari kita berpikir ….”
“Kemarin CNN merilis foto besar dan menunjukkannya ke seluruh dunia ….. gambar yang akan tetap dalam sejarah ….. diambil oleh lensa fotografer Anil Prabhakar di hutan di Indonesia. Gambar tersebut menunjukkan orangutan yang saat ini terancam kepunahan sambil mengulurkan tangannya untuk membantu seorang ahli geologi yang jatuh ke dalam kolam lumpur selama pencariannya ….. pemandangan yang menyentuh….. Pelajaran berharga bagi orang-orang yang mengancam habitatnya dan jenisnya ….. Ketika fotografer mengunggah foto, dia menulis di atas: Di saat konsep kemanusiaan mati, hewan membawa kita pada prinsip kemanusiaan ….. Mari kita berpikir ….”
Hasil Cek Fakta
Berdasarkan hasil penelusuran, adanya foto yang memperlihatkan seekor orangutan dan seorang pria yang berada di dalam dengan klaim bahwa orangutan tersebut membantu seorang ahli geologi merupakan konten yang menyesatkan.
Faktanya, bukan ahli geologi. Pria di kolam itu adalah petugas di pusat rehabilitasi orangutan Borneo Orangutan Survival Foundation (BOSF) di Samboja Lestari, Kalimantan Timur. Saat itu, petugas itu sedang membersihkan kolam agar airnya tetap dalam, bukan jatuh ke kolam lumpur.
Dilansir dari AFP, foto yang asli, diunggah di akun Instagram fotografer Anil Prabhakar pada tanggal 23 Januari 2020. Di bulan Februari 2020, Prabhakar mengatakan kepada CNN bahwa foto tersebut diambil di Kalimantan saat dia sedang bersafari bersama teman-temannya di area hutan konservasi yang dikelola oleh Borneo Orangutan Survival Foundation (BOSF).
Hutan tersebut terletak di Provinsi Kalimantan Timur. Dalam wawancara dengan CNN, Prabakar mengatakan pria di dalam foto itu adalah “seorang pengawas hutan”.
Sementara itu, Jamartin Sihite, CEO BOSF, mengatakan kepada AFP bahwa orangutan betina dalam foto itu bernama Anih dan tinggal di pulau kecil buatan di pusat rehabilitasi orangutan BOSF di Samboja Lestari, Kalimantan Timur. Beliau mengatakan pria di foto itu adalah petugas di tempat pusat rehabilitasi bernama Syahrul.
“Dia mikir si Syahrul mau bawa makanan makanya dia minta,” kata Jamartin. Saat itu, Syahrul “ngebersihin supaya airnya tetap dalam, maintenance. Bukan geologist yang terperangkap.”
BOSF juga mengunggah video ke akun Instagram mereka pada bulan Februari 2020 untuk menjelaskan kisah di balik foto tersebut setelah viral di media daring.
Faktanya, bukan ahli geologi. Pria di kolam itu adalah petugas di pusat rehabilitasi orangutan Borneo Orangutan Survival Foundation (BOSF) di Samboja Lestari, Kalimantan Timur. Saat itu, petugas itu sedang membersihkan kolam agar airnya tetap dalam, bukan jatuh ke kolam lumpur.
Dilansir dari AFP, foto yang asli, diunggah di akun Instagram fotografer Anil Prabhakar pada tanggal 23 Januari 2020. Di bulan Februari 2020, Prabhakar mengatakan kepada CNN bahwa foto tersebut diambil di Kalimantan saat dia sedang bersafari bersama teman-temannya di area hutan konservasi yang dikelola oleh Borneo Orangutan Survival Foundation (BOSF).
Hutan tersebut terletak di Provinsi Kalimantan Timur. Dalam wawancara dengan CNN, Prabakar mengatakan pria di dalam foto itu adalah “seorang pengawas hutan”.
Sementara itu, Jamartin Sihite, CEO BOSF, mengatakan kepada AFP bahwa orangutan betina dalam foto itu bernama Anih dan tinggal di pulau kecil buatan di pusat rehabilitasi orangutan BOSF di Samboja Lestari, Kalimantan Timur. Beliau mengatakan pria di foto itu adalah petugas di tempat pusat rehabilitasi bernama Syahrul.
“Dia mikir si Syahrul mau bawa makanan makanya dia minta,” kata Jamartin. Saat itu, Syahrul “ngebersihin supaya airnya tetap dalam, maintenance. Bukan geologist yang terperangkap.”
BOSF juga mengunggah video ke akun Instagram mereka pada bulan Februari 2020 untuk menjelaskan kisah di balik foto tersebut setelah viral di media daring.
Kesimpulan
BUKAN ahli geologi. Pria di kolam itu adalah petugas di pusat rehabilitasi orangutan Borneo Orangutan Survival Foundation (BOSF) di Samboja Lestari, Kalimantan Timur. Saat itu, petugas itu sedang membersihkan kolam agar airnya tetap dalam, bukan jatuh ke kolam lumpur.
Rujukan
[SALAH] “Bocah ini Kumpulin Uang Receh Dari Kecil, Borong Iphone 12 Seharga 7 Jutaan dan Airpods Pro Seharga 500 Ribuan”
Sumber: Instagram.comTanggal publish: 10/12/2021
Berita
Akun Instagram Deepweb Indo (bit.ly/3rOGTh1) pada 7 Desember 2021 mengunggah sebuah gambar tangkapan layar artikel yang berjudul “VIRAL!! Bocah ini Kumpulin Uang Receh Dari Kecil, Borong Iphone 12 Seharga 7 Jutaan dan Airpods Pro Seharga 500 Ribuan dari @tokolelangofficial”
Hasil Cek Fakta
Berdasarkan hasil penelusuran, adanya artikel yang mengklaim adanya seorang anak yang mengumpulkan uang receh dari kecil untuk memborong iPhone dan AirPods Pro merupakan klaim yang salah.
Faktanya, bukan untuk memborong iPhone dan AirPods Pro. Anak di foto itu adalah Eka Duta P, warga Desa Ngadirejo, Kecamatan Secang, Magelang yang menabung uang recehan sejak SD untuk mendaftar ke Madrasah Aliyah Negeri (MAN) pada tahun 2017.
Foto yang sama, dimuat di artikel berita berjudul “Bocah Magelang ini Menabung Uang Recehan Sejak SD untuk Daftar MAN” yang terbit di situs detik.com pada Rabu, 21 Jun 2017.
Dilansir dari artikel ini, foto yang menjadi viral itu adalah peristiwa saat Duta itu sedang mendaftar sekolah di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Payaman, Kecamatan Secang, Kabupaten Magelang, Selasa (20/6/2017).
Saat mendaftar, Duta membawa uang receh senilai Rp 1 juta dari hasil menabung sejak dirinya masih di bangku Sekolah Dasar (SD). Dia memang sengaja menabung sejak dulu untuk bekal mendaftar sekolah karena tidak ingin merepotkan orangtua. Peristiwa tersebut dibenarkan oleh Agung Dwi Lasmono, guru yang menerima pendaftaran Duta di MAN 1 Payaman, kepada detikcom, Rabu (21/6/2017).
Faktanya, bukan untuk memborong iPhone dan AirPods Pro. Anak di foto itu adalah Eka Duta P, warga Desa Ngadirejo, Kecamatan Secang, Magelang yang menabung uang recehan sejak SD untuk mendaftar ke Madrasah Aliyah Negeri (MAN) pada tahun 2017.
Foto yang sama, dimuat di artikel berita berjudul “Bocah Magelang ini Menabung Uang Recehan Sejak SD untuk Daftar MAN” yang terbit di situs detik.com pada Rabu, 21 Jun 2017.
Dilansir dari artikel ini, foto yang menjadi viral itu adalah peristiwa saat Duta itu sedang mendaftar sekolah di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Payaman, Kecamatan Secang, Kabupaten Magelang, Selasa (20/6/2017).
Saat mendaftar, Duta membawa uang receh senilai Rp 1 juta dari hasil menabung sejak dirinya masih di bangku Sekolah Dasar (SD). Dia memang sengaja menabung sejak dulu untuk bekal mendaftar sekolah karena tidak ingin merepotkan orangtua. Peristiwa tersebut dibenarkan oleh Agung Dwi Lasmono, guru yang menerima pendaftaran Duta di MAN 1 Payaman, kepada detikcom, Rabu (21/6/2017).
Kesimpulan
BUKAN untuk memborong iPhone dan AirPods Pro. Anak di foto itu adalah Eka Duta P, warga Desa Ngadirejo, Kecamatan Secang, Magelang yang menabung uang recehan sejak SD untuk mendaftar ke Madrasah Aliyah Negeri (MAN) pada tahun 2017.
Rujukan
[SALAH] Mandi Detox Menggunakan Campuran Garam Epsom, Baking Soda, Borax, dan Indian Healing Clay Mampu Mengeluarkan Kandungan Vaksin Covid yang Sebelumnya Telah Disuntikkan Kepada Seseorang
Sumber: facebook.comTanggal publish: 10/12/2021
Berita
Beberapa waktu lalu akun Facebook bernama Tammy Kelley membagikan sebuah informasi terkait dengan ramuan mandi detox menggunakan garam Epsom, baking soda, borax, dan Indian healing clay Ver Menos yang diklaim mampu menghilangkan kandungan vaksin covid yang telah disuntikkan kepada seseorang karena kombinasi bahan-bahan tersebut dianggap mampu untuk membunuh bakteri, virus, fungus, parasit, radiasi X-ray, logam berat, racun pada makanan, dll. Sehingga akun Facebook Tammy Kelley merekomendasikan mandi detox kepada seseorang yang merasa terpaksa untuk menerima vaksin Covid
Hasil Cek Fakta
Namun melansir dari katadata.co.id, Direktur Medis Pencegahan dan Pengendalian Infeksi untuk Sistem Kesehatan Universitas Kansas, Dana Hawkinson, menyatakan bahwa penggunaan boraks untuk mandi berpotensi menyebabkan kaustik dan berbahaya. Tidak hanya itu, Laporan dari Institut Kesehatan Nasional (NIH) Amerika Serikat juga menunjukkan bahwa boraks dapat mengiritasi kulit, menyebabkan kerusakan pada hidung, tenggorokan, dan paru-paru jika terhirup, serta dapat pula menyebabkan mual, muntah, dan diare jika tertelan. Bahkan boraks juga dapat merusak organ reproduksi hingga gagal hati jika seseorang terlalu banyak terpapar zat tersebut.
Selain itu, melansir dari www.factcheck.org, bahan-bahan yang digunakan untuk mandi detoks seperti boraks, garam Epsom, dll berfungsi sebagai larutan hipertonik, hal tersebut menyebabkan air tubuh tertarik keluar ketika tubuh seseorang mencoba untuk mengencerkan larutan garam pekat yang direndam. Sehingga dapat disimpulkan bahwa yang tertarik keluar itu ialah air yang terkandung dalam tubuh manusia bukan molekul besar seperti kandungan vaksin, karena molekul besar tersebut tidak bisa melewati penghalang jaringan pada tubuh manusia.
Berdasarkan pada seluruh referensi, informasi terkait mandi detox menggunakan campuran garam Epsom, baking soda, borax, dan indian healing clay mampu mengeluarkan kandungan vaksin Covid yang sebelumnya telah disuntikkan kepada seseorang ialah informasi salah dan masuk ke dalam kategori konten yang menyesatkan.
Selain itu, melansir dari www.factcheck.org, bahan-bahan yang digunakan untuk mandi detoks seperti boraks, garam Epsom, dll berfungsi sebagai larutan hipertonik, hal tersebut menyebabkan air tubuh tertarik keluar ketika tubuh seseorang mencoba untuk mengencerkan larutan garam pekat yang direndam. Sehingga dapat disimpulkan bahwa yang tertarik keluar itu ialah air yang terkandung dalam tubuh manusia bukan molekul besar seperti kandungan vaksin, karena molekul besar tersebut tidak bisa melewati penghalang jaringan pada tubuh manusia.
Berdasarkan pada seluruh referensi, informasi terkait mandi detox menggunakan campuran garam Epsom, baking soda, borax, dan indian healing clay mampu mengeluarkan kandungan vaksin Covid yang sebelumnya telah disuntikkan kepada seseorang ialah informasi salah dan masuk ke dalam kategori konten yang menyesatkan.
Kesimpulan
Hasil Periksa Fakta Novita Kusuma Wardhani (Institut Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (IISIP) Jakarta). Informasi tersebut salah. Faktanya, Direktur Medis Pencegahan dan Pengendalian Infeksi untuk Sistem Kesehatan Universitas Kansas, Dana Hawkinson, menyatakan bahwa penggunaan boraks untuk mandi berpotensi menyebabkan kaustik dan berbahaya.
Rujukan
Halaman: 4822/6779