Beredar informasi melalui aplikasi percakapan Whatsapp yang berisi klaim sebagai berikut:
“Info Terkini : kudus sudah ada 2 org pasien Virus corona… Skrg di rawat di Ruang Isolasi RSUD kudus… Mohon tmn2 jauhi tempat keramaian sperti Cafe… & Mall. TKI dari korsel Suami -Istri . Orng Besito -Gebog.NB. Sumber Berita dari slh satu pegawai RS.”
Kudus meledak covid19
Kota kudus
Kudus zona merah COVID - 19
[SALAH] “Info Terkini : kudus sudah ada 2 org pasien Virus corona”
Sumber: whatsapp.comTanggal publish: 12/03/2020
Berita
Hasil Cek Fakta
Hasil pemeriksaan warga Kudus berinisial A, yang dirawat di ruang isolasi RSUD Dr Loekmonohadi Kudus dinyatakan negatif virus corona.
Direktur RSUD Loekmonohadi Kudus (tengah) dr Abdul Aziz Achyar memberi keterangan hasil uji laboratoris pasien yang sebelumnya dinyatakan Suspect COVID-19 di RSUD Loekmonohadi, Kudus, Jawa Tengah, Kamis (9/3/2020).
Dokter Aziz menyatakan berdasar hasil uji laboratoris Balitbangkes Kemenkes RI menyatakan bahwa pasien yang sebelumnya diduga suspect COVID-19 sepulang dari Korea Selatan pada 28 Februari 2020 dan sempat dirawat di ruang isolasi selama sepekan itu negatif Corona sehingga diperbolehkan pulang.
Plt Bupati Kabupaten Kudus, HM Hartopo menjelaskan, telah mendapatkan hasil pemeriksaan dari Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) Jakarta pada hari Rabu (11/3/2020) kemarin.
“Dari sampel lendir yang dikirimkan ke Litbangkes Jakarta, hasilnya pasien negatif dari virus corona,” jelas dia, saat Jumpa Pers, Kamis (12/3/2020).
Dia menjelaskan, pasien pada Kamis ini, sudah bisa keluar dari ruang isolasi dan kembali pulang ke rumahnya.
Pihaknya juga tidak akan mengenakan tarif kepada pasien karena semua biaya akan ditanggung negara.
“Pasien sekarang sudah bisa pulang, tidak perlu khawatir. Kemungkinan peradangan paru yang terjadi tersebut karena bronchitis, bukan virus corona,” ujar dia.
Pihaknya tetap melakukan antisipasi agar warga masyarakat yang memiliki riwayat perjalanan dari luar negeri dan mengalami sakit batuk serta demam dapat memeriksakan kesehatannya.
Direktur RSUD Loekmonohadi Kudus (tengah) dr Abdul Aziz Achyar memberi keterangan hasil uji laboratoris pasien yang sebelumnya dinyatakan Suspect COVID-19 di RSUD Loekmonohadi, Kudus, Jawa Tengah, Kamis (9/3/2020).
Dokter Aziz menyatakan berdasar hasil uji laboratoris Balitbangkes Kemenkes RI menyatakan bahwa pasien yang sebelumnya diduga suspect COVID-19 sepulang dari Korea Selatan pada 28 Februari 2020 dan sempat dirawat di ruang isolasi selama sepekan itu negatif Corona sehingga diperbolehkan pulang.
Plt Bupati Kabupaten Kudus, HM Hartopo menjelaskan, telah mendapatkan hasil pemeriksaan dari Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) Jakarta pada hari Rabu (11/3/2020) kemarin.
“Dari sampel lendir yang dikirimkan ke Litbangkes Jakarta, hasilnya pasien negatif dari virus corona,” jelas dia, saat Jumpa Pers, Kamis (12/3/2020).
Dia menjelaskan, pasien pada Kamis ini, sudah bisa keluar dari ruang isolasi dan kembali pulang ke rumahnya.
Pihaknya juga tidak akan mengenakan tarif kepada pasien karena semua biaya akan ditanggung negara.
“Pasien sekarang sudah bisa pulang, tidak perlu khawatir. Kemungkinan peradangan paru yang terjadi tersebut karena bronchitis, bukan virus corona,” ujar dia.
Pihaknya tetap melakukan antisipasi agar warga masyarakat yang memiliki riwayat perjalanan dari luar negeri dan mengalami sakit batuk serta demam dapat memeriksakan kesehatannya.
Kesimpulan
Direktur RSUD Loekmonohadi Kudus dr Abdul Aziz Achyar menyatakan berdasar hasil uji laboratoris Balitbangkes Kemenkes RI menyatakan bahwa pasien itu negatif Corona sehingga diperbolehkan pulang.
Rujukan
[SALAH] “Bentuk virus corona setelah diperbesar 2600x”
Sumber: facebook.comTanggal publish: 12/03/2020
Berita
Akun Ashari Helmy (fb.com/ashari.helmy) membagikan sebuah video Youtube yang berisi video berdurasi 2 menit 1 detik dan berjudul dalam bahasa Arab, yang terjemahan bahasa Indonesianya adalah: “Lihat wabah virus corona setelah diperbesar 2.600 kali dan bagaimana cara membasminya.”
Hasil Cek Fakta
Berdasarkan hasil penelusuran Tim Periksa Fakta AFP, faktanya foto di video itu ukan bentuk virus corona. Foto di video itu sebenarnya menunjukkan tampilan kumbang kecil yang berasal dari keluarga besar Curculionoidea.
Pencarian gambar terbalik di Google menggunakan gambar makhluk di foto itu menemukan bahwa foto itu pertama kali diunggah pada tanggal 26 Februari 2020 oleh akun Twitter website berbahasa Arab, eheliosworld.com.
Cuitan berbahasa Inggris pada foto itu jika diterjemahkan ke bahasa Indonesia artinya: “Kumbang kecil berasal dari keluarga besar Curculionoidea. Kumbang jenis ini sangat kecil, berukuran lebih kecil dari 6 milimeter (4 inci) dan bersifat herbivora, gemar memakan tepung, gandum, barley dan sereal sarapan.”
Kumbang bukan termasuk jenis virus. Menurut artikel Encyclopaedia Britannica, kumbang kecil adalah sejenis serangga dari keluarga Curculionidae.
Video dari situs foto Shutterstock, menampilkan seekor kumbang yang mirip seperti di unggahan yang menyesatkan. Keterangan kedua video Shutterstock tersebut, diterjemahkan dari bahasa Inggris ke bahasa Indonesia, artinya: “Kumbang tropis dari Amazon Ekuador, tampilan dekat.”
Pencarian gambar terbalik di Google menggunakan gambar makhluk di foto itu menemukan bahwa foto itu pertama kali diunggah pada tanggal 26 Februari 2020 oleh akun Twitter website berbahasa Arab, eheliosworld.com.
Cuitan berbahasa Inggris pada foto itu jika diterjemahkan ke bahasa Indonesia artinya: “Kumbang kecil berasal dari keluarga besar Curculionoidea. Kumbang jenis ini sangat kecil, berukuran lebih kecil dari 6 milimeter (4 inci) dan bersifat herbivora, gemar memakan tepung, gandum, barley dan sereal sarapan.”
Kumbang bukan termasuk jenis virus. Menurut artikel Encyclopaedia Britannica, kumbang kecil adalah sejenis serangga dari keluarga Curculionidae.
Video dari situs foto Shutterstock, menampilkan seekor kumbang yang mirip seperti di unggahan yang menyesatkan. Keterangan kedua video Shutterstock tersebut, diterjemahkan dari bahasa Inggris ke bahasa Indonesia, artinya: “Kumbang tropis dari Amazon Ekuador, tampilan dekat.”
Kesimpulan
Bukan bentuk virus corona. Foto di video itu sebenarnya menunjukkan tampilan kumbang kecil yang berasal dari keluarga besar Curculionoidea.
Rujukan
[SALAH] Kota Serang Berlakukan PSBB Terhitung Sejak 23 April 2020
Sumber: whatsapp.comTanggal publish: 25/04/2020
Berita
Sebuah pesan berantai Whatsapp beredar di kalangan masyarakat Kota Serang, Banten. Dalam narasi yang beredar, disebutkan bahwa Kota Serang akan mulai berlakukan status Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) terhitung sejak 23 April 2020. Dengan Narasi :
Assalamualaikum menginformasikan pelaksanaan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) akan mulai pada Hari Rabu tgl 23 April 2020
Pos Cek Point
1. Terminal Kepandean
2. Taktakan
3. Tol Serang Timur
4. Terminal Pakupatan
5. Pombensin Kalodran
6. Sawah Luhur
7. /4tan Boru
8. Palima
Terima kasih
Taati himbauan pemerintah demi keselamatan bersama..
Ayo kita bisa memerangi covid19 ini dgn cara *pakai Masker, Biasakan cuci
tangan, sosial distansi dan Lockdown*
Assalamualaikum menginformasikan pelaksanaan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) akan mulai pada Hari Rabu tgl 23 April 2020
Pos Cek Point
1. Terminal Kepandean
2. Taktakan
3. Tol Serang Timur
4. Terminal Pakupatan
5. Pombensin Kalodran
6. Sawah Luhur
7. /4tan Boru
8. Palima
Terima kasih
Taati himbauan pemerintah demi keselamatan bersama..
Ayo kita bisa memerangi covid19 ini dgn cara *pakai Masker, Biasakan cuci
tangan, sosial distansi dan Lockdown*
Hasil Cek Fakta
Namun informasi tersebut belakangan diketahui tidak tepat, lantaran Kota Serang sendiri belum menerapkan status PSBB. Melansir dari radarbanten.co.id, Juru Bicara Gugus Tugas Covid-19 Kota Serang, Hari Pamungkas secara tegas menjelaskan bahwa informasi tersebut tidak benar.
“Itu hoax, sudah distempel di akun Instagram @slawbro. Tapi kita menetapkan check point. Berdasarkan hasil evaluasi Gugus Tugas Covid-19 kita membuat delapan pos di wilayah Kota Serang dan efektifnya per hari ini,” jelas Hari.
Senada dengan Hari, pernyataan serupa juga dilontarkan oleh Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Serang, Maman Lutfi. Maman menjelaskan jika informasi yang beredar terkait dengan diberlakukannya status PSBB di Kota Serang adalah tidak benar. Saat ini Pemerintah Kota (Pemkot) Serang menyiapkan check point bagi yang keluar masuk Kota Serang.
“Itu hoaks. Jika PSBB prosesnya Panjang,” jelasnya.
“Itu hoax, sudah distempel di akun Instagram @slawbro. Tapi kita menetapkan check point. Berdasarkan hasil evaluasi Gugus Tugas Covid-19 kita membuat delapan pos di wilayah Kota Serang dan efektifnya per hari ini,” jelas Hari.
Senada dengan Hari, pernyataan serupa juga dilontarkan oleh Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Serang, Maman Lutfi. Maman menjelaskan jika informasi yang beredar terkait dengan diberlakukannya status PSBB di Kota Serang adalah tidak benar. Saat ini Pemerintah Kota (Pemkot) Serang menyiapkan check point bagi yang keluar masuk Kota Serang.
“Itu hoaks. Jika PSBB prosesnya Panjang,” jelasnya.
Kesimpulan
Melalui pesan berantai Whatsapp, beredar narasi bahwa wilayah Serang Banten akan berlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang dimulai pada 23 April 2020. Namun hal tersebut diketahui tidak sesuai dengan fakta setelah Juru Bicara Gugus Tugas Covid-19 dan Kepala Dinas Perhubungan Kota Serang.
Rujukan
- https://www.radarbanten.co.id/psbb-di-kota-serang-mulai-23-april-ini-faktanya/
- https://www.kominfo.go.id/content/detail/26042/hoaks-pesan-berantai-psbb-di-kota-serang-mulai-23-april-2020/0/laporan_isu_hoaks
- https://cirebon.pikiran-rakyat.com/cek-fakta/pr-04371186/cek-fakta-beredar-kabar-kota-serang-berlakukan-psbb-mulai-23-april-2020-simak-faktanya?page=2
[SALAH] “Corona mengganas sudah 25 pasien di Bali wafat”
Sumber: twitter.comTanggal publish: 12/03/2020
Berita
“Kita sedih serangan virus Corona mengganas sudah 25 pasien di Bali wafat.. Fak. Farmasi Univ. Ibnu Chaldun akan mlkkn kampanye pencegahan serangan virus Corona di 5 wilayah DKI. Kampanye pertama di Johar Baru 28 Maret 2020. Saat ini sdg koordinasi di DKI.”
Hasil Cek Fakta
SUMBER membagikan artikel dengan judul “Pasien Corona Kasus 25 Meninggal Dunia di RSUP Sanglah Bali” menjadi “sudah 25 pasien di Bali wafat”. Penyebutan pasien URUTAN ke 25 menjadi pasien SEBANYAK 25 menimbulkan kesimpulan yang salah.
detikNews: “Pasien positif virus Corona kasus 25 ternyata meninggal di Bali. Warga negara asing perempuan berusia 53 tahun itu sempat dirawat di RSUP Sanglah, Denpasar.
WNA ini baru empat hari lalu masuk wilayah Indonesia. Dia juga memiliki komplikasi penyakit, yaitu hipertensi, hipertiroid, diabetes, dan Chronic Obstructive Pulmonary Disease (COPD).”
detikNews: “Pasien positif virus Corona kasus 25 ternyata meninggal di Bali. Warga negara asing perempuan berusia 53 tahun itu sempat dirawat di RSUP Sanglah, Denpasar.
WNA ini baru empat hari lalu masuk wilayah Indonesia. Dia juga memiliki komplikasi penyakit, yaitu hipertensi, hipertiroid, diabetes, dan Chronic Obstructive Pulmonary Disease (COPD).”
Kesimpulan
BUKAN “25 pasien”, judul artikel yang dibagikan: “Kasus 25”. Pasien URUTAN ke 25, BUKAN pasien SEBANYAK 25.
Rujukan
Halaman: 5514/6690