[SALAH] Foto SBY Beri Restu Anies Baswedan Menuju RI 1
Sumber: twitter.comTanggal publish: 12/02/2021
Berita
Akun Twitter @bewoking mengunggah foto disertai dengan narasi yang menggambarkan bahwa dalam foto tersebut, Susilo Bambang Yudhoyono memberikan restu kepada Anies Baswedan untuk maju menuju RI 1. Unggahan tersebut mendapatkan atensi sebanyak 1.119 retweet, 4.670 like, dan 121 balasan.
Hasil Cek Fakta
Berdasarkan hasil penelusuran, foto unggahan tersebut ditemukan pada artikel portal berita Tempo berjudul “Anies Baswedan dan Istri Jenguk Ani Yudhoyono di Singapura” yang terbit pada 1 Maret 2019. Pada artikel tersebut, disebutkan bahwa Anies Baswedan sedang berbincang dengan Susilo Bambang Yudhoyono saat menjenguk Ibu Ani Yudhoyono di Singapura pada 1 Maret 2019.
“Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan (tengah) berbincang dengan SBY saat menjenguk Ibu Ani Yudhoyono, di Singapura, 1 Maret 2019. Mereka antara lain Presiden Joko Widodo, Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto, Sandiaga Uno, Ketua Dewan Pembina Partai Golkar Aburizal Bakrie, Presiden PKS Mohamad Sohibul Iman dan Rocky Gerung,” tulis Tempo.
Mengutip dari Kompas, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan bersama dengan istrinya, Fery Farhati, bertolak menuju Singapura untuk menjenguk Ibu Ani Yudhoyono di National University Hospital Singapura pada Jumat (1/3/2019) pagi. Anies dan Fery kembali ke Jakarta di hari yang sama juga.
“Betul (Anies ke Singapura), tadi pagi, jenguk Ibu Ani Yudhoyono,” ujar Kepala Biro Kepala Daerah dan Kerja Sama Luar Negeri (KDH KLN) DKI Jakarta Muhammad Mawardi.
Dari berbagai fakta yang telah dijelaskan, unggahan akun Twitter @bewoking dapat dikategorikan sebagai Konten yang Menyesatkan.
“Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan (tengah) berbincang dengan SBY saat menjenguk Ibu Ani Yudhoyono, di Singapura, 1 Maret 2019. Mereka antara lain Presiden Joko Widodo, Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto, Sandiaga Uno, Ketua Dewan Pembina Partai Golkar Aburizal Bakrie, Presiden PKS Mohamad Sohibul Iman dan Rocky Gerung,” tulis Tempo.
Mengutip dari Kompas, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan bersama dengan istrinya, Fery Farhati, bertolak menuju Singapura untuk menjenguk Ibu Ani Yudhoyono di National University Hospital Singapura pada Jumat (1/3/2019) pagi. Anies dan Fery kembali ke Jakarta di hari yang sama juga.
“Betul (Anies ke Singapura), tadi pagi, jenguk Ibu Ani Yudhoyono,” ujar Kepala Biro Kepala Daerah dan Kerja Sama Luar Negeri (KDH KLN) DKI Jakarta Muhammad Mawardi.
Dari berbagai fakta yang telah dijelaskan, unggahan akun Twitter @bewoking dapat dikategorikan sebagai Konten yang Menyesatkan.
Rujukan
[SALAH] “RESTORAN GAIB DI PULAU LAKI DI KLIK TETEP GAK BISA”
Sumber: TikTok.comTanggal publish: 12/02/2021
Berita
Beredar sebuah video pada akun Tiktok @shomohammed yang menyebutkan terdapat restoran ghaib pada pulau laki yang dimana lokasi tersebut merupakan jatuhnya pesawat sriwijaya air pada bulan januari 2021. Dengan Narasi “DI KLIK TETEP GA BISA #pesawatjatuh #prayforsj182 #fyp #09012021 #sriwijayaair #tiktokberita #pulaulaki #jakarta #kepulauanseribu #ghaib #angker”.
Hasil Cek Fakta
Selain karena Pulau Laki BELUM difoto oleh Google Street View, sebenarnya memang tempat tersebut TIDAK ada. Muncul karena ditambahkan sendiri oleh pengguna sebagai kontributor.
Rujukan
- http[1] firstdraftnews.org: “Berita palsu. Ini rumit.”
- http://bit.ly/2MxVN7S (Google Translate),
- http://bit.ly/2rhTadC. [2] rd.com: “Inilah Cara Google Street View Mendapatkan Gambarnya”
- http://bit.ly/2LK2cxF (Google Translate) /
- http://bit.ly/3p9pIS9 (arsip cadangan). [3] npr.org: “Dia Mencoba Mengisi Celah di Google Street View – Dimulai Dengan Zimbabwe”
- http://bit.ly/2MX7w1b (Google Translate) /
- http://bit.ly/2OzjXkp (arsip cadangan). [4] trekview.org: “Street View vs. StreetSide vs. Melihat Sekeliling vs. Mapillary”
- http://bit.ly/2Z7xcuj (Google Translate) /
- http://bit.ly/3pdmKwe (arsip cadangan). [5] developers.google.com: “Detail Cakupan Google Maps Platform”
- http://bit.ly/2LH7sls (Google Translate) /
- http://bit.ly/376UmW8 (arsip cadangan). [6] kompas.com: “Google Hapus Tanda “SOS” di Pulau Laki”
- http://bit.ly/3792DZL /
- https://archive.md/LV1hd (arsip cadangan). [7] turnbackhoax.id: “[SALAH] Video “Tolongin kita” Google Earth Pulau Laki”
- https://bit.ly/3iwdfpT /
- https://archive.md/zyyWw (arsip cadangan). [8] kontan.co.id: “Bupati Kepulauan Seribu: Pesawat Sriwijaya Air jatuh di sekitar Pulau Laki”
- http://bit.ly/3o0KoLB /
- https://archive.md/HD5DS (arsip cadangan).
[SALAH] “Pada ngeyel pakai masker itu kalau sakit aja. Panduan WHO sudah berubah d sini masiiiih aja 3M sampai setahun”
Sumber: facebook.comTanggal publish: 12/02/2021
Berita
Akun Facebook Murti Nugrahani (fb.com/murti.nugrahani.9) pada 30 Januari 2021 mengunggah sebuah gambar tangkapan layar sebuah artikel berjudul ” WHO: You Do NOT Need To Wear A Mask” yang tayang pada situs principia-scientific[dot]com pada 25 Januari 2021 dengan narasi sebagai berikut:
“Pada ngeyel pakai masker itu kalau sakit aja. Panduan WHO sudah berubah d sini masiiiih aja 3M sampai setahun.”
“Pada ngeyel pakai masker itu kalau sakit aja. Panduan WHO sudah berubah d sini masiiiih aja 3M sampai setahun.”
Hasil Cek Fakta
Berdasarkan hasil penelusuran Tim CekFakta Tempo, klaim bahwa panduan WHO menyatakan yang memakai masker itu kalau sakit saja adalah klaim yang menyesatkan.
Faktanya, sejak awal April 2020, WHO telah mendukung penggunaan masker bagi semua orang. Kebijakan tersebut belum dicabut atau tidak berubah hingga saat ini.
Dilansir dari Tempo, Tim CekFakta Tempo menelusuri informasi terkait di situs resmi WHO dengan memasukkan kata kunci “You Do Not Need To Wear A Mask” ke kolom pencarian. Namun, tidak ditemukan informasi bahwa WHO pernah menyatakan hal tersebut.
Dalam publikasinya tentang masker yang diperbarui pada 1 Desember 2020, WHO masih menekankan pentingnya pemakaian masker bersama tindakan lainnya untuk mencegah penularan Covid-19, seperti mencuci tangan, menjaga jarak, dan menghindari keramaian.
“Jadikan pemakaian masker sebagai hal yang biasa saat berada di sekitar orang lain. Penggunaan, penyimpanan, dan pembersihan atau pembuangan masker yang tepat sangat penting untuk membuatnya efektif,” demikian pernyataan WHO dalam publikasinya, “All about masks in the context of Covid-19”.
Pada Maret 2020 silam, atau di fase awal pandemi Covid-19, WHO merekomendasikan penggunaan masker hanya untuk orang sakit dan orang yang merawat pasien. WHO menyatakan masker bedah harus disediakan untuk petugas medis, sementara masyarakat bisa menggunakan masker berbahan kain untuk menutup wajah.
Namun, pada 4 April 2020, WHO mengubah kebijakannya dan mendukung penggunaan masker bagi semua orang. Dikutip dari CNN Indonesia, WHO menyatakan masker dapat membantu dalam merespons pandemi Covid-19.
“Kami melihat keadaan di mana penggunaan masker, baik buatan sendiri maupun masker kain, di tingkat masyarakat dapat membantu untuk merespons penyakit ini,” ujar Ryan.
WHO pun menyatakan dukungannya terhadap pemerintah yang berinisiatif mendorong masyarakatnya untuk mengenakan masker di tengah pandemi Covid-19. Pernyataan tersebut muncul setelah penelitian ilmiah menunjukkan dampak positif dari pemakaian masker dalam mencegah penyebaran virus Corona Covid-19.
Sampai hari ini, kebijakan WHO agar setiap orang menggunakan masker belum dicabut, sebagaimana ditunjukkan dalam publikasi WHO di atas.
Selain itu, Media Bias Fact Check, organisasi independen yang berfokus pada bias media, pun mengkategorikan Principia Scientific International sebagai situs yang tidak kredibel. Situs asal Inggris itu dinilai sebagai situs konspirasi dan menyajikan pseudosain yang mempromosikan propaganda anti-vaksin dan misinformasi terkait perubahan iklim.
Faktanya, sejak awal April 2020, WHO telah mendukung penggunaan masker bagi semua orang. Kebijakan tersebut belum dicabut atau tidak berubah hingga saat ini.
Dilansir dari Tempo, Tim CekFakta Tempo menelusuri informasi terkait di situs resmi WHO dengan memasukkan kata kunci “You Do Not Need To Wear A Mask” ke kolom pencarian. Namun, tidak ditemukan informasi bahwa WHO pernah menyatakan hal tersebut.
Dalam publikasinya tentang masker yang diperbarui pada 1 Desember 2020, WHO masih menekankan pentingnya pemakaian masker bersama tindakan lainnya untuk mencegah penularan Covid-19, seperti mencuci tangan, menjaga jarak, dan menghindari keramaian.
“Jadikan pemakaian masker sebagai hal yang biasa saat berada di sekitar orang lain. Penggunaan, penyimpanan, dan pembersihan atau pembuangan masker yang tepat sangat penting untuk membuatnya efektif,” demikian pernyataan WHO dalam publikasinya, “All about masks in the context of Covid-19”.
Pada Maret 2020 silam, atau di fase awal pandemi Covid-19, WHO merekomendasikan penggunaan masker hanya untuk orang sakit dan orang yang merawat pasien. WHO menyatakan masker bedah harus disediakan untuk petugas medis, sementara masyarakat bisa menggunakan masker berbahan kain untuk menutup wajah.
Namun, pada 4 April 2020, WHO mengubah kebijakannya dan mendukung penggunaan masker bagi semua orang. Dikutip dari CNN Indonesia, WHO menyatakan masker dapat membantu dalam merespons pandemi Covid-19.
“Kami melihat keadaan di mana penggunaan masker, baik buatan sendiri maupun masker kain, di tingkat masyarakat dapat membantu untuk merespons penyakit ini,” ujar Ryan.
WHO pun menyatakan dukungannya terhadap pemerintah yang berinisiatif mendorong masyarakatnya untuk mengenakan masker di tengah pandemi Covid-19. Pernyataan tersebut muncul setelah penelitian ilmiah menunjukkan dampak positif dari pemakaian masker dalam mencegah penyebaran virus Corona Covid-19.
Sampai hari ini, kebijakan WHO agar setiap orang menggunakan masker belum dicabut, sebagaimana ditunjukkan dalam publikasi WHO di atas.
Selain itu, Media Bias Fact Check, organisasi independen yang berfokus pada bias media, pun mengkategorikan Principia Scientific International sebagai situs yang tidak kredibel. Situs asal Inggris itu dinilai sebagai situs konspirasi dan menyajikan pseudosain yang mempromosikan propaganda anti-vaksin dan misinformasi terkait perubahan iklim.
Rujukan
- https://cekfakta.tempo.co/fakta/1236/keliru-who-ubah-kebijakan-bahwa-masker-tak-perlu-lagi-dipakai-kecuali-sakit
- https://www.who.int/emergencies/diseases/novel-coronavirus-2019/advice-for-public/when-and-how-to-use-masks
- https://www.cnnindonesia.com/internasional/20200405061442-134-490399/who-kini-dukung-semua-orang-pakai-masker-cegah-covid-19
- https://mediabiasfactcheck.com/principia-scientific-international/
[SALAH] Foto “Kepanikan Fira’un Jaman Now”
Sumber: facebook.comTanggal publish: 12/02/2021
Berita
Akun Facebook Abdillah Al Habsyi mengunggah narasi tentang Firaun disertai dengan foto yang diklaim sebagai reka ulang bentuk wajah mumi Firaun Ramses II yang tenggelam di Laut Merah pada grup Indonesia Bersuara. Unggahan tersebut mendapat atensi sebanyak 146 reaksi, 1,1 rb komentar, dan telah dibagikan sebanyak 7 kali.
Hasil Cek Fakta
Berdasarkan hasil penelusuran, foto asli yang digunakan dalam unggahan Facebook itu berasal dari akun Instagram @infov_id. Diketahui foto tersebut telah melalui proses penyuntingan dengan menggunakan foto Joko Widodo.
Foto reka ulang bentuk wajah mumi Firaun Ramses II yang tenggelam di Laut Merah ini sebelumnya pernah dibahas dalam artikel Turn Back Hoax yang berjudul “[SALAH] Potret Reka ulang Bentuk Wajah dari Mumi Firaun Ramses II” pada 27 Oktober 2020.
Dari berbagai fakta yang telah dijelaskan, unggahan akun Facebook Abdillah Al Habsyi dapat dikategorikan sebagai Konten yang Dimanipulasi.
Foto reka ulang bentuk wajah mumi Firaun Ramses II yang tenggelam di Laut Merah ini sebelumnya pernah dibahas dalam artikel Turn Back Hoax yang berjudul “[SALAH] Potret Reka ulang Bentuk Wajah dari Mumi Firaun Ramses II” pada 27 Oktober 2020.
Dari berbagai fakta yang telah dijelaskan, unggahan akun Facebook Abdillah Al Habsyi dapat dikategorikan sebagai Konten yang Dimanipulasi.
Rujukan
Halaman: 5225/6771