Polri telah memastikan bahwa ledakan di Polrestabes Medan merupakan aksi bom bunuh diri yang dilakukan oleh seorang pria yang bernama Rabbial Muslim Nasution. Saat itu, Rabbial mengenakan jaket pengemudi ojol Grab. Namun, ia sudah tidak menjadi mitra Grab sejak 2018.
Akun Helmi Chikal (fb.com/helmi.alhabsyi.7583) menunggah beberapa gambar dengan narasi :
“Ternyata memang benar tuduhan saya, pasti ada yg naruh bom sama tukang gojek agar islam pun di sudutkan di tuduh teroris, smoga husnul khatimah…”
Salah satu gambar adalah tangkapan layar sebuah pesan WhatsApp yang berisi bahwa bom yang meledak tersebut adalah pesanan pengantaran paket ke Polrestabes Medan yang diterima oleh pengemudi ojol.
Narasinya : “Afwan, info bukan bom bunuh diri akh, tapi driver gojek dapat orderan barang ke Poltabes. Qadarullah sampe sana barang yang dibawa meledak, jadi bukan driver gojek yang bunuh diri, tapi driver gojek yang jadi korban. Afwan, ana hanya meluruskan, agar tidak terjadi fitnah karena menyangkut pribadi seseorang.”
Selain gambar tangkapan layar itu, akun Helmi juga mengunggah dua foto yang diklaimnya sebagai pengemudi ojol yang menjadi korban.
[SALAH] Pasti ada yang naruh bom sama tukang gojek agar Islam pun di sudutkan di tuduh teroris
Sumber: Sosial MediaTanggal publish: 18/11/2019
Berita
Hasil Cek Fakta
PENJELASAN
Tim CekFakta Tempo menelusuri arsip pemberitaan Tempo dan media arus utama lainnya untuk memeriksa klaim bahwa bom yang meledak di Polrestabes Medan merupakan paket yang dikirim dengan jasa ojol.
Menurut tayangan berita KompasTV, Polri telah memastikan bahwa ledakan di Polrestabes Medan merupakan aksi bom bunuh diri yang dilakukan oleh seorang pria yang bernama Rabbial Muslim Nasution. Rabbial beralamat di Jalan Jangka, Kelurahan Sei Putih barat, Medan Petisah, Medan.
Dalam rekaman CCTV yang dirilis oleh polisi, Rabbial yang mengenakan jaket pengemudi ojol terlihat menjauh dari kerumunan orang sebelum ia meledakkan diri di dekat deretan kendaraan polisi yang terparkir.
Kepala Badan Intelijen Strategis (BAIS) TNI, Soleman Ponto, mengatakan aksi Rabbial itu memang menyasar polisi. “Dia bekerja sendiri. Jadi istilahnya lonewolf. Dia sudah bisa merakit, dia merasa sudah bagus, hebat. Kemudian, selama ini, dia melihat temannya ditangkap polisi, ‘Kalau gitu saya harus menyerang mereka’,” kata Soleman dalam arsip pemberitaan Tempo pada 13 November 2019.
Pelaku bom bunuh diri lonewolf seperti Rabbial, menurut Soleman, memiliki ciri khas tertentu. “Mereka ini kan menyendiri, sangat terlihat dari bagaimana dia masuk meninggalkan kerumunan orang yang mengurus SKCK (Surat Keterangan Catatan Kepolisian) menuju ke truk,” ujarnya.
Usai kejadian itu, polisi menangkap istri Rabbial yang berinisial DA. DA ditangkap ketika Tim Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror menggeledah rumah Rabbial. Kepala Biro Penerangan Masyarakat Polri Brigadir Jenderal Dedi Prasetyo mengatakan, dari hasil pemeriksaan, DA diduga terpapar paham radikalisme terlebih dulu sebelum sang suami.
“DA ini aktif di media sosial dan secara fisik juga rajin berkomunikasi dengan seorang narapidana teroris atas nama I yang saat ini sedang menjalani hukuman di LP (Lembaga Pemasyarakatan),” kata Dedi di Mako Brimob Polri, Kelapa Dua, Depok, pada Kamis, 14 November 2019.
DA, kata Dedi, juga rutin mengunjungi I. Bahkan, keduanya sudah berencana untuk melakukan aksi di Bali. Kendati demikian, rencana tersebut masih didalami oleh Densus 88.
Apakah pelaku adalah driver ojol?
Dikutip dari situs Detik.com, berdasarkan pengusutan Satuan Tugas (Satgas) Grab di Medan, Rabbial adalah mantan pengemudi ojol Grab. Menurut Ketua Garda Regional Sumatera Utara, Joko Pitoyo, Rabbial sudah putus mitra dengan Grab sejak 2018.
“Informasi yang kami dapat dari Satgas Grab di Medan, pelaku sudah putus mitra dari Grab sejak November 2018. Di Gojek, beliau tidak pernah terdaftar,” kata Joko pada 13 November 2019.
Menurut tetangga Rabbial, Maya, pria itu sehari-hari berjualan bakso bakar. Ia juga aktif dalam kegiatan keagamaan. “Dia jualan bakso bakar. Kami dengar sering ke Marelan (kecamatan di Medan). Akhir-akhir ini jarang di rumah. Dia juga aktif kegiatan keagamaan,” kata Maya kepada Tempo pada 13 November 2019.
Sementara menurut Kepala Biro Penerangan Masyarakat Polri Brigadir Jenderal Dedi Prasetyo, Rabbial datang ke Polrestabes Medan bukan untuk mengantar barang. Dia berujar petugas yang berjaga di pos pengamanan Polrestabes Medan sempat memeriksa Rabbial. “Petugas tanyakan apa keperluannya, pelaku mengaku akan membuat SKCK,” kata Dedi di Mabes Polri, Jakarta Selatan, pada 13 November 2019.
Saat itu, petugas juga menggeledah tas yang dibawa Rabbial, tapi hanya menemukan sebuah buku. Rabbial pun diminta melepas jaket, tapi ia malah bergeser ke arah kerumunan orang. Bom itu, kata Dedi, meledak 30-40 meter dari pos pengamanan. Saat itu, Rabbial belum sampai di tempat pembuatan SKCK.
Polisi masih mendalami jenis bom yang digunakan dalam aksi bom bunuh diri di Polrestabes Medan. Terduga pelaku, Rabbial Muslim Nasution, diduga melilitkan bom itu di tubuhnya.
Tim CekFakta Tempo menelusuri arsip pemberitaan Tempo dan media arus utama lainnya untuk memeriksa klaim bahwa bom yang meledak di Polrestabes Medan merupakan paket yang dikirim dengan jasa ojol.
Menurut tayangan berita KompasTV, Polri telah memastikan bahwa ledakan di Polrestabes Medan merupakan aksi bom bunuh diri yang dilakukan oleh seorang pria yang bernama Rabbial Muslim Nasution. Rabbial beralamat di Jalan Jangka, Kelurahan Sei Putih barat, Medan Petisah, Medan.
Dalam rekaman CCTV yang dirilis oleh polisi, Rabbial yang mengenakan jaket pengemudi ojol terlihat menjauh dari kerumunan orang sebelum ia meledakkan diri di dekat deretan kendaraan polisi yang terparkir.
Kepala Badan Intelijen Strategis (BAIS) TNI, Soleman Ponto, mengatakan aksi Rabbial itu memang menyasar polisi. “Dia bekerja sendiri. Jadi istilahnya lonewolf. Dia sudah bisa merakit, dia merasa sudah bagus, hebat. Kemudian, selama ini, dia melihat temannya ditangkap polisi, ‘Kalau gitu saya harus menyerang mereka’,” kata Soleman dalam arsip pemberitaan Tempo pada 13 November 2019.
Pelaku bom bunuh diri lonewolf seperti Rabbial, menurut Soleman, memiliki ciri khas tertentu. “Mereka ini kan menyendiri, sangat terlihat dari bagaimana dia masuk meninggalkan kerumunan orang yang mengurus SKCK (Surat Keterangan Catatan Kepolisian) menuju ke truk,” ujarnya.
Usai kejadian itu, polisi menangkap istri Rabbial yang berinisial DA. DA ditangkap ketika Tim Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror menggeledah rumah Rabbial. Kepala Biro Penerangan Masyarakat Polri Brigadir Jenderal Dedi Prasetyo mengatakan, dari hasil pemeriksaan, DA diduga terpapar paham radikalisme terlebih dulu sebelum sang suami.
“DA ini aktif di media sosial dan secara fisik juga rajin berkomunikasi dengan seorang narapidana teroris atas nama I yang saat ini sedang menjalani hukuman di LP (Lembaga Pemasyarakatan),” kata Dedi di Mako Brimob Polri, Kelapa Dua, Depok, pada Kamis, 14 November 2019.
DA, kata Dedi, juga rutin mengunjungi I. Bahkan, keduanya sudah berencana untuk melakukan aksi di Bali. Kendati demikian, rencana tersebut masih didalami oleh Densus 88.
Apakah pelaku adalah driver ojol?
Dikutip dari situs Detik.com, berdasarkan pengusutan Satuan Tugas (Satgas) Grab di Medan, Rabbial adalah mantan pengemudi ojol Grab. Menurut Ketua Garda Regional Sumatera Utara, Joko Pitoyo, Rabbial sudah putus mitra dengan Grab sejak 2018.
“Informasi yang kami dapat dari Satgas Grab di Medan, pelaku sudah putus mitra dari Grab sejak November 2018. Di Gojek, beliau tidak pernah terdaftar,” kata Joko pada 13 November 2019.
Menurut tetangga Rabbial, Maya, pria itu sehari-hari berjualan bakso bakar. Ia juga aktif dalam kegiatan keagamaan. “Dia jualan bakso bakar. Kami dengar sering ke Marelan (kecamatan di Medan). Akhir-akhir ini jarang di rumah. Dia juga aktif kegiatan keagamaan,” kata Maya kepada Tempo pada 13 November 2019.
Sementara menurut Kepala Biro Penerangan Masyarakat Polri Brigadir Jenderal Dedi Prasetyo, Rabbial datang ke Polrestabes Medan bukan untuk mengantar barang. Dia berujar petugas yang berjaga di pos pengamanan Polrestabes Medan sempat memeriksa Rabbial. “Petugas tanyakan apa keperluannya, pelaku mengaku akan membuat SKCK,” kata Dedi di Mabes Polri, Jakarta Selatan, pada 13 November 2019.
Saat itu, petugas juga menggeledah tas yang dibawa Rabbial, tapi hanya menemukan sebuah buku. Rabbial pun diminta melepas jaket, tapi ia malah bergeser ke arah kerumunan orang. Bom itu, kata Dedi, meledak 30-40 meter dari pos pengamanan. Saat itu, Rabbial belum sampai di tempat pembuatan SKCK.
Polisi masih mendalami jenis bom yang digunakan dalam aksi bom bunuh diri di Polrestabes Medan. Terduga pelaku, Rabbial Muslim Nasution, diduga melilitkan bom itu di tubuhnya.
Rujukan
- https://turnbackhoax.id/2019/11/14/salah-pasti-ada-yang-naruh-bom-sama-tukang-gojek-agar-islam-pun-di-sudutkan-di-tuduh-teroris/
- https://cekfakta.tempo.co/fakta/478/fakta-atau-hoaks-benarkah-bom-yang-meledak-di-medan-adalah-paket-yang-dikirim-dengan-jasa-ojol
- https://www.youtube.com/watch?v=1JiVn4q6GRc
- https://news.detik.com/berita/d-4783093/fakta-terkini-bom-bunuh-diri-di-mapolrestabes-medan?single=1
- https://www.tempo.co/abc/4963/pelaku-bom-bunuh-diri-di-medan-disebut-tak-punya-tujuan-politik
- https://nasional.tempo.co/read/1272102/istri-bomber-polrestabes-medan-komunikasi-dengan-napi-teroris
- https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-4783145/pakai-atribut-ojol-pelaku-bom-bunuh-diri-di-medan-eks-driver-grab
- https://nasional.tempo.co/read/1271760/bomber-polrestabes-medan-dikenal-sebagai-penjual-bakso-bakar
- https://nasional.tempo.co/read/1271670/polri-pelaku-bom-di-polrestabes-medan-mengaku-ingin-bikin-skck
[SALAH] Foto Sandiaga Uno membawa dokumen “SEJARAH HITAM DKI”
Sumber: Sosial MediaTanggal publish: 18/11/2019
Berita
Gambar suntingan. Foto aslinya, kertas yang dibawa Sandiaga adalah tanda terima Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) di gedung KPK, Jakarta, Selasa, 14 Agustus 2018. LHKPN merupakan salah satu syarat untuk verifikasi KPU sebagai calon peserta pilpres 2019.
Akun Longgar Longgar (fb.com/nusa.nusa.7146) mengunggah sebuah gambar yang menampilkan mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno dengan narasi :
“cebong selalu Mencemooh Pak Anies, tp dia Lùpa Jakarta pernah punya Gubernur Yang memiliki Sejarah Hitam.”
Di gambar, terdapat kertas yang dipegang oleh Sandiaga dengan narasi;
“SEJARAH HITAM DKI
Pernah punya Gubernur yg Istrinya selingkuh selama 7 tahun.
Bahkan Gubernur tersebut pernah di penjara selama 2 tahun”
dan “YG JELAS BUKAN MR. TUKUL”
Akun Longgar Longgar (fb.com/nusa.nusa.7146) mengunggah sebuah gambar yang menampilkan mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno dengan narasi :
“cebong selalu Mencemooh Pak Anies, tp dia Lùpa Jakarta pernah punya Gubernur Yang memiliki Sejarah Hitam.”
Di gambar, terdapat kertas yang dipegang oleh Sandiaga dengan narasi;
“SEJARAH HITAM DKI
Pernah punya Gubernur yg Istrinya selingkuh selama 7 tahun.
Bahkan Gubernur tersebut pernah di penjara selama 2 tahun”
dan “YG JELAS BUKAN MR. TUKUL”
Hasil Cek Fakta
PENJELASAN
foto Sandi yang seolah sedang membawa kertas bertuliskan “Sejarah Hitam DKI” merupakan hasil editan. Foto itu diambi oleh juru foto ANTARA bernama Sigid Kurniawan.
Foto yang diambil di depan gedung KPK, Selasa 14 Agustus 2018 itu, salah satunya tayang di Tempo.co dengan artikel berjudul “Triliunan, Ini Angka Kekayaan Sandiaga Uno dan Prabowo Subianto”.
Foto aslinya, kertas yang dibawa Sandi tidak bertuliskan “Sejarah Hitam DKI”, melainkan berisi tanda terima Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN). Saat itu, Sandi maju sebagai bakal calon wakil presiden.
Foto itu berisi keterangan bertuliskan:
Bakal calon wakil presiden dalam pilpres 2019, Sandiaga Uno (kanan), menunjukkan tanda terima laporan harta kekayaan penyelenggara negara di gedung KPK, Jakarta, Selasa, 14 Agustus 2018. LHKPN merupakan salah satu syarat untuk verifikasi KPU sebagai calon peserta pilpres 2019. ANTARA/Sigid Kurniawan.
Sedangkan narasi “SEJARAH HITAM DKI
Pernah punya Gubernur yg Istrinya selingkuh selama 7 tahun. Bahkan Gubernur tersebut pernah di penjara selama 2 tahun” adalah narasi sindiran. Sindiran ini ditunjukkan kepada Gubernur sebelum era Gubernur Anies Baswedan, Basuki Tjahja Purnama (Ahok).
foto Sandi yang seolah sedang membawa kertas bertuliskan “Sejarah Hitam DKI” merupakan hasil editan. Foto itu diambi oleh juru foto ANTARA bernama Sigid Kurniawan.
Foto yang diambil di depan gedung KPK, Selasa 14 Agustus 2018 itu, salah satunya tayang di Tempo.co dengan artikel berjudul “Triliunan, Ini Angka Kekayaan Sandiaga Uno dan Prabowo Subianto”.
Foto aslinya, kertas yang dibawa Sandi tidak bertuliskan “Sejarah Hitam DKI”, melainkan berisi tanda terima Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN). Saat itu, Sandi maju sebagai bakal calon wakil presiden.
Foto itu berisi keterangan bertuliskan:
Bakal calon wakil presiden dalam pilpres 2019, Sandiaga Uno (kanan), menunjukkan tanda terima laporan harta kekayaan penyelenggara negara di gedung KPK, Jakarta, Selasa, 14 Agustus 2018. LHKPN merupakan salah satu syarat untuk verifikasi KPU sebagai calon peserta pilpres 2019. ANTARA/Sigid Kurniawan.
Sedangkan narasi “SEJARAH HITAM DKI
Pernah punya Gubernur yg Istrinya selingkuh selama 7 tahun. Bahkan Gubernur tersebut pernah di penjara selama 2 tahun” adalah narasi sindiran. Sindiran ini ditunjukkan kepada Gubernur sebelum era Gubernur Anies Baswedan, Basuki Tjahja Purnama (Ahok).
Rujukan
[SALAH] “Di Rusia Juga Ada Yang Bersholawat”
Sumber: www.facebook.comTanggal publish: 18/11/2019
Berita
Sebuah video beredar melalui media sosial Facebook mengenai seorang wanita yang tengah melantunkan sholawat badar, yang diklaim terjadi di Rusia. Namun setelah ditelusuri, melalui beberapa akun Youtube, tidak benar bahwa lokasi dalam video tersebut terjadi di Rusia.
NARASI:
Di Rusia jg ada yg bersholawat,,
NARASI:
Di Rusia jg ada yg bersholawat,,
Hasil Cek Fakta
PENJELASAN: Sebuah akun Facebook bernama @MuhammadNur membagikan sebuah video berdurasi 30 detik pada 11 November 2019. Yang terlihat dalam video tersebut adalah seorang wanita tengah melantunkan sholawat badar yang juga diikuti oleh para penonton. Dalam klaimnya, @MuhammadNur menyebut bahwa lokasi dalam video tersebut adalah di Rusia.
Namun setelah dilakukan penelusuran lebih lanjut, belakangan diketahui bahwa video tersebut terjadi bukan di Rusia melainkan di Bosnia Herzegovina. Hal tersebut terungkap melalui tayangan video di situs web berbagi video Youtube. Video yang diunggah melalui Youtube dan diberi judul “Kehebatan Shafirah Khasif” diunggah pada 26 Maret 2018.
Bisa disimpulkan bahwa klaim seperti halnya yang disebut oleh @MuhammadNur mengenai tempat kejadian tersebut adalah di Rusia tidak benar adanya. Hal tersebut mengacu kepada ketidaksesuaian narasi dengan video yakni dari segi lokasi.
Namun setelah dilakukan penelusuran lebih lanjut, belakangan diketahui bahwa video tersebut terjadi bukan di Rusia melainkan di Bosnia Herzegovina. Hal tersebut terungkap melalui tayangan video di situs web berbagi video Youtube. Video yang diunggah melalui Youtube dan diberi judul “Kehebatan Shafirah Khasif” diunggah pada 26 Maret 2018.
Bisa disimpulkan bahwa klaim seperti halnya yang disebut oleh @MuhammadNur mengenai tempat kejadian tersebut adalah di Rusia tidak benar adanya. Hal tersebut mengacu kepada ketidaksesuaian narasi dengan video yakni dari segi lokasi.
Rujukan
[SALAH] Video Produksi Beras Plastik
Sumber: Sosial MediaTanggal publish: 18/11/2019
Berita
Mesin yang terlihat dalam video adalah granulator plastik yang menghasilkan pelet plastik daur ulang, bukan beras plastik.
Merupakan bahan baku setengah jadi untuk membuat kembali produk plastik. Alasan mengapa dibuat menjadi butiran adalah untuk memudahkan penyimpanan dan transportasi.
[NARASI]
*) Sereem iiiiih beras dari kantong plastik….penjahat bnget nieeh orng..
*) Ya allah beras plastik…
Jauhkanlah kita dari beras ini
Merupakan bahan baku setengah jadi untuk membuat kembali produk plastik. Alasan mengapa dibuat menjadi butiran adalah untuk memudahkan penyimpanan dan transportasi.
[NARASI]
*) Sereem iiiiih beras dari kantong plastik….penjahat bnget nieeh orng..
*) Ya allah beras plastik…
Jauhkanlah kita dari beras ini
Hasil Cek Fakta
[PENJELASAN]
Baru-baru ini beredar kembali video yang diklaim sedang memproduksi beras plastik.
Sebelumnya video tersebut telah diposting oleh akun facebook Ida Idha [https://www.facebook.com/ida.idha.92] https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=373854746282794&id=100009748153079 pada 13 November 2016 pukul 10:27. Dalam postingannya Ida menambah narasi “Sereem iiiiih beras dari kantong plastik….penjahat bnget nieeh orng..”. Postingan ini sudah dibagikan 97.209 kali.
Pada 1 Oktober 2019 akun Facebook Rini Cono [https://www.facebook.com/rini.cono] juga memposting video yang sama (https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=418061165754514&id=100026519024354) kali ini Rini menambahkan narasi “Ya allah beras plastik…
Jauhkanlah kita dari beras ini” selanjutnya postingan ini sudah dibagikan sebanyak 96.193 kali.
Dikutip dari cek fakta yang dilakukan liputan6.com, situs berbahasa Mandarin sohu.com pada 8 Mei 2017 memberikan penjelasan terkait video yang viral, yang mirip dengan apa yang diunggah akun Facebook Ida Idha dan Rini Cono.
Dalam artilkel tersebut dijelaskan bahwa apa yang terpampang dalam video bukan menunjukkan proses produksi beras plastik.
Mesin yang terlihat dalam video adalah granulator plastik yang menghasilkan pelet plastik daur ulang.
“Butiran tersebut adalah bahan baku setengah jadi untuk membuat kembali produk plastik. Alasan mengapa dibuat menjadi butiran adalah untuk memudahkan penyimpanan dan transportasi,” demikian dimuat sohu.com.
Juga disebutkan dalam artikel bahwa harga pelet plastik itu lebih mahal dari beras.
KESIMPULAN:
Tidak benar dalam video yang diunggah tersebut merupakan pembuatan beras plastik. Melainkan proses pembuatan pelet plastik atau biji plastik untuk selanjutnya dijadikan bahan baku pembuatan produk plastik.
Baru-baru ini beredar kembali video yang diklaim sedang memproduksi beras plastik.
Sebelumnya video tersebut telah diposting oleh akun facebook Ida Idha [https://www.facebook.com/ida.idha.92] https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=373854746282794&id=100009748153079 pada 13 November 2016 pukul 10:27. Dalam postingannya Ida menambah narasi “Sereem iiiiih beras dari kantong plastik….penjahat bnget nieeh orng..”. Postingan ini sudah dibagikan 97.209 kali.
Pada 1 Oktober 2019 akun Facebook Rini Cono [https://www.facebook.com/rini.cono] juga memposting video yang sama (https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=418061165754514&id=100026519024354) kali ini Rini menambahkan narasi “Ya allah beras plastik…
Jauhkanlah kita dari beras ini” selanjutnya postingan ini sudah dibagikan sebanyak 96.193 kali.
Dikutip dari cek fakta yang dilakukan liputan6.com, situs berbahasa Mandarin sohu.com pada 8 Mei 2017 memberikan penjelasan terkait video yang viral, yang mirip dengan apa yang diunggah akun Facebook Ida Idha dan Rini Cono.
Dalam artilkel tersebut dijelaskan bahwa apa yang terpampang dalam video bukan menunjukkan proses produksi beras plastik.
Mesin yang terlihat dalam video adalah granulator plastik yang menghasilkan pelet plastik daur ulang.
“Butiran tersebut adalah bahan baku setengah jadi untuk membuat kembali produk plastik. Alasan mengapa dibuat menjadi butiran adalah untuk memudahkan penyimpanan dan transportasi,” demikian dimuat sohu.com.
Juga disebutkan dalam artikel bahwa harga pelet plastik itu lebih mahal dari beras.
KESIMPULAN:
Tidak benar dalam video yang diunggah tersebut merupakan pembuatan beras plastik. Melainkan proses pembuatan pelet plastik atau biji plastik untuk selanjutnya dijadikan bahan baku pembuatan produk plastik.
Rujukan
Halaman: 5870/6680