• [SALAH] Para Mahasiswi di India Memakai Lungi Setelah Universitas Kerala Melarang Pemakaian Celana Jeans

    Sumber: twitter.com
    Tanggal publish: 01/11/2020

    Berita

    “College in Kerala banned jeans, girls came in lungis, college still thinking what to do next.”

    Terjemahan:
    “Universitas di Kerala melarang pemakaian celana jeans, para mahasiswa datang dengan lungi, pihak universitas masih berpikir apa yang akan dilakukan selanjutnya”

    Hasil Cek Fakta

    Akun Twitter @shahid_siddiqui (shahid siddiqui), menulis cuitan yang diunggah pada 28 Oktober 2020. Cuitan tersebut menyebarluaskan informasi bahwa tautan foto yang dilampirkan dalam cuitan tersebut merupakan aksi protes para mahasiswi di Universitas Kerala, India, karena dilarang mengenakan celana jeans. Cuitan tersebut telah dibagikan ulang sebanyak 735 kali. Selain itu, terdapat 5.652 orang yang telah menyukai cuitan tersebut, diikuti dengan 432 orang memberikan komentar.

    Berdasarkan hasil penelurusan, seperti yang dilansir di portal berita Chitramala, foto tersebut merupakan aksi yang dilakukan oleh wanita-wanita Indian di Amerika Serikat sebagai cara untuk mengekspresikan kecintaan mereka terhadap aktor India bernama Mahesh Babu. Filmnya yang berjudul “Srimanthudu” sempat masuk dalam box office Amerika Serikat. Selain itu, foto tersebut juga diambil pada 11 Agustus 2015. Klaim serupa juga dimuat dalam situs iQlik Movies.

    Informasi dengan topik serupa juga pernah dimuat di situs The Times of India dengan judul artikel “Fact check: did female students wear lungis after Kerala college banned jeans?” dan mengkategorikannya sebagai false.

    Dengan demikian, pernyataan yang ditulis oleh @ shahid_siddiqui tersebut dapat dikategorikan sebagai konteks yang salah, sebab akun tersebut telah memberikan narasi yang salah terhadap foto wanita mengenakan lungi di Amerika Serikat pada tahun 2015.

    Kesimpulan

    Hasil periksa fakta Evarizma Zahra (Universitas Diponegoro)

    Informasi tersebut salah. Faktanya, foto mahasiswi di India yang memakai lungi (sejenis sarung) tersebut diambil pada tahun 2015, bukan 2020. Serta dilakukan di Amerika Serikat untuk mendukung aktor India, Mahesh Babu, bukan sebagai aksi menentang Universitas Kerala.

    Rujukan

    • Mafindo
    • 1 media telah memverifikasi klaim ini

  • [SALAH] Prabowo Gugat Polri Soal Penangkapan Aktivis KAMI

    Sumber: youtube.com
    Tanggal publish: 03/11/2020

    Berita

    Youtube:

    “BERITA TERKINI ~ PRABOWO & KOMNAS HAM GUGAT POLRI SOAL KAMI | VIRAL HARI INI”

    Facebook:

    “ PENJILAT ITU PALING SETIA DENGAN PERINTAH MAJIKANNYA…”

    Hasil Cek Fakta

    Akun Youtube Jurnalis mengunggah video yang berjudul “BERITA TERKINI ~ PRABOWO & KOMNAS HAM GUGAT POLRI SOAL KAMI | VIRAL HARI INI” pada Jumat (30/10/20). Video berdurasi 12 menit itu diawali dengan pernyataan Prabowo Subianto yang meminta Polri bersikap netral dan tidak memihak.

    Video itupun ikut dibagikan oleh akun Facebook Roni Situmeang pada Minggu (01/11/20).

    Dari hasil penelusuran, video tersebut adalah pernyataan Prabowo terkait netralitas Polri menjelang Pilkada serentak 2018 yang disampaikan setelah bertemu Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan di rumah dinas Ketua MPR di kompleks Widya Chandra, Jakarta Selatan, Senin (25/6/18).

    Melansir dari beritasatu.com, dalam pidatonya Prabowo meminta Badan Intelijen Negara (BIN), TNI, dan Polri netral di pilkada dan pemilu. Pasalnya, tiga lembaga itu milik seluruh rakyat.

    “Janganlah lembaga yang begitu penting, institusi yang begitu menentukan kehidupan bangsa dan negara. Janganlah tadi disebut Ketua MPR (Zulkifli Hasan) menjadi hanya membela salah satu pihak,” kata Prabowo di rumah dinas Ketua MPR di Jalan Widya Chandra, Jakarta Selatan, Senin (25/6/18).

    Prabowo juga mengatakan, BIN, TNI, dan Polri adalah lembaga kebanggaan rakyat Indonesia sehingga dibutuhkan polisi, intelijen, serta tentara yang kuat dan hebat.

    Bedasar dari seluruh referensi, maka dapat disimpulkan bahwa klaim Prabowo menggugat Polri terkait penangkapan aktivis KAMI adalah tidak benar dan masuk ke dalam kategori konten yang salah.

    Kesimpulan

    Hasil Periksa Fakta Rizky Maulana (Universitas Bina Sarana Informatika).

    Faktanya, video tersebut adalah pernyataan Prabowo terkait netralitas Polri menjelang Pilkada serentak 2018 dan tidak ada kaitannya dengan penangkapan aktivis KAMI.

    Rujukan

    • Mafindo
    • 1 media telah memverifikasi klaim ini

  • [SALAH] Polisi Medan Tewas Ditembak

    Sumber: facebook.com
    Tanggal publish: 08/11/2020

    Berita

    “Seorang Anggota Polisi Satlantas resort Medan, yang bernama Ringgo Manurung, dengan pangkat Briptu, di temukan tewas di jalan tadi pagi Korban di tembak di bagian dada. Para pelaku di perkirakan 3 orang dengan mengendarai sepeda motor”

    Hasil Cek Fakta

    Melalui laman media sosial Facebook pemilik akun Ci Ling-ling membagikan sebuah kiriman yang menyertakan tangkapan layar portal berita CNN Indonesia dengan judul berita “Seorang Anggota Polisi Satlantas resort Medan, yang bernama Ringgo Manurung, dengan pangkat Briptu, di temukan tewas di jalan tadi pagi Korban di tembak di bagian dada. Para pelaku di perkirakan 3 orang dengan mengendarai sepeda motor”.

    Setelah dilakukan penelusuran lebih lanjut, diketahui foto yang digunakan pada postingan portal berita tersebut tidak pernah termuat dalam index pemberitaan m.cnnindonesia.com.Melansir dari suara.com polisi korban penembakan di Medan Aiptu Robinson Silaban sudah mulai membaik usai menjalani operasi di rumah sakit Bhayangkara Medan.

    Berdasarkan seluruh referensi yang ada klaim polisi Medan tewas ditembak termasuk hoaks dengan kategori konten yang dimanipulasi.

    Kesimpulan

    Hasil periksa fakta Erviana Hasan (Universitas Halu Oleo)

    Faktanya, pemberitaan tersebut sudah melalui penyuntingan dan tidak termuat dalam index pemberitaan m.cnnindonesia.com.

    Rujukan

    • Mafindo
    • 1 media telah memverifikasi klaim ini

  • [SALAH] 43 Ekor Buaya Lepas di Aliran Sungai Cisadane

    Sumber: whatsapp.com
    Tanggal publish: 08/11/2020

    Berita

    “Assalamu’alaikum wr wb,
    Himbauan untuk warga sekitar bantaran sungai Cisadane, untuk tidak beraktifitas di sekitaran bantaran kalo Cisadane, untuk yang mempunyai anak tolong di jaga Jagan sampai berenang di sungai,di karenakan sekira nya 43 ekor buaya lepas di aliran sungai Cisadane,sudah sampai Serpong Cisadane !!! Sekian Himbauan ini saya berikan..”

    Hasil Cek Fakta

    Beredar pesan berantai di Whatsapp tentang himbauan untuk warga bantaran sungai Cisadane untuk tidak beraktifitas di sekitar bantaran karena ada 43 ekor buaya yang lepas di aliran Sungai Cisadane.

    Setelah ditelusuri lebih lanjut, informasi tersebut diketahui tidak berdasar. Melansir dari detik.com Penyidik BKSDA Wilayah I Bogor Sudrajat memastikan informasi itu tidak valid. Sebab berdasarkan pemantauan pihaknya, tidak ada penangkaran buaya di wilayah Bogor.
    “Enggak ada itu (43 buaya terlepas dari penangkaran). Di Bogor enggak ada penangkaran buaya,” kata Sudrajat.

    Pernyataan serupa juga dituturkan oleh Walikota Tangerang Arief Rachadiono Wismansyah telah menanggapi hal tersebut lewat postingan di akun Instagram resminya.

    “43 buaya air yang di beritakan lepas ke Sungai Cisadane sudah di pastikan hoaks ya
    Terimakasih team @bpbdkotatangerang
    Yang sudah antisipasi dgn menyusuri sungai”

    Klarifikasi juga dituturkan oleh BPBD Kota Tangerang melalui media sosial Instagramnya, yang juga memperlihatkan video BPBD sedang menyusuri Sungai Cisadane. “Menurut berita media online sore ini (04/11/2020), Penyidik Kehutanan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Wilayah Bogor, mengatakan di Bogor tidak ada penangkaran buaya.”

    Lewat postingan Instagramnya, BPBD tetap mengimbau masyarakat untuk tetap waspada dan bila ada sesuatu hal di sungai tersebut bisa menghubungi 112 atau BPBD Kota Tangerang.

    Dengan demikian, informasi 43 ekor buaya lepas di Sungai Cisadane adalah tidak berdasar dan masuk dalam kategori konten palsu.

    Kesimpulan

    Hasil Periksa Fakta Luthfiyah Oktari Jasmien (Institut Agama Islam Negeri Surakarta).

    Informasi tersebut tidak benar. Penyidik Kehutanan BKSDA mengatakan di Bogor tidak ada penangkaran buaya. Klarifikasi juga disampaikan oleh Walikota Tangerang Arief Rachadiono Wismansyah yang menyatakan informasi tersebut hoaks.

    Rujukan

    • Mafindo
    • 1 media telah memverifikasi klaim ini