“AU eee Dia bilang Cuma bi Vitamin itu ad kase suntik pa Jokowi..🤣🤣🤣🤣
Supya torang kata mo Suka VAKSIN.🤣🤣🤣🤣
BLUM STAWWW EE pokoknya jang suka au.
POLAGUI..🏃♀🏃♀🏃♀🏃♀🏃♂🏃♂🏃♂”
Vaksin Jokowi
Vitamin covid
Suntik vaksin presiden
[SALAH] Jokowi Bukan Disuntik Vaksin, Melainkan Suntik Vitamin
Sumber: facebook.comTanggal publish: 17/01/2021
Berita
Hasil Cek Fakta
Beredar informasi di media sosial yang menyebut Presiden Jokowi bukan menerima suntikan berisi vaksin, namun cairan vitamin B. Pada sumber lain disebutkan Jokowi disuntikan vitamin C ketika siaran langsung di media.
Dari hasil penelusuran, diketahui klaim tersebut tidak benar. Presiden Jokowi diberikan vaksin Covid-19 perdana di Istana Merdeka, Jakarta Pusat, pada Rabu 13 Januari 2021. Vaksinasi terhadap Jokowi merupakan simbolis dimulainya program vaksinasi Covid-19 di Indonesia.
Proses vaksinasi disiarkan secara langsung di kanal YouTube Sekretariat Presiden RI. Wakil Ketua Dokter Kepresidenan Abdul Muthalib yang menjadi vaksinator menunjukan vial dan kemasan vaksin Covid-19 merek Sinovac sebelum disuntikan pada Jokowi. Tampak vaksinator kembali memperlihatkan vial vaksin sebelum dibuka. Penampakan vial pun bisa terlihat secara dekat.
Setelahnya vaksinator mengatakan, Presiden Jokowi tak merasakan sakit apapun saat disuntik vaksin Covid-19 buatan Sinovac. Dia memastikan bahwa vaksin Covid-19 yang disuntikkan ke Jokowi adalah vaksin buatan perusahaan China, Sinovac. Muthalib bahkan sempat menunjukkan botol vaksin sebelum disuntikan ke masyarakat.
“Di mana tertulis nomor vaksin Sinovac, vaksin tetap sinovac,” ujarnya dilansir dari merdeka.com, 14 Januari 2021.
Dari penelusuran di atas klaim Jokowi disuntik vitamin tidak berdasar, karena tidak ada sumber relevan yang memberitakan hal tersebut. Sehingga, status tersebut masuk kategori Konten yang Mmenyesatkan.
Dari hasil penelusuran, diketahui klaim tersebut tidak benar. Presiden Jokowi diberikan vaksin Covid-19 perdana di Istana Merdeka, Jakarta Pusat, pada Rabu 13 Januari 2021. Vaksinasi terhadap Jokowi merupakan simbolis dimulainya program vaksinasi Covid-19 di Indonesia.
Proses vaksinasi disiarkan secara langsung di kanal YouTube Sekretariat Presiden RI. Wakil Ketua Dokter Kepresidenan Abdul Muthalib yang menjadi vaksinator menunjukan vial dan kemasan vaksin Covid-19 merek Sinovac sebelum disuntikan pada Jokowi. Tampak vaksinator kembali memperlihatkan vial vaksin sebelum dibuka. Penampakan vial pun bisa terlihat secara dekat.
Setelahnya vaksinator mengatakan, Presiden Jokowi tak merasakan sakit apapun saat disuntik vaksin Covid-19 buatan Sinovac. Dia memastikan bahwa vaksin Covid-19 yang disuntikkan ke Jokowi adalah vaksin buatan perusahaan China, Sinovac. Muthalib bahkan sempat menunjukkan botol vaksin sebelum disuntikan ke masyarakat.
“Di mana tertulis nomor vaksin Sinovac, vaksin tetap sinovac,” ujarnya dilansir dari merdeka.com, 14 Januari 2021.
Dari penelusuran di atas klaim Jokowi disuntik vitamin tidak berdasar, karena tidak ada sumber relevan yang memberitakan hal tersebut. Sehingga, status tersebut masuk kategori Konten yang Mmenyesatkan.
Kesimpulan
Hasil periksa fakta Rizqi Abdul Azis (Anggota Komisariat MAFINDO Universitas Pendidikan Indonesia).
Klaim tidak berdasar. Jokowi melakukan suntik vaksin disiarkan secara langsung dengan memperlihatkan kemasan vaksin Sinovac yang belum dibuka. Selain itu tidak ada pemberitaan media yang menyebut Jokowi disuntik vitamin.
Klaim tidak berdasar. Jokowi melakukan suntik vaksin disiarkan secara langsung dengan memperlihatkan kemasan vaksin Sinovac yang belum dibuka. Selain itu tidak ada pemberitaan media yang menyebut Jokowi disuntik vitamin.
Rujukan
- https://www.merdeka.com/cek-fakta/cek-fakta-tidak-benar-presiden-jokowi-disuntik-vitamin-b.html
- https://www.kompas.com/tren/read/2021/01/14/143400265/-hoaks-cairan-yang-disuntikkan-kepada-presiden-jokowi-bukan-vaksin-tetapi
- https://youtu.be/RNzzege1VdQ
- https://health.detik.com/berita-detikhealth/d-5331958/bukan-vitamin-ini-lho-vaksin-covid-19-yang-diterima-jokowi-hari-ini
[SALAH] “Cairan nya Masih Utuh Udah di Cabut Aaaja Mao Bohongin Rakyat Hadehhh”
Sumber: facebook.comTanggal publish: 17/01/2021
Berita
Akun Muji Hartati (fb.com/muji.hartati.1447) pada 15 Januari 2021 mengunggah sbeuah video dnegan narasi sebagai berikut:
“COBA PELOTOTI GUYS … CAIRAN VAKSIN MASIH UTUH”
Video itu memperlihatkan saat saat-saat Presiden Joko Widodo (Jokowi) disuntik vaksin dan terdapat tulisan “Cairan nya Masih Utuh Udah di Cabut Aaaja Mao Bohongin Rakyat Hadehhh”
Cairannya masih utuh udah dicabut aja
Vaksin preaiden masih utuh
"Cairan vaksin utuh"
Vaksin presiden harus diulang
Suntik vaksin presiden
hoaks cairannya masih utuh
“COBA PELOTOTI GUYS … CAIRAN VAKSIN MASIH UTUH”
Video itu memperlihatkan saat saat-saat Presiden Joko Widodo (Jokowi) disuntik vaksin dan terdapat tulisan “Cairan nya Masih Utuh Udah di Cabut Aaaja Mao Bohongin Rakyat Hadehhh”
Cairannya masih utuh udah dicabut aja
Vaksin preaiden masih utuh
"Cairan vaksin utuh"
Vaksin presiden harus diulang
Suntik vaksin presiden
hoaks cairannya masih utuh
Hasil Cek Fakta
Berdasarkan hasil penelusuran, klaim bahwa cairan vaksin yang disuntikkan ke Presiden Joko Widodo masih utuh saat dicabut adalah klaim yang keliru.
Faktanya, Ketua PB IDI dr Daeng Mohammad Faqih menegaskan bahwa penyuntikkan yang dilakukan oleh Prof Abdul Muthalib sudah benar. Sebab, iapun disuntik oleh orang yang sama. Prof.dr. Abdul Muthalib sendiri mengaku besyukur tidak ada halangan saat dirinya menyuntikan vaksin Covid-19 tersebut ke Presiden Jokowi.
Pernyataan Ketua PB IDI dr Daeng Mohammad Faqih ini menjawab opini dari dr. Taufiq Muhibbuddin Waly, Sp.PD, seorang dokter yang berasal dari Cirebon.
“Setelah melihat berkali-kali video itu dan berdiskusi dengan para dokter serta para perawat senior, maka saya menyimpulkan bahwa vaksinasi yang anda lakukan adalah gagal,” tulis dr Taufiq.
Alasannya, suntikan vaksin seharusnya menembus otot, atau dalam bahasa kedokteran disebut sebagai intramuskular dan dilakukan dengan tegak lurus 90 derajat. Menurut Taufiq, penyuntikkan vaksin Covid-19 ke tubuh presiden Joko Widodo tidak dilakukan dengan benar, maka vaksin tidak menembus otot dan tidak akan memiliki efek perlindungan.
Taufiq juga menyinggung risiko terjadinya Antibody Dependent Enhancement (ADE), kondisi di mana virus mati yang ada di dalam vaksin masuk ke jaringan tubuh lain dan menyebabkan masalah kesehatan.
Namun dr Daeng Mohammad Faqih mengatakan, tulisan tersebut merupakan suatu opini dari penulis dan bukan berdasarkan data serta kajian ilmiah.
“Itu opini karena yang pertama, yang bersangkutan tidak ada di tempat saat penyuntikkan. Jadi dia tidak tahu kondisi di sana,” tutur dr Daeng kepada Suara.com, Kamis (14/1/2021).
dr Daeng menegaskan bahwa penyuntikkan yang dilakukan oleh Prof Abdul Muthalib sudah benar. Sebab, iapun disuntik oleh orang yang sama.
“Kedua, kenapa saya bantah, saya juga disuntik oleh orang yang sama yang menyuntik presiden, masuk ke otot suntikannya,” tegas dr Daeng.
Terkait reaksi ADE yang bisa muncul usai vaksinasi virus Corona, lagi-lagi dibantah oleh dr Daeng. dr Daeng menjelaskan bahwa vaksin Sinovac sudah diuji klinis oleh PT Bio Farma dan peneliti dari Universitas Padjajaran. Dalam hasil penelitian yang dilaporkan ke BPOM, tidak ditemukan adanya reaksi tersebut.
“Maka sekali lagi saya tegaskan, itu hanya opini karena penulis tidak berdasarkan fakta dan uji klinis. Sehingga pendapat itu tidak boleh diikuti, tidak valid, dan tidak kredibel,” tambahnya.
Menurut dr Daeng, PB IDI telah berkoordinasi dengan IDI Cirebon sebagai organisasi profesi yang menaungi dr Taufiq Waly. Ke depannya, ia berharap dokter-dokter dapat mengeluarkan pendapat tentang vaksin berdasarkan data ilmiah dan hasil uji klinis.
Sementara itu, penyuntik vaksin Prof.dr. Abdul Muthalib mengaku sedikit gemetaran saat menyuntikan vaksin Covid-19 ke Presiden Joko Widodo (Jokowi). Pasalnya hal ini untuk pertama kalinya ia lakukan sepanjang karirnya di dunia kesehatan.
“Ya namanya menyuntik orang pertama di Indonesia, tentu ada perasaan itu juga. Tapi pada saat penyuntikan itu tidak masalah hanya penyuntikan saja gemetaran,” ujar Abdul Muthalib di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (13/1/2021).
Namun demikian, Abdul mengaku besyukur tidak ada halangan saat dirinya menyuntikan vaksin Covid-19 tersebut ke Presiden Jokowi. Presiden Jokowi juga tidak merasakan sakit pada saat disuntikan.
“Alhamdulilah saya berhasil menyuntikan vaksin ke Bapak Presiden. Bahkan tidak ada pendarahan sama sekali,” katanya.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) disuntikan vaksin Covid-19 pertama kali pada Rabu (13/1/2021). Penyuntikan vaksin Covid-19 ini dilakukan di Istana Merdeka.
Dilansir dari Medcom.id, dalam video penyuntikan yang disiarkan langsung, tampak jelas suntik itu menancap. Dari perhitungan Tim Cek Fakta Medcom, jarum suntik itu menancap di tubuh Presiden sekitar sembilan detik.
Faktanya, Ketua PB IDI dr Daeng Mohammad Faqih menegaskan bahwa penyuntikkan yang dilakukan oleh Prof Abdul Muthalib sudah benar. Sebab, iapun disuntik oleh orang yang sama. Prof.dr. Abdul Muthalib sendiri mengaku besyukur tidak ada halangan saat dirinya menyuntikan vaksin Covid-19 tersebut ke Presiden Jokowi.
Pernyataan Ketua PB IDI dr Daeng Mohammad Faqih ini menjawab opini dari dr. Taufiq Muhibbuddin Waly, Sp.PD, seorang dokter yang berasal dari Cirebon.
“Setelah melihat berkali-kali video itu dan berdiskusi dengan para dokter serta para perawat senior, maka saya menyimpulkan bahwa vaksinasi yang anda lakukan adalah gagal,” tulis dr Taufiq.
Alasannya, suntikan vaksin seharusnya menembus otot, atau dalam bahasa kedokteran disebut sebagai intramuskular dan dilakukan dengan tegak lurus 90 derajat. Menurut Taufiq, penyuntikkan vaksin Covid-19 ke tubuh presiden Joko Widodo tidak dilakukan dengan benar, maka vaksin tidak menembus otot dan tidak akan memiliki efek perlindungan.
Taufiq juga menyinggung risiko terjadinya Antibody Dependent Enhancement (ADE), kondisi di mana virus mati yang ada di dalam vaksin masuk ke jaringan tubuh lain dan menyebabkan masalah kesehatan.
Namun dr Daeng Mohammad Faqih mengatakan, tulisan tersebut merupakan suatu opini dari penulis dan bukan berdasarkan data serta kajian ilmiah.
“Itu opini karena yang pertama, yang bersangkutan tidak ada di tempat saat penyuntikkan. Jadi dia tidak tahu kondisi di sana,” tutur dr Daeng kepada Suara.com, Kamis (14/1/2021).
dr Daeng menegaskan bahwa penyuntikkan yang dilakukan oleh Prof Abdul Muthalib sudah benar. Sebab, iapun disuntik oleh orang yang sama.
“Kedua, kenapa saya bantah, saya juga disuntik oleh orang yang sama yang menyuntik presiden, masuk ke otot suntikannya,” tegas dr Daeng.
Terkait reaksi ADE yang bisa muncul usai vaksinasi virus Corona, lagi-lagi dibantah oleh dr Daeng. dr Daeng menjelaskan bahwa vaksin Sinovac sudah diuji klinis oleh PT Bio Farma dan peneliti dari Universitas Padjajaran. Dalam hasil penelitian yang dilaporkan ke BPOM, tidak ditemukan adanya reaksi tersebut.
“Maka sekali lagi saya tegaskan, itu hanya opini karena penulis tidak berdasarkan fakta dan uji klinis. Sehingga pendapat itu tidak boleh diikuti, tidak valid, dan tidak kredibel,” tambahnya.
Menurut dr Daeng, PB IDI telah berkoordinasi dengan IDI Cirebon sebagai organisasi profesi yang menaungi dr Taufiq Waly. Ke depannya, ia berharap dokter-dokter dapat mengeluarkan pendapat tentang vaksin berdasarkan data ilmiah dan hasil uji klinis.
Sementara itu, penyuntik vaksin Prof.dr. Abdul Muthalib mengaku sedikit gemetaran saat menyuntikan vaksin Covid-19 ke Presiden Joko Widodo (Jokowi). Pasalnya hal ini untuk pertama kalinya ia lakukan sepanjang karirnya di dunia kesehatan.
“Ya namanya menyuntik orang pertama di Indonesia, tentu ada perasaan itu juga. Tapi pada saat penyuntikan itu tidak masalah hanya penyuntikan saja gemetaran,” ujar Abdul Muthalib di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (13/1/2021).
Namun demikian, Abdul mengaku besyukur tidak ada halangan saat dirinya menyuntikan vaksin Covid-19 tersebut ke Presiden Jokowi. Presiden Jokowi juga tidak merasakan sakit pada saat disuntikan.
“Alhamdulilah saya berhasil menyuntikan vaksin ke Bapak Presiden. Bahkan tidak ada pendarahan sama sekali,” katanya.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) disuntikan vaksin Covid-19 pertama kali pada Rabu (13/1/2021). Penyuntikan vaksin Covid-19 ini dilakukan di Istana Merdeka.
Dilansir dari Medcom.id, dalam video penyuntikan yang disiarkan langsung, tampak jelas suntik itu menancap. Dari perhitungan Tim Cek Fakta Medcom, jarum suntik itu menancap di tubuh Presiden sekitar sembilan detik.
Kesimpulan
Ketua PB IDI dr Daeng Mohammad Faqih menegaskan bahwa penyuntikkan yang dilakukan oleh Prof Abdul Muthalib sudah benar. Sebab, iapun disuntik oleh orang yang sama. Prof.dr. Abdul Muthalib sendiri mengaku besyukur tidak ada halangan saat dirinya menyuntikan vaksin Covid-19 tersebut ke Presiden Jokowi.
Rujukan
- https://www.suara.com/health/2021/01/14/150238/dokter-dari-cirebon-sebut-vaksinasi-presiden-gagal-pb-idi-angkat-bicara
- https://www.jawapos.com/nasional/13/01/2021/nyuntik-vaksin-covid-19-ke-jokowi-prof-abdul-ngaku-gemetaran/
- https://www.medcom.id/telusur/cek-fakta/wkBWrX4K-cairan-vaksin-tidak-masuk-ke-tubuh-jokowi-ini-faktanya
- https://www.youtube.com/watch?v=RNzzege1VdQ&t=1881s
[SALAH] Potongan Video “Banjir Kalimantan Selatan #PrayForKalsel banyak sapi warga yang terhanyut”
Sumber: facebook.comTanggal publish: 17/01/2021
Berita
“Banjir Kalimantan Selatan – Pray For Kalsel #1
Banjir Kalimantan Selatan – #PrayForKalsel
banjir kalimantan selatan mengakibatkan kerugian yang besar diantaranya banyak sapi warga yang terhanyut terbawa arus banjir dan sedikit kisah yang mengharukan, terekam seorang polisi heroik yang menyelamatkan nenek yang terjebak banjir”.
Banjir Kalimantan Selatan – #PrayForKalsel
banjir kalimantan selatan mengakibatkan kerugian yang besar diantaranya banyak sapi warga yang terhanyut terbawa arus banjir dan sedikit kisah yang mengharukan, terekam seorang polisi heroik yang menyelamatkan nenek yang terjebak banjir”.
Hasil Cek Fakta
SUMBER membagikan potongan video peristiwa banjir di Meksiko dengan narasi yang menghubungkan dengan peristiwa banjir di Kalimatan Selatan yang menimbulkan kesimpulan yang keliru. Menara Pengawal @ 30 Juli 2020: “Video Viral: Sekelompok Sapi Perjuangan untuk Bertahan dari Arus Sungai yang deras akibat Badai Hanna. Meksiko: Hujan deras yang turun di beberapa wilayah negara telah menyebabkan serangkaian banjir. Di Compostela, Nayarit arusnya tumbuh sangat tinggi sehingga menyeret ternak. Akhirnya mereka bisa bertahan.
Berita Gambar @ 28 Juli 2020: “Berikut gambar luapan sungai Zacualpan di Nayarit yang menyeret ternak dari daerah tersebut setelah lewatnya “Hanna”.”
AFP: “Sebuah video ternak tersapu oleh air banjir telah dilihat ribuan kali di Twitter, Facebook dan YouTube bersama dengan klaim bahwa insiden tersebut terjadi di China pada Agustus 2020. Klaim tersebut salah; video tersebut sebelumnya telah beredar dalam laporan Juli 2020 tentang banjir parah di Meksiko selama Badai Hanna.”
NPR: “Saat Badai Hanna menghantam Samudra Atlantik akhir pekan ini, Texas dan Meksiko bersiap menghadapi bencana, tetapi Meksiko-lah yang menyaksikan kematian.”
tirto.id: “Banjir dengan skala dampak luas melanda wilayah Kalimantan Selatan pada pertengahan Januari 2021. Banjir di Kalsel tercatat merendam ribuan rumah pada 14 Januari 2021, demikian mengutip laporan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).”
======
Berita Gambar @ 28 Juli 2020: “Berikut gambar luapan sungai Zacualpan di Nayarit yang menyeret ternak dari daerah tersebut setelah lewatnya “Hanna”.”
AFP: “Sebuah video ternak tersapu oleh air banjir telah dilihat ribuan kali di Twitter, Facebook dan YouTube bersama dengan klaim bahwa insiden tersebut terjadi di China pada Agustus 2020. Klaim tersebut salah; video tersebut sebelumnya telah beredar dalam laporan Juli 2020 tentang banjir parah di Meksiko selama Badai Hanna.”
NPR: “Saat Badai Hanna menghantam Samudra Atlantik akhir pekan ini, Texas dan Meksiko bersiap menghadapi bencana, tetapi Meksiko-lah yang menyaksikan kematian.”
tirto.id: “Banjir dengan skala dampak luas melanda wilayah Kalimantan Selatan pada pertengahan Januari 2021. Banjir di Kalsel tercatat merendam ribuan rumah pada 14 Januari 2021, demikian mengutip laporan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).”
======
Kesimpulan
BUKAN di Kalimantan Selatan, video banjir di Meksiko yang sudah beredar sebelumnya pada Juli 2020 lalu.
Rujukan
- httpfirstdraftnews.org: “Berita palsu. Ini rumit.”
- http://bit.ly/2MxVN7S (Google Translate),
- http://bit.ly/2rhTadC. youtube.com: “Viral: Sekelompok Sapi Perjuangan Bertahan Melawan Arus Sungai Yang Lebat Akibat Badai Hannah” (Google Translate Chrome extension)
- https://bit.ly/3nTJXme /
- https://archive.md/h8601 (arsip cadangan). youtube.com: “Luapan Sungai Zacualpan di Nayarit menyeret ternak | Dari Pisa dan Run” (Google Translate Chrome extension)
- https://bit.ly/3ilbVpY /
- https://archive.md/Ys1Bt (arsip cadangan). afp.com: “Video ini telah beredar dalam laporan tentang banjir parah di Meksiko saat Badai Hanna”
- http://bit.ly/3oSgt9R (Google Translate) /
- http://bit.ly/35IWwus (arsip cadangan). npr.org: “Kematian Dan Orang Hilang Dilaporkan Dari Depresi Tropis Hanna Di Meksiko”
- http://bit.ly/3qm6NVa (Google Translate) /
- http://bit.ly/3qm6NVa (arsip cadangan). tirto.id: “Info Banjir Kalsel Terbaru 2021: Penyebab & Daftar Daerah Terendam”
- https://bit.ly/3oSSRlc /
- https://archive.md/vYFLi (arsip cadangan).
[SALAH] “LUPA SEMUANYA , SBY SEMAKIN PARAH KASIHAN! SBY JADI BEGINI”
Sumber: facebook.comTanggal publish: 17/01/2021
Berita
“LUPA SEMUANYA , SBY SEMAKIN PARAH
KASIHAN! SBY JADI BEGINI”
KASIHAN! SBY JADI BEGINI”
Hasil Cek Fakta
Akun Facebook Wenday Novi Susanto mengunggah beberapa gambar pada 14 Januari 2021. Dalam unggahan tersebut terdapat gambar hasil tangkapan layar yang memperlihatkan Susilo Bambang Yudhoyono menggunakan baju bermotif dan memakai bantal leher tengah terbaring di tempat tidur, dan ada 3 orang dengan baju hazmat atau APD lengkap sedang memeriksa kondisi SBY.
Berdasarkan hasil penelusuran, gambar tersebut adalah hasil suntingan/editan. Faktanya, foto SBY dalam gambar tersebut adalah foto lama ketika SBY dirawat di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Subroto 2018 lalu. Diketahui SBY dirawat di RSPAD karena kelelahan setelah melakukan kunjungan ke Pacitan dan Yogyakarta.
Salah satu artikel Kompas.com berjudul “Kondisinya Membaik, SBY Lanjutkan Rawat Jalan di Rumah” yang diunggah pada 19 Juli 2018 memuat foto ketika B.J Habibie menjenguk SBY di RSPAD. Sedangkan orang yang menggunakan baju APD ditemukan pada cover artikel Klikdokter.com berjudul “Waspada, Gejala Virus Corona Bisa Menetap Lebih Lama” pada 30 Juli 2020.
Dilansir dari Kompas.com, Ketua Dewan Kehormatan DPP Partai Demokrat Hinca Pandjaitan menegaskan, informasi pada gambar yang beredar adalah tidak benar.
“Hoax itu dan sudah kami bantah,” ujar Hinca saat dihubungi Kompas.com, Jumat (15/1/2021).
Sementara itu, melalui unggahan Twitter-nya, Wakil Sekertaris Jenderal Partai Demokrat, Ossy Dermawan menyatakan, informasi yang menyebut SBY tengah sakit parah adalah tidak benar. Ia menyebutkan, SBY saat ini dalam keadaan sehat dan berada di Cikeas.
“Beredar poster di WA Grup seolah-olah Bapak SBY sdg dirawat di RS dalam kondisi parah krn Covid-19. Saya pastikan bahwa poster ini adalah HOAX !! Alhamdulillah, Bapak SBY dlm keadaan sehat wal afiat di Cikeas. Sungguh keji & tidak bermoral orang yang membuat & menyebarkannya,” tulisnya.
Dengan demikian, klaim gambar yang diunggah oleh Akun Facebook Wenday Novi Susanto adalah tidak benar karena tidak sesuai fakta dan termasuk dalam kategori konten yang dimanipulasi.
Berdasarkan hasil penelusuran, gambar tersebut adalah hasil suntingan/editan. Faktanya, foto SBY dalam gambar tersebut adalah foto lama ketika SBY dirawat di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Subroto 2018 lalu. Diketahui SBY dirawat di RSPAD karena kelelahan setelah melakukan kunjungan ke Pacitan dan Yogyakarta.
Salah satu artikel Kompas.com berjudul “Kondisinya Membaik, SBY Lanjutkan Rawat Jalan di Rumah” yang diunggah pada 19 Juli 2018 memuat foto ketika B.J Habibie menjenguk SBY di RSPAD. Sedangkan orang yang menggunakan baju APD ditemukan pada cover artikel Klikdokter.com berjudul “Waspada, Gejala Virus Corona Bisa Menetap Lebih Lama” pada 30 Juli 2020.
Dilansir dari Kompas.com, Ketua Dewan Kehormatan DPP Partai Demokrat Hinca Pandjaitan menegaskan, informasi pada gambar yang beredar adalah tidak benar.
“Hoax itu dan sudah kami bantah,” ujar Hinca saat dihubungi Kompas.com, Jumat (15/1/2021).
Sementara itu, melalui unggahan Twitter-nya, Wakil Sekertaris Jenderal Partai Demokrat, Ossy Dermawan menyatakan, informasi yang menyebut SBY tengah sakit parah adalah tidak benar. Ia menyebutkan, SBY saat ini dalam keadaan sehat dan berada di Cikeas.
“Beredar poster di WA Grup seolah-olah Bapak SBY sdg dirawat di RS dalam kondisi parah krn Covid-19. Saya pastikan bahwa poster ini adalah HOAX !! Alhamdulillah, Bapak SBY dlm keadaan sehat wal afiat di Cikeas. Sungguh keji & tidak bermoral orang yang membuat & menyebarkannya,” tulisnya.
Dengan demikian, klaim gambar yang diunggah oleh Akun Facebook Wenday Novi Susanto adalah tidak benar karena tidak sesuai fakta dan termasuk dalam kategori konten yang dimanipulasi.
Kesimpulan
Hasil Periksa Fakta Konaah (Anggota Komisariat MAFINDO Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta).
Gambar hasil suntingan/editan. Faktanya, foto SBY dalam gambar tersebut adalah foto lama ketika SBY dirawat di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Subroto 2018 lalu. Ketua Dewan Kehormatan DPP Partai Demokrat Hinca Pandjaitan juga menegaskan, informasi pada gambar yang beredar adalah tidak benar.
Gambar hasil suntingan/editan. Faktanya, foto SBY dalam gambar tersebut adalah foto lama ketika SBY dirawat di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Subroto 2018 lalu. Ketua Dewan Kehormatan DPP Partai Demokrat Hinca Pandjaitan juga menegaskan, informasi pada gambar yang beredar adalah tidak benar.
Rujukan
- https://www.kompas.com/tren/read/2021/01/15/113000465/hoaks-sby-dirawat-di-rumah-sakit-dan-kondisi-parah?page=all#page2
- https://nasional.kompas.com/read/2018/07/19/19214571/kondisinya-membaik-sby-lanjutkan-rawat-jalan-di-rumah
- https://www.klikdokter.com/info-sehat/read/3642131/waspada-gejala-virus-corona-bisa-menetap-lebih-lama
Halaman: 5279/6775