• [SALAH] Poster Capres-Cawapers untuk Pilpres 2024

    Sumber: facebook.com
    Tanggal publish: 26/03/2021

    Berita

    Beredar poster capres dan cawapres pada Pilpres 2024 mendatang di grup percakapan Whatsapp. Adapun capres dan cawapres tersebut diantaranya Puan Maharani dengan Moeldoko, Jusuf Kalla dengan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY). Diinformasikan dalam poster tersebut, pasangan Puan Maharani dan Moeldoko akan mengadakan deklarasi di The Royal Ballroom JW Marriott Hotel Surabaya, Jawa Timur pada Senin 29 Maret 2021. Sementara pasangan JK dan AHY akan mengadakan deklarasi di Hotel Fairmont Jakarta, pada Senin 22 Maret 2021 pukul 13.00-16.00.

    Poster deklarasi pasangan Capres-cawapres 2024 tersebut beredar di tengah ramainya perbincangan publik mengenai Kongres Luar Biasa (KLB) Partai Demokrat yang digelar di Deli Serdang, Sumatra Utara beberapa waktu lalu, dan beredar di grup Whatsapp setelah KLB digelar.

    Hasil Cek Fakta

    Setelah dilakukan pencarian fakta terkait, poster deklarasi Capres dan Cawapres untuk Pilpres 2024 mendatang adalah hoaks.

    Hal ini diklarifikasi oleh Juru bicara Partai Demokrat versi Kongres Luar Biasa (KLB) Deli Serdang, Muhammad Rahmad, ia menyatakan poster deklarasi bergambarkan Puan Maharani dan Moeldoko adalah hoaks.

    β€œJelas sekali foto editan yang diambilnya entah dari mana, lalu dibikin poster abal-abal dan disebarkan,” ujar Rahmad saat dibubungi Republika, Jumat (19/3).

    Pihak Hotel JW Marriott saat dikonfirmasi oleh Detik, menyatakan tidak ada booking-an acara sebagaimana yang ada di poster, pada bulan Maret 2021. Ketua Bidang Pemenangan Pemilu PDIP, Bambang Wuryanto juga menyatakan poster bergambarkan Puan Maharani sebagai Capres 2024 adalah hoaks.

    Lebih lanjut, Ketua Bappilu Partai Demokrat, Andi Arief menyatakan poster bertuliskan deklarasi JK-AHY adalah hoax. Ia menambahkan saat ini partainya belum terpikirkan siapa yang akan dicalonkan pada Pilpres 2024 mendatang. Wasekjen Partai Demokrat Jansen Sitindaon, juga menyebut, poster deklarasi JK-AHY adalah palsu. Jansen menambahkan, saat ini Demokrat masih tengah sibuk menyelesaikan masalah internal partai.

    Berdasarkan data yang terkumpul dapat disimpulkan bahwa, poter deklarasi Capres-Cawapres untuk Pilpres 2024 mendatang adalah HOAX dan termasuk kategori Konten yang Menyesatkan.

    Kesimpulan

    POSTER PALSU. Juru bicara KLB Demokrat mengklarifikasi bahwa poster bergambar Capres Puan Maharani dan Moeldoko adalah hoax. Sama halnya dengan poster bergambar Capres JK-AHY juga dibantah oleh Ketua Bappilu Partai Demokrat, Andi Arief, bahwa poster tersebut palsu alias hasil editan.

    Rujukan

    • Mafindo
    • 1 media telah memverifikasi klaim ini

  • [SALAH] Guru di Garut Lumpuh Usai Divaksin Covid-19

    Sumber: WhatsApp
    Tanggal publish: 26/03/2021

    Berita

    Beredar di media sosial postingan terkait guru di Garut yang menjadi lumpuh usai divaksin covid-19. Postingan tersebut ramai dibagikan sejak pekan lalu.

    Salah satu akun yang mempostingnya bernama Sri Hardiningsih. Dia mengunggahnya di Facebook pada 19 maret 2021.

    Dalam unggahannya terdapat potongan bukti percakapan dengan narasi:

    "Guru honorer di Leles Garut jadi lumpuh setelah vaksin ke dua...kpd pemerintah harus wajib bertanggung jawab atas sudah mulai berguguran korban vaksin c.19 rakyat jangan di paksa...sifatnya sekedar sukarelawan.."

    Selain itu ia menambahkan narasi: "HALLOO. GUYS SETELAH DI VAKSIN SEORANG. GURU. HONORER DI. LELES. GARUT JADI. LUMPUH...β€Ό"

    Hasil Cek Fakta

    Cek Fakta Liputan6.com menelusuri dan menemukan artikel berjudul "Guru di Garut Sempat Lumpuh Usai Divaksinasi, Dokter Pastikan Bukan Akibat Vaksin Covid-19" yang tayang di Liputan6.com pada 22 Maret 2021.

    Di sana terdapat penjelasan bahwa guru berinisial EK itu lumpuh bukan akibat vaksin covid-19.

    "Direktur RSUD dr Slamet Garut, Husodo Dewo Adi, menyebut EK merupakan salah satu pasien yang selama ini melakukan pengobatan kepadanya. Sebelum divaksinasi, dokter mendiagnosis penyakit yang menyebabkan lemahnya anggota gerak EK.

    "(EK) pasien saya yang saya diagnosis ada saraf kejepit, sehingga menyebabkan adanya kelemahan gerak di bagian badan atas dan bawahnya," ujar Husodo, Minggu (21/3/2021). Husodo menjelaskan, vaksin Covid-19 tidak menyebabkan lemahnya anggota gerak seseorang yang menerima vaksinasi.

    "Jadi vaksin (Covid-19) tidak menyebabkan pengaruh kepada bagian saraf maupun otot (atau) menyebabkan kelemahan. Jadi ini bukan gara-gara vaksin, tapi karena ada penyakit yang lain, yaitu saraf kejepit itu," katanya menambahkan.

    Selain itu ada juga artikel berjudul "GURU HONORER DI LELES GARUT JADI LUMPUH SETELAH MENDAPAT VAKSIN KEDUA" yang tayang di website Jabar Saber Hoaks yang dikelola oleh Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Jawa Barat.

    Dalam artikel itu terdapat penjelasan dari Sekretaris Dinkes Garut Leli Yuliani. Bukan lumpuh, tapi pasiennya merasa lemas pada hari Sabtu. Sedangkan divaksinasi hari Rabu," ucap Leli, Selasa (16/3/2021).

    E diketahui menjalani vaksinasi pada hari Rabu (10/3) di Kecamatan Leles. Dia kemudian beraktivitas normal dan merasa lemas pada hari Sabtu (13/3). Kabar tentang lumpuhnya E gara-gara vaksin COVID-19 mulai ramai diperbincangkan pada Senin (15/3).

    Berdasarkan penelusuran pihak Dinkes Garut, menurut Leli, guru itu bukan kali ini saja mengalami gejala serupa. Sebelum menjalani vaksinasi, E sempat beberapa kali dirawat di Puskesmas.

    "Memang sudah cukup sering mengalami hal serupa, dan beberapa kali sempat dirawat di Puskesmas. Jadi bukan karena setelah divaksinasi baru terasa lemas. Sebelum divaksinasi juga beberapa kali mengalami hal serupa," ucap Leli menegaskan.

    Kesimpulan

    Postingan yang menyebut ada guru di Garut menjadi lumpuh setelah divaksin covid-19 adalah tidak benar.

    Rujukan

    • Liputan 6
    • 1 media telah memverifikasi klaim ini

  • [SALAH] Dilarang Mengonsumsi Tape Singkong Usai Divaksin Covid-19

    Sumber: WhatsApp
    Tanggal publish: 26/03/2021

    Berita

    Beredar melalui media sosial dan aplikasi percakapan postingan terkait larangan mengonsumsi tape singkong usai divaksin covid-19. Postingan ini ramai dibagikan sejak pekan lalu.

    Salah satu akun yang mempostingnya adalah bernama Ratih Mayasari. Dia mengunggahnya di Facebook pada 24 Maret 2021.

    Berikut isi postingannya:

    "Info setelah vaksin Covid-19 2021 buat yg ikutan Vaksin.. Gak boleh makan TAPE SINGKONG

    Oh iya, selama 5 bulan tak oleh minum yg mengandung alkohol. Termasuk tape. Ini sangat penting. Krena fungsi vaksin akan hilang total jikalau kita komsumsi alkohol..

    Kabarin ke orang tua tersayang, kerabat tercinta.. Thanks"

    Hasil Cek Fakta

    Cek Fakta Liputan6.com menelusuri dengan meminta penjelasan dari dr. RA Adaninggar, SP.PD. Ia menjelaskan alkohol memang bisa menganggu kerja sistem imun dan meningkatkan risiko infeksi namun bukan dari tape singkong secara khusus.

    "Postingan tersebut tidak benar, lagipula alkohol yang dimaksud lebih dikaitkan dengan jenis minuman yang kaya polifenol seperti anggur dan bir. Ini pun berkaitan dengan lama seseorang mengonsumsi dan atau jumlah alkohol yang dikonsumsi," ujar dr. Ning, sapaan akrabnya saat dihubungi Kamis (25/3/2021).

    "Memang belum jelas pasti berapa jumlah atau berapa lama konsumsi minuman beralkohol yang mengakibatkan gangguan sistem imun. Namun dari bukti penelitian dikatakan sekitar 14 gelas alkohol per minggu atau lebih dari 5 atau 6 gelas alkohol sekaligus diminum dalam satu waktu, bisa mengganggu sistem imun," katanya menambahkan.

    Meski demikian ia mengingatkan konsumsi alkohol sebaiknya dihindari untuk kesehatan. "Belum ada bukti ilmiah konsumsi alkohol setelah vaksin akan menurunkan kemampuan pembentukan antibodi dari vaksin. Meskipun demikian, konsumsi alkohol memang bukan pola hidup sehat, jadi sebaiknya menghindari atau mengikuti dosis aman yang diperbolehkan."

    Selain itu Cek Fakta Liputan6.com juga menghubungi Ahli Gizi KONI DKI Jakarta sekaligus APKI Approved Educator, Irtya Qiyamulail. Ia menyebut kandungan alkohol pada tape juga sulit dinilai.

    "Kandungan alkohol pada tape bisa berbeda-beda tergantung dari bahan bakunya, masa simpan, dan juga wadah tempat fermentasi tapenya. Yang jelas pembuatan tape singkong misalnya tidak berfokus pada kadar alkoholnya berbeda dengan pembuatan bir, sehingga sulit sekali untuk mengetahui secara pasti berapa kadar etanol (alkohol) pada tape," ujar Irtya.

    "Terkait bahaya tape seperti memabukkan atau tidak semua kembali lagi pada orang yang mengonsumsinya. Seperti genetik orang tersebut, jenis kelamin, dan juga umur."

    Kesimpulan

    Postingan yang menyebut orang yang telah divaksin covid-19 tidak boleh mengonsumsi tape singkong adalah tidak benar.

    Rujukan

    • Liputan 6
    • 1 media telah memverifikasi klaim ini

  • Cek Fakta: Tidak Benar Tak Boleh Konsumsi Tape Singkong usai Divaksin Covid-19

    Sumber: whatsapp.com
    Tanggal publish: 26/03/2021

    Berita

    tape singkong
    Info setelah vaksin Covid-19 2021 buat yg ikutan Vaksin..
    Gak boleh makan TAPE SINGKONG
    πŸ™πŸ™

    Oh iya, selama 5 bulan tak oleh minum yg mengandung alkohol. Termasuk tape. Ini sangat penting. Krena fungsi vaksin akan hilang total jikalau kita komsumsi alkohol.. πŸ’ͺπŸ’ͺπŸ’ͺ

    Kabarin ke orang tua tersayang, kerabat tercinta.. Thanks
    Pengaruh tape sungkong pd vaksin
    Vaksin dan alkohol
    Vaksin covid-19 tape singkong alkohol
    Vaksin covid 19 & alkohol

    Hasil Cek Fakta

    Cek Fakta Liputan6.com menelusuri dengan meminta penjelasan dari dr. RA Adaninggar, SP.PD. Ia menjelaskan alkohol memang bisa menganggu kerja sistem imun dan meningkatkan risiko infeksi namun bukan dari tape singkong secara khusus.

    "Postingan tersebut tidak benar, lagipula alkohol yang dimaksud lebih dikaitkan dengan jenis minuman yang kaya polifenol seperti anggur dan bir. Ini pun berkaitan dengan lama seseorang mengonsumsi dan atau jumlah alkohol yang dikonsumsi," ujar dr. Ning, sapaan akrabnya saat dihubungi Kamis (25/3/2021).

    "Memang belum jelas pasti berapa jumlah atau berapa lama konsumsi minuman beralkohol yang mengakibatkan gangguan sistem imun. Namun dari bukti penelitian dikatakan sekitar 14 gelas alkohol per minggu atau lebih dari 5 atau 6 gelas alkohol sekaligus diminum dalam satu waktu, bisa mengganggu sistem imun," katanya menambahkan.

    Meski demikian ia mengingatkan konsumsi alkohol sebaiknya dihindari untuk kesehatan. "Belum ada bukti ilmiah konsumsi alkohol setelah vaksin akan menurunkan kemampuan pembentukan antibodi dari vaksin. Meskipun demikian, konsumsi alkohol memang bukan pola hidup sehat, jadi sebaiknya menghindari atau mengikuti dosis aman yang diperbolehkan."

    Penelitian terkait alkohol dan sistem imun bisa dilihat dalam link ini...

    Selain itu Cek Fakta Liputan6.com juga menghubungi Ahli Gizi KONI DKI Jakarta sekaligus APKI Approved Educator, Irtya Qiyamulail. Ia menyebut kandungan alkohol pada tape juga sulit dinilai.

    "Kandungan alkohol pada tape bisa berbeda-beda tergantung dari bahan bakunya, masa simpan, dan juga wadah tempat fermentasi tapenya. Yang jelas pembuatan tape singkong misalnya tidak berfokus pada kadar alkoholnya berbeda dengan pembuatan bir, sehingga sulit sekali untuk mengetahui secara pasti berapa kadar etanol (alkohol) pada tape," ujar Irtya.

    "Terkait bahaya tape seperti memabukkan atau tidak semua kembali lagi pada orang yang mengonsumsinya. Seperti genetik orang tersebut, jenis kelamin, dan juga umur."

    Kesimpulan

    Postingan yang menyebut orang yang telah divaksin covid-19 tidak boleh mengonsumsi tape singkong adalah tidak benar.

    Rujukan

    • Mafindo
    • Liputan 6
    • 2 media telah memverifikasi klaim ini