• [SALAH] Foto Polisi dengan Luka Bacok

    Sumber: facebook.com
    Tanggal publish: 20/12/2020

    Berita

    “Mana komnas HAM …?
    Aparat di bacok FPI…?”

    Hasil Cek Fakta

    Pengguna Facebook KP Norman Hadinegoro mengunggah sebuah foto (19/12) yang menunjukkan foto seorang pria berseragam polisi dengan luka di bagian kepala. Unggahan tersebut juga disertai dengan keterangan yang menyatakan bahwa polisi dalam foto tersebut merupakan seorang polisi yang menjadi korban pembacokan.

    Berdasarkan hasil penelusuran, foto tersebut bukan merupakan merupakan foto polisi yang menjadi korban pembacokan, melainkan seorang personel Brimob yang ikut menjadi korban dalam kecelakaan tunggal bus di Kabupaten Kerinci, Jambi, pada 16 Desember 2020 yang lalu. Foto tersebut pertama kali diunggah oleh pengguna Twitter pinalusahamid05 pada 19 Desember 2020 pukul 08:00, beberapa jam sebelum pengguna Facebook KP Norman Hadinegoro mengunggah foto yang sama.

    Dengan demikian, informasi yang diunggah oleh pengguna Facebook KP Norman Hadinegoro tersebut dapat dikategorikan sebagai Konteks yang Salah/False Context.

    Kesimpulan

    Hasil Periksa Fakta Khairunnisa Andini (Universitas Diponegoro).

    Informasi yang salah. Faktanya, foto tersebut bukan merupakan foto polisi yang menjadi korban pembacokan, melainkan seorang personel Brimob yang ikut menjadi korban dalam kecelakaan tunggal bus di Kabupaten Kerinci, Jambi, pada 16 Desember 2020 yang lalu.

    Rujukan

    • Mafindo
    • 1 media telah memverifikasi klaim ini

  • [SALAH] Susi Pudjiastuti Akan Deklarasi Partai Humanis Indonesia

    Sumber: Tangkapan Layar
    Tanggal publish: 20/12/2020

    Berita

    Kepada Yth. PERS DAN MEDIA Di Tempat Assalamualaikum wr.wb dan

    Salam Sejahtera.

    Teriring doa semoga Allah SWT Tuhan Yang Maha Esa selalu melimpahkan rahmat dan karunianya kepada kita semua dalam menjalankan aktivitas kita sehari hari Amin.

    Dalam rangka pelaksanaan DEKLARASI PARTAI HUMANIS INDONESIA (PHD), Dengan ini kami mengundang Bapak/Tbu dalam acara Dimaksud sekaligus menyerahkan dokumen pendaftaran Partai Humanis indonesia ( PHI ) yang akan dilaksanakan pada :

    Hari/Tanggal : Sabtu ,19 Desember 2020 Jam : 18.00 SD 21.00 WIB WIB Tempat : Hotel All Seasons Hotels JL. Talang Betutu No.2 Tanah Abang Jakarta

    Pusat Acara

    1. Pembukaan Pembacaan Doa Lagu Indonesia Raya

    2. Sambutan sambutan

    SALAM KETUM SUSI PUDJIASTUTI

    (Mantan menteri kkp)

    Hasil Cek Fakta

    Beredar pesan bahwa Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti, mengundang pers dan media untuk menghadiri acara deklarasi Partai Humanis Indonesia pada Sabtu, 19 Desember 2020, bertempat di Hotel All Seasons Hotels Jalan Talang Betutu nomor 2 Tanah Abang Jakarta. Dalam pesan tersebut diberitahukan kepada para undangan untuk sekaligus menyerahkan dokumen pendaftaran Partai Humanis Indonesia.

    Susi Pudjiastuti yang akrab disapa Bu Susi ini memberikan klarifikasi secara langsung di akun resmi Twitternya bahwa undangan untuk deklarasi Partai Humanis Indonesia adalah HOAX.

    “Dear All, hari ini beredar HOAX tentang saya akan deklarasi Partai Humanis … mohon tidak dipercaya. Terimakasih”, tulis akun @susipudjiastuti, Sabtu (19/12/2020).

    Hasil penelusuran di Google untuk menemukan profil Partai Humanis Indonesia juga tidak ditemukan asal usulnya, pun wacana sebelumnya bahwa Susi akan mendirikan sebuah partai juga tidak ditemukan.

    Dilansir dari kumparan.com, informasi mengenai deklarasi ini tidak diketahui siapa awal mula yang menyebarkannya.

    Berdasarkan data yang ditemukan dapat disimpulkan bahwa pesan undangan Susi Pudjiastuti akan deklarasikan Partai Humanis Indonesia adalah HOAX dan termasuk kategori KONTEN PALSU.

    Kesimpulan

    Hasil Periksa Fakta Ani Nur MR (Universitas Airlangga).

    Informasi yang salah. Melalui akun Twitter resminya, Susi menyatakan klaim bahwa dirinya akan mendeklarasikan Partai Humanis Indonesia adalah HOAX.

    Rujukan

    • Mafindo
    • 1 media telah memverifikasi klaim ini

  • [SALAH] Video Perawat Pingsan Setelah Mendapat Vaksin Covid-19, Potensi Genosida Massal

    Sumber: twitter.com
    Tanggal publish: 20/12/2020

    Berita

    Di Amerika Serikat, seorang perawat di CHI Memorial Hospital bernama Tiffany Dover, sempat pingsan saat wawancara televisi sesaat setelah disuntik Vaksin Covid Pfizer-BioNTech.
    Promo yg buruk utk vaksin pfizer nih 🙄”

    “Watch this Nurse pass out after receiving the COVID vaccine. It’s so safe though, right? This will become a mass genocide if people continue to follow these rabid dictators.”

    Terjemahan Narasi:
    “Tonton perawat ini pingsan setelah menerima vaksin Covid. Sangat terlihat aman kan? Ini akan menjadi genosida massal jika orang terus mengikuti diktator gila ini”
    = = = = =

    vaksin massal

    Hasil Cek Fakta

    Beredar video di media sosial seorang perawat yang pingsan setelah mendapat suntik vaksin Covid-19 dengan narasi yang menyebut potensi genosida massal.

    Perawat dalam video, Tiffany Dover, dari CHI Memorial Hospital di Chattanooga, Tennessee, adalah salah satu dari lima orang pertama yang menerima vaksin Pfizer-BioNTech. Setelah beberapa menit kemudian saat wawancara, Dover merasa pusing dan pingsan. Seorang dokter yang berdiri d ibelakang menangkapnya saat dia terjatuh. Namun postingan tidak memasukkan fakta bahwa Dover kembali berdiri tak lama setelah pingsan.

    Dia dengan cepat pulih dan mengatakan baik-baik saja. Dover mengatakan bahwa dirinya memiliki kondisi medis di mana ia sering pingsan saat merasakan sakit. Alhasil, Dover mengaku tidak heran sampai pingsan usai menerima vaksin.

    “Saya memiliki riwayat respons vagal yang terlalu reaktif dan karena itu jika saya mengalami rasa sakit dari apa pun, ‘hangnail’ atau jika jari saya tertusuk, saya bisa pingsan,” ujarnya diterjemahkan dari wrcbtv.com, 17 Desember 2020.

    Respon vagal (disebut juga Episode Vasovagal) merupakan penurunan mendadak pada denyut jantung dan tekanan darah yang dapat menyebabkan pingsan. Gejala lain termasuk pucat, mual, atau berkeringat. Respon vagal dapat disebabkan oleh beberapa faktor seperti kecemasan, stres, ketegangan, lama berdiri, kepanasan, atau melihat darah.

    The Centers for Disease Control and Prevention (CDC) menjelaskan di situs webnya bahwa tidak jarang orang pingsan setelah vaksinasi. Para ilmuwan menyimpulkan bahwa perawat tersebut pingsan bukan diakibatkan bahan yang terkandung dalam vaksin, melainkan akibat rasa sakit yang ditimbulkan oleh suntikan.

    Dari penelusuran di atas, diketahui penyebab dari pingsannya perawat karena memiliki riwayat kondisi medis yang disebut ‘respon vagal’ yang reaktif. Pingsan saat proses vaksinasi merupakan hal yang biasa diakibatkan ketegangan, kecemasan atau rasa sakit. Sehingga status tersebut masuk kategori Konten yang Menyesatkan.

    Kesimpulan

    Hasil periksa fakta Rizqi Abdul Azis (Anggota Komisarian MAFINDO Universitas Pendidikan Indonesia).

    Bukan karena bahan dalam vaksin. Perawat mengatakan dirinya mempunyai riwayat medis yang menyebabkan dia mudah pingsan ketika menerima rangsangan seperti rasa sakit dan bukan karena bahan yang terkandung dalam vaksin.

    Rujukan

    • Mafindo
    • 1 media telah memverifikasi klaim ini

  • [SALAH] Kebijakan Lockdown dan Menjaga Jarak Merupakan Strategi untuk Mencegah Revolusi

    Sumber: instagram.com
    Tanggal publish: 20/12/2020

    Berita

    “Tidak banyak orang yang mengerti bahwa kebijakan “social distancing” ini tidak ada kaitannya dengan “keamanan”. Ini merupakan sebuah usaha untuk merusak hubungan antar-manusia yang merupakan elemen penting dalam kehidupan bermasyarakat. Strategi pecah belah mereka sangat jelas dan orang-orang masih saja (emotikon zombie)(emotikon zombie)”

    NARASI DALAM GAMBAR:
    “Bagaimana bibit-biti revolusi ditanamkan.
    Kita bertemu di tempat minum…
    Kita bertemu di restoran..
    Kita bertemu di Gereja.

    Apakah sekarang paham tentang strategi penyelesaiannya?”

    Hasil Cek Fakta

    Pengguna Instagram project_knowledge mengunggah sebuah foto (17/12) yang berisi tentang cara bibit-bibit revolusi pada zaman dahulu ditanamkan. Unggahan foto tersebut juga disertai dengan keterangan yang menyatakan bahwa kebijakan lockdown dan menjaga jarak yang diterapkan oleh pemerintah dunia di masa pandemi Covid-19 ini bukan merupakan usaha untuk menjaga keamanan dan keselamatan warga, melainkan merupakan strategi pemerintah untuk mencegah revolusi.

    Melansir dari who.int, kebijakan lockdown dan menjaga jarak merupakan cara paling efektif untuk menekan angka persebaran Covid-19. Hal ini dikarenakan virus penyebab Covid-19 ditularkan melalui percikan air liur yang berasal dari saluran pernapasan dan keluar melalui hidung atau mulut ketika seseorang yang terinfeksi Covid-19 batuk, bersin, maupun berbicara. Centers for Disease Control and Prevention (CDC) juga menegaskan pentingnya menjaga jarak untuk mengurangi resiko penularan Covid-19.

    Informasi dengan topik serupa juga pernah dimuat dalam situs Reuters dengan judul artikel ‘Fact check: Lockdowns and Social Distancing Measures Are Not A Ploy to Suppress Revolution’ dan mengategorikannya sebagai false.

    Dengan demikian, keterangan yang diunggah oleh pengguna Instagram project_knowledge tersebut dapat dikategorikan sebagai Konten yang Menyesatkan/Misleading Content.

    Kesimpulan

    Hasil Periksa Fakta Khairunnisa Andini (Universitas Diponegoro).

    Informasi yang salah. Faktanya, WHO dan CDC telah menegaskan bahwa kebijakan lockdown dan menjaga jarak merupakan cara yang paling efektif untuk menekan angka persebaran Covid-19. Hal ini disebabkan karena Covid-19 mudah tersebar melalui kontak jarak dekat antara satu orang dengan yang lain.

    Rujukan

    • Mafindo
    • 1 media telah memverifikasi klaim ini